Anda di halaman 1dari 30

MATERI POKOK I

SISTEM BILANGAN REAL

Oleh :
Yani Ramdani, Dra., M.Pd.

DAFTAR ISI

Halaman

1. Pengantar
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Indikator
5. Kegiatan belajar
5.1 Pengertian dan Rumus Matematika Dasar
5.2 Himpunan Bilangan
5.3 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
5.4 Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan 5
6. Latihan 8
7. Daftar Pustaka 9
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Bab

1
SISTEM BILANGAN REAL

1. Pengantar
Dalam Matematika Dasar terdapat konsep dari himpunan obyek-obyek,
khususnya tentang konsep himpunan dari bilangan-bilangan. Himpunan
bilangan yang penting untuk diketahui adalah: himpunan bilangan Asli,
himpunan bilangan Cacah, himpunan bilangan Bulat, himpunan bilangan
Rasional, himpunan bilangan Irrasional (tak terukur), dan himpunan bilangan
Real. Sifat-sifat dari bilangan ini akan digunakan dalam Bentuk Pangkat,
Penarikan Akar, Logaritma, Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan, serta
Harga Mutlak.

2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep dasar himpunan bilangan Asli beserta sifat-sifat
operasinya, himpunan bilangan Cacah beserta sifat-sifat operasinya,
himpunan bilangan Bulat beserta sifat-sifat operasinya, himpunan bilangan
Rasional beserta sifat-sifat operasinya, himpunan bilangan Irrasional (tak
terukur), dan himpunan bilangan Real beserta sifat-sifat operasinya.

3. Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa dapat membedakan him[unan bilangan Asli dan bilangan
Cacah.
 Mahasiswa dapat menyebutkan sifat-sifat operasi yang berlaku pada
himpunan bilangan Asli, himpunan bilangan Cacah, himpunan bilangan
Bulat, himpunan bilangan Rasional, himpunan bilangan Irrasional (tak
terukur), dan himpunan bilangan Real.
 Mahasiswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari soal-soal
persamaan dan pertidaksmaan yang berkaitan dengan himpunan bilangan
Asli, himpunan bilangan Cacah, dan himpunan bilangan Bulat.
 Mahasiswa dapat menentukan penyelesaian dari soal-soal persamaan,
pertidaksamaan, perpangkatan, penarikan akar pangkat, dan nilai mutlak
yang berkaitan dengan himpunan bilangan Real.

Buku Ajar 2
Bab 1: Sistem Bilangan Real

4. Indikator
Indikator yang diamati adalah mahasiswa dapat ;
 Membedahakan himpunan bilangan Asli, himpunan bilangan Cacah,
himpunan bilangan Bulat, himpunan bilangan Rasional, himpunan
bilangan Irrasional (tak terukur), dan himpunan bilangan Real.
 Menyebutkan sifat-sifat operasi yang berlaku pada himpunan bilangan
Asli, himpunan bilangan Cacah, himpunan bilangan Bulat, himpunan
bilangan Rasional, himpunan bilangan Irrasional (tak terukur), dan
himpunan bilangan Real.
 Menentukan penyelesaian dari soal-soal persamaan, pertidaksamaan,
perpangkatan, penarikan akar pangkat, dan nilai mutlak yang berkaitan
dengan himpunan bilangan Real

5. Kegiatan Belajar
5.1 Pengertian dan Rumus Matematika Dasar
System bilangan yang kita pakai disebut sistem Hindu-Arab. Disebut
demikian karena menurut sejarahnya system bilangan ini ditemukan
oleh orang Hindu kemudian oleh orang Arab disempurnakan
selanjutnya diperkenalkan kepada bangsa Eropa. Sistem ini disebut pula
system desimal karena menggunakan bilangan dasar sepuluh.

Sistem bilangan Hindu-Arab mempunyai sepuluh simbul-simbul pokok


atau angka, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Untuk melukiskan bilangan
yang lebih besar dari sembilan kita menggunakan kombinasi antara
kesepuluh angka tadi. Keunggulan dari system bilangan Hindu-Arab
adalah behwa sistem ini mempunyai nilai tempat dan nol.
I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
Sebelum kita berbicara tentang sistem bilangan Real, maka terlebih
dahulu kita harus mengenal pengertian dan penulisan berbagai bentuk
himpunan yaitu :
 Jika x merupakan anggota dari himpunan A, maka dapat ditulis x  A
 Jika himpunan A merupakan bagian dari himpunan B atau A subset
B ditulis A  B
 Jika x bukan merupakan anggota dari himpunan A maka dapat
ditulis x  A
 Irisan (intersection) antara anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B dapat ditulis A ∩ B
 Jika suatu himpunan tidak meliliki anggota maka disebut himpunan
kososng dan ditulis Ø, {}.

5.2 Himpunan Bilangan


Konsep dari himpunan obyek-obyek yang paling penting dipelajari
untuk matematika lebih lanjut adalah konsep dari himpunan bilangan-
bilangan. Beberapa konsep dari himpunan bilangan-bingan tersebut

Buku Ajar 3
Bab 1: Sistem Bilangan Real

diantaranya adalah : himpunan bilangan Asli, himpunan bilangan Cacah,


himpunan bilangan Bulat, himpunan bilangan Rasional, himpunan
bilangan Irrasional (tak terukur), dan himpunan bilangan Real.

1. Himpunan bilangan Asli atau disebut juga himpunan bilangan


bulat positif dapat ditulis sebagai : N = {1,2,3,4,…}.
2. Himpunan bilangan Cacah ditulis : W = {0,1,2,3,4,…}
3. Himpunan bilangan Bulat ditulis : I = { … -3,-2,-1,0,1,2,3,…}.
a
4. Himpunan bilangan Rasional /Terukur ditulis: Q = {x | x = ,
b
a,b  I, b  0} yaitu bilangan yang dapat dinyatakan sebagai hasil
bagi antara dua bilangan bulat dengan syarat bahwa nilai
penyebut harus tidak sama dengan nol, contoh :
1 2 23 2
, , ,  , dan sebagainya. Dengan demikian
2 3 27 7
bilangan rasional adalah bilangan yang dapat ditulis dalam
a
bentuk pecahan dengan a dan b bilangan bulat dan b  0.
b
Adapun himpunan bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat,
bilangan pecahan murni, dan bilangan pecahan decimal.
5. Himpunan bilangan Irrasional (tak terukur) ditulis : Q’ = {x | x
 Q}, yaitu bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai hasil
bagi antara dua bilangan bulat, tapi dapat dinyatakan dengan
bilangan desimal tak tentu atau tak berulang, misalnya :
e = 2,71828…, π = 3,14159…, 2 = 1,4142… dan sebagainya.
6. Himpunan bilangan Real (nyata) ditulis : R = { x | x bilangan
Real}. Bilangan rasional dan Irrasional merupakan himpunan
bilangan real.

Himpunan bilangan Asli adalah subset dari himpunan bilangan Cacah.


Himpunan bilangan Cacah adalah subset dari himpunan bilangan
Rasional. Sedangkan himpunan bilangan baik Rasional maupun
Irrasional disebut himpunan bilangan Real. Himpunan bilangan yang
tidak Real adalah himpunan bilangan Imaginer ataupun himpunan
bilangan Kompleks. Himpunan-himpunan bilangan di atas dapat ditulis
dalam bentuk subset sebagai berikut :
N  W  I  Q  R.

Marilah kita melihat bermacam-macam bilangan di bawah ini.


Pembahasan bilangan pada bagian ini tidak menggunakan konsep
himpunan.
1. Bilangan cardinal
Bilangan cardinal (cardinal number) ialah bilangan yang
berhubungan dengan banyaknya suatu himpunan. Bilangan
cardinal merupakan bilangan yang pertama kali dikenal oleh
anak-anak. Jadi sangat penting sekali.
Misalnya :
Saya punya kucing seekor.

Buku Ajar 4
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Abang saya punya kelerang 2 biji.


2. Bilangan asli
Bilangan asli (counting numbers atau natural numbers)
merupakan bilangan yang pertama-tama dipakai oleh orang
primitif. Ini merupakan langkah lebih lanjut dari bilangan
kardinal kearah terciptanya system numerasi. Jadi ini merupakan
langkah pertama kepada terciptanya system bilangan asli.
Bilangan asli dapat kita golongkan ke dalam 4 macam bilangan,
yaitu :
1). Bilangan genap, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, ..., 2k dengan k =
1,2,3, ...,n dan seterusnya.
2). Bilangan ganjil, yaitu 1, 3, 5, 7, 9, ..., 2k-1 dengan k= 1, 2,
3, ..., n dan seterusnya.
3). Bilangan prim (prima), misalnya 2, 3, 5, 7, 11 dan
seterusnya.
4). Bilangan komposit, misalnya 4, 6, 8, 10, ..., dan
seterusnya.

3. Bilangan cacah
Dalam perkembangan system bilangan, kita tidak cukup hanya
memiliki bilangan asli. Kita memerlukan nol. Nol ini sangat
penting, misalnya bagi suatu system numerasi nilai tempat.
Dengan adanya simbul untuk nol kita dapat dengan mudah
membedakan antara bilangan-bilangan yang lambang
bilangannya 102, 12, dan 120, misalnya.
Himpunan semua bilangan asli dengan nol disebut himpunan
bilangan cacah (whole number). Bilangan cacah itu adalah 0, 1,
2, 3, 4, dan seterusnya.

4. Bilangan bulat
Dengan bilangan asli, juga dengan bilangan cacah, kita dapat
melakukan penambahan, misalnya 2 + 6 = 8. Tetapi persamaan
x + 2 = 0 tidak mempunyai penyelesaian dalam sistem bilangan
cacah ini. Agar kita dapat menyelesaikan persamaan tersebut
manusia memperluas bilangan itu dengan bilangan bulat
negative.. Bilangan bulat negatif, nol, dan dan bilangan asli
disebut bilangan bulat (integers). Contoh bilangan bulat adalah -
100, -2, -1, 0, 1, 2, 19, 21.

5. Bilangan rasional
Agar kita selalu dapat menyelesaikan soal semacam ini, ax = 1 ,
kita perlu memperluas sistem bilangan bulat ke sistem bilangan
rasional, yaitu dengan jalan membagi bilangan cacah ke dalam
pecahan, seperti ½ , ¼, 1/3, dan seterusnya. Dengan
diperluasnya sistem bilangan rasional, kita dapat memberikan
jawaban kepada soal seperti di atas itu. Jadi bilangan rasional
adalah bilangan bulat, bilangan yang dapat dinyatakan dengan
pecahan atau bentuk desimal dan campurannya.

Buku Ajar 5
Bab 1: Sistem Bilangan Real

6. Bilangan irrasional
Baik bilangan asli, cacah, bulat, dan rasional dapat kita lukiskan
pada garis bilangan. Perhatikan 2 = 1,44213… Kita tidak
dapat melukiskan 1,44213… pada garis bilangan. Jadi pada garis
bilangan antara 1 dan 2 itu selalu ada tempat yang kososng.
Begitu pula kita tidak dapat menyelesaikan persamaan yang
bentuknya x2 = b (b bukan bilangan kuadratan) dalam sistem
bilangan rasional ini. Karena itu sistem bilangan rasional harus
kita perluas dengan bilangan irrasional.
Akan dibuktikan bahwa 2 bukan bilangan rasional. Andaikan
2 merupakan bilangan rasional, maka 2 dapat ditulis sebagai
a
(b  0, a dan b bilangan bulat dan tidak mempunyai faktor
b
persekutuan).
a
2 = ruas kiri dan ruas kanan dikuadratkan
b
a2
2 = 2
b
a2 = 2b2
karena 2b2 merupakan bilangan genap, maka a2 bilangan genap
pula. Jadi a pun merupakan bilangan genap. Karena itu a dapat
ditulis sebagai 2c, atau a = 2c
a2 = 2b2
(2c)2 = 2b2
4c2 = 2b2
2c2 = b2

Karena 2c2 = b2, b2 ataupun b merupakan bilangan genap. Jadi b


dapat ditulis sebagai 2d atau b = 2d. Karena a dan b merupakan
bilangan genap maka a dan b mempunyai faktor persekutuan.
Tetapi ini bertentangan dengan dengan apa yang kita sebutkan di
atas bahwa a dan b tidak mempunyai faktor persekutuan. Karena
itu 2 bukan bilangan rasional.
Contoh bilangan irrasional : 2 , 3, 5 .

7. Bilangan real
Bilangan real merupakan gabungan dari bilangan rasional dan
bilangan irrasional. Dengan terciptanya sistem bilangan real,
maka pada garis bilangan itu tidak terdapat lagi tempat yang
kosong. Artinya bahwa antara bilangan-bilangan real dengan
titik-titik pada garis bilangan ada hubungan satu-satu.

8. Bilangan kompleks
Setelah kita mempunyai sistem bilangan real, mungkin kita
merasa bahwa sistem bilangan itu sudah sempurna. Tetapi
timbul masalah bagaimana melukiskan bilangan  1,  3 , dan

Buku Ajar 6
Bab 1: Sistem Bilangan Real

seterusnya. Dengan sistem bilangan real kita kita tidak dapat


menjawab soal berikut : “Bilangan yang mana yang kuadratnya
sama dengan -1 atau x2 = -1”, misalnya. Begitu pula kita tidak
dapat melukiskan bilangan-bilangan semacam itu pada garis
bilangan untuk bilangan real. Karena itu kita memerlukan garis
bilangan lain, yaitu garis bilangan imaginer. Bilangan kompleks
ditulis dalam bentuk a + ib, dimana a, b bilangan real dan i2 = -1.

Sifat ketidaksamaan bilangan real


1. Sembarang bilangan Real a dan b, dapat terjadi salah satu dari
tiga hal yaitu : a < b, b < a, atau a = b
2. Jika a < b dan b < c maka a < c; ; 2 < 3; 3 < 4 akibatnya 2 < 4
3. Jika a < b, maka a + c < b + c untuk sembarang nilai c;
4. Jika a < b dan c > 0 maka ac < bc;
5. Jika a < b dan c < 0 maka ac > bc.

28-02-22
Sistem bilangan Real dibentuk atas dasar sistem bilangan Asli, di mana
semua sifat-sifatnya dapat diturunkan. Jika x, y, dan z adalah bilangan
Real maka sifat-sifat bilangan Real adalah :
1. Sifat komutatif untuk penjumlahan x + y = y + x
2. Sifat komutatif untuk perkalian x.y = y.x
3. Sifat assosiatif untuk penjumlahan x + (y + z) = (x + y) + z
4. Sifat assosiatif untuk perkalian x (yz) = (xy) z
5. Sifat distributive x (y + z) = xy + xz
6. Jika x dan y dua bilangan Real, maka terdapat suatu bilangan
Real z sehingga x + z = y. Bilangan z ini kita nyatakan dengan y
– x dan disebut selisih dari y dan x.
Selisih x – x kita nyatakan dengan symbol 0. Simbol 0 ini
selanjutnya disebut nol.
7. Terdapat paling sedikit satu bilangan real x  0.
Jika x dan y dua bilangan Real dengan x  0, maka terdapat suatu
bilangan Real z demikian sehingga x.z = y. Bilangan z ini kita
y
nyatakan dengan dan disebut hasil bagi dari y dan x. hasil
x
bagi x dan x dinyatakan dengan symbol 1, yang selanjutnya
disebut satu dan tidak bergantung pada x.

Harga Mutlak dari Bilangan Real

Harga mutlak dari bilangan real x, ditulis x


 x, jika x  0
Definisi : x =  ; x  x2
 x jika x  0
Dengan demikian x tidak pernah negative (non-negatif)
Adapun tafsiran geometris dari x adalah jarak antara bilangan-bilangan
x dan 0, sedangkan x  c adalah jarak antara bilangan-bilangan x dan c.

Buku Ajar 7
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Contoh : a. x = 2 = 2
b. x = 4 2 = 4 di mana x = 4
c. 2 = 2;  2 = 2
d. x  a = x – a, untuk x ≥ a
x  a = -(x – a) = a – x, untuk x < a
e. x = x, untuk x > 0

Berikut ini beberapa sifat tentang harga mutlak :


1. a  0 jika a  0
2. a  a
a a
3. a.b  a b ;  , b0
b b
4. a  b  a  b; ab  a  b
b
5. a  b  a  b; ab  a   ab
6. a b

Garis Bilangan (skala bilangan)


Grafik dari bilangan real dapat dinyatakan dengan titik-titik pada garis
lurus. Setiap satu bilangan real terdapat hanya satu titik pada garis
bilangan dengan kata lain titik dan bilangan dapat dikorespondensikan
satu-satu.

Untuk menggambar garis bilangan, caranya adalah:


1. Pilih salah satu titik pada garis lurus sebagai titik asal
dinyatakan dengan bilangan nol.
2. Arah positif kekanan, arah negative ke kiri.
3. Dengan satuan ukuran tertentu, titik +1 mempunyai jarak satu
satuan dari 0.

Titik-titik atau bilangan-bilangan n dan –n adalah titik-titik masing-


masing yang berjarak n satuan terhadap titik nol.

Misalakan a dan b bilangan real yang berlainan, jika a dan b positif


yaitu a – b > 0 maka a > b berarti letaknya a di sebelah kanan b. Jadi a
dan b mempunyai jarak a  b  b  a

Interval
Misalkan a dan b bilangan real dengan a < b.
Himpunan dari bilangan-bilangan real x antara a dan b, ada dua macam;

Buku Ajar 8
Bab 1: Sistem Bilangan Real

1. Interval buka (a,b) adalah himpunan semua bilangan real


anatara a dan b; di mana ujung-ujung interval a dan b tidak
termasuk ditulis :
(a,b) = {x : a < x < b}
2. Interval tutup [a,b] adalah himpunan semua bilangan real
antara a dan b, termasuk ujung-ujung a dan b ditulis:
[a,b] = {x : a ≤ x ≤ b}
Bentuk-bentuk interval lainnya:
1. (a,b] = {x : a < x ≤ b};
2. (a,∞) = {x : x > a};
3. [a, ∞) = {x : x ≥ a};
4. (-∞,b] = {x : x ≤ b};
5. (-∞,∞) = {x : x semua bilangan real};
6. (-∞,a) U (b, ∞) = {x : x < a atau x > b}.

Terbatas di atas dan di bawah


Sebuah himpunan bilangan real S disebut:
1. Terbatas di atas jika terdapat sebuah bilangan real M sehingga x
≤ M, untuk setiap x Є S ( M disebut batas atas dari S).
2. Terbatas di bawah jika dan hanya jika terdapat sebuah bilangan
real m sehingga m ≤ x, untuk setiap x (m disebut batas bawah
dari S).

5.3 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma


1. Pangkat Bulat
Fungsi notasi pangkat dalam Matematika salah satunya adalah untuk
menyederhanakan penulisan atau meringkas penulisan. Contoh,
1.000.000,- dapat ditulis dengan notasi pangkat 10 6. Notasi pangkat
dapat menghemat tempat, dengan demikian notasi pangkat banyak
digunakan dalam perumusan dan penyederhanakan perhitungan.

Pangkat Bulat Positif


Perkalian berulang dari suatu bilangan dapat dinyatakan dalam
bentuk bilangan berpangkat bilangan bulat positif. Contoh:
4 = 41
4.4 = 42
4.4.4 = 43
4.4.4.4 = 44
4.4.4.4.4 = 45
4.4.4.4.4.4 = 46
Bentuk 4 dibaca “empat pangkat 3”. 43 disebut bilangan
3

berpangkat bulat positif. Bilangan 4 disebut bilangan pokok atau


bilangan dasar dan bilangan “3” yang ditulis agak di atas disebut
pangkat atau eksponen. Secara umum bilangan berpangkat dapat
ditulis:

Buku Ajar 9
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Jika a bilangan real atau a Є R dan n bilangan bulat positif, maka


an = a.a.a.a….a
a disebut bilangan pokok dan n disebut pangkat.

Contoh 1 : a. 52 = 5.5 = 25
b. 81 = 3.3.3.3 = 34
c. 288 = 2.2.2.2.2.3.3 = 25. 32
4
4 4 4 4 4
d. . . .   
5 5 5 5 5
e. 53 = 5.5.5 = 125

Contoh 2 : Tentukan nilai dari pernyataan berikut untuk nilai huruf


yang ditetapkan.
a. x3 + 2x2 + x + 1 untuk x = 2
(23) + 2(22) + 2 + 1 = 2.2.2 + 2.2.2 + 2 + 1 = 15
b. 2x3 – 4x.y + y2 untuk x = 1 dan y = 5
2(13) – 4(1)(5) + (52) = 2.1.1.1 – 4(1)(5) + 5.5 = 7

Sifat-sifat pangkat Bulat Positif


Pada bilangan berpangkat bulat positif dapat dilakukan beberapa
operasi aljabar seperti : perkalian, pemangkatan, dan pembagian
untuk bilangan berpangkat bulat positif. Perhatikan teorema-
teorema untuk bentuk perkalian, pemangkatan, dan pembagian dari
bilangan berpangkat bulat positif berikut:

1. Jika a bilangan real, p dan q adalah bilangan bulat postitif maka


ap . aq = ap+q
2. Jika a bilangan real, p dan q bilangan bulat positif maka :
[ap]q = = apq
3. Jika a Є R dan a  0, p dan q bilangan bulat positif maka:
 a p  q ; jika p  q

ap  1
a : a  q   q  p ; jika q  p
p q

a  a
 1 ; jika p  q
4. Jika a dan b bilangan real, p bilangan bulat maka (ab)p = ap bp

Contoh 1 : Sederhanakanlah :
a. 53 . 54 = 5(3+4) = 57
b. x3 . x6 = x3+6 = x9
c. (3x3y4) (-4x3y5) = (3(-4). x3+3 y4+5 = -12x6y9

Contoh 2 : Kalikanlah (3x3y4 + 2x2y2) dengan -6x3y4.


(3x3y4 + 2x2y2). (-6x3y4)= 3(-6)x3+3y4+4 + 2(-6)x2+3y2+4
= -18x6y8 - 12x5y6.

Buku Ajar 10
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Pangkat Bulat Negatif dan Nol


Jika pada bentuk perpangkatan pangkat dari bilangan dasar kurang
dari satu dan nol maka akan diperoleh pangkat bilangan bulat
negative dan nol.

Contoh:
3-1 ; 3-2 ; 3-3 ; 3-4 ; 3-5 ; dan 30
a-1 ; a-2 ; a-3 ; a-4 ; a-5 ; …; a-n ; dan a0

Untuk mendefinisikan an dengan a bilangan real dan n bilangan


bulat negarif dan nol, maka dapat digunakan teorema-teorema
perpangkatan pada bilangan bulat positif, seperti :
an ap
n
= 1. Jika teorema q
 a p  q kita gunakan maka akan
a a
n
a
memperoleh n = an-n = a0 = 1; dan untuk q = p+n maka
a
p p
a a
q
 p  n  a p ( p  n )  a  n .
a a

Dengan demikian maka terdapat teorema berikut,


Jika a  0, a bilangan real dan n bilangan bulat positif maka
1
a  n  n dan a0 = 1
a

2. Bentuk Akar

Tanda akar dinotasikan dengan “ ” bentuk akar atau


menyatakan akar pangkat dua yaitu merupakan kebalikan dari
kuadrat. Pernyataan yang ditulis dengan tanda akar disebut bentuk
akar.

Contoh 1 : a. Karena 42 = 16 maka 16 = 4


b. Karena 62 = 36 maka 36 = 6

Contoh 2 : Bentuk-bentuk berikut, merupakan contoh bentuk akar.


a. 2 b. 3, 5 d. 16 e. 36

Perhatikan bahwa:
a. Penarikan akar x menghasilkan bilangan real apabila
x ≥ 0;
b. Nilai x adalah bilangan bulat positif apabila x > 0 dan 0
untuk x = 0;
c. Jika x < 0 maka x menghasilkan bilangan tidak real.

Buku Ajar 11
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Operasi aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan


pembagian dapat juga dilakukan terhadap bentuk akar. Operasi
tersebut digunakanan untuk merasionalkan penyebut yang
dinyatakan dalam bentuk akar. Operasi-operasi aljabar tersebut
adalah sebagai berikut :
1. a x + b x = (a + b) x
2. a x - b x = (a - b) x
3. a . b  a.b
4. a . a  a.a  a 2  a 2 / 2  a
5. a: b a
b

a. b a.b
6. 
c. d c.d

Contoh : Sederhanakalah
a. 2 2 + 3 2 = (2 + 3) 2 =5 2
b. 2 + 8 = 10
c. 2 . 8 = 16
8
d. 8 : 2 = =2
2
5. 10 5.10 50
e.  
7 7 7

Merasionalkan Pecahan
Suatu pecahan yang penyebutnya mengandung bentuk akar dapat
disederhanakan bentuknya dengan cara merasionalkan bentuk akar
yang ada pada penyebutnya. Untuk merasionalkan bentuk pecahan
dari penyebut tersebut maka pembilang dan penyebut harus
dikalikan dengan bentuk sekawan dari bentuk akar yang ada pada
penyebutnya. Di bawah ini bentuk-bentuk rumusan untuk
penyederhanaan pecahan yang mengandung bentuk akar :
a a b a b
1.  . 
b b b b

Buku Ajar 12
Bab 1: Sistem Bilangan Real

a a b c a(b  c)
2.  . 
b c b c b c b2  c
a a b c a (b  c)
3.  . 
b c b c b c b2  c
a a b c a( b  c )
4.  . 
b c b c b c bc
a a b c a( b  c )
5.  . 
b c b c b c bc

Contoh : Rasionalkan penyebut pecahan berikut :


4 4 5 4 5 4
a.  .   5
5 5 5 5 5
5  7 5  7 5  7 32  10 7
b.  . 
5 7 5 7 5 7 18
3 2 3 2 3 2
c.  .  52 6
3 2 3 2 3 2

Bentuk a  b c dapat disederhanakan jika a + b c dapat diubah


menjadi bentuk kuadrat berikut:
1. Jika a  b c = (x  y )2 maka a  b c = (x  y );
dengan x > y
2. Jika a  b c = ( x  y )2 maka a  b c = ( y  x);
dengan y >x
3. Jika a  b c = ( x  y )2 maka ab c =
( x  y );
dengan x > y

Perhatikan bahwa:
a. (x  y )2 = x2  2x y + y = (x2 + y )  2x y

b. ( x  y )2 = x  2 xy + y = (x + y)  2 xy

Jika (x  y )2 = a  b c atau (x2 + y )  2x y = a  b c ,


maka dapat dibuat hubungan y = c dan 2x = b atau x = ½ b.
Jika ( x  y )2 = a  b c atau (x + y)  2 xy = a 
b c maka dapat dibuat hubungan : x + y = a; xy = c b = 2.
Hal ini sebagai pedoman dalam menentukan hasil dari a  b c

Buku Ajar 13
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Contoh : Tentukanlah nilai dari :


a. 74 3
Misal 7 + 4 3 = (x + y )2 =( x2 + y) + 2x y
Maka y = 3 dan 2x = 4 atau x = 2
Dengan demikian maka : 74 3 = 2 + 3

b. 94 5
Misal 9 - 4 5 = (x - y )2 =( x2 + y) - 2x y
Maka y = 5 dan 2x = 4 atau x = 2
Dengan demikian maka : 94 5 = 5 -2

3. Pangkat Pecahan
Bilangan real a yang memenuhi persamaan an = b, disebut akar
pangkat n dari b dan ditulis dengan a = n b . Akar pangkat n dari b
atau n b dapat juga ditulis sebagai bilangan berpangkat pecahan
1

yaitu b n . Demikian juga sebalikanya, bilangan berpangkat pecahan


1

yaitu b n dapat ditulis sebagai akar pangkat n dari b atau n


b . Jadi
1

b =
n n
b . Jika b bukanlah pangkat n dari suatu bilangan rasional
maka penentuan dari n b hasilnya akan merupakan bilangan
Irrasional. Jika nilai realnya diperlukan maka sebaiknya
menggunakan alat hitung seperti kalkulator atau computer.

Misalkan n adalah bilangan genap positif dan b adalah bilangan real


1

yang tidak negative. Jika b = an maka b n = n b = n a n  a


Misalkan n adalah bilangan ganjil positif dan b adalah bilangan real.
1

Jika b = an ; maka b n = n b = n a n = a.
Jika m dan n adalah bilangan asli dengan n  1 dan a adalah
bilangan real yang tidak negative maka :
m 1 m 1

a  (a )  a
n m n n m
dan a  (a ) m  ( a ) m
n n

Contoh : Sederhanakanlah :
6
a. 3
26  2 3  22  4
5 2 2
1
b. 3
25  2 3  2 3  2.2 3  23 2 2  23 4

Sifat-sifat pangkat pecahan:

Buku Ajar 14
Bab 1: Sistem Bilangan Real

1. Jika a adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional


maka ap . aq = ap+q.
2. Jika a adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional
maka ap : aq = ap- q.
3. Jika a adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional
maka (ap)q = ap.q.
4. Jika a adalah bilangan real, a  0 dan p adalah bilangan
1
rasional maka a-p= p
a
5. Jika a dan b adalah bilangan real, p, q, dan r adalah bilangan
rasional maka (ap . bq )r = (ap)r (bq)r = apr . bqr
6. Jika a dan b adalah bilangan real, b  0 dan p, q, dan r
r
ap  a pr
adalah bilangan rasional maka :  q   qr
b  b
Contoh 1 : Sederhanakanlah :
1 8 1 8 9

a. 4 .4  4
3 3 3 3
 4  43  64
3

b. 3
2.3 2 2  3 212  2

Contoh 2 : Sederhanakanlah :
7 3 7 3 4

a. 4 : 4  4
2 2 2 2
 4  4 2  16
2

92
b. 3
92 : 3 3  3 3
3

Contoh 3 : Sederhanakanlah :
6
 23  2
.6
12
 
a.  4   4  4 3  4 4  256
3

 
3
5 53 125
b.    3 
6 6 216
3
 23  4 23
.
1
 
c.  5   5  5 2
34

 

Contoh 4 : Sederhanakanlah :
1
 1 1 1
a. 4 2  1  
4 2
42
5
5 1 5 1
22 
b. 1
 2 2 .2 2  2 2 2
 23  8

2
2

Contoh 5 : Sederhanakanlah :

Buku Ajar 15
Bab 1: Sistem Bilangan Real

1 2 1 11 21 1 1
. .
a. (2 3.3 3 ) 4  2 3 4 .3 3 4  212 3 6
6
6  1 1   1 1 6
 
b.  3 2    3 2 2 3    3 2 2 6   32 2  18
3
     
 
4. Logaritma
Logaritma merupakan invers atau kebalikan dari eksponen atau
perpangkatan. Misalnya 33 = 9 dapat ditulis dengan 3log 9 = 3; 2-1 =
½ dapat ditulis dengan 2log 1/2 = -1.

Dengan demikian bentuk logaritma secara umum ditulis :


Jika an = b dengan a > 0 dan a  1 maka alog b = p

Pengertian dari penulisan alog b, a disebut bilangan pokok


logaritma. Nilai a harus positif dan  1. Jika bilangan pokok bernilai
10, maka bilangan pokok 10 ini biasanya tidak ditulis. 10log b = log
b. Jika bilangan pokoknya e atau bilangan euler dimana e =
2,718281828 maka nilai logaritma dinyatakan dengan ln yaitu
singkatan dari logaritma natural. Contoh : elog b = ln b.

Contoh : a. Jika 43 = 64 maka 4log 64 = 3


b. Jika 2-2 = ¼ = 0,25 maka 2log 0.25 = -2
c. Jika 33 = 9 maka 3log 9 = 3
d. Jika 105 = 100.000 maka log 100.000 = 5
e. Jika 10-2 = 0,01 maka log 0,01 = -2

Sifat-sifat Logaritma
Sifat-sifat logaritma digunakan untuk menyederhanakan bentuk
pernyataan dalam logaritma. Sifat-sifat logaritma inipun dapat
membantu dalam penentuan nilai logaritmanya. Berikut ini adalah
sifat-sifat logaritma :

1. Logaritma dari perkalian


a
log MN = alog M + alog N, di mana a > 0, a  1, M > 0 dan N > 0

Bukti : Misal M = ap maka alog M = p, N = aq maka alog N = q


a
log MN = alog (ap . aq)
= alog ap+q
=p+q
= alog M + alog N

Contoh : a. log 20 + log 5 = log (20 x 5) = log 100 = 2


b. Jika log 2 = 0,3010 dan log 3 = 0,4771 maka
i. log 9 = log ( 3 x 3)
= log 3 + log 3
= 0,4771 + 0,4771

Buku Ajar 16
Bab 1: Sistem Bilangan Real

= 0,9542
ii. log 12 = log (2 x 2 x 3) = log 2 + log 2 + log 3
= 0,3010 + 0,3010 + 0,4771 = 1,0791

2. Logaritma dari pembagian


M a
a
log = log M - alog N, di mana a > 0, a  1, M > 0 dan N > 0
N

Contoh : a. Jika log 2 = 0,3010 dan log 3 = 0,4771 maka


3
i. Log = log 3 – log 2
2
= 0,4771 - 0,3010
= 0,1761

9
ii. Log = log 3 + log 3 – log 2
2
= 0,4771 + 0,4771 - 0,3010
= 0,6532
b. 2log 24 - 2log 12 = 2log 24/12
= 2log 2
=1

3. Logaritma dari perpangkatan


a
log Mp = p alog M, di mana a > 0, a  1, M > 0

Bukti : Misal M = aq maka alog M = q,


a
log M = alog (aq)p
= alog (apq)
=p.q
= p alog M

Contoh : a. Jika log 2 = 0,3010 dan log 3 = 0,4771 maka


i. log 32 = log 25
= 5 log 2
= 5(0,3010)
= 1,5050
ii. log 48 = log (3 . 24)
= log 3 + log 24
= log 3 + 4 log 2
= 0,4771 + 4(0,3010)
= 1,6811

b. 1/2log 25 + 1/2log 9 + 1/2log 16 + log 2


= log 251/2 + log 91/2 + log 16 1/2 + log 2
= log 5 + log 3 + log 2
= log (5x3x2)
= log 30.

Buku Ajar 17
Bab 1: Sistem Bilangan Real

4. Mengubah basis logaritma

a
log N
M
log N = a
, di mana a > 0, a  1, M > 0 dan N > 0
log M

Bukti : Misal M = ap maka alog M = p, N = aq maka alog N = q


1
ap
log a q log a q log( a )
q ap ap p p
M
log N = a
1 ap q log N
 q. log a p   a
p p log M

Contoh : Jika log 2 = 0,3010 dan log 3 = 0,4771 maka


tentukanlah!
log 3 0,4771
a. 2log 3 =   1,580
log 2 0,3010
log 6 log( 2.3) log 2  log 3 0,3010  0,4771
b. 2log 6 =   
log 2 log 2 log 2 0,3010
c. Nyatakan 6log 15 dalam m dan n, apabila 2log 3 = m dan
3
log 5= n
2 log 3
log 3 = m maka =m
log 2
log 2 1
 → 3log 2 = 1/m
log 3 m
log 15 3 log 3.5 3 log 3 3 log 5 1  n m(1  n)
3
6
log 15=    
3
log 6 3 log 3.2 3 log 3 3 log 2 1 m 1
1
m
5. Perpangkatan dengan logaritma

 M , jika a > 0, a  1, M > 0


a
log M
a

Bukti : Misal M = ap maka alog M = p


Karena p = alog M maka a log M  M = ap
a

Contoh : Tentukanlah nilai dari


a. 2 log3  3
2

 (2) 3. 3  53  125
2 2 2
log 53
b. 8 log 5 log 5

5.4 Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan

Sistem Persamaan
Persamaan-persamaan linear dapat kita lihat dalam berbagai masalah
matematika, fisika, teknik, maupun ekonomi. Sifat linear mengandung

Buku Ajar 18
Bab 1: Sistem Bilangan Real

arti bahwa seluruh fungsi matematis dalam model ini merupakan fungsi
yang linear. Dengan memodelkan suatu kondisi permasalahan menjadi
notasi-notasi matematika, maka dapat diperoleh suatu persamaan yang
berbentuk :

1. ax + by = c
2. ax + by + cz = d

Bentuk ax + by = c, merupakan persamaan linear dengan dua variabel


yang belum diketahui yaitu x dan y, a dan b merupakan koefesien
variabel. Sedangkan bentuk ax + by + cz = d, merupakan persamaan
linear dengan tiga variabel yang belum diketahui yaitu: x, y, dan z,
sedangkan a, b, dan c adalah koefesien variabel.
Contoh 1. Lima kali bilangan pertama ditambah dua kali bialngan kedua
sama dengan 30. Kondisi ini dapat dimodelkan ke dalam
bentuk matematis yang merupakan persamaan linear, yaitu
kita misalkan bilangan pertama adalah x dan bilangan kedua
adalah y sehingga model matematika yang terbentuk adalah
5x + 2y = 30.

Contoh 2. Jarak yang ditempuh sebuah benda yang memiliki kecepatan


tetap yaitu 40 km/jam dapat dimodelkan dengan S = 40 t,
dengan S adalah jarak yang ditempuh benda dan t adalah
waktu yang digunakan.

Kedua contoh diatas adalah merupakan persamaan linear dengan dua


variabel yang belum diketahui. Persamaan linear dengan dua variabel
yang belum diketahui ini dapat digambarkan dalam koordinat Cartesius,
dan hasilnya adalah sebuah grafik yang merupakan garis lurus.

Ada tiga langkah yang perlu diketahui untuk menggambar grafik


tersebut yaitu :
1. Menentukan dua titik yang dilalui garis;
2. Memplot kedua titik tersebut pada system koordinat Cartesius;
3. Menghubungkan kedua titik yang telah diplot.

Apabila dua persamaan linear dengan dua variabel disajikan secara


simultan atau bersamaan maka disebut system persamaan linear dengan
dua variabel. Secara umum system persamaan linear dengan dua
variabel memiliki bentuk :

ax  by  c 

dx  ey  f 

Di mana x dan y disebut variabel dan a, b, d, e disebut koefesien


variabel.

Apabila ada tiga persamaan linear dengan tiga variabel disajikan secara
simultan atau bersamaan maka disebut system persamaan linear dengan

Buku Ajar 19
Bab 1: Sistem Bilangan Real

tiga variabel. Secara umum system persamaan linear dengan tiga


variabel memiliki bentuk:

ax  by  cz  d 

ex  fy  gz  h 
ix  jy  kz  l 

Di mana x, y, dan z disebut variabel dan a, b, e, f, g, i, j, dan k disebut


koefesien variabel.

Pada sistem persamaan linear dengan dua variabel, pasangan nilai x dan
y yang memenuhi sistem persamaan linear di atas disebut penyelesaian
dari sistem persamaan linear di atas. Pengertian memenuhi sistem
persamaan linear adalah jika pasangan x dan y memenuhi kedua
persamaan yang membentuk system persamaan tersebut.

Sedangkan pada sistem persamaan linear dengan tiga variabel, pasangan


nilai x, y, dan z yang memenuhi system persamaan linear di atas disebut
penyelesaian dari sistem persamaan linear di atas. Pengertian memenuhi
system persamaan linear adalah jika pasangan x, y, dan z memenuhi
ketiga persamaan yang membentuk system persamaan tersebut.

Contoh 1: Selidiki apakah (2,3) dan (7,0) merupakan penyelesaian


3x  5 y  21
sistem persamaan linear 
4 x  3 y  1
i. (2,3) merupakan penyelesaian jika memenuhi kedua
persamaan yang ada dalam sistem persamaan di atas,
3x + 5y = 21 4x – 3y = -1
3.2 + 5.3 = 21 4.2 – 3.3 = -1
21 = 21 -1 = -1
ii. (7,0) merupakan penyelesaian jika memenuhi kedua
persamaan yang ada dalam sistem persamaan di atas,
3x + 5y = 21 4x – 3y = -1
3.7 + 5.0 = 21 4.7 – 3.0 = -1
21 = 21 28  -1
Pasangan titik (7,0) tidak memenuhi persamaan
4x – 3y = -1
sehingga titik (7,0) bukan penyelesaian dari sistem
persamaan di atas.

Contoh 2: Selidiki apakah titik (1,2,3) dan (2,-1,0) memenuhi sistem


2x  3y  z  5 

persamaan linear 4x  y  2z  8 
3x  y  3z  10

Buku Ajar 20
Bab 1: Sistem Bilangan Real

i. (1,2,3) merupakan penyelesaian dari sistem persamaan


di atas jika memenuhi system persamaan tersebut.
2x + 3y – z = 5 maka 2.1 + 3.2 – 3 = 5 dan 5 = 5
4x – y + 2z = 8 maka 4.1 – 2 + 2.3 = 8 dan 8 = 8
3x – y + 3z = 10 maka 3.1 – 2 + 3.3 = 10 dan 10 = 10
Karena titik (1,2,3) memenuhi ketiga persamaan dalam
system persamaan di atas, maka (1,2,3) merupakan
penyelesaian dari system persamaan tersebut.

ii. (2,-1,0) merupakan penyelesaian dari system persamaan


di atas jika memenuhi system persamaan tersebut.
2x + 3y – z = 5 maka 2.2 + 3(-1) – 0  5 dan 1  5
4x – y + 2z = 8 maka 4.2 + 1 + 2.0  8 dan 9  8
3x – y + 3z = 10 maka 3.2 + 1 + 3.0  10 dan 7  10
Karena titik (2,-1,0) tidak memenuhi ketiga persamaan
dalam system persamaan di atas, maka (2,-1,0) bukan
merupakan penyelesaian dari system persamaan
tersebut.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan


penyelesaian dari system persamaan linear yaitu :
1. Metode Substitusi
Dalam metode substitusi salah satu persamaan dinyatakan
dalam bentuk eksplisit seperti: y = mx + k atau x = my + k,
kemudian variabel yang dipisahkan disubstitusikan ke
persamaan yang lainnya.

2. Metode Eliminasi
Dalam metode eliminasi, salah satu variabelnya dieliminasi atau
dihilangkan dengan cara mengurangkan dua persamaan yang
ada. Agar variabel yang diinginkan tereliminasi maka
sebelumnya koefesien variabel tersebut disamakan dengan cara
mengalikan atau membagi.

3. Metode Grafik
Pada prosedur grafis kita harus membuat grafik berdimensi dua
dengan x dan y sebagai sumbu-sumbunya. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan meliputi:
- Mengidentifikasi harga-harga (x, y) yang memenuhi
persamaan-persamaan yang ada dengan cara
menggambarkan garis-garis yang harus membatasi daerah
harga-harga yang diperbolehkan.
- Menentukan titik fisibel, yaitu suatu titik yang merupakan
titik potong dari persamaan-persamaan yang ada.

3x  y  5 
Contoh 1: Diketahui system persamaan : 
2 x  3 y  8
Tentukan penyelesaiannya dengan metode substitusi!

Buku Ajar 21
Bab 1: Sistem Bilangan Real

3x + y = 5 → y = -3x + 5 (1)
2x + 3y = 8 (2)
Substitusi persamaan (1) ke persamaan (2) diperoleh:
2x + 3(-3x + 5) = 8
-7x = -7
x=1 (3)
Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (1) diperoleh:
3(1) + y = 5
y = 2 jadi penyelesaiannya adalah (1,2).

x  3 y  2 z  11 

Contoh 2: Diketahui system persamaan 2 x  3 y  z  13 
4 x  2 y  z  17
Tentukan penyelesaiannya dengan metode eliminasi!
x + 3y + 2z =11 (1)
2x + 3y + z = 13 (2)
4x + 2y + z = 17 (3)
Eliminasi z dengan menggunakan persamaan (1) dan (2)
kemudian (2) dan (3).
Persamaan (1) dikurangi dua kali persamaan (2) diperoleh:

x + 3y + 2z = 11
4x + 6y + 2z = 26 –
-3x-3y = -15 → x + y = 5 (4)
Persamaan (2) dikurangi persamaan (3) diperoleh:
2x + 3y + z = 13
4x + 2y + z = 17-
-2x + y = -4 (5)
Persamaan (4) dikurangi persamaan (5) diperoleh:
x+y = 5
-2x + y = -4-
3x = 9 → x=3
x = 3 substitusi ke (4) diperoleh: 3 + y = 5 → y = 2
x = 3 dan y = 2 substitusi ke (2) : 2.3 + 3.2 + z = 13
→z=1
Jadi penyelesaiannya adalah: x = 3; y = 2 dan z = 1

Penyajian satu persamaan linear y = mx + k dan satu persamaan


kuadrat y = ax2 + bx + c secara bersamaan akan menghasilkan
persamaan linear dan kuadrat dengan bentuk umum:

y  mx  k 

y  ax 2  bx  c 

Di mana x dan y merupakan peubah atau variabel, sedangkan m, k, a, b,


dan c adalah koefesien peubah. Penyelesaian dari system persamaan
linear dan kuadrat tersebut adalah nilai x dan y atau [x,y] yang

Buku Ajar 22
Bab 1: Sistem Bilangan Real

memenuhi system persamaan tersebut. Penyelesaian system persamaan


linear dan kuadrat tersebut dapat ditentukan dengan cara
mensubstitusikan persamaan linear y = mx + k ke dalam persamaan
kuadrat y = ax2 + bx + c. Pensubstitusian tersebut akan menghasilkan
persamaan kuadrat yang selanjutnya dapat ditentukan akar-akarnya.

y  mx  k

y  ax 2  bx  c  mx  k  ax 2  bx  c
 ax 2  (b  m) x  c  k  0
Dengan demikian system persamaan linear dan kuadrat

y  mx  k 

y  ax  bx  c 
2

akan memiliki tiga kemungkinan untuk penyelesaiannya yaitu:


1. mempunyai dua penyelesaian yang berbeda jika D > 0
2. mempunyai satu penyelesaian jika D = 0
3. tidak mempunyai penyelesaian jika D < 0

dengan D = (b-m)2 – 4a(c-k)

Contoh 1: Selidiki apakah system persamaan linear dan kuadrat berikut


memiliki penyelesaian!
y  4x  3 

y  x  6 x  7
2

Substitusikan :
y = 4x – 3 kepersamaan kuadrat y = x2 + 6x – 7
4x – 3 = x2 + 6x – 7 → x2 + 2x – 4 = 0
→ D = 22 - 4(1)(-4) = 20 > 0

Jadi sistem persamaan di atas memiliki dua akar real yang


berbeda. Maka system persamaan memiliki dua penyelesaian
yang berbeda.

Contoh 2 : Tentukan penyelesaian dari system persamaan linear dan


y  x5 
kuadrat  jika ada!
y  x  2 x  8
2

Substitusikan :
y = x +5 kepersamaan kuadrat y = x2 + 2x + 8
x + 5 = x2 + 2x + 8 → x2 + x + 3 = 0
→ D = 12 - 4(1)(3) = -11 < 0

Buku Ajar 23
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Karena D < 0, maka system persamaan di atas tidak


memiliki penyelesaian yang real. Maka system persamaan
tidak memiliki penyelesaian.

Dalam banyak hal seringkali kita menjumpai pembatasan atau


keterbatasan. Misalnya dalam memproduksi sejumlah barang maka ada
batasan sumber daya yang dimiliki. Atau bagasi seorang penumpang
pesawat misalnya maksimum 20 kg. dan masih banyak keterbatasan lain
yang harus kita penuhi agar penyelesaian bisa optimum. Pembatasan
dan keterbatasan ini dapat dikaitkan dengan istilah matematika yaitu
pertidaksamaan.

Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat yang mengandung tanda atau notasi <
(lebih kecil), > (lebih besar), ≤ (lebih kecil atau sama dengan), dan ≥
(lebih besar atau sama dengan). Seperti halnya dalam system persamaan,
penyelesaian dari system pertidaksamaan adalah nilai-nilai atau
bilangan-bilangan yang membuat kalimatnya menjadi benar.

Sifat-sifat pertidaksamaan:
1. Menambah bilangan atau bentuk aljabar ke dalam pertidaksamaan
- Jika a > b maka a + c > b + c
- Jika a < b maka a + c < b + c
- Jika a > b maka a - c > b - c
- Jika a < b maka a - c < b – c

2. Mengalikan bilangan terhadap pertidaksamaan


- Jika a > b dan c > 0 maka ac > bc
- Jika a > b dan c < 0 maka ac < bc
- Jika a < b dan c > 0 maka ac < bc
- Jika a < b dan c < 0 maka ac > bc

3. Pemangkatan bentuk pertidaksamaan


- Jika a > b > 0 maka a2 > b2 > 0; a3 > b3 > 0; a4 > b4 > 0; …
- Jika a < b < 0 maka :
a2 > b2 > 0; a4 > b4 > 0; a6 > b6 > 0; …
a3 < b3 < 0; a5 < b5 < 0; a7 < b7 < 0; …

4. Penggabungan dua pertidaksamaan


Ada dua jenis penggabungan pertidaksamaan, yaitu penggabungan
dengan kata atau dan penggabungan dengan kata dan. Jika dua
pertidaksamaan digabungkan dengan kata atau maka kedua
pertidaksamaan sama-sama berlaku. Jika kedua pertidaksamaan
digabung dengan kata dan maka hasil gabungannya adalah irisan
kedua pertidaksamaan tersebut.

5. Bentuk perkalian dalam pertidaksamaan

Buku Ajar 24
Bab 1: Sistem Bilangan Real

- Jika ab > 0 maka {a > 0 dan b > 0} atau {a < 0 dan b


<0}artinya a dan b bertanda sama;
- Jika ab < 0 maka {a > 0 dan b < 0} atau {a < 0 dan b > 0}
artinya a dan b berbeda tanda.

6. Menambahkan dua pertidaksamaan


Dua pertidaksamaan yang tandanya searah dapat dijumlahkan
dengan tetap mengikuti arah tanda pertidaksamaan.
x<b x>b a<x<b a>x>b
y<d+ y>d+ c<y<d+ c>y>d+
x+y<b+d x+y>b+d a+c<x+y<b+d
a+c>x+y>b+d

Contoh 1: Jika -6 ≤ x ≤ 6 dan -4 ≤ y ≤ 4, tentukanlah nilai maksimum


dan nilai minimum dari x + y dan x – y
-6 ≤ x ≤ 6 -6 ≤ x ≤ 6
-4 ≤ y ≤ 4 + -4 ≤ y ≤ 4 -
-10 ≤ x + y ≤ 10 -2 ≤ y ≤ 2
Jadi nilai maksimum untuk x + y adalah 10 dan nilai
minimumnya adalah -10. Sedangkan untuk x – y nilai
maksimumnya adalah 2 dan nilai minimumnya adalah -2.

Contoh 2: Untuk diterima di sekolah ABC, seorang calon siswa harus


mengikuti 4 kali tes dan total nilai tes tidak boleh kurang
dari 360. Misal seseorang telah mengikuti 3 kali tes dengan
nilai 87, 95, dan 92. Berapakah nilai paling rendah untuk tes
ke empat agar orang tersebut diterima di sekolah ABC
tersebut?
Tes I + Tes II + Tes III + Tes IV ≥ 360
87 + 95 + 92 + x ≥ 360
x ≥ 86
Jadi agar orang tersebut diterima di sekolah ABC, nilai Tes
IV minimum 86.

Pertidaksaan Kuadrat
Bentuk umum dari pertidaksamaan kuadrat adalah ax2 + bx + c < 0
dengan a  0 dan a, b, c merupakan anggota bilangan real. Tanda <
digunakan dalam bentuk pertidaksamaan adalah untuk mewakili tenda-
tanda lainnya, yaitu : >, ≥ dan ≤.

Contoh 1 : a. x2 + 6x – 7 > 0
b. x2 - 2x – 3 < 0
c. x2 – 25 ≤ 0
d. x2 - 4x + 4 ≥ 0

Contoh 2 : a. x2 + 5x + 6 > 0
b. ax2 + bx – c ≥ 0

Buku Ajar 25
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Penyelesaian atau pemecahan pertidaksamaan kuadrat adalah nilai x


yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat ax2 + bx + c < 0. Untuk
memperoleh penyelesaian pertidaksamaan kuadrat dapat menggunakan
garis bilangan.

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan


penyelesaian pertidaksamaan kuadrat dengan garis bilangan adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan akar-akar dari bentuk ax2 + bx + c.

2. Tempatkan akar-akar yang diperoleh pada garis bilangan, dan


akar-akar tersebut selanjutnya digunakan sebagai batas-batas
interval
3. Tetapkan tanda (+) atau (-) dari ax2 + bx + c pada garis
bilangan
4. Tetapkan interval yang menjadi penyelesaian, yaitu : yang
bertanda (-) sebagai penyelesaian dari pertidaksamaan ax2 + bx
+ c < 0 dan yang bertanda (+) sebagai penyelesaian dari ax2 +
bx + c > 0.

Contoh : Tentukan penyelesaian dari :


a. x2 - 3x – 10 > 0
b. x2 - 3x – 10 < 0
Penyelesaian :
x2 - 3x – 10 = (x - 5)(x + 2)
maka diperoleh akar-akarnya adalah x = 5 atau x = -2
x2 - 3x – 10 …………………………………………….

(-4)2-3(-4)-10 (3)2-3(3)-10 (7)2-3(7)-10


18>0 (+) =-10<0(-) =18>0(+)

+ 0 - 0 +
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
a. Pada garis bilangan selang yang bernilai positif (+) adalah:
x < -2 atau x > 5. Jadi penyelesaian dari x2 - 3x – 10 > 0
adalah x < -2 atau x > 5.
b. Pada garis bilangan selang yang bernilai positif (-) adalah:
-2 < x < 5. Jadi penyelesaian dari x2 - 3x – 10 < 0 adalah
-2 < x < 5.

Penggunaan Diskriminan
Pada materi persamaan kuadrat kita telah mebahas tentang penggunaan
dari diskriminan yaitu untuk menyelidiki akar-akar persamaan kuadrat.
Pada penyelidikan tersebut muncul pertidaksamaan yang berbentuk
linear. Tentu saja pertidaksamaan yang mungkin muncul dalam
penyelidikan seperti itu tidaklah hanya linear tetapi adakalanya berbentuk
pertidaksamaan kuadrat, seperti yang akan dibahas berikut ini.

Buku Ajar 26
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Contoh :
1. Tentukan nilai p agar akar-akar persamaan kuadrat x2 - px + p = 0
mempunyai akar-akar yang real dan berbeda.
2. Tentukan nilai m agar akar-akar persamaan kuadrat
mx2 – (m+4)x – 0.5 = 0 mempunyai akar-akar yang tidak real.
Penyelesaian :
1. x2 - px + p = 0
→ D = (-p)2 – 4.1.p = p2 - 4p
Akar-akar real dan berbeda maka D > 0
→ p2 - 4p > 0 maka p(p – 4) > 0 sehingga diperoleh p = 0 atau
p=4

+ - +

0 4
Selang yang bertanda + pada garis bilangan adalah p < 0 atau
p > 4. Jadi nilai p yang memenuhi adalah p < 0 atau p > 4.

2. mx2 – (m+4)x – 0.5 = 0


→ D = [-(m + 4)2 – 4.m(0.5) = m2 + 8m + 16 + 2m
= m2 + 10m + 16
Untuk akar-akar yang tidak real maka D < 0
m2 + 10m + 16 < 0
(m + 2)(m + 8) < 0
Maka m = -2 atau m = -8
+ - +

-8 -2
Jadi nilai m yang memenuhi adalah -8 < m < -2.

6. Latihan

Himpunan Bilangan
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Sebagian ahli matematika berpendapat bahwa 0 merupakan
bilangan asli (natural numbers). Bagaimana pendapat anda?
2. Bilangan prima yang mana yang juga merupakan bilangan genap?
3. Berikanlah beberapa bilangan ganjil yang bukan merupakan
bilangan prima!
4. Tunjukkan beberapa bilangan komposit yang merupakan
bilangan ganjil!
5. Apakah system bilangan genap tertutup di bawah perkalian dan
pembagian?
6. Apakah system bilangan ganjil tertutup di bawah penjumlahan
dan perkalian?
7. Apakah system bilangan rasional tertutup di bawah pembagian?
8. Apakah bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan
rasional, bilangan real, dan bilangan kompleks masing-masing
dapat diurutkan?

Buku Ajar 27
Bab 1: Sistem Bilangan Real

Selesaikanlah soal-soal berikut :

1. Gambarlah interval berikut :


a. -1 < x < 1
b. -2/3 ≤ x ≤ -1/2
c. X < -3 atau x > 1
d. -1 < x ≤ 3
e. x ≥ 2
2. Gambarlah interval berikut :
a. x < 1
b. x > 2
c. x  2 < 1
3. Jelaskan pengertian dari interval buka dan interval tutup!
4. Sebutkan definisi dari harga mutlak!
5. Uraikan cara-cara untuk menggambar garis bilangan!
6. Hitunglah harga mutlak dari :
a. x  a untuk x ≥ a dan untuk x < a
b.  a

Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma


Bentuk Pangkat
Selesaikan soal berikut ;
1. 2-5 . 27
2. (-5)-6 . (-5)9
3. (10 x4 y-3 ). (3x-2 y5 )
4. x5 : x-3
5. (1/2)2 : (1/2)-1
6. ((1/2)2)4

Bentuk Akar
1. Tentukan nilai dari 16
pr 4
2. Jika V  dan p = 8, t = 4, s = 0.5 dan V = 128.
8ts
Tentukanlah nilai dari r.
33 x 1
3. Hitunglah nilai dari 3 .
92
4. Apabila L = a1/2 . b-1/3 maka nilai L untuk a = 100 dan b = 64
adalah …………………….
5. 1252/3 – 813/4 = …………………..
6. Nilai (x + 1)2/5 untuk x = 4 2 -1 adalah …………….
7. Untuk harga x = 212, tentukan nilai dari 3
x .
8. Tentukan bentuk ekivalen dari 9 3 x3 3 x5

Buku Ajar 28
Bab 1: Sistem Bilangan Real

9. Jika y = 3 ( x  1) 2  2 maka tentukanlah nilai x.


10. Hitunglah :
2

 8 x 2 y 4  3
a.  
1 2 
 125 x y 
82 x 3
b. 3
y 6
c. 3 83 x1
Bentuk Logaritma
1. Jika a > 0, b > 0, dan c > 0 maka tentukanlah nilai dari :
3
log a + 3log b + 3log c
2. Jika a > 0, b > 0, dan c > 0 maka tentukanlah nilai dari :
3
log a - 3log b - 3log c
3. Jika a > 0 maka tentukanlah 4log a5
4. Jika log 2 = 0,3010 tentukanlah log 5!
5. Uraikan bentuk alog ab/c.
6. Jika 2log 3 = p dan 2log 5 = q maka tentukanlah nilai 2log 45
7. Jika 2log 5 = x maka tentukanlah 2log 40.
8. Jika 2log a = p dan 2log b = q tentukanlah nilai a.b
9. 9log 6 - 9log 54 adalah ………………………
10. 4log 2/(3log 2 . 5log 3 . 2log 25) = …………………

Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan

Sistem Persamaan
1. Tentukan nilai x yang memenuhi system persamaan
3x + y + z = 8
2y + z = 8
z=2
2. Jika x = 2; y = 5x dan 2x – 3y + 6z = -2, maka tentukanlah
nilai z!
3. Jika y = 4; 3x + 5y = 14 dan 2x + 3y – z = 6, maka tentukanlah
nilai z yang sesuai!
4. Tentukan nilai y yang memenuhi system persamaan berikut :
2x + 3y + z = 17
2x - y - z = -1
z=1
5. Jika x + y = 2 dan x – y = 2 dan z – x = 0 apa yang dapat anda
jelaskan dari soal tersebut?
6. Jika x + y + z = 6; 2x + y = 15 dan 4x + y = 25, maka
tentukanlah nilai z!
7. tentukanlah pasangan (x, y, z) yang merupakan penyelesaian
dari system persamaan :
x+y–z=4
x+y+z=6
x–y+z=2

Buku Ajar 29
Bab 1: Sistem Bilangan Real

8. Misal 3x + 5y – z = 24; 3x + 4y – 2z = 20 dan y = z


tentukanlah nilai y!

Pertidaksamaan
1. Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan x2 > 0!
2. Tentukan penyelesaian dari 14 – 4x < 3(x – 7)!
3. Tentukan bentuk 2 x  4 yang akan menghasilkan bilangan
real!
4. Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan berikut :
a. (x – 5)(x + 8) < 0
b. (x – 5)(x + 8) > 0
c. (5 – x)(x + 8) < 0
d. (5 – x)(x + 8) > 0
5. Diketahui -2 < x < 8 dan -4 < y < 10. Isilah titik-titik di bawah
ini agar pernyataannya menjadi benar.
a. …….< x + y < …….
b. ……. < x – y < …….
c. ……. < y – x < …….
d. ……. < x.y < ………
6. Penyelesaian dari x2 - 5x + 6 < 0 adalah ………………….
7. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan x2 - 5x + 6 ≥ 0
adalah…………………………………..
8. Pertidaksamaan x2 - 4x + 4 ≥ 0 dapat diubah menjadi
(x – 2)2 ≥ 0. Dengan melihat bentuk terakhir dapat kita
simpulkan bahwa penyelesaian pertidakmaan adalah
…………..
9. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan x2 ≤ 0.
10. Misalkan pertidaksamaan ax2 + bx + c ≤ 0 dapat difaktorkan
menjadi (x – p)(x – q) ≤ 0 dan garis bilangan dari (x – p)(x – q)
adalah seperti di bawah ini :
+ - +

p q
Dengan demikian penyelesaian pertidaksamaan tersebut adalah
……………………………………….

7. Daftar Pustaka
1. Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer. Tarsito,
Bandung.

2. Edwin J. Purcell, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1, Erlangga,


Jakarta 1996.

3. James Stewart, Kalkulus Jilid 1, Erlangga, Jakarta 2001.

4. Frank Ayres, JR, Kalkulus Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta 1995.

Buku Ajar 30

Anda mungkin juga menyukai