Anda di halaman 1dari 54

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 1830 K/Pdt/2015

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
M AHKAM AH AGUNG

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

do
gu berikut dalam perkara:
PT. FEGA INDOTAMA, bertempat tinggal di Jalan Petojo Utara

In
VII, Nomor 50 E, Jakarta, dalam hal ini memberi kuasa kepada
A
Hanan Soeharto, S.H.,M.H., dan kawan, para Advokat,
ah

berkantor di Hayam Wuruk Nomor 68, Jakarta Barat, berdasarkan

lik
Surat Kuasa Khusus tanggal 19 November 2014;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding;
am

ub
lawan
LVMH FRAGRANCES & COSMETICS (Singapore) PTE. LTD.,
ep
berkedudukan di (Registrasi Nomor 199608524 W) sebuah
k

Perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang


ah

Republik Singapora dan berkantor terdaftar di 1 Kim Seng


R

si
Promenade #14-09/10, Great World City West Tower, Singapore-
237944, diwakili oleh Jean-Yves, Michel Bianchi, selaku Direktur,

ne
ng

dalam hal ini memberi kuasa kepada Timur Sukirno, S.H.,LLM,


dan kawan-kawan, para Advokat, berkantor di Gedung Bursa

do
gu

Efek Indonesia, Menara II Lantai 21 Kawasan Niaga Terpadu


Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Desember 2011;
In
A

Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Terbanding;


Mahkamah Agung tersebut;
ah

lik

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
m

ub

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat/Pembanding telah menggugat


sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat/Terbanding di muka
ka

persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya atas dalil-dalil:


ep

1. Bahwa berdasarkan Perjanjian Distribusi Eksklusif tertanggal 10 Juli 2009,


ah

Penggugat adalah pemegang hak yang sah sebagai Distributor yang


R

menerima hak tunggal dan eksklusif untuk mengimport, mendistribusikan dan


es

menjual Produk-produk parfum feminin dan maskulin, jenis-jenis produk


M

ng

make-up dan perawatan kulit dengan Merek LVMH Fragrances & Cosmetics
on
gu

Hal. 1 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Parfums Christian Dior, untuk seluruh Wilayah Indonesia, sesuai dengan

si
Surat Tanda Pendaftaran sebagai Distrbutor Tunggal Barang Produksi Luar
Negeri Nomor 2768/STP-LN/PDN.2/8/2011, berlaku sampai dengan 2 Mei

ne
ng
2013;
2. Bahwa sesuai dengan Perjanjian Distribusi Eksklusif tersebut di atas
Penggugat sebagai Distributor Tunggal di seluruh wilayah Indonesia, sudah

do
gu melaksanakan dan memenuhi semua kewajibannya beserta syarat-syarat
yang telah diatur dan ditentukan didalam perjanjian diantaranya adalah

In
A
sebagai berikut:
1) Secara aktif beriklan mempromosikan pendistribusian produk-produk untuk
ah

lik
meningkatkan pertumbuhan dan penambahan citra bergengsi dan bermutu
tinggi Merek Parfums Christian Dior;
2) Memelihara reputasi dan wibawa Merek dagang LVMH Fragrances &
am

ub
Cosmetics Parfums Christian Dior, sebagai Merek terkenal, bergengsi dan
elegan dalam bidang penciptaan/pembuatan dan pendistribusian Parfum di
ep
seluruh dunia;
k

3) Meningkatkan pangsa pasar Parfums Christian Dior diseluruh wilayah


ah

Indonesia selama dalam jangka waktu perjanjian ini;


R

si
4) Mengembangkan/meningkatkan volume penjualan produk-produk Parfums
Christian Dior dengan cara sebagai berikut:

ne
ng

1. Menempati ruangan-ruangan penjualan yang paling baik untuk produk-


produk parpums Christian Dior di mal-mal dan Departement Store

do
gu

terkemuka;
2. Meningkatkan luas ruangan penjualan rata-rata dari 20 m² menjadi 25 –
In
30 m² di semua Mal-Mal dan Departement Store terkemuka;
A

3. Menjalin hubungan kerjasama dengan Mal-Mal dan Departement Store


terkemuka yang baru akan beroperasi, guna mendapatkan Ruangan-
ah

lik

ruangan penjualan yang paling strategis untuk produk-produk Parfums


Christian Dior;
m

ub

3. Bahwa tanpa alasan-alasan yang jelas yang dapat dipertanggung jawabkan,


Tergugat secara sepihak tanpa persetujuan dari Penggugat telah
ka

memutuskan Perjanjian Distribusi Eksklusif, sesuai dengan surat dari


ep

Tergugat tertanggal 31 Mei 2011;


ah

4. Bahwa berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, menyatakan:


R

Pasal 1266 KUH Perdata:


es

Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan-persetujuan


M

ng

yang bertimbal batik, manakala salah satu pihak tidak memenuhi


on
gu

Hal. 2 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kewajibannya";

si
Dalam hal yang demikian persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi
pembatalan harus dimintakan kepada Hakim;

ne
ng
Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak
dipenuhinya kewajiban dinyatakan didalam perjanjian;
Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, Hakim adalah leluasa

do
gu untuk, menurut keadaan, atas permintaan si Tergugat memberikan suatu
jangka waktu untuk masih juga memenuhi kewajibannya, jangka waktu mana

In
A
namun tidak boleh lebih dan satu bulan;
Pasal 1267 KUH Perdata:
ah

lik
Pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika
hal itu masih dapat dilakukan, akan memaksa pihak yang lain untuk
memenuhi perjanjian, ataukah ia akan menuntut pembatalan perjanjian,
am

ub
disertai penggantian biaya kerugian dan bunga;
5. Bahwa berdasarkan pada fakta-fakta hukum sebagai alat-alat bukti tersebut
ep
di atas, Tergugat telah melakukan perbuatan melanggar hukum
k

(onrechtmatige daad) yang telah menyebabkan timbulnya kerugian bagi


ah

Penggugat baik secara materiil maupun immateriil, dengan alasan-alasan


R

si
yang tersebut dibawah ini;
1. Bahwa selama dalam masa Perjanjian Distribusi Eksklusif Penggugat

ne
ng

sudah mengeluarkan biaya yang banyak sekali dan sangat besar


jumlahnya untuk melakukan iklan, promosi secara besar-besaran produk-

do
gu

produk Parfums feminin dan maskulin, jenis-jenis produk make-up dan


perawatan kulit Merek Parfums Christian Dior;
In
2. Bahwa Penggugat sudah mengeluarkan semua tenaga, pikiran dan
A

menghabiskan banyak waktu demi meningkatkan pertumbuhan omset


penjualan dan penambahan citra bergengsi dan bermutu tinggi Merek
ah

lik

Parfums Christian Dior, melalui iklan, promosi secara besar-besaran;


3. Bahwa reputasi dan nama baik Penggugat sebagai Pengusaha menjadi
m

ub

rusak/tercemar oleh karena Pemutusan Perjanjian Distribusi Eksklusif


secara sepihak oleh Tergugat, tanpa alasan-alasan yang jelas dan dapat
ka

dipertanggung jawabkan;
ep

6. Bahwa dengan diputuskannya Perjanjian Distribusi Eksklusif secara sepihak


ah

oleh Tergugat, maka Penggugat mengalami kerugian yang sangat besar baik
R

secara materiil maupun immateriil, oleh karena itu Penggugat meminta agar
es

Tergugat membayar biaya kompensasi sebagai ganti kerugian kepada


M

ng

Penggugat yaitu sebesar USD 10.000.000,- (sepuluh juta Dollar Amerika


on
gu

Hal. 3 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Serikat);

si
7. Bahwa oleh karena maksudnya Para Penggugat tersebut tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, maka beserta ini

ne
ng
Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengadili
dan memberikan putusan hukumnya;
8. Bahwa Penggugat mohon hendaknya putusan perkara ini dapat dilaksanakan

do
gu lebih dahulu (uitrvoerbaar bij voorraad), meskipun diajukan perlawananan
(verzet) atau permohonan banding dan kasasi;

In
A
9. Bahwa beserta ini Penggugat mohon diperkenankan mengajukan gugatan
piovisi terhadap Tergugat sebagai berikut:
ah

lik
a) Sebelum putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap,
melarang Tergugat dan/atau orang lain yang mendapat hak atau kuasa
darinya, supaya tidak melakukan Perjanjian Distribusi Eksklusif dengan
am

ub
pihak manapun atas semua produk-produk Merek Parfums Christian Dior
untuk wilayah Pendistribusian di Indonesia;
ep
b) Sebelum putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap,
k

menyatakan Penggugat adalah satu-satunya pemegang hak yang Sah


ah

Distributor yang menerima hak tunggal dan eksklusif untuk mengimport,


R

si
mendistribusikan dan menjual Produk-produk parfum feminin dan
maskulin, jenis-jenis produk makeup dan perawatan kulit dengan Merek

ne
ng

LVMH Fragrances & Cosmetics dan Parfums Christian Dior, untuk seluruh
Wilayah Indonesia, sesuai dengan Surat Tanda Pendaftaran Sebagai

do
gu

Distributor Tunggal Barang Produksi Luar Negeri Nomor 2768/STP-LN/


PDN.2/8/2011;
In
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat mohon
A

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai


berikut:
ah

lik

Dalam Provisi:
I. Menerima dan mengabulkan seluruh Permohonan dan gugatan Provisi
m

ub

beserta seluruh alasan-alasannya yang dimohon dan diajukan Penggugat;


II. Sebelum putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap, melarang
ka

Tergugat dan/atau orang lain yang mendapat hak atau kuasa darinya, supaya
ep

tidak melakukan Perjanjian Distribusi Eksklusif dengan Pihak manapun atas


ah

semua produk-produk Merek Parfums Christian Dior untuk Wilayah


R

Pendistribusian di Indonesia;
es

Dalam Pokok Perkara:


M

ng

I. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan dan gugatan Penggugat


on
gu

Hal. 4 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ini;

si
II. Menyatakan menurut hukum, bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan
melanggar hukum (onrechtmatige daad) yang menyebabkan timbulnya

ne
ng
kerugian baik materiil maupun immateriil bagi Penggugat;
III. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian materiil maupun
immateriil sebagai kompensasi kepada Penggugat sebesar USD

do
gu 10.000.000,- (sepuluh juta Dollar Amerika Serikat);
IV. Menyatakan Penggugat adalah satu-satunya pemegang hak yang Sah

In
A
sebagai Distributor yang menerima hak tunggal dan eksklusif untuk
mengimport, mendistribusikan dan menjual produk-produk parfum feminin
ah

lik
dan maskulin, jenis-jenis produk make-up dan perawatan kulit dengan
Merek LVMH Fragrances & Cosmetics dan Parfums Christian Dior, untuk
seluruh Wilayah Indonesia sesuai dengan Surat Tanda Pendaftaran
am

ub
Sebagai Distributor Tunggal Barang Produksi Luar Negeri Nomor 2768/
STP-LN/PDN.2/8/2011;
ep
V. Melarang Tergugat dan/atau orang lain yang mendapat hak atau kuasa
k

darinya, supaya tidak melakukan Perjanjian Distribusi Eksklusif dengan


ah

Pihak manapun atas semua produk-produk Merek Parfums Christian Dior


R

si
untuk Wilayah Pendistribusian di Indonesia;
VI. Menyatakan menurut hukum, bahwa putusan perkara ini dapat dilaksanakan

ne
ng

lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad), meskipun diajukan perlawananan


(verzet) atau permohonan banding dan kasasi;

do
gu

VII. Menghukum Tergugat supaya membayar biaya perkara ini;


Atau/sebagai penggantinya:
In
Mengadili dan memberikan putusan hukum atas perkara ini secara lain menurut
A

peraturan perundang-undangan dan hukum yang dapat memenuhi rasa


keadilan didalam masyarakat;
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan


eksepsi dan gugatan rekonvensi yang pada pokoknya sebagai berikut:
m

ub

Dalam Eksepsi:
Dalam Konvensi:
ka

A. Eksepsi Kompetensi Absolut:


ep

1. Berikut Tergugat sampaikan Eksepsi Kompetensi Absolut terhadap


ah

kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memeriksa gugatan


R

Penggugat:
es

I. Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa perkara ini berdasarkan


M

ng

Pasal XX Perjanjian Distribusi, UU Arbitrase dan New York Convention


on
gu

Hal. 5 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang telah diratifikasi melalui Keppres 34 Tahun 1981;

si
2. Pertama-tama, mohon diperhatikan bahwa Pasal XX dari Perjanjian
Distribusi mewajibkan Para Pihak untuk menyelesaikan segala sengketa

ne
ng
mengenai pelaksanaan maupun pemutusan Perjanjian Distribusi melalui
arbitrase di Singapura (vide Exclusive Distribution Agreement tanggal
10 Juli 2009 yang ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat

do
gu ("Perjanjian Distribusi")), sebagaimana dikutip di bawah ini;
"Any disputes or differences arising out of or in connection with this

In
A
contract, including any question regarding its existence, validity or
Termination, shall be referred to and finally resolved by arbitration in
ah

lik
Singapore in accordance with the Arbitration Rules of Singapore
International Centre ("SIAC Rules") for the time being in force, which rules
are deemed to be incorporated by reference to this clause";
am

ub
Terjemahan bahasa Indonesianya adalah sebagai berikut:
"Segala sengketa atau perbedaan pendapat yang timbul dari atau
ep
sehubungan dengan perjanjian ini, termasuk segala persoalan
k

menyangkut keberadaan, keabsahan atau Berakhirnya perjanjian, wajib


ah

diajukan dan diselesaikan secara final melalui arbitrase di Singapura


R

si
sesuai dengan aturan arbitrase dari Singapore International Centre ("SIAC
Rules") yang berlaku pada saat itu, aturan mana dianggap sebagai bagian

ne
ng

dari Perjanjian ini berdasarkan Pasal ini";


3. Faktanya adalah Gugatan Penggugat jelas-jelas mengenai sengketa

do
gu

pemutusan Perjanjian Distribusi, dan karenanya masuk dalam ruang


lingkup Pasal XX Perjanjian Distribusi. Berikut Tergugat kutip beberapa
In
dalih Penggugat yang secara kasat mata membuktikan bahwa Gugatan
A

Penggugat adalah mengenai sengketa pemutusan Perjanjian Distribusi;


"Bahwa tanpa alasan-alasan yang jelas dan dapat dipertanggung-
ah

lik

jawabkan, Tergugat secara sepihak tanpa persetujuan dari Penggugat


telah memutuskan Perjanjian Distribusi Eksklusif, sesuai dengan surat dari
m

ub

Tergugat tanggal 31 Mei 2011";


(vide butir 3, hal. 2 Gugatan);
ka

“Bahwa dengan diputuskannya Perjanjian Distribusi Eksklusif secara


ep

sepihak oleh Tergugat, maka Penggugat mengalami kerugian yang sangat


ah

besar baik secara materiil dan immateriil, oleh karena itu Penggugat
R

meminta agar Tergugat membayar biaya kompensasi sebagai ganti


es

kerugian kepada Penggugat yaitu sebesar USD 10.000.000,- (sepuluh juta


M

ng

Dollar Amerika Serikat)";


on
gu

Hal. 6 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(vide butir 6, hal. 3 Gugatan);

si
4. Tergugat yakin Majelis Hakim dapat melihat bahwa Gugatan Penggugat
tersebut merupakan suatu pelanggaran hukum terutama bukan hanya

ne
ng
karena Penggugat telah nyata-nyata melanggar Pasal XX dari Perjanjian
Distribusi (melakukan wanprestasi), namun Penggugat juga melanggar
Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30, Tahun 1999 tentang

do
gu Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (“UU Arbitrase");
Pasal 11 ayat (1) UU Arbitrase:

In
A
"Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak Para Pihak
untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang
ah

termuat dalam perjanjiannya ke pengadilan negeri”;

lik
5. Dalam hal ini, mohon Majelis Hakim memperhatikan beberapa Pasal
dalam UU Arbitrase yang menentukan Pengadilan Negeri tidak berwenang
am

ub
memeriksa sengketa yang tunduk pada perjanjian arbitrase sebagaimana
diuraikan di bawah ini;
ep
Pasal 3 UU Arbitrase:
k

“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa Para Pihak


ah

yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase”;


R

si
Pasal 11 ayat (2) UU Arbitrase:
“Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam

ne
ng

suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitrase,


kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam Undang-undang ini";

do
gu

6. Lebih lanjut, berdasarkan Pasal II (3) Convention on the Recognition and


Enforcement of Foreign Arbitral Awards ("Konvensi New York”), yang telah
In
diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor
A

34 Tahun 1981 (“Keppres Nomor 34/1981”), Pengadilan Negeri tidak


mempunyai kewenangan/yurisdiksi memeriksa perkara ini mengingat Para
ah

lik

Pihak telah sepakat menyelesaikan sengketa ini melalui arbitrase di


Singapura;
m

ub

Berikut kami sampaikan terjemahan bahasa Indonesia dari Pasal II (3)


Konvensi New York:
ka

“Pengadilan dari Negara Peserta Konvensi ini, ketika menerima Gugatan


ep

di mana Para Pihak telah membuat perjanjian sesuai dengan maksud


ah

Pasal ini, harus, atas permintaan salah satu Pihak, memerintahkan Para
R

Pihak untuk menyelesaikan sengketanya ke arbitrase, kecuali dalam hal


es

perjanjian tersebut batal demi hukum atau tidak dapat dilaksanakan";


M

ng

7. Mahkamah Agung dalam berbagai yurisprudensi juga telah berulang kali


on
gu

Hal. 7 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menentukan bahwa yurisdiksi arbitrase berdasarkan perjanjian arbitrase

si
adalah bersifat absolut, dan peradilan umum secara total tidak berwenang
mengadili sengketa apapun yang tunduk pada ataupun timbul dari

ne
ng
perjanjian yang memuat perjanjian arbitrase;
(a) Putusan Mahkamah Agung Nomor 1034K/Pdt/2009 tanggal
7 Desember 2009 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 790 K/Pdt/

do
gu 2006 tanggal 5 Februari 2007. Dalam kedua perkara tersebut,
Mahkamah Agung menentukan bahwa pengadilan Indonesia tidak

In
A
berwenang memeriksa gugatan perbuatan melawan hukum dengan
alasan adanya perjanjian arbitrase antara Penggugat dengan
ah

lik
Tergugat;
(b) Putusan Mahkamah Agung Nomor 1084 K/Pdt/2009 tanggal 21 Juli
2010, yang pada pokoknya menyatakan:
am

ub
"[...] perjanjian pengikatan jual beli rumah tanggal 26 Agustus 1994
menentukan bahwa Para Pihak mufakat untuk mengadili perselisihan
ep
tersebut di arbitrase sehingga Pengadilan Negeri Jakarta Barat tidak
k

berwenang [...]";
ah

(c) Putusan Mahkamah Agung Nomor 317PK/Pdt/2009 tanggal


R

si
31 Desember 2010 yang pada pokoknya menyatakan:
"Bahwa dalam kontrak tersebut terdapat klausula arbitrase, karena itu

ne
ng

Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadilinya";


(d) Putusan Mahkamah Agung Nomor 225 K/Sip/1976 tanggal

do
gu

30 September 1983, yang pada pokoknya menyatakan:


"Di mana tegas-tegas ditentukan bahwa pada tingkat pertama
In
bilamana timbul perselisihan (dalam melaksanakan agreement
A

tersebut) yang tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah Pihak secara
musyawarah maka Badan Arbitrage lah yang terdiri dari tiga orang
ah

lik

yang telah disetujui oleh kedua belah Pihak untuk menyelesaikan


perselisihan tersebut; ketentuan mana bagi Pihak-Pihak mempunyai
m

ub

kekuatan sebagai undang-undang yang harus ditaati [...];


Dengan demikian maka pertimbangan Pengadilan Tinggi tersebut
ka

adalah bertentangan dengan maksud dan pengertian yang terdapat


ep

dalam ketentuan Pasal 134 HIR, karena mengenai kewenangan


ah

absolut ini Hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi harus


R

menyatakan dirinya tidak berwenang manakala oleh suatu ketentuan


es

undang-undang dinyatakan dirinya tidak berwenang untuk memeriksa";


M

ng

(e) Putusan Mahkamah Agung Nomor 2424 K/Sip/1981 tanggal


on
gu

Hal. 8 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
22 Februari 1982, yang pada pokoknya menyatakan:

R
“Bahwa

si
ketentuan mengenai Dewan Arbitrase, sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 15 Basic Agreement for Joint Venture, telah

ne
ng
mengikat Para Pihak sebagai Undang-Undang (Pasal 1338 BW), oleh
karena mana putusan Judex Facti telah bertentangan dengan Pasal
615 dan seterusnya;

do
gu dari Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (R.V), dan dengan
demikian dari kitab undang-undang hukum acara perdata (R.V) dan

In
A
dengan demikian pula telah melanggar ketentuan tentang komptensi
yang absolut”;
ah

lik
(f) Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Sip/1982 tanggal 27 Januari
1983, yang pada pokoknya menyatakan:
“[...] Dalam Polis Kecelakaan Pribadi Nomor 210/PA/30.318 tanggal
am

ub
10 Agustus 1978 di bawah ketentuan umum dicantumkan (sub. 7)
bahwa pertikaian berkenaan dengan Polis ini, diselesaikan dalam
ep
tingkat tertinggi di Jakarta oleh 3 orang juru pemisah (Arbitrase)";
k

Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan Negeri tidak


ah

berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini sesuai Pasal 2


R

si
Undang-Undang Nomor 14/1970 khususnya memori penjelasan
Pasal tersebut”;

ne
ng

(g) Putusan Mahkamah Agung Nomor 794 K/Sip/1982 tanggal 27


Januari 1983, yang pada pokoknya menyatakan:

do
gu

"Memperhatikan Policy Nomor 49/00137/08 tanggal 10 Agustus 1978


(surat bukti P. 1) di bawah bagian tentang Conditions telah diuraikan
bahwa ‘all differences arising out of this Policy shall be referred to the
In
A

decision of an arbitrator to be appointed in writing by the parties in


difference or if they cannot agree upon a single arbitrator”;
ah

lik

Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan Negeri tidak


berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, sesuai Pasal 2
m

ub

Undang-Undang Nomor 14/1970 khususnya memori penjelasan Pasal


tersebut”;
ka

(h) Putusan Mahkamah Agung Nomor 3179 K/Pdt/1984 tanggal 4 Mei


ep

1984, yang pada pokoknya menyatakan:


ah

“[...] eksepsi tidak berwenangnya pengadilan dengan adanya Klausula


R

Arbitrase, bersifat absolut, karena lingkungan Peradilan Umum secara


es

keseluruhan tidak berwenang mengadilinya. Hal ini berarti kalau Pihak


M

ng

yang bersangkutan tidak mengajukan maka hakim secara ex officio


on
gu

Hal. 9 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berwenang untuk menyatakan dirinya tidak berwenang memeriksa dan

si
mengadili sengketa”;
8. Selain dari berbagai yurisprudensi Mahkamah Agung tersebut, Mahkamah

ne
ng
Agung sendiri juga sudah sejak lama memantapkan pandangannya terkait
kompetensi absolut dari arbitrase, bahkan sebelum diundangkannya UU
Arbitrase. Hal ini dapat dari berbagai tulisan-tulisan yang oleh Mahkamah

do
gu Agung dijadikan bahan pembinaan bagi hakim-hakim di Indonesia sebagai
berikut:

In
A
(a) Proyek Pengembangan Teknis Yustisial Mahkamah Agung - Rl,
Penemuan Hukum dan Pemecahan Masalah Hukum, Reader III Jilid II
ah

lik
tahun 1991:
"[...] maka badan peradilan tertinggi negara kita menganut pendirian
bahwa dalam hal adanya perjanjian antara Para Pihak untuk
am

ub
menyelesaikan sengketa mereka melalui arbitrase, pengadilan tidak
berkuasa (berwenang) memeriksa serta mengadilinya”;
ep
(b) Proyek Peningkatan Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum Mahkamah
k

Agung - Rl, beberapa yurisprudensi perdata yang penting serta


ah

hubungan ketentuan hukum acara perdata, Edisi II tahun 1992:


R

si
‘‘Adanya kesepakatan (perjanjian) Para Pihak untuk menyerahkan
penyelesaian sengketa mereka melalui Arbitrase menyebabkan

ne
ng

Pengadilan tidak berwenang lagi (onbevoegd) memeriksa dan


mengadili perkara mereka”;

do
gu

(c) Petunjuk Mahkamah Agung berkaitan dengan persoalan teknis-


yudisial yang dirumuskan dalam Rapat Kerja Nasional Mahkamah
In
Agung di Denpasar tanggal 18-22 September 2005:
A

‘‘Pengadilan Negeri/Umum tidak berwenang untuk mengadili suatu


perkara yang Para Pihaknya terikat dalam perjanjian arbitrase,
ah

lik

walaupun hal tersebut didasarkan pada Gugatan perbuatan melawan


hukum";
m

ub

9. Lebih lanjut lagi, Para ahli hukum di Indonesia juga telah mengeluarkan
berbagai macam tulisan yang mendukung peraturan perundang-undangan,
ka

yurisprudensi serta pengarahan dari Mahkamah Agung yang tegas-tegas


ep

menyatakan kompetensi absolut arbitrase, sebagaimana diuraikan di


ah

bawah ini
R

(a) Pendapat ahli Setiawan dalam tulisannya berjudul “Klausula Arbitrase


es

dalam Teori dan Praktek”, dimuat dalam Varia Peradilan Nomor 104
M

ng

Tahun IX, Mei 1994;


on
gu

Hal. 10 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Mahkamah Agung menganut garis pendirian bahwa dalam hal ada

si
klausula arbitrase Pengadilan tidak berwenang memeriksa dan
mengadili perkara itu. Bahkan lebih jauh dari itu, kewenangan atau

ne
ng
kompetensi yang dimaksudkan di sini adalah kewenangan atau
kompetensi absolut;
Pendirian bahwa dalam hal adanya klausula arbitrase pengadilan tidak

do
gu berwenang memeriksa dan mengadili sesuatu perkara termasuk dalam
persoalan tentang kompetensi absolut diulangi oleh Mahkamah Agung

In
A
dalam beberapa putusannya. Dan karenanya dapat dikatakan
merupakan suatu yurisprudensi tetap";
ah

lik
(b) Pendapat ahli M. Yahya Harahap dalam tulisannya berjudul
‘‘Penyelesaian Sengketa Dagang Melalui Arbitrase", dimuat dalam
Varia Peradilan Nomor 88 Tahun VIII, Januari 1993:
am

ub
“Sejak 1980, yurisprudensi konstan di Indonesia telah meninggalkan
paham klausula arbitrase “niet publiek orde". Berbarengan dengan itu
ep
terjadi pergeseran pendapat menganut paham “Pacta Sunt Servanda".
k

Paham ini merupakan asas “kebebasan berkontrak" sebagaimana


ah

yang dirumuskan dalam Pasal 1338 KUH Perdata. Maka atas asas
R

si
kebebasan berkontrak tersebut yurisprudensi menegaskan, antara
lain:

ne
ng

> Sejak Para Pihak sepakat mencantumkan klausula arbitrase dalam


perjanjian, secara mutlak mereka terikat untuk menyelesaikan

do
gu

sengketa kepada arbitrase;


> dan dengan sendirinya klausula tersebut telah mewujudkan
In
kewenangan absolut bagi arbitrase untuk memutus penyelesaian
A

sengketa yang timbal di antara Para Pihak;


> kewenangan absolut arbitrase baru gugur apabila Para Pihak
ah

lik

secara tegas menyepakati, menarik kembali klausula arbitrase;


Putusan yang demikian sudah banyak berkembang secara konstan.
m

ub

Dengan demikian sudah terbina standarisasi mengenai kewenangan


absolut arbitrase menyelesaikan sengketa, apabila Para Pihak
ka

mencantumkan kesepakatan tentang itu";


ep

(c) Pendapat ahli Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H., dalam bukunya
ah

“Hukum Acara Perdata Indonesia":


R

“Dalam hal ada clausula arbitrase maka Pengadilan Negeri tidak


es

berkuasa mengadili perkara tersebut (MA 22 Feb 1982)";


M

ng

(d) Pendapat ahli Erman Rajagukguk, S.H., LL.M., Ph.D dalam bukunya
on
gu

Hal. 11 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berjudul “Arbitrase dalam Putusan Pengadilan”:

R
“Manakala Para Pihak sudah sepakat memilih arbitrase sebagai

si
tempat penyelesaian sengketa, maka pengadilan harus menolak

ne
ng
untuk memeriksa sengketa tersebut. Tujuan arbitrase sebagai
alternatif penyelesaian sengketa akan sia-sia, bila pengadilan masih
bersedia memeriksa sengketa, yang sejak semula disepakati untuk

do
gu diselesaikan melalui arbitrase”;
10. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, Tergugat yakin majelis hakim

In
A
akan sependapat bahwa Penggugat tidak mempunyai satupun alasan
yang patut untuk mengajukan gugatan ini melalui Pengadilan Negeri,
ah

lik
justru, gugatan Penggugat ini membuktikan:
(a) Penggugat tidak mempunyai itikad baik dalam melaksanakan
Perjanjian Distribusi dengan sengaja melakukan wanprestasi
am

ub
(khususnya terhadap Pasal XX Perjanjian Distribusi);
(b) Penggugat juga telah sengaja melanggar UU Arbitrase dan Keppres
ep
Nomor 34/1981;
k

II. Mahkamah Agung telah menentukan bahwa pengadilan yang berwenang


ah

untuk mengadili sengketa terkait perjanjian yang dibuat dan diatur


R

si
berdasarkan ketentuan hukum asing adalah pengadilan asing;
11. Pasal XX Perjanjian Distribusi menyebutkan:

ne
ng

"This Agreement shall be governed by and construed in accordance with


the laws of Singapore";

do
gu

Terjemahan bahasa Indonesianya berbunyi:


“Perjanjian ini diatur dan harus ditafsirkan menurut ketentuan hukum
Singapura”;
In
A

Dalih Penggugat yang mengutip Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata") jelas-jelas tidak relevan
ah

lik

dalam perkara ini mengingat Perjanjian Distribusi tunduk pada hukum


Singapura dan bukan pada hukum Indonesia;
m

ub

Terlebih lagi, Pasal 1266 KUHPerdata hanya relevan terhadap


pengakhiran/pemutusan perjanjian karena wanprestasi (terpenuhinya
ka

syarat batal). Berakhirnya Perjanjian Distribusi jelas-jelas bukan


ep

dikarenakan hal tersebut. Perjanjian Distribusi berakhir berakhir karena


ah

lewatnya jangka waktu yang disepakati oleh Para Pihak dalam Pasal 11.1
R

Perjanjian Distribusi;
es

Pasal 11.1 Perjanjian Distribusi berbunyi:


M

ng

"This Agreement is effective as from 1st January 2009, and will remain in
on
gu

Hal. 12 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
force for a three (3)-year period through 31st December 2011. The first

si
year of this Agreement will end on the 31st December 2009";
Terjemahan bahasa Indonesianya berbunyi:

ne
ng
"Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009, dan akan tetap
berlaku untuk jangka waktu 3 tahun yaitu sampai dengan 31 Desember
Tahun pertama Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember

do
gu 2009’’;
12. Tergugat berkeyakinan Majelis Hakim akan sepandapat bahwa

In
A
permasalahan hukum dalam perkara ini mau tidak mau tidak bisa lepas
dari penafsiran atas isi Perjanjian Distribusi dan hukum Singapura
ah

lik
misalnya mekanisme berakhirnya Perjanjian Distribusi harus merujuk
kepada hukum Singapura, demikian juga apakah pengakhiran Perjanjian
Distribusi telah dilakukan sesuai hukum harus merujuk kepada hukum
am

ub
Singapura, bahkan permasalahan apakah Perjanjian Distribusi benar-
benar telah berakhir harus diperiksa berdasarkan hukum Singapura;
ep
13. Oleh karena itu, seandainyapun Gugatan Penggugat tidak tunduk pada
k

klausula arbitrase dalam Pasal XX Perjanjian Arbitrase, kami


ah

berkeyakinan Pengadilan Negeri tetap tidak berwenang memeriksa


R

si
perkara ini. Mahkamah Agung telah mengeluarkan yurisprudensi yang
kaidah hukumnya menyatakan apabila suatu perjanjian diatur menurut

ne
ng

atau tunduk pada hukum asing, maka sengketa yang berkaitan dengan
perjanjian tersebut tunduk pada yurisdiksi pengadilan asing yang relevan.

do
gu

Putusan Mahkamah Agung R.l. Nomor 1537 K/PDT/1989 tanggal


21 Januari 1991 pada pokoknya menyatakan;
In
"Oleh karena hukum yang harus diterapkan adalah hukum Swiss serta
A

domisili yang mereka sepakati adalah Zug/Swiss, maka peradilan yang


berwenang untuk mengadili sengketa ini ialah peradilan Swiss, Peradilan
ah

lik

Indonesia tidak berwenang untuk mengadilinya. Dengan demikian sikap


dan tindakan Judex Facti yang telah memeriksa dan memutus perkara ini
m

ub

dianggap telah melampaui batas kewenangan tersebut”;


14. Dengan demikian, kami mohon agar Majelis Hakim tidak melanjutkan
ka

pemeriksaan atas perkara ini mengingat Pengadilan Negeri tidak memiliki


ep

kewenangan serta bukan merupakan forum yang layak untuk memeriksa


ah

suatu sengketa yang harus diselesaikan berdasarkan hukum Singapura;


R

III. Tergugat mohon eksepsi kompetensi absolut ini diperiksa dan diputus terlebih
es

dahulu sebelum pemeriksaan atas pokok perkara;


M

ng

15. Eksepsi ini adalah eksepsi kompetensi absolut. Oleh karena itu, sesuai
on
gu

Hal. 13 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum acara perdata Indonesia, Tergugat mohon dengan hormat

si
kepada Majelis Hakim untuk terlebih dahulu memeriksa dan menjatuhkan
putusan atas Eksepsi Kompetensi Absolut ini sebelum memeriksa materi

ne
ng
pokok perkara dalam Gugatan ini;
16. Tergugat mohon agar Majelis Hakim berkenan mempertimbangkan
ketentuan hukum acara perdata di bawah ini dalam memeriksa

do
gu permohonan ini;
(a) Pasal 125 (2) dan Pasal 136 HIR;

In
A
Pasal 125 (2) HIR menyebutkan:
“Akan tetapi jika si Tergugat, dalam surat jawabannya tersebut pada
ah

lik
Pasal 121, mengemukakan eksepsi (tangkisan) bahwa Pengadilan
Negeri tidak berkuasa memeriksa perkaranya, maka meskipun ia
sendiri atau wakilnya tidak datang, wajiblah Pengadilan Negeri
am

ub
mengambil keputusan tentang eksepsi itu, sesudah mendengar
Penggugat itu; hanya jika eksepsi itu tidak dibenarkan, Pengadilan
ep
Negeri boleh memutuskan perkara itu";
k

Pasal 136 HIR menyebutkan:


ah

“Eksepsi (tangkisan) yang dikemukakan oleh si Tergugat, kecuali


R

si
tentang hal hakim tidak berwenang, tidak boleh dikemukakan dan
ditimbang sendiri-sendiri, melainkan harus dibicarakan dan

ne
ng

diputuskan bersama-sama dengan pokok perkara";


(b) Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata

do
gu

umum edisi 2007, menyatakan:


“Tangkisan atau eksepsi yang diajukan oleh Tergugat, diperiksa dan
In
diputus bersama-sama dengan pokok perkara, kecuali jika eksepsi itu
A

mengenai tidak berwenangnya Pengadilan Negeri untuk memeriksa


perkara tersebut maka harus diputus dengan putusan sela (Pasal 136
ah

lik

HIR)”;
(c) Doktrin dari beberapa ahli hukum yang secara konsisten menyatakan
m

ub

bahwa Pengadilan Negeri harus pertama-tama menimbang dan


memutuskan eksepsi kompetensi absolut sebelum memeriksa pokok
ka

perkara, antara lain:


ep

Pendapat ahli M. Yahya Harahap, yang menyebutkan:


ah

“Berarti, apabila Tergugat mengajukan eksepsi yang behsi


R

pernyataan Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili perkara,


es

baik secara absolut atau relative;


M

ng

1. Hakim menunda pemeriksaan pokok perkara;


on
gu

Hal. 14 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Tindakan yang dapat dilakukan, memeriksa dan memutus eksepsi

si
terlebih dahulu;
3. Tindakan demikian bersifat imperatif, tidak dibenarkan memeriksa

ne
ng
pokok perkara sebelum ada putusan yang menegaskan apakah
Pengadilan Negeri yang bersangkutan berwenang atau tidak
memeriksanya, Hakim bebas menjatuhkan putusan menolak atau

do
gu mengabulkan eksepsi";
Pendapat ahli Retnowulan Soetantio, yang menyebutkan:

In
A
“Eksepsi mengenai kekuasaan absolut dapat diajukan setiap waktu
selama pemeriksaan perkara berlangsung, bahkan hakim wajib
ah

lik
karena jabatannya, artinya tanpa diminta oleh pihak Tergugat untuk
memecahkan soal berkuasa tidaknya beliau memeriksa persoalan
tersebut dengan tidak usah menunggu diajukannya keberatan dari
am

ub
Pihak yang berperkara”;
Pendapat ahli Prof. Soepomo, yang menyebutkan:
ep
“Terhadap eksepsi tidak berkuasanya hakim itu, Pasal 136
k

mengizinkan adanya pemeriksaan dan putusan sendiri’:


ah

Pendapat ahli Krisna Harahap, yang menyebutkan:


R

si
“Pasal 136 HIR menyebutkan bahwa kecuali eksepsi yang
menyangkut kekuasaan hakim secara absolut dan relatif, eksepsi lain

ne
ng

harus dibahas dan diputuskan bersama-sama dengan pokok


perkara“;

do
gu

17. Oleh karena itu, kami mohon agar Majelis Hakim terlebih dahulu
memeriksa dan menjatuhkan putusan atas eksepsi kompetensi absolut
In
ini, dan menunda pemeriksaan pokok perkara sampai dengan adanya
A

putusan atas eksepsi kompetensi absolut;


Berdasarkan Hal-Hal yang diuraikan di atas, maka sesuai hukum acara perdata
ah

lik

Indonesia, khususnya Pasal 134 HIR dan Pasal 132 RV, kami mohon agar
Majelis Hakim menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak
m

ub

mempunyai kewenangan/yurisdiksi dalam memeriksa dan mengadili perkara ini


dan karenanya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
ka

Pasal 134 HIR menyebutkan:


ep

“Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk wewenang
ah

Pengadilan Negeri, maka pada sembarang waktu dalam pemeriksaan perkara


R

itu, boleh diminta supaya hakim mengaku tidak berwenang, dan hakim itu pun,
es

karena jabatannya, wajib pula mengaku tidak berwenang";


M

ng

Pasal 132 RV menyebutkan:


on
gu

Hal. 15 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam hal hakim tidak berwenang karena jenis pokok perkaranya, maka ia

si
meskipun tidak diajukan tangkisan tentang ketidakwenangannya, karena
jabatan wajib menyatakan dirinya tidak berwenang";

ne
ng
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, berikut Tergugat sampaikan juga
jawaban dan gugatan Rekonvensi Tergugat terhadap gugatan Penggugat
sesuai perintah Majelis Hakim (walaupun kami telah meminta agar

do
gu permasalahan mengenai yurisdiksi pengadilan negeri diperiksa terlebih dahulu
sebelum kami mengajukan jawaban dan gugatan Rekonvensi sesuai hukum

In
A
acara perdata yang berlaku). Mohon dicatat bahwa jawaban dan Gugatan
Rekonvensi ini bukanlah pengakuan Tergugat atas yurisdiksi/kewenangan
ah

lik
Pengadilan Negeri dan tidak bisa dianggap bahwa Tergugat tunduk pada
yurisdiksi/kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam memeriksa dan
menjatuhkan putusannya dalam perkara ini;
am

ub
Tergugat mengajukan jawaban dan gugatan rekonvensi ini dengan itikat baik
dan semata-mata agar kepentingannya tidak sampai dirugikan dalam
ep
pemeriksaan perkara ini. Sekali lagi, kami mohon agar Majelis Hakim
k

memeriksa dan memutus permasalahan tentang yurisdiksi/kewenangan


ah

Pengadilan Negeri sebelum memeriksa permasalahan dalam pokok perkara;


R

si
B. Jawaban dalam eksepsi dan pokok perkara;
Dalam Eksepsi:

ne
ng

1. Tergugat berkeyakinan bahwa gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak


dapat diterima berdasarkan alasan-alasan sebagaimana diuraikan di

do
gu

bawah ini;
I. Penggugat tidak mempunyai legal standing atau alas hak yang sah
In
untuk mengajukan gugatan a quo karena penggugat bukanlah pihak
A

dalam perjanjian distribusi (exceptio persona standi in judicio);


2. Mohon perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa Gugatan ini pada
ah

lik

dasarnya mempersoalkan tentang Perjanjian Distribusi yang dibuat oleh


LVMH Fragrances & Cosmetics (Singapore) Pte Ltd (Tergugat) dan PT.
m

ub

Fega Indotama (Penggugat). Penggugat dalam Gugatannya juga telah


berulang kali menegaskan bahwa perkara ini merupakan perkara antara
ka

LVMH Fragrances & Cosmetics (Singapore) Pte Ltd selaku prinsipal


ep

dengan PT. Fega Indotama selaku distributor tunggal Tergugat di wilayah


ah

Indonesia;
R

Karenanya jelas bahwa sengketa a quo merupakan sengketa antara


es

LVMH Fragrances & Cosmetics (Singapore) Pte Ltd dengan PT. Fega
M

ng

Indotama;
on
gu

Hal. 16 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Namun demikian, surat kuasa tertanggal 5 Oktober 2011 yang dijadikan

si
dasar untuk mengajukan gugatan terhadap Tergugat ternyata tidak
diberikan oleh PT. Fega Indotama, melainkan oleh Edi Budiono dengan

ne
ng
demikian, pihak yang mengajukan gugatan dalam perkara ini adalah Edi
Budiono, bukan PT. Fega Indotama;
4. Gugatan Penggugat tersebut jelas-jelas melanggar ketentuan Pasal 1340

do
gu KUHPerdata karena Penggugat telah bertindak seolah-olah sebagai pihak
dalam Perjanjian Distribusi, padahal Penggugat bukan merupakan Pihak

In
A
dalam perjanjian tersebut dan karenanya tidak memiliki kepentingan
hukum apapun atas berakhirnya Perjanjian Distribusi, berikut Tergugat
ah

lik
kutip isi Pasal 1340 KUHPerdata;
"Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.
Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga,
am

ub
dan tak dapat pihak-pihak ketiga mendapat manfaat karenanya, selain
dalam hal yang diatur dalam Pasal 1317 KUHPerdata”;
ep
5. Lebih lanjut, Mahkamah Agung dalam berbagai Yurisprudensi tetapnya
k

telah berulang kali menegaskan bahwa suatu gugatan perdata harus


ah

diajukan oleh pihak yang mempunyai hubungan hukum ataupun


R

si
kepentingan hukum dengan masalah yang disengketakan. Gugatan yang
diajukan oleh Pihak yang tidak memiliki hubungan atau kepentingan

ne
ng

hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima, berikut beberapa


Yurisprudensi dimaksud:

do
gu

(a) Putusan Mahkamah Agung Nomor 294 K/Sip/1971 tanggal 7 Juli 1971,
yang pada pokoknya menyatakan:
“Suatu Gugatan perdata harus diajukan oleh orang/subjek hukum yang
In
A

mempunyai hubungan hukum dengan masalah yang disengketakan


dan bukan oleh “orang lain" (asas legitima persona standi in judicio).
ah

lik

Gugatan yang secara salah diajukan oleh “orang lain" tersebut, harus
dinyatakan “gugatan tidak dapat diterima;
m

ub

(b) Putusan Mahkamah Agung Nomor 1357 K/Sip/1984 tanggal


27 Februari 1986, yang pada pokoknya menyatakan:
ka

“Berdasar atas Asas-Asas Hukum Acara Perdata yang berlaku umum


ep

yaitu seseorang yang akan mengajukan suatu gugatan perdata harus


ah

dilandasi suatu kepentingan yang cukup;


R

(c) Putusan Mahkamah Agung Nomor 1270 K/Pdt/1991 tanggal


es

30 November 1993, yang pada pokoknya menyatakan:


M

ng

"Suatu perjanjian sesuai dengan ketentuan Pasal 1340 KUHPerdata


on
gu

Hal. 17 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hanya mengikat kepada mereka yang membuatnya. Oleh karena itu,

si
gugatan yang menarik Tergugat I dan II yang tidak ikut
menandatangani perjanjian adalah gugatan yang keliru dan harus

ne
ng
dinyatakan tidak dapat diterima";
6. Berdasarkan uraian di atas, maka terbukti bahwa Penggugat tidak memiliki
legal standing atau alas kaki yang sah untuk mengajukan gugatan ini. Oleh

do
gu karena itu, kami mohon agar Majelis Hakim yang mulia menyatakan bahwa
gugatan Penggugat tidak dapat diterima. Kalaupun Majelis Hakim yang

In
A
mulia berpendapat bahwa Penggugat dalam perkara ini adalah PT. Fega
Indotama, gugatan Penggugatpun sepatutnya dinyatakan tidak dapat
ah

lik
diterima atas dasar gugatan tersebut tidak jelas dan kabur sebagaimana
diuraikan di bawah ini;
II. Gugatan Penggugat terbukti kabur karena petitum gugatan tersebut
am

ub
tidak didukung oleh uraian fakta dan dasar hukum dalam posita
gugatan;
ep
7. Fakta membuktikan bahwa Perjanjian Distribusi telah berakhir demi hukum
k

pada tanggal 31 Desember 2011, karenanya, terhitung sejak tanggal


ah

1 Januari 2012, Penggugat bukan lagi merupakan distributor tunggal atas


R

si
produk-produk Tergugat di wilayah Indonesia;
8. Mohon perhatian Majelis Hakim yang terhormat bahwa dalam bagian

ne
ng

Posita Gugatan Penggugat terlihat jelas:


(a) Penggugat tidak pernah membantah fakta bahwa Perjanjian Distribusi

do
gu

telah berakhir dan bahkan mengakui bahwa perjanjian tersebut telah


berakhir (vide butir 6, halaman 3 Gugatan);
In
(b) yang menjadi tuntutan Penggugat hanyalah ganti rugi sebagai akibat
A

berakhimya Perjanjian Distribusi (vide butir 6, halaman 3 gugatan).


Penggugat tidak pernah meminta pengadilan untuk menyatakan
ah

lik

bahwa Perjanjian Distribusi tetap berlaku serta mengikat Penggugat


dan Tergugat;
m

ub

Akan tetapi, dalam petitum nomor IV Gugatannya, Penggugat meminta


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menyatakan bahwa Penggugat
ka

adalah satu-satunya pemegang hak yang sah sebagai Distributor yang


ep

menerima hak tunggal dan eksklusif untuk mengimport, mendistribusikan


ah

dan menjual produk-produk parfum feminin dan maskulin, jenis-jenis


R

produk make-up dan perawatan kulit dengan Merek LVMH Fragrances


es

& Cosmetics dan Parfum Christian Dior (produk-produk Tergugat) untuk


M

ng

seluruh wilayah Indonesia;


on
gu

Hal. 18 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Karenanya jelas bahwa bagian posita gugatan Penggugat tidak sejalan

si
atau saling bertentangan dengan bagian petitum gugatan, dengan kata
lain:

ne
ng
(a) Di satu sisi Penggugat tidak pernah membantah dan bahkan mengakui
fakta bahwa perjanjian distribusi yang memberikan hak dan kewenangan
kepadanya untuk bertindak selaku distributor tunggal atas produk-produk

do
gu Tergugat di wilayah Indonesia telah berakhir;
(b) Di saat yang bersamaan, Penggugat meminta agar dirinya tetap

In
A
dinyatakan sebagai distributor tunggal atas produk-produk Tergugat di
wilayah Indonesia;
ah

lik
Hal tersebut di atas nyata-nyata menunjukkan bahwa Gugatan Penggugat
adalah Gugatan yang rancu, inkonsisten serta membingungkan sehingga
tidak dapat dibantah bahwa gugatan Penggugat merupakan gugatan yang
am

ub
kabur;
9. Mahkamah Agung melalui Yurisprudensi tetapnya telah berkali-kali
ep
menegaskan bahwa akibat hukum dari suatu gugatan yang kabur dan tidak
k

jelas adalah gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima, berikut
ah

beberapa Yurisprudensi tetap sebagaimana dimaksud;


R

si
(a) Putusan Mahkamah Agung Nomor 586 K/Pdt/2000 tanggal 23 Mei
2001, yang pada pokoknya menyatakan:

ne
ng

“Bilamana terdapat perbedaan ... dalam Posita dan Petitum, maka


Petitum tidak mendukung Posita karena itu Gugatan dinyatakan tidak

do
gu

dapat ditehma sebab tidak jelas dan kabur”;


(b) Putusan Mahkamah Agung Nomor 1075 K/Sip/1982 tanggal
In
8 Desember 1982, yang pada pokoknya menyatakan:
A

“Suatu Gugatan perdata yang diajukan ke Pengadilan menurut Hukum


Acara Perdata, antara petitum dan Posita harus ada hubungan satu
ah

lik

sama lain, dalam arti bahwa petitum (tuntutan) haruslah didukung oleh
posita/fundamentum petendi yang diuraikan baik faktanya maupun segi
m

ub

hukumnya yang diuraikan dengan jelas dalam gugatannya. Bilamana


syarat ini tidak dipenuhi, maka gugatan tersebut oleh pengadilan atau
ka

Mahkamah Agung akan diberikan putusan yang amarnya “gugatan tidak


ep

dapat diterima”;
ah

10. Berdasarkan hal-hal di atas, maka Tergugat mohon dengan hormat kepada
R

Majelis Hakim untuk menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat


es
M

diterima (niet ontvankelijke verklaard);


ng

on
gu

Hal. 19 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam Rekonvensi:

si
1. Penggugat Rekonvensi mohon agar Jawaban Penggugat Rekonvensi
sebagaimana diuraikan di atas dianggap merupakan bagian yang tidak

ne
ng
terpisahkan dari gugatan Rekonvensi ini. Mohon akta bahwa tidak seperti
gugatan Tergugat Rekonvensi, gugatan Rekonvensi ini tidak tunduk pada
klausula arbitrase dalam Perjanjian Distribusi. Karenanya, menurut

do
gu Penggugat Rekonvensi, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memiliki
kewenangan untuk memeriksa Gugatan Rekonvensi ini;

In
A
2. Pertama-tama, kembali Penggugat Rekonvensi tegaskan fakta hukum
sebagai berikut:
ah

lik
(a) Perjanjian Distribusi telah berakhir demi hukum pada tanggal
31 Desember 2011, berdasarkan ketentuan Pasal 11.1 Perjanjian
Distribusi;
am

ub
(b) Berdasarkan ketentuan Pasal 22 (6) Permendag Nomor 11 STP Nomor
2768 telah berakhir demi hukum terhitung sejak tanggal 1 April 2012;
ep
3. Selanjutnya, perlu juga Penggugat Rekonvensi sampaikan bahwa Tergugat
k

Rekonvensi telah melakukan berbagai pelanggaran atas ketentuan-


ah

ketentuan dalam Perjanjian Distribusi, antara lain Tergugat Rekonvensi


R

si
gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya selaku distributor pasca
berakhirnya Perjanjian Distribusi sebagaimana diatur antara lain dalam

ne
ng

Pasal 11.3.1 dan 1.1.3.3 Perjanjian Distribusi. Pelanggaran-pelanggaran


Perjanjian Distribusi yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi tersebut

do
gu

telah mengakibatkan kerugian yang luar biasa bagi Penggugat Rekonvensi,


serta telah pula merusak nama baik dan reputasi produk-produk Penggugat
In
Rekonvensi;
A

Dalam hal ini, Penggugat Rekonvensi mereservasi hak-haknya untuk


mengambil upaya hukum atas pelanggaran-pelanggaran Perjanjian
ah

lik

Distribusi yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi di forum yang tepat,


yaitu melalui forum arbitrase di Singapura sebagaimana diatur secara tegas
m

ub

dalam Pasal XX Perjanjian Distribusi. Lebih jauh, mohon perhatian Majelis


Hakim yang mulia bahwa upaya hukum tersebut sejalan dengan hal-hal
ka

yang diuraikan dalam bagian eksepsi kompetensi absolut di atas;


ep

I. Tindakan Tergugat Rekonvensi tidak menerbitkan surat penyelesaian


ah

secara tuntas (clean break) tanpa alasan atau setidak-tidaknya dengan


R

alasan yang tidak patut merupakan perbuatan melawan hukum karena


es

tindakan tersebut melanggar asas kepatutan dan tidak mengindahkan


M

ng

kepentingan Penggugat Rekonvensi;


on
gu

Hal. 20 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Mahkamah Agung, antara lain melalui Yurisprudensinya Nomor 3191

si
K/Pdt./1984 tanggal 8 Februari 1986, telah menegaskan bahwa perbuatan
melawan hukum dalam hukum Indonesia meliputi tindakan-tindakan yang

ne
ng
melanggar asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya
dimiliki seseorang terhadap sesama anggota masyarakat dan harta benda
orang lain. Yurisprudensi Mahkamah Agung ini telah secara luas diterima di

do
gu Indonesia;
5. Dalam konteks perbuatan melawan hukum, ketidakpatutan meliputi suatu

In
A
kondisi dimana seseorang dalam menyelenggarakan kepentingannya
demikian mengabaikan kepentingan orang lain dan membiarkan
ah

lik
kepentingan orang lain terlanggar begitu saja. Dengan kata lain,
penyelenggaraan kepentingan seseorang tidak dapat dilakukan tanpa
mengindahkan kepentingan orang lain;
am

ub
6. Berdasarkan ketentuan Pasal 22 (3) Permendag Nomor 11, apabila suatu
perjanjian distribusi berakhir sebelum habisnya masa berlaku STP, maka
ep
STP untuk distributor baru akan diberikan setelah tercapainya penyelesaian
k

secara tuntas (clean break) antara distributor lama dan principal;


ah

7. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi dengan


R

si
itikad baik telah meminta Tergugat Rekonvensi untuk menerbitkan surat
penyelesaian secara tuntas (clean break) kepada Penggugat Rekonvensi.

ne
ng

Namun, sampai dengan saat diajukannya Gugatan Rekonvensi ini, Tergugat


Rekonvensi tidak juga menerbitkan surat tersebut tanpa memberikan alasan

do
gu

apapun atau setidak-tidaknya alasan tersebut tidak dapat dibenarkan dan


tidak patut;
In
Dalam hal ini, tindakan Tergugat Rekonvensi tidak menerbitkan surat
A

penyelesaian secara tuntas (clean break) kepada Penggugat Rekonvensi


tanpa alasan atau setidak-tidaknya tanpa alasan yang patut merupakan
ah

lik

tindakan yang “melawan hukum" karena melanggar prinsip kepatutan serta


tidak mengindahkan, dan bahkan merugikan atau setidak-tidaknya
m

ub

mengancam hak dan kepentingan Penggugat Rekonvensi dalam


menjalankan usahanya di Indonesia;
ka

8. Pelanggaran atas prinsip kepatutan tersebut semakin nyata mengingat:


ep

(a) Penggugat Rekonvensi telah menyelesaikan seluruh kewajiban


ah

kontraktualnya berdasarkan Perjanjian Distribusi kepada Tergugat


R

Rekonvensi;
es

(b) Tergugat Rekonvensi telah menegaskan dan mengakui bahwa dirinya


M

ng

bukan lagi merupakan distributor tunggal atas produk-produk Penggugat


on
gu

Hal. 21 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rekonvensi di wilayah Indonesia (melalui beberapa tindakannya, antara

si
lain dengan menutup gerai-gerai Tergugat Rekonvensi yang menjual
Produk-produk Penggugat Rekonvensi dan menginformasikan kepada

ne
ng
Pihak-Pihak tertentu hahwa Tergugat Rekonvensi bukan lagi distributor
tunggal atas produk-produk Penggugat Rekonvensi di wilayah
Indonesia;

do
gu Namun Tergugat Rekonvensi justru dengan sengaja menghambat
kelancaran dan kelangsungan usaha Penggugat Rekonvensi di

In
A
Indonesia dengan tidak menerbitkan surat penyelesaian secara tuntas
(clean break) kepada Penggugat Rekonvensi tanpa alasan;
ah

lik
Dengan ini Penggugat Rekonvensi tegaskan bahwa Tergugat
Rekonvensi tidak memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk
menahan penerbitan surat penyelesaian secara tuntas (clean break)
am

ub
kepada Penggugat Rekonvensi;
9. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, Tergugat mohon agar Majelis
ep
hakim yang mulia memerintahkan Tergugat Rekonvensi untuk menerbitkan
k

surat penyelesaian secara tuntas (clean break) kepada Penggugat


ah

Rekonvensi;
R

si
II. Tindakan Tergugat Rekonvensi tidak menerbitkan surat penyelesaian
secara tuntas (clean break) tanpa alasan yang jelas telah menimbulkan

ne
ng

kerugian bagi Penggugat Rekonvensi;


10. Mohon perhatian Majelis Hakim yang terhormat bahwa tindakan Tergugat

do
gu

Rekonvensi tidak menerbitkan surat penyelesaian secara tuntas (clean


break) tanpa alasan yang jelas telah menghambat proses penunjukkan
In
distributor Penggugat Rekonvensi yang baru;
A

Dalam hal ini, menurut Permendag Nomor 11, apabila suatu perjanjian
distribusi berakhir sebelum habisnya masa berlaku STP (sebagaimana
ah

lik

dalam perkara a quo), maka untuk 3 bulan pertama setelah berakhirnya


perjanjian distribusi tersebut, STP untuk distributor baru hanya akan
m

ub

diberikan setelah tercapainya penyelesaian secara tuntas (clean break)


antara distributor lama dan prinsipal. Mendapatkan STP adalah syarat yang
ka

harus dipenuhi berdasarkan ketentuan hukum Indonesia;


ep

Akibat tindakan Tergugat sebagaimana di maksud di atas, peredaran


ah

produk-produk Penggugat Rekonvensi di pasar Indonesia menjadi


R

terhambat, dan pada akhirnya mengakibatkan rusaknya dan bahkan


es

hilangnya bisnis Penggugat Rekonvensi di Indonesia;


M

ng

11. Untuk itu, Penggugat Rekonvensi mohon kepada Majelis Hakim yang
on
gu

Hal. 22 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terhormat untuk menghukum Tergugat Rekonvensi membayar ganti rugi,

si
baik materiil maupun immateriil, kepada Penggugat Rekonvensi dengan
perincian sebagai berikut:

ne
ng
(a) Kerugian materiil Penggugat Rekonvensi sebesar 75.000 Euro (tujuh
puluh lima ribu Euro) akibat tidak diperolehnya keuntungan dari
penjualan produk-produk Penggugat Rekonvensi di wilayah Indonesia

do
gu sejak 1 Januari 2012 s/d 31 Maret 2012;
(b) Kerugian immateriil Penggugat Rekonvensi akibat rusaknya bisnis

In
A
Penggugat Rekonvensi di Indonesia, termasuk rusaknya citra, nama
baik dan reputasi dari produk-produk Penggugat Rekonvensi maupun
ah

lik
Penggugat Rekonvensi itu sendiri di mata masyarakat dan kalangan
bisnis, baik di Indonesia maupun di dunia internasional, yang apabila
dinilai secara materi setara dengan uang senilai 30.000.000 Euro (tiga
am

ub
puluh juta Euro);
12. Total ganti rugi sebesar 30.075.000 Euro (tiga puluh juta tujuh puluh lima
ep
ribu Euro) tersebut di atas masih harus ditambah dengan bunga sebesar 6%
k

per tahun terhitung sejak Gugatan Rekonvensi ini diajukan sampai dengan
ah

seluruh nilai ganti rugi tersebut dibayar lunas oleh Tergugat Rekonvensi;
R

si
III. Permohonan pembayaran uang paksa (dwangsom);
13. Guna memastikan dilaksanakannya dengan segera putusan perkara

ne
ng

a quo, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 606a RV, Penggugat


Rekonvensi dengan ini mohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq.

do
gu

Majelis Hakim dalam perkara a quo menghukum Tergugat Rekonvensi


untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar 10.000 USD (sepuluh
In
ribu dolar Amerika Serikat) per hari secara terus menerus setiap kali
A

Tergugat Rekonvensi gagal untuk menerbitkan surat penyelesaian secara


tuntas (clean break) kepada Penggugat Rekonvensi, terhitung sejak
ah

lik

dijatuhkannya putusan dalam perkara ini sampai dengan tanggal


dilaksanakannya kewajiban tersebut oleh Tergugat Rekonvensi;
m

ub

IV.Permohonan sita jaminan (conservatoir beslag dan Revindicatoir beslag);


14. Guna menghindari Tergugat Rekonvensi mengalihkan harta kekayaannya,
ka

baik yang bergerak maupun tidak bergerak, sehingga menyebabkan


ep

Gugatan Rekonvensi ini menjadi sia-sia, maka mohon kiranya agar Ketua
ah

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq. Majelis Hakim dalam perkara a quo
R

berkenan untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atas harta


es

milik Tergugat Rekonvensi, baik yang bergerak maupun yang tidak


M

ng

bergerak, yang rinciannya akan dimohonkan oleh Penggugat Rekonvensi


on
gu

Hal. 23 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
secara terpisah;

si
15. Sesuai dengan ketentuan Pasal 226 HIR, Penggugat Rekonvensi dengan ini
juga memohon agar Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat CQ. Majelis

ne
ng
Hakim dalam perkara a quo berkenan untuk meletakkan Sita Revindikasi
(revindicatoir beslag) atas barang-barang bergerak milik Penggugat
Rekonvensi yang berada dalam penguasaan Tergugat Rekonvensi, yang

do
gu rinciannya akan dimohonkan oleh Penggugat Rekonvensi secara terpisah;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat Rekonvensi

In
A
mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memberikan putusan
sebagai berikut:
ah

lik
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat Rekonvensi untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa Surat Tanda Pendaftaran Sebagai Distributor Tunggal
am

ub
Barang Produksi Luar Negeri Nomor 2768/STP-LN/PDN.2/8/2011 atas
nama PT. Fega Indotama telah secara sah berakhir terhitung sejak tanggal
ep
1 April 2012;
k

3. Menyatakan bahwa Tergugat Rekonvensi telah melakukan perbuatan


ah

melawan hukum terhadap Penggugat Rekonvensi;


R

si
4. Memerintahkan Tergugat Rekonvensi untuk menerbitkan surat penyelesaian
secara tuntas (clean break) kepada Penggugat Rekonvensi;

ne
ng

5. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk secara sekaligus dan seketika


membayar ganti rugi materiil sebesar Rp75.000 Euro (tujuh puluh lima ribu

do
gu

Euro) kepada Penggugat Rekonvensi;


6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk secara sekaligus dan seketika
In
membayar ganti rugi immateriil sebesar 30.000.000 Euro (tiga puluh juta
A

Euro) kepada Penggugat Rekonvensi;


7. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar bunga sebesar 6% per
ah

lik

tahun atas seluruh kewajibannya membayar ganti rugi kepada Penggugat


Rekonvensi terhitung sejak Gugatan Rekonvensi ini diajukan sampai
m

ub

dengan seluruh kewajiban pembayaran tersebut dibayar lunas oleh


Tergugat Rekonvensi;
ka

8. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar uang paksa


ep

(dwangsom) sebesar 10.000 USD (sepuluh ribu dolar Amerika Serikat) per
ah

hari secara terus menerus setiap kali Tergugat Rekonvensi gagal untuk
R

menerbitkan surat penyelesaian secara tuntas (clean break) kepada


es

Penggugat Rekonvensi, terhitung sejak dijatuhkannya putusan dalam


M

ng

perkara ini sampai dengan tanggal dilaksanakannya kewajiban tersebut oleh


on
gu

Hal. 24 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat Rekonvensi;

si
9. Menyatakan Sita Jaminan yang telah dijalankan dalam perkara ini sah dan
berharga;

ne
ng
10. Menyatakan Sita Revindikasi yang telah dijalankan dalam perkara ini sah
dan berharga;
11. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar segala biaya yang

do
gu timbul dalam perkara ini;
12. Atau: apabila Majelis Hakim yang mulia berpendapat lain, Tergugat/

In
A
Penggugat Rekonvensi mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono) demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;
ah

lik
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
memberikan Putusan Nomor 410/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst., tanggal 19 Desember
2012, yang amarnya sebagai berikut:
am

ub
Dalam eksepsi:
- Menerima Eksepsi Kompetensi Absolute Tergugat;
ep
Dalam Provisi Konvensi dan Rekonvensi:
k

- Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili


ah

perkara Nomor 410/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst;


R

si
- Menghukum Penggugat/Tergugat Rekonvensi untuk membayar ongkos
perkara yang hingga saat ini ditaksir sebesar Rp616.000,00 (enam ratus

ne
ng

enam belas ribu rupiah);


Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat

do
gu

Putusan Pengadilan Negeri tersebut telah diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi


Jakarta dengan Putusan Nomor 15/PDT/2014/PT.DKI tanggal 24 April 2014
In
yang amarnya sebagai berikut:
A

- Menerima permohonan banding yang diajukan oleh kuasa hukum


Pembanding semula Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam
ah

lik

Rekonvensi dan permohonan banding yang diajukan oleh kuasa hukum


Pembanding/Terbanding semula Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi
m

ub

tersebut;
- Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 410/Pdt.G/
ka

2011/PN.Jkt.Pst. tanggal 19 Desember 2012, yang dimohonkan banding


ep

tersebut sekedar format dan redaksi amar putusan sehingga amar putusan
ah

yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut;


R

Dalam Konvensi;
es

Dalam provisi;
M

ng

on
gu

Hal. 25 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Menyatakan permohonan dan gugatan Provisi dari Penggugat dinyatakan

si
tidak dapat diterima;
Dalam Eksepsi;

ne
ng
- Menerima Eksepsi Kompetensi Absolut Tergugat;
Dalam Pokok Perkara;
- Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili

do
gu perkara Nomor 410/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst;
Dalam Rekonvensi;

In
A
- Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili
perkara Nomor 410/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst;
ah

lik
Dalam Konvensi dan Rekonvensi;
- Menghukum Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi untuk
membayar biaya perkara hingga saat ini ditaksir sebesar Rp616.000,00
am

ub
(enam ratus enam belas ribu rupiah);
- Menghukum Pembanding/Terbanding semula Penggugat dalam Konvensi/
ep
Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara dalam kedua
k

tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar


ah

Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);


R

si
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat/Pembanding pada tanggal 17 November 2014, kemudian

ne
ng

terhadapnya oleh Penggugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya,


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 19 November 2014, diajukan

do
gu

permohoan kasasi pada tanggal 26 November 2014, sebagaimana ternyata dari


Akta Permohonan Kasasi Nomor 139/Srt.Pdt.Kas/2014/PN.JKT.PST Jo Nomor
In
410/PDT.G/2011/PN.JKT.PST yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
A

Jakarta Pusat, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang


memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ah

lik

tersebut pada tanggal 5 Desember 2014;


Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi/Penggugat/Pembanding
m

ub

tersebut telah diberitahukan kepada Termohon Kasasi/Tergugat/Terbanding


tanggal 9 Maret 2015, dan Termohon Kasasi/Tergugat/Terbanding mengajukan
ka

jawaban memori kasasi pada tanggal 23 Maret 2015;


ep

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya


ah

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam


R

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh
es

karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;


M

ng

on
gu

Hal. 26 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

si
Penggugat/Pembanding dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
sebagai berikut:

ne
ng
A. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex
Facti) telah Keliru menyatakan tidak berwenang mengadili perkara a quo,
oleh karena sama sekali tidak mempertimbangkan alasan-alasan dan

do
gu Pemohon Kasasi/PTFI;
1. Bahwa pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta

In
A
(Judex Facti) pada halaman 5 alinea kedua menyatakan;
Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mencermati
ah

lik
keberatan Pembanding/Terbanding semula Penggugat dalam Konvensi/
Tergugat dalam Rekonvensi tersebut dan dihubungkan dengan pertimbangan
hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama, menurut pendapat majelis Hakim
am

ub
Tingkat banding materi keberatan tersebut pada prinsipnya telah
dipertimbangkan dengan benar dan beralasan hukum, sehingga oleh Majelis
ep
Hakim Tingkat banding berpendapat bahwa Putusan Perkara a quo sudah tepat
k

dan benar dan oleh Majelis Tingkat Banding disetujui dan diambil alih sebagai
ah

pertimbangan sendiri dalam memutus Perkara ini, serta menjadi bagian dari dan
R

si
telah termasuk Putusan ini;
Dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI (Judex Facti)

ne
ng

tersebut yang hanya mengambil alih pertimbangan hukum Majelis Hakim


Tingkat Pertama adalah tidak tepat/keliru, oleh karena sama sekali telah

do
gu

mengabaikan alasan-alasan dari Pemohon Kasasi/PTFI, dan tidak


mempertimbangkan fakta-fakta sebagai berikut:
In
- Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pembukaan/
A

preambule) pada alinea ke 4 membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
ah

lik

Indonesia;
- Berdasarkan Mukadimah dari Undang-Undang Dasar 1945 yang filosofinya
m

ub

adalah memberikan perlindungan bagi segenap bangsa, warga Negara


Indonesia, Badan-badan hukum yang didirikan berdasarkan undang-undang
ka

Republik Indonesia, yang berkeadilan, berdaulat, berdasarkan hukum,


ep

merdeka, bebas, mandiri, untuk memajukan kesejahteraan umum Indonesia;


ah

- Berdasarkan Pasal 28 huruf D Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan


R

bahwa setiap orang berhak memperoleh kepastian hukum. Bahwa


es

sebagaimana dimaksud setiap orang adalah baik warga Negara Indonesia


M

ng

dan Badan Hukum Indonesia berhak memperoleh kepastian hukum atas


on
gu

Hal. 27 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dirinya dan Negara wajib memberikan dan melindungi kepentingan hukum

si
atas warganya;
- Nasionalisme Negara Republik Indonesia yang bebas Merdeka dan

ne
ng
berkedaulatan Hukum Nasional yang melindungi segenap bangsa Indonesia;
- Adalah suatu kewajiban bagi Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
hukum dan berkedaulatan rakyat in casu Lembaga Peradilan di Indonesia

do
gu untuk melindungi segenap Warga Negara baik didalam maupun diluar
Indonesia Pemerintah Negara Republik Indonesia memiliki kewajiban untuk

In
A
melindungi segenap bangsa Indonesia maupun semua badan-badan hukum
yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia;
ah

lik
- Fundamental Supremasi Hukum Nasional atau Kedaulatan Hukum Nasional,
bahwa Negara Indonesia wajib untuk melindungi seluruh warga Negara
dengan perundang-undangan Indonesia, untuk menegakkan hukum dan
am

ub
memberikan keadilan bagi kepastian kepada warga Negara Indonesia in casu
Pemohon Kasasi sebagai Badan Hukum Indonesia yang didirikan
ep
berdasarkan Hukum Republik Indonesia;
k

2. Bahwa pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (Judex


ah

Facti), yang pada prinsipnya membenarkan/menyetujui dan mengambil alih


R

si
pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex
Facti), pada halaman 61 alinea 4 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

ne
ng

yang menyatakan sebagai berikut:


“Menimbang bahwa bukti Penggugat berupa T/PR-1 Jo. T/PR-2 dari isi,

do
gu

gugatan maupun Replik Penggugat adalah diakui keberadaannya sebagai


suatu perjanjian antara Tergugat dengan Penggugat dan menurut pendapat
In
Majelis Hakim baik syarat Subjektif maupun syarat Objektif dan perjanjian
A

tersebut adalah sah secara hukum sehingga dipandang telah memenuhi


syarat-syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320
ah

lik

KUHPerdata yang oleh karena demikian maka perjanjian tersebut termasuk


didalamnya ketentuan Pasal XX mengenai ketentuan hukum yang berlaku
m

ub

dan penyelesaian perselisihan yang telah dipilih yaitu Hukum Negara


Singapura dan penyelesaian melalui Arbitrase apabila ada perselisihan yang
ka

timbul, berlaku sebagai undang-undang yang mengikat bagi pihak Tergugat


ep

dan Penggugat yang membuat pejanjian tersebut sesuai ketentuan Pasal


ah

1338 KUHPerdata”;
R

Dasar pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


es

tersebut di atas, yang disetujui dan diambil alih sebagai pertimbangan sendiri
M

ng

oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dalam memutus perkara aquo, adalah
on
gu

Hal. 28 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keliru dan salah, oleh karena itu Pemohon Kasasi menolak secara tegas

si
dengan alasan:
Perjanjian Distribusi Eksklusif Cacat Hukum;

ne
ng
Perjanjian Distribusi Eksklusif Tertanggal 10 JuIi 2009, yang dibuat antara
Pemohon Kasasi/PTFI dengan Termohon Kasasi/LVMH, yang dijadikan
dasar dalam pertimbangan hukum untuk mengambil keputusan adalah cacat

do
gu hukum oleh karena:
1) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009

In
A
Tentang Bendera, Bahasa dan Lembaga Negara serta Lagu
Kebangsaan, yang mulai berlaku pada tanggal 9 Juli 2009;
ah

Pada Pasal 31(1) menyatakan “Bahasa Indonesia wajib digunakan

lik
didalam Nota kesapahaman atau Perjanjian yang melibatkan Lembaga
Negara, Instansi Pemerintah Republik Indonesia, Lembaga Swasta
am

ub
Indonesia atau Perseorangan warga Negara Indonesia”;
2) Perjanjian Distribusi Eksklusif antara Pemohon Kasasi/PTFI dengan
ep
Termohon Kasasi/LVMH dibuat dan ditandatangani pada Tanggal 10 Juli
k

2009 (setelah berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24


ah

Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa Dan Lembaga Negara serta Lagu
R

si
Kebangsaan, yang mulai berlaku pada tanggal 9 Juli 2009), hanya dibuat
dalam satu bahasa yaitu Bahasa Inggris tanpa menggunakan Bahasa

ne
ng

Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa

do
gu

Dan Lembaga Negara serta Lagu Kebangsaan;


3) Dalam undang-undang tersebut secara tegas telah menyatakan “Bahasa
In
Indonesia wajib digunakan didalam Nota kesapahaman atau Perjanjian
A

yang melibatkan Lembaga Negara, Instansi Pemerintah Republik


Indonesia, Lembaga Swasta Indonesia atau Perseorangan warga Negara
ah

lik

Indonesia”;
4) Dengan demikian pertimbangan hukum dalam Putusan Pengadilan Tinggi
m

ub

DKI Jakarta (Judex Facti) dan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
(Judex Facti) sudah tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan, oleh
ka

karena berdasarkan Perjanjian Distribusi Eksklusif tersebut di atas yang


ep

cacat hukum;
ah

Selain dan pada itu pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
R

Pusat tersebut di atas, juga tidak sesuai dan bertentangan dengan asas-
es

asas hukum Negara Republik Indonesia yaltu sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Hal. 29 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Negara Republik Indonesia adalah Negara Merdeka, bebas, demikian juga

si
dengan lembaga Peradilan yang ada di Negara Republik Indonesia dapat
bebas mengadlil semua perselisihan hukum berdasarkan Undang-undang

ne
ng
Republik Indonesia;
- Prinsip Fundamental Supremasi atau Kedaulatan Hukum Nasional, bahwa
Negara Indonesia wajib untuk melindungi seluruh warga Negara dengan

do
gu perundang-undangan Indonesia, untuk menegakkan hukum dan
memberikan keadilan bagi kepastian kepada warga Negara Indonesia in

In
A
casu Penggugat sebagai Badan Hukum Indonesia yang didirikan
berdasarkan Hukum Republik Indonesia;
ah

lik
- Prinsip Fundamental supremasi atau Kedaulatan Hukum Nasional tidak
dapat disimpangi prinsip apapun, dengan demikian maka kata sepakat yang
dituangkan dalam perjanjian internasional yang berdasar azas kebebasan
am

ub
berkontrak dibatasi oleh aturan-aturan hukum Nasional dan Negara yang
bersangkutan (Negara Republik Indonesia);
ep
- Prinsip Fundamental supremasi atau Kedaulatan Hukum erat kaitannya
k

dengan azas lex populi suprema lex hukum tertinggi adalah kepentingan
ah

rakyat, hal ini sesuai dengan filosofi Negara Republik Indonesia yang
R

si
tertuang dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar Tahun 1945 bahwa
Negara wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

ne
ng

darah Indonesia;
- Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan

do
gu

Kehakiman, Pasal 1 (1) menyatakan:


Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
In
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan
A

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
ah

lik

Indonesia”;
Pasal 10 (1) menyatakan:
m

ub

“Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus


suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada dan atau
ka

kurang jelas”;
ep

Artinya Hakim atau Pengadilan wajib untuk memeriksa dan mengadili suatu
ah

perkara yang diajukan kepadanya;


R

Hal ini merupakan kekuasaan Negara yang berkedaulatan Hukum merdeka,


es

bebas dan mempunyai hukum Nasional yang merupakan Perundang-


M

ng

undangan yang harus diterapkan bagi seluruh warga Negara Indonesia dan
on
gu

Hal. 30 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
semua Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik

si
Indonesia.
Asas perlindungan dan asas keadilan wajib dilakukan oleh Pemerintah

ne
ng
Negara Republik Indonesia bagi seluruh warga Negara Indonesia dan
semua Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik
Indonesia;

do
gu Berdasarkan asas kebebasan Hakim adalah asas universal. Asas itu berarti
bahwa Hakim bebas dalam peradilan, bebas dalam memeriksa dan

In
A
mengadili, dan bebas dan campur tangan atau intervensi dari pihak
manapun;
ah

lik
- Teori The most characteristic connection Theory, bahwa hukum yang akan
dipakai berdasarkan prinsip atau teori ini adalah hukum dari pihak yang
memiliki titik taut yang paling karakteristik (Center of gravity) dari suatu
am

ub
kontrak atau pelaksanaannya, dalam hal ini adalah hukum di Indonesia oleh
karena objek permasalahan (objek sengketa) adalah di wilayah hukum
ep
Negara Republik Indonesia;
k

Teori ini adalah merupakan prinsip yang sangat mungkin dipergunakan


ah

dalam suatu penyelesaian sengketa dan sangat dianjurkan dalam


R

si
penentuan hukum yang harus dipakai. Penggunaan teori atau prinsip ini
penting untuk menentukan peradilan mana yang akan dipergunakan untuk

ne
ng

menyelesaikan kasus atau sengketa tersebut, yaitu hukum dari pihak yang
memiliki titik taut yang paling karaktenstik dari suatu kontrak atau

do
gu

pelaksanaannya dalam hal ini adalah hukum Indonesia (Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat);
point d’action
In
- Asas point d’interest, bahwa pada asasnya setiap
A

orang/Badan hukum dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri


dengan syarat harus mempunyai kepentingan dan mempunyai dasar
ah

lik

hukum;
- Adanya Kewajiban menggunakan Bahasa Indonesia dalam perjanjian kerja
m

ub

sama sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa Dan Lembaga Negara
ka

serta Lagu Kebangsaan, jika dikaitkan dengan kedaulatan hukum Indonesia,


ep

menunjukan bahwa Peradilan di Indonesia in casu Pengadilan Negeri


ah

Jakarta Pusat berwenang untuk mengadili atau menerima gugatan dari


R

warga Negara Indonesia/Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum


es

Negara Republik Indonesia, hal ini memberi makna Negara Republik


M

ng

Indonesia wajib untuk memberikan perlindungan hukum, keadilan kepada


on
gu

Hal. 31 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
segenap warga Negara/Badan hukum Indonesia yang bersengketa dengan

si
Badan hukum asing di Negara Republik Indonesia;
- Meskipun didasarkan azas kebebasan berkontrak, akan tetapi ada batasan-

ne
ng
batasannya, sehingga tidak merupakan kebebasan mutlak, batas-batas
tersebut diantaranya adalah tidak boleh disimpanginya aturan-aturan hukum
Nasional, hal ini dikuatkan oleh adanya Prinsip Hukum Latin Pakta private

do
gu jun publico derogate possunt bahwa kontrak privat tidak boleh melebihi
ketentuan hukum publik;

In
A
- Bahwa sebagai Negara yang berdaulat, maka Negara Republik Indonesia
berwenang untuk menerima dan mengadili perkara yang melibatkan warga
ah

lik
Negara Indonesia/Perusahaan-perusahaan berbadan hukum Indonesia,
yang mengadakan perjanjian kerjasama dengan warga Negara Asing/
Perusahaan berbadan hukum asing, apabila timbul perselisihan dalam
am

ub
perjanjian tersebut yang dlsebabkan karena adanya perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pihak Iainnya, hal ini
ep
termasuk Yurisdiksi Negara Republik Indonesia yang mempunyai
k

kedaulatan hukum;
ah

Bahwa Pemohon Kasasi/PTFI adalah perusahaan nasionaI yang menjalan


R

si
kegiataan usahanya dibidang perindustrian dan pemasaran produk-produk
parfum dan kosmetika selama ± 39 tahun, dimana selama menjalan

ne
ng

kegiatan usahanya tersebut, Pemohon Kasasi/PTFI telah memberikan


kontribusi kepada Negara dan mendukung program-program pelaksanaan

do
gu

pembangunan nasional, yang antara lain meliputi (I) pemasukan Negara


berupa pajak (ii) penggunaan tenaga kerja nasional dan (iii) mendorong
In
investor asing untuk melakukan investasi di Indonesia melalui kemitraan
A

dengan perusahaan nasional;


Bahwa selama menjalankan kegiatan usahanya Pemohon Kasasi/PTFI
ah

lik

selama ini telah memberikan kontribusi terhadap Negara Republik Indonesia


dengan berkerjasama dengan para investor asing dan membuka lapangan
m

ub

pekerjaan. Sebagai perusahaan nasional yang telah berpengalaman


dibidangnya maka Termohon Kasasi/LMVH melakukan kerjasama dengan
ka

Pemohon Kasasi/PTFI dengan memanfaatkan jasa-jasa Pemohon Kasasi/


ep

PTFI selama ± 12 (dua belas) tahun;


ah

Bahwa tindakan yang semena-mena, arogan dan sepihak yang telah


R

dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH terhadap Pemohon Kasasi/PTFI


es

(dalam bentuk perbuatan melawan hukum berupa pemutusan dan/atau


M

ng

pengakhiran sepihak atas kedudukan Pemohon Kasasi/PTFI selaku


on
gu

Hal. 32 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
distributor tunggal) sangat nyata dan sangat jelas telah merugikan

si
Pemohon Kasasi/PTFI selaku perusahaan nasional yang tentu saja hendak
memberikan kontribusi yang maksimal terhadap kepada Negara Republik

ne
ng
Indonesia. Namun sangat ironis bahwa perbuatan secara melawan hukum
yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH telah merugikan kepentingan
hukum dari Pemohon Kasasi/PTFI sehingga adalah hal yang benar dan

do
gu pantas apabila Pemohon Kasasi/PTFI mengajukan gugatan a quo untuk
diperiksa, dipertimbangkan, diadili dan diputus oleh Pengadilan Negeri

In
A
Jakarta Pusat;
3. Kepada yang Terhormat Majelis Hakim Agung pertimbangan hukum
ah

lik
Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (Judex Facti) dan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti) telah melanggar asas-asas hukum acara
perdata yang berlaku dikarenakan terbukti tidak secara saksama dan sama
am

ub
sekali tidak teliti dalam memberikan pertimbangan hukum atas perkara
a quo tanpa memperhatikan adanya rasa nasionalisme dan asas kedaulatan
ep
yang dianut oIeh Negara Republik Indonesia. Adapun dasar-dasarnya
k

adalah sebagai berikut:


ah

a. Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum dan


R

si
berkedaulatan Hukum yang bebas, Merdeka, mandiri dalam menegakan
hukum dan sesuai dengan filosofi dari Undang - Undang Dasar 1945

ne
ng

yang ada didalam Mukadimah, Preambul bahwa Negara wajib dan harus
melindungi segenap bangsa Indonesia;

do
gu

b. Lebih lanjut sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 28 huruf D Undang-


Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh
In
kepastian hukum. Bahwa sebagaimana dimaksud setiap orang adalah
A

baik warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia berhak


memperoleh kepastian hukum atas dirinya dan Negara wajib memberikan
ah

lik

dan melindungi kepentingan hukum atas warganya;


c. Bahwa sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar
m

ub

1945 sebagai dasar hukum Negara Indonesia maka Peradilan Indonesia


in casu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat harus memberikan proses
ka

hukum dan peradilan yang adil bagi segenap warga negaranya yaitu
ep

Pemohon Kasasi/PTFI yang menuntut keadilan, termasuk untuk


ah

melindungi hak-haknya;
R

d. Negara Republik Indonesia melindungi hak hukum rakyat Indonesia,


es

untuk membuat perjanjian dan menyepakati perjanjian, dan hak


M

ng

on
gu

Hal. 33 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kebebasan berkontrak dijamin oleh Negara Republik Indonesia akan

si
tetapi seluruh kebebasan berkontrak tidak bersifat mutlak;
Negara Republik Indonesia mempunyai kewajiban untuk melindungi

ne
ng
segenap warga Negara Indonesia, termasuk semua perusahaan-
perusahaan nasioanal yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di wilayah Republik Indonesia; dan

do
gu e. Azas hukum yang berlaku di Indonesia, semua orang termasuk Badan
hukum yang merasa dirugikan oleh pihak-pihak lain dapat mengajukan

In
A
gugatan hukum di Pengadilan Indonesia;
4. Yang terhormat Majelis Hakim Agung sebagaimana telah diuraikan dalam
ah

lik
Sub judul A pada angka 1, 2 dan 3 diatas, maka selanjutnya Pemohon
Kasasi/PTFI akan menguraikan secara tegas bahwa pertimbangan hukum
yang diambil alih oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (Judex Facti) dan
am

ub
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti) telah bertentangan dengan
hukum acara perdata yang berlaku sehingga memberikan amar putusan
ep
yang tidak tepat dan bertentangan dengan hukum yaltu sebagai berikut:
k

Dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti) di halaman


ah

64 di alinea I menyatakan sebagai berikut (dalam kutipan dengan


R

si
penambahan keterangan):
“Menimbang bahwa demikian juga mengenai pendapat 2 ahli yang diajukan

ne
ng

Penggugat (baca: Pembanding/PTFI) yaltu: “Prof DR Hj. Sri Gambir Melati


Hatta, S.H” dan “Prof A. Mansyur Efendi, S.H”, Majelis tidak sependapat

do
gu

dengan alasan jika pendapat ahli tersebut diterima, justru akan melanggar
prinsip hukum Indonesia yang mengakui adanya azas kebebasan
In
berkontrak yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata, terutama karena
A

perkara a quo adalah perkara dibidang sengketa privat bukan sengketa


publik lagi pula hukum Indonesia in casu Undang-Undang Nomor 30 Tahun
ah

lik

1099 tentang Arbitrase tidak mengatur ketentuan yang dapat ditetapkan


dalam melengkapi sengketa para pihak dalam perkara a quo”;
m

ub

berdasarkan pertimbangan hukum yang diberikan diatas oleh Pengadilan


Negeri Jakarta Pusat dan diambil alih oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta,
ka

merupakan pertimbangan hukum yang keliru dan bertentangan dengan


ep

filosofi dan Undang-Undang Dasar 1945 yang ada didalam Mukadimah,


ah

Preambul bahwa Negara Republik Indonesia adalah yang berdasarkan


R

hukum dan berkedaulatan hukum yang bebas, merdeka, mandiri dalam


es

menegakan hukum dan harus mellndungi segenap bangsa Indonesia.


M

ng

Selanjutnya Pemohon Kasasi/PTFI mohon Majelis Hakim Agung Yang Mulia


on
gu

Hal. 34 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
secara seksama dan meneliti perkara a quo bahwa adalah hal yang sangat

si
jelas bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH
merupakan tindakan secara melawan hukum yang telah semena-mena

ne
ng
terhadap Pemohon Kasasi/PTFI. Apabila perbuatan melawan hukum
tersebut berkelanjutan dan tanpa adanya perlindungan hukum diberikan
oleh Negara Republik Indonesia kepada segenap warga negaranya dalam

do
gu hal ini Pemohon Kasasi/PTFI maka kontribusi investor-investor asing yang
bertindak semena-mena akan memberikan dampak negative terhadap

In
A
hukum positif Negara Republik Indonesia;
Bahwa juga patut diperhatikan oleh yang terhormat Majelis Hakim Agung
ah

lik
bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (Judex Facti) yang mengambil aIih
pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex
Facti) dalam memberikan pertimbangan hukumnya mendalilkan adanya
am

ub
kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Namun sama sekali tidak
ep
mempertimbangkan bahwa asas kebebasan berkontrak yang dianut oleh
k

Negara Republik Indonesia adalah kebebasan dalam arti seluas-luasnya


ah

namun harus memperhatikan kepatutan, kebiasaan atau undang-undang


R

si
sebagaimana diatur dalam Pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata yang menyatakan sebagai berikut (kutipan):

ne
ng

“Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat

do
gu

perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang”;


Bahwa berdasarkan hal tersebut dapat terlihat jelas Pengadilan Tinggi DKI
In
Jakarta (Judex Facti) dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti)
A

sama sekali tidak memperhatikan bahwa dibatasnya asas kebebasan


berkontrak dalam Hukum Indonesia. Namun sebagaimana gugatan a quo
ah

lik

yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/PTFI adalah bukan mengenai isi dan
pelaksanaan perjanjian Antara Pemohon Kasasi/PTFI dengan Termohon
m

ub

Kasasi/LVMH namun melainkan tindakan perbuatan melawan hukum yang


dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH terhadap Pemohon Kasasi I PTFI.
ka

Lebih lanjut dalil-dalil bahwa Termohon Kasasi/LVMH telah melakukan


ep

perbuatan melawan hukum terhadap Pemohon Kasasi/PTFI akan diuraikan


ah

kembali dalam sub judul B dibawah ini;


R

5. Bahwa selanjutnya sebagaimana diatur dalam ketentuan hukum yang


es

berlaku, apabila Termohon Kasasi berdomisili diluar wilayah Republik


M

ng

Indonesia, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang untuk


on
gu

Hal. 35 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memeriksa dan mengadili, satu dan lain diatur dalam Pasal 100 Rv

si
(Reglement op de Burgerlijk Rechtvordering) menyatakan antara lain bahwa
pihak asing (Termohon Kasasi/LVMH) yang berkedudukan diluar wilayah

ne
ng
Republik Indonesia yang telah mengadakan kerja sama dengan Warga
Negara Indonesia/perusahaan Indonesia maka dapatlah diajukan perkara ini
di Pengadilan Negeri dan tempat tinggal Penggugat (recht van overdaging)

do
gu dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
6. Pengajuan Eksepsi Kompetensi absolut dan gugatan Rekonvensi oleh

In
A
Termohon Kasasi/LVMH terhadap Pemohon Kasasi/PTFI. Bahwa tindakan
yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH telah bertentangan dengan
ah

lik
hukum acara yang berlaku sebagaimana ditegaskan dalam Reglemen
Indonesia Yang Dibaharui (H.l.R) Pasal 132a (1) menyatakan:
“Tergugat berhak dalam tiap-tiap perkara memasukan gugatan melawan
am

ub
kecuali:
1e. Kalau Penggugat memajukan gugatan karena suatu sifat, sedang
ep
Gugatan melawan itu akan mengenai dirinya sendiri dan sebaliknya;
k

2e. Kalau Pengadilan Negeri yang memeriksa surat gugat Penggugat tidak
ah

berhak memeriksa gugatan melawan itu berhubung dengan pokok


R

si
perselisihan;
3e. Dalam perkara perselisihan tentang menjalankan keputusan.”;

ne
ng

Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Reglemen Indonesia yang dibaharui


(H.l.R) Pasal 132a (1) huruf 2e tersebut di atas, Termohon Kasasi/LVMH

do
gu

tidak berhak/tidak dapat mengajukan gugatan Rekonvensi, oleh karena


Termohon Kasasi/LVMH sudah menyampaikan eksepsi kompetensi Absolut
In
dalam surat Jawabannya Tertanggal 18 Juni 2012, yang menyatakan
A

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksa perkara


gugatan a quo;
ah

lik

Terdapat Doktrin hukum yang memberikan larangan untuk mengajukan


Gugatan Rekonvensi tersebut sesuai dengan Pendapat dari M. Yahya
m

ub

Harahap, S.H., dalam Buku Hukum Acara Perdata, Penerbit Sinar Grafika,
Cetakan ke 5 tahun 2007, halaman 486-487, antara lain menyatakan
ka

sebagai berikut (dalam kutipan):


ep

“Larangan yang tercantum dalam Pasal 132 a ayat (1) ke 2 HIR hanya tepat
ah

diterapkan sepanjang mengenai Pelanggaran yurisdiksi absolut;


R

Fakta ini dengan sendirinya membantah kesaksian M. Yahya Harahap


es

sebagal Ahli dalam perkara a quo dihadapan Sidang Pengadilan Negeri


M

ng

Jakarta Pusat tanggal 22 Oktober 2012;


on
gu

Hal. 36 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa selain hal tersebut Doktrin Hukum yang diberikan oleh Retnowulan

si
Sutantio, S.H., & Iskandar Oeripkartawinata, S.H., dalam Buku Hukum
Acara Perdata Dalam Teori & Praktek, Penerbit Alumni, 1979, halaman 43

ne
ng
antara lain menyatakan sebagai berikut (dalam kutipan):
“Gugat balasan diperkenankan apabila melanggar kekuasaan relatif, akan
tetapi tidak diperkenankan apabila melanggar kekuasaan absolut;

do
gu Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka Termohon Kasasi/
LVMH yang nyata-nyata mengajukan eksepsi kompetensi absolut serta

In
A
mengajukan gugatan Rekonvensi, dengan demikian Termohon
Kasasi/LVMH telah melanggar ketentuan Pasal 132 a ayat (1) ke 2 HIR;
ah

lik
Mohon yang terhormat Majelis Hakim Agung untuk memeriksa kesalahan
yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (Judex Facti) yang telah
mengambil alih pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Jakarta
am

ub
Pusat (Judex Facti) telah membuktikan bahwa tidak diterapkannya Pasal
132 a ayat (1) HIR dikarenakan Termohon Kasasi/LVMH telah mengajukan
ep
gugatan Rekonvensi yang dengan demikian maka demi hukum Termohon
k

Kasasi/LVMH telah menyatakan bahwa dirinya tunduk dan patuh terhadap


ah

Hukum Indonesia termasuk proses hukum acara perdata yang berlaku dan
R

si
oleh karenanya Eksepsi Kompetensi Absolut yang diajukan oleh Termohon
Kasas/LVMH berdasarkan hukum wajib untuk diabaikan dan

ne
ng

dikesampingkan dan selanjutnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat secara


ex-officio menyatakan bahwa dirinya berwenang untuk melakukan

do
gu

pemeriksaan terhadap perkara a quo serta mengadili dan memutus gugatan


yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/PTFI. Dengan kata lain adalah
In
Termohon Kasas/LVMH harus dianggap melepaskan atau
A

mengesampingkan yurisdiksi arbitrase di SIAC dan menundukkan diri


kepada yurisdiksi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
ah

lik

Untuk menguatkan adanya keinginan Termohon Kasasi/LVMH untuk tunduk


kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atau Pengadilan Tinggi DKI
m

ub

Jakarta dapat dlbuktikan dan diajukannya permohonan banding oleh


Termohon Kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang telah
ka

menyatakan tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili gugatan


ep

Pemohon Kasasi/PTFI, dengan perkataan lain Termohon Kasasi/LVMH


ah

menghendaki Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dinyatakan berwenang


R

untuk memeriksa dan mengadili gugatan Pemohon Kasasi/PTFI;


es

7. Bahwa walaupun berdasarkan ketentuan dalam Reglemen Indonesia yang


M

ng

dibaharui (H.I.R) Pasal 132a (1) huruf 2e tersebut di atas, Termohon


on
gu

Hal. 37 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi/LVMH tidak berhak/tidak dapat mengajukan gugatan Rekonvensi,

si
akan tetapi Termohon Kasasi/LWMH tetap mengajukan gugatan
Rekonvensi, hal ini menjadi bukti bahwa sebenarnya Termohon Kasasi/

ne
ng
LVMH sudah menyetujui dan sekaligus melepaskan haknya dalam Pasal XX
perjanjian Distribusi Eksklusif tanggal 10 Juli 2009:
Lebih lanjut berdasarkan fakta-fakta tetap yang tidak terbantahkan bahwa

do
gu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mempunyai kewenangan untuk
memeriksa, mengadili serta memutus gugatan yang diajukan oleh Pemohon

In
A
Kasasi/PTFI. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Tetap
Republik Indonesia (Yurisprudonsl MARl”) pernah mengesampingkan
ah

lik
Klausula Arbitrase dan menyatakan Pengadilan Negeri yang berwenang
untuk memeriksa dan mengadili Gugatan, yaitu terdapat dalam:
a. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1205 K/Pdt/1990 tanggal
am

ub
14 Desember 1991 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor
486/Pdt/PT.DKI tanggal 14 Oktober 1989 Jo. Putusan Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Pusat Nomor 499/PdtIG/1988 tanggal 29 Juni 1989
k

dalam perkara antara E.D. & F. MAN (Sugar) LTD lawan Yani Haryanto
ah

yang antara lain menyatakan:


R

si
“Bahwa akan tetapi, eksepsi yang berkaitan dengan masalah Klausula
Arbitrase inipun, karena menyangkut ketentuan Nomor 14 tentang

ne
ng

Arbitrase yang tercantum dalam kedua Kontrak (vide Bukti P-1 dan P-2),
sedangkan justru kedua kontrak inilah yang menjadi Pokok

do
gu

persengketaan antara kedua belah pihak dan yang oleh pihak Penggugat
dimohonkan pembatalannya dalam Pokok Perkara, maka pada
In
hakikatnya materi eksepsi tentang Arbitrase inipun dalam kasus ini tidak
A

bersifat ekseptif lagi yang harus diputus terlebih dahulu, tetapi sudah
menyangkut materi Pokok Perkara yang akan dipertimbangkan setelah
ah

lik

Majelis memeriksa Pokok Perkara yang bersangkutan”;


Berdasarkan hal tersebut maka eksepsi Komptensi AbsoIut yang diajukan
m

ub

oleh Termohon Kasasi/LVMH tidak cukup beralasan dan oleh karenanya


berdasarkan hukum yang berlaku maka Eksepsi Komptensi Absolut wajib
ka

untuk ditolak, dan untuk selanjutnya Majelis Hakim Agung memberikan


ep

amar putusan yang menyatakan mengadili sendiri perkara a quo dan


ah

selanjutnya menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


R

berwenang untuk memeriksa perkara a quo dan memerintahkan kepada


es

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memeriksa perkara ini dan


M

ng

kepada kedua belah pihak diperintahkan untuk melanjutkan pemeriksaan;


on
gu

Hal. 38 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1511 K/Sip/1975 tertanggal 19 April

si
1977 Dalam Perkara Oen Cheng Ho melawan Bong Foeng Tjong dan
Walikota Kepala Daerah Kotamadya Medan dan Kepala Kantor Urusan

ne
ng
Perumahan kotamadya Medan menyatakan sebagai berikut:
“bahwa karena ternyata gugatan Penggugat bukanlah mengenai sewa
menyewa, tetapi mengenai perbuatan dursila (onrechtmatige daad),

do
gu maka perkara ini termasuk wewenang Pengadilan Negeri untuk
mengadilinya.”;

In
A
c. Bahwa lebih lanjut dalam salah satu Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
yaitu Putusan Nomor 454/Pdt.G/1999/PN.Jkt.SeI yang dalam putusannya
ah

lik
menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang
mengadili gugatan perdata yang diajukan oleh PT. Perusahaan Dagang
Tempo terhadap PT. Roche Indonesia meskipun diantara kedua pihak
am

ub
telah terikat perjanjian distribusi yang mengandung klausul arbitrase.
Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan tersebut masuk yurisdiksi
ep
Pengadilan Negen Jakarta Selatan karena sengketa yang timbul adalah
k

perbuatan melawan hukum. Sengketa perbuatan melawan hukum di


ah

antara kedua belah pihak tersebut dipandang oleh Majelis Hakim perlu
R

si
diselesaikan secara hukum di depan pengadilan dan arbitrase tidak
berwenang untuk memeriksa serta mengadilinya;

ne
ng

d. Putusan Pengadilan Negeri Nomor 534/Pdt.G/2011/PN.Jkt.SeI., yang


pada pokoknya menyatakan bahwa Malells Hakim memutuskan

do
gu

berwenang mengadili perkara gugatan perbuatan melawan hukum yang


diajukan oleh PT. Prima Citra Perdana melawan PT. Asuransi AXA
In
Indonesia. PT. Prima Citra Perdana mengajukan gugatan perbuatan
A

melawan hukum atas pemutusan perjanjian asuransi secara sepihak oleh


PT. Asuransi AXA Indonesia. Majelis Hakim berpendapat bahwa klausul
ah

lik

arbitrase dalam perjanjian asuransi diantara para pihak tidak mencakup


perbuatan melawan hukum dan hanya menyangkut perselisihan yang
m

ub

timbul terhadap suatu jumlah yang harus dibayar dalam polis perjanjian
asuransi. Putusan Sela ini telah dikuatkan dengan Putusan Pengadilan
ka

Tinggi DKI Jakarta Nomor 601/PDT/2012/PT.DKI;


ep

e. Putusan Pengadilan Negeri Nomor 535/Pdt.G/2011/PN.Jkt.SeI yang pada


ah

pokoknya menyatakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri


R

berwenang untuk mengadili perkara perbuatan melawan hukum yang


es

diajukan oleh PT. Prima Laksana Mandiri melawan PT. Asuransi AXA
M

ng

Indonesia. Senada dengan PT. Prima Citra Perdana sebelumnya, PT.


on
gu

Hal. 39 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Prima Laksana Mandiri mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum

si
atas pemutusan perjanjian asuransi secara sepihak oleh PT. Asuransi
AXA Indonesia. Majelis Hakim kembali berpendapat bahwa klausul

ne
ng
arbitrase dalam perjanjian asuransi diantara para pihak tidak mencakup
perbuatan melawan hukum dan hanya menyangkut perselisihan yang
timbul terhadap suatu jumlah yang harus dibayar dalam polis perdaftaran

do
gu asuransi;
8. Yang terhormat Majells Hakim Agung bahwa terdapat Doktrin Hukum

In
A
mengenai gugatan Perbuatan Melawan Hukum atau Wanprestasi, Prof.
Rosa Agustina, S.H., M.H., dalam bukunya yang berjudul Hukum Perikatan
ah

lik
(Law of Obligations), Penerbit Pustaka Larasan, Halaman 11-12 (dalam
kutipan);
1. Saat ini terjadi pergeseran dari teori klasik yang membedakan secara
am

ub
tajam antara gugatan wanprestasi dan gugatan PMH ke arah teori
modern yang tidak lagi membedakan secara tajam gugatan wanprestasi
ep
dan gugatan PMH;
k

2. Hal yang perlu dicermati adalah suatu Perbuatan melanggar perjanjian


ah

dapat juga merupakan perbuatan yang melanggar undang-undang;


R

si
3. Perkembangan yang menarik adalah bahwa adanya hubungan
kontraktual tidak menghalangi diajukannya gugatan PMH. Hal ini dapat

ne
ng

dilihat pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 1284 K/Pdt/1998 tanggal


18 Desember 2000 yang memutuskan bahwa tindakan Tergugat yang

do
gu

memutuskan perjanjian secara sepihak tanpa alasan yang sah telah


merugikan Penggugat karena Penggugat telah melakukan Investasi
In
yang cukup besar. Mahkamah Agung berpendapat bahwa tindakan
A

Tergugat memutuskan perjanjian adalah bertentangan dengan asas


kepatutan dan moral serta asas kewajiban hukum dari Tergugat;
ah

lik

4. Dari kasus tersebut, tampaklah meskipun antara Penggugat dan


Tergugat terdapat hubungan kontraktual. tetapi tidak menghalangi
m

ub

Penggugat untuk mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum.”;


Bahwa berdasarkan Doktrin Hukum tersebut di atas makin memperjelas
ka

bahwa tindakan Termohon Kasasi/LVMH yang secara melawan hukum


ep

tanpa secara sah telah memutuskan perjanjian dengan Pemohon


ah

Kasasi/PTFI sedangkan Pemohon Kasasi/PTFI telah menyediakan dana


R

investasi untuk pembukaan cabang, penyediaan lapangan tenaga kerja


es

dengan merekrut karyawan-karyawan yang didekasikan untuk menjual


M

ng

on
gu

Hal. 40 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
produk-produk Termohon Kasasi/ LVMH telah bertentangan dengan

si
kewajiban hukum dari Termohon Kasasi/ LVMH;
9. Bahwa untuk selanjutnya mohon diperiksa oleh Majelis Hakim Agung bahwa

ne
ng
gugatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/PTFI (Penggugat/PTFI)
adalah bukan terkait pelaksanaan isi perjanjian antara Pemohon Kasasi/
PTFI dengan Termohon Kasasi/LVMH melainkan merupakan tindakan

do
gu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH.
Oleh karenanya maka berdasarkan Yurisprundesi tetap MARl dan Putusan-

In
A
Putusan Pengadilan Negeri telah secara tegas menyatakan bahwa
Peradilan Indonesia untuk memeriksa, mengadili dan memutus gugatan
ah

lik
yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/PTFI. Selain hal tersebut juga diakui
secara tegas oleh Termohon Kasasi/LVMH dengan mengajukan Gugatan
Rekonvensi terhadap Pemohon Kasasi/PTFI, dengan demikian maka demi
am

ub
hukum Termohon Kasasi/LVMH telah menyatakan untuk tunduk dan patuh
terhadap proses hukum yang sedang berlangsung di Pengadilan Negeri
ep
Jakarta Pusat;
k

Bahwa dengan diajukannya gugatan Rekonvensi oleh Termohon Kasasi/


ah

LVMH kepada Pemohon Kasasi/PTFI dalam perkara a quo, maka secara


R

si
yuridis formal baik Pemohon Kasasi/PTFI maupun Termohon Kasasi/LVMH
mengakui dan sudah memilih domisili hukum di Pengadilan Negeri Jakarta

ne
ng

Pusat, untuk itu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berhak dan berwenang
memeriksa dan mengadili perkara gugatan a quo. Apabila Termohon

do
gu

Kasasi/LVMH menghendaki agar perkara gugatan a quo tetap melalui


Arbitrase di Singapore, seharusnya Termohon Kasasi/LVMH cukup
In
memberikan jawaban bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti)
A

tidak berwenang untuk mengadili perkara gugatan a quo, namun Termohon


Kasasi/LVMH mengajukan gugatan Rekonvensi dan juga menyatakan
ah

lik

Banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang


menyatakan tidak berwenang mengadili perkara a quo, berarti Termohon
m

ub

Kasasi/LVMH sudah melepaskan haknya pilihan hukum di Arbitrase


Singapore;
ka

10. Bahwa sebagaimana fakta hukumnya Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (Judex
ep

Facti) telah membenarkan/menyetujui dan mengambil alih pertimbangan


ah

hukum Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti) telah


R

memberikan pertimbangan hukum dan amar putusan terhadap perkara


es

a quo dengan mengeluarkan Putusan Sela Nomor 410/Pdt.G/2011/PN.Jkt-


M

ng

Pusat yang menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang


on
gu

Hal. 41 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengadili perkara a quo, namun justru Termohon Kasasi/LVMH kemudian

si
mengajukan pernyataan banding terhadap Putusan SeIa Nomor 410/Pdt.G/
2011/PN.Jkt.Pusat berdasarkan akta permohonan banding Nomor 247/

ne
ng
SRT.PDT/BDG/2012/PN.JKT.PST Jo Nomor 410/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst
tanggal 28 Desember 2012 dan Memori Banding tanggal 30 Januari 2014,
hal tersebut membuktikan bahwa perkara a quo adalah mengenai perbuatan

do
gu melawan hukum yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH terhadap
Pemohon Kasasi/PTFI dan sama sekali bukan terkait dengan pelaksanaan

In
A
isi peranjian antara Pemohon Kasasi/PTFI dengan Termohon Kasasi/ LVMH
sehingga oleh karenanya Termohon Kasasi/LVMH mengajukan
ah

lik
permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang semata-
mata bertujuan untuk menutupi bahwa gugatan aquo adalah gugatan
perbuatan melawan hukum sehingga dengan demikian Pengadilan Negeri
am

ub
Jakarta Pusat berhak memeriksa perkara aquo;
11. Lebih lanjut berdasarkan International Arbitration Act (Chapter 143A)
ep
Section 6 (1) menyatakan sebagai berikut:
k

Wotwithstanding Article 8 of the Model Law, where any party to an


ah

arbitration agreement to which this Act applies institutes any proceedings in


R

si
any court against any other party to the agreement in respect of any matter
which is the subject of the agreement, any party to the agreement may, at

ne
ng

any time after appearance and before delivering any pleading or taking any
other step in the proceedings, aalv to that court to stay the proceedinas so

do
gu

far as the proceedlnas relate to that matter”


Terjemahan Bagian 6 (1) International Arbitration Act;
“Terlepas dan ketentuan Pasal 8 UU Model, apabila suatu pihak dan suatu
In
A

perjanjian arbitrase dimana undang-undang ini diterapkan, mengajukan


proses apapun di pengadilan manapun melawan pihak lainnya dan
ah

lik

perjanjian itu, berkaitan dengan masalah apapun yang diatur dalam


perjanjian tersebut, pihak yang manapun dan perjanjian itu dapat, setiap
m

ub

saat setelah tampil dan sebelum persidangan dimulai, memohon kepada


pengadilan tersebut untuk menunda proses persidangan sepanjang
ka

persidangan itu berhubungan dengan masalah tersebut”;


ep

Bahwa Internasional Arbitration Act secara jelas menyatakan bahwa selama


ah

hal yang disengketakan tidak terkait dengan isi dari pelaksanaan perjanjian
R

maka adalah hal yang secara hukum Pemohon Kasasi/PTFI mengajukan


es

gugatan terhadap Termohon Kasasi/LVMH atas dasar Perbuatan Melawan


M

ng

Hukum dan oleh karenanya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Judex Facti)
on
gu

Hal. 42 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menerima gugatan a quo dan selanjutnya memeriksa dan memutus

si
terhadap pokok perkara.
Bahwa sebagaimana telah diuraikan dan dijelaskan berdasarkan fakta-takta

ne
ng
hukum diatas, maka adalah hal yang tepat dan benar kemudian yang
terhormat Majelis Hakim Agung mengadili sendiri dan selanjut memberikan
putusan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang untuk

do
gu memeriksa dan mengadili perkara aquo. Sehingga dengan demikian
berdasarkan pada alasan-alasan tersebut di atas, maka beserta ini

In
A
Pemohon Kasasi/PTFI mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Agung
berkenan menerima Permohonan Kasasi beserta seluruh alasan - alasan
ah

lik
yang dimohon dan diajukan Pemohon Kasasi/PTFI;
B. Termohon Kasasi/LVMH telah melakukan perbuatan melanggar hukum
dalam perkara aquo;
am

ub
1. Bahwa sebagaimana telah dijelaskan oleh Sub Judul A diatas, maka
pengajuan gugatan a quo adalah sudah tepat dan benar diajukan kepada
ep
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan lebih lanjut dalam Memori Kasasi ini
k

adalah satu kesatuan dengan gugatan a quo. Pemohon Kasasi/PTFI


ah

sebagai perusahaan nasional yang telah menjadi Distributor Tunggal untuk


R

si
melakukan pemasaran atas produk-produk Terbanding/LVMH di seluruh
wilayah Indonesia, sudah melaksanakan dan memenuhi semua

ne
ng

kewajibannya beserta syarat-syarat yang telah diatur dan ditentukan oleh


Termohon Kasasi/LVMH diantaranya adalah sebagal berikut:

do
gu

a. Secara aktif beriklan mempromosikan pendistribusian Produk-produk


untuk meningkatkan pertumbuhan dan penambahan citra bergengsi dan
In
bermutu tinggi Merek Parfums Christian Dior yang merupakan produk
A

Termohon Kasasi/LVMH;
b. Memelihara reputasi dan wibawa Merek dagang LVMH Fragrances
ah

lik

& Cosmetics Parfums Christian Dior, sebagai Merek terkenal, bergengsi


dan elegan dalam bidang penciptaan/pembuatan dan pendistribusian
m

ub

Parfum di seluruh dunia;


c. Meningkatkan pangsa pasar Parfums Christian Dior diseluruh wilayah
ka

Indonesia:
ep

d. Mengembangkan/meningkatkan volume penjualan produk-produk


ah

Parfums Christian Dior dengan cara sebagai berikut:


R

(i) Menempati ruangan-ruangan penjualan yang paling baik untuk


es

produk-produk Parfums Christian Dior di Mal-mal dan Departement


M

ng

Store terkemuka;
on
gu

Hal. 43 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(ii) Meningkatkan luas ruangan penjualan rata-rata dan 20 m² menjadi

si
25-30 m² di semua Mal-mal dan Departement Store terkemuka;
(iii) Menjalin hubungan kerjasama dengan MaI-mal dan Departement

ne
ng
Store terkemuka yang baru akan beroperasi, guna mendapatkan
ruangan-ruangan penjualan yang paling strategis untuk produk-
produk Parfums Christian Dior;

do
gu (iv) Bahwa walaupuni Termohon Kasasi/LVMH secara sepihak tanpa
persetujuan dari Pemohon Kasasi/PTFI telah memutuskan

In
A
Perjanjian Distribusi Eksklusif, sesuai dengan surat dan Termohon
Kasasi tertanggal 31 Mei 2011, namun dalam surat (email
ah

lik
tertanggal 20 Juni 2011), Termohon Kasasi/LVMH tetap
memberikan harapan seolah-olah Pemohon Kasasi/PTFI tetap akan
ditunjuk kembali sebagai Distributor Tunggal untuk seluruh wilayah
am

ub
Indonesia, hal dapat dibuktikan dengan permintaan Termohon
Kasasi kepada Pemohon Kasasi diantaranya;
ep
a) Membuat rencana usaha untuk 3 (tiga) tahun mendatang;
k

b) Merekrut Manager baru;


ah

c) Membuat persiapan untuk pembukaan outlet baru;


R

si
d) Menyusun strategi pemasaran, dan hal-hal lainya yang berkaitan
dengan persiapan kontrak barn yang akan datang;

ne
ng

2. Bahwa oleh karena Termohon Kasasi/LVMH telah memberikan janji-janji


yang menyakinkan kepada Pemohon Kasasi/PTFI, untuk ditunjuk kembali

do
gu

sebagai Distributor Tunggal untuk seluruh wilayah Indonesia, maka


Pemohon Kasasi/PTFI sudah memenuhi semua permintaan dan syarat-
In
syarat yang telah ditentukan diantaranya:
A

a. Membuat rencana kerja/usaha untuk 3 (tiga) tahun mendatang:


b. Sudah melakukan negosiasi dan mendapatkan konfirmasi untuk lokasi
ah

lik

baru sesuai dengan permintaaan Termohon Kasasi/LVMH;


c. Merekrut Manager baru;
m

ub

d. Melakukan pendaftaran ijin edar produk baru di BPOM (Badan


Pengawasan Obat dan Makanan) Departemen Kesehatan RI;
ka

e. Menyusun strategi pemasaran, dan hal-hal lainnya yang berkaitan


ep

dengan persiapan kontrak baru yang akan datang;


ah

3. Bahwa berdasarkan pada fakta-takta hukum tersebut di atas, Termohon


R

Kasasi/LVMH telah melakukan perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige


es

daad) yang telah menyebabkan timbulnya kerugian bagi Pemohon Kasasi/


M

ng

PTFI, oleh karena telah bertentangan dengan kewajilban hukumnya secara


on
gu

Hal. 44 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
itikad buruk mengakhiri perjanjian secara sepihak yang kemudian

si
dilanjutkan mempemainkan Pemohon Kasasi/PTFI untuk melakukan syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh Pemohon Kasasi/PTFI terhadap Termohon

ne
ng
Kasasi/LVMH dan kemudian menjanjikan seolah-olah Pemohon Kasasi/
PTFI akan ditunjukkan kembali sebagai distributor tunggal untuk seluruh
Indonesia padahal sejak awal sebenarnya Termohon Kasasi/LVMH sudah

do
gu tidak ingin menunjukkan kembali Pemohon Kasasi/PTFI sebagai Distributor
Tunggal untuk seluruh Indonesia;

In
A
4. Berdasarkan uraian Sub Judul B angka 1 sampai dengan 3 diatas maka
adalah jelas adanya itikad buruk dari Termohon Kasasi/LVMH dengan
ah

lik
secara semena mena mempermainkan Pemohon Kasasi/PTFI sehingga
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi Pemohon Kasasi/PTFI akibat
tindakan Termohon Kasasi/LVMH yang bertentangan dengan kewajiban
am

ub
hukumnya. Lebih lanjut berdasarkan buku “Proyek Pengembangan Teknis
Yustisial Mahkamah Agung - RI”, tentang Penemuan Hukum dan
ep
Pemecahan Masalah Hukum Reader III, Jilid I, Penerbit Tim Penguji Hukum
k

Mahkamah Agung Republik Indonesia, 1991, halaman 121, yang mengutip


ah

pendapat Setiawan, telah dinyatakan sebagai berikut (kutipan):


R

si
“Sejak dijatuhkannya putusan dalam perkara Lindenbaum Cohen pada
tahun 1919, terdapat 4 kriteria perbuatan melanggar hukum keempat kriteria

ne
ng

tersebut, adalah:
1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku:

do
gu

2. Melanggar hak subjektif orang lain;


3. Melanggar kaidah tata susila;
In
4. Bertentangan dengan asas kepatutan ketelitian serta sikap hati-hati yang
A

seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga


masyarakat atau terhadap harta benda orang lain.”;
ah

lik

Lebih lanjut lagi, dalam buku Proyek Pengembangan Teknis Yustisial


Mahkamah Agung - RI tersebut juga telah dinyatakan bahwa: “Hoge Raad
m

ub

dalam putusannya mempergunakan kata-kata “ataukah” ... atau”. Dengan


demikian untuk adanya suatu perbuatan melanggar hukum tidak
ka

diisyaratkan dipenuhinya unsur-unsur tersebut secara kumulatif. Dengan


ep

dipenuhinya salah satu kriteria itu, secara alternatif telah terpenuhi pula
ah

syarat untuk suatu perbuatan melanggar hukum.”;


R

Perbuatan Termohon Kasasi/LVMH yang secara itikad buruk dengan


es

sengaja melakukan tindakan semena-mena terhadap Pemohon Kasasi


M

ng

/PTFI serta mempermainkan Pemohon Kasasi/PTFI dalam memenuhi


on
gu

Hal. 45 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
syarat-syarat yang telah diminta oleh Termohon Kasasi/LVMH jelas

si
merupakan perbuatan melawan hukum yang telah memenuhi kriteria paling
tidak angka I, 2 dan/atau 4 tersebut di atas, karenanya adalah wajar, sah

ne
ng
dan berharga, jika perbuatan illegal tersebut diberikan ganjaran setimpal
oleh yang Terhormat Majelis Hakim Agung untuk menyatakan bahwa
Termohon Kasasi/LVMH telah melakukan perbuatan melawan hukum

do
gu terhadap Pemohon Kasasi/PTFI;
5. Bahwa selain itu terdapat juga Doktrin Hukum atas Perbuatan Melawan

In
A
Hukum yaitu sebagai berikut:
a. Pendapat dari MA. Moegni Djojodirdjo, S.H., dalam bukunya yang
ah

lik
berjudul perbuatan Melawan Hukum, tanggung gugat (aansprakelijkheid)
untuk kerugian, yang disebabkan karena perbuatan melawan hukum,
cetakan kedua, penerbit PT. Pradnya Paramita, 1982 halaman 105, yang
am

ub
menyatakan sebagai berikut (kutipan):
“Sesuatu perbuatan melawan hukum yang mempunyai ciri-ciri daripada
ep
penghinaan, yang akan tetapi dalam mana tidak terdapat unsur
k

penghinaan yang tidak boleh tidak harus ada, memberikan hak untuk
ah

mengajukan tuntutan berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata”;


R

si
b. Pendapat dari Setiawan, S.H., yang dikutip dalam buku “Proyek
Pengembangan Teknis Yustisial Mahkamah Agung - RI, tentang

ne
ng

Penemuan Hukum dan Pemecahan Masalah Hukum Reader III”, Jilid I,


penerbit Tim Penguji Hukum Mahkamah Agung Republik Indonesia,

do
gu

1991, halaman 122, paragraph 4, telah menyatakan sebagai berikut


(kutipan):
“Setiap ketentuan umum yang bersifat mengikat termasuk dalam
In
A

pengertian kewajiban hukum” apabila seseorang menimbulkan kerugian


bagi orang lain dengan cara melanggar suatu ketentuan undang-undang
ah

lik

(baik dalam artian formil maupun materil), maka Ia melakukan suatu


perbuatan melanggar hukum, yakni ia bertindak secara bertentangan
m

ub

dengan kewajiban hukumnya. Sebagai telah dikatakan, maka kriteria


pertama ini memandang masalah perbuatan melanggar hukum dan segi
ka

pelaku yakni apakah ia melanggar suatu kaidah hukum atau tidak”;


ep

c. Pendapat dari Setiawan, S.H., yang dikutip dalam buku Proyek


ah

Pengembangan Teknis yustisial Mahkamah Agung - RI, tentang


R

Penemuan Hukum dan Pemecahan Masalah Hukum Reader Ill”, Jilid I,


es

penerbit Tim Penguji Hukum Mahkamah Agung Republik Indonesia,


M

ng

1991, halaman 129, telah menyatakan sebagai berikut (kutipan):


on
gu

Hal. 46 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Kepatutan, ketelitian, serta sikap hati-hati mewajibkan setiap orang -

R

si
dalam memenuhi kepentingannya memperhatikan orang lain.
Pemenuhan kepentingan seseorang haruslah dilaksanakan sedemikian

ne
ng
rupa sehingga tidak berbahaya bagi kepentingan warga masyarakat yang
lain. Dalam melaksanakan kepentingan tadi, seseorang haruslah
memperhatikan norma-norma kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati;

do
gu sehingga tindakannya tidak boleh membahayakan atau merugikan orang
lain. Dalam hal ini Ia bertindak tanpa memperhatikan norma-norma

In
A
tersebut dan tindakannya itu tadi menimbulkan kerugian bagi orang lain,
maka dapatlah dikatakan bahwa orang itu melakukan perbuatan
ah

melanggar hukum.”;

lik
d. Pendapat dari Rachmat Setiawan, S.H., dalam bukunya yang berjudul
“Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar Hukum”, cetakan pertama,
am

ub
penerbit Binacipta, 1991 halaman 14 dan 15, yang menyatakan sebagai
berikut (kutipan):
ep
“Kriteria bertentangan dengan kepatutan adalah mengenai suatu
k

perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat


ah

terhadap diri atau barang-barang orang lain;


R

si
Setiap manusia harus menyadari bahwa ia adalah bagian dari anggota
masyarakat dan karenanya dalam perbuatan dan tingkah lakunya harus

ne
ng

memperhatikan kepentingan-kepentingan sesamanya. Pada garis


besarnya dapat dinyatakan, bahwa suatu perbuatan adalah bertentangan

do
gu

dengan kepatutan jika perbuatan tersebut sangat merugikan orang lain


tanpa kepentingan yang layak;
In
Berdasarkan doktrin-doktrin hukum yang telah diuraikan diatas maka
A

adalah jelas tindakan yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH telah


melanggar hak subjektif dari Pemohon Kasasi/PTFI dan dengan itikad
ah

lik

buruk dari Termohon Kasasi/LVMH dengan sengaja mempermainkan


Pemohon Kasasi/PTFI jelas-jelas melanggar kewajiban hukumnya dan
m

ub

melanggar kepatutan yang telah berlaku dalam praktek bisnis;


6. Bahwa sehubungan dengan Perbuatan Melawan Hukum yang telah
ka

dilakukan oleh Termohon Kasasi/LVMH, maka Pemohon Kasasi/PTFI


ep

mengalami kerugian baik secara materiil maupun immateriil, oleh karena itu
ah

Pemohon Kasasi/PTFI meminta agar Termohon Kasasi/LVMH membayar


R

biaya kompensasi sebagai ganti kerugian kepada Pemohon Kasasi/PTFI


es

yaitu sebesar USD 10.000.000,- (sepuluh juta Dollar Amerika Serikat);


M

ng

on
gu

Hal. 47 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa kerugian materiil dan immaterial tersebut telah dipertegas oleh

si
Pendapat Hukum atau doktrin hukum yaitu sebagai berikut (dalam kutipan):
(i) J. Satrio S.H., dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perikatan

ne
ng
(Perikatan yang lahir dari Undang-Undang) bagian pertama”, penerbit
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, cetakan pertama, tahun 1993, halaman
294, yang menyatakan sebagai berikut:

do
gu “Konsep kerugian dalam Perbuatan Melawan Hukum meliputi Kerugian
Kekayaan (vermogens-schade), Kerugian ldiil dan Kerugian Moril.

In
A
Kerugian tersebut bukan hanya kerugian yang sudah diderita pada saat
menuntut tetapi juga kerugian-kerugian yang masih berlangsung terus
ah

lik
sesudah itu atau sejak saat itu;
(ii) Setiawan S.H., dalam bukunya yang berjudul “Aneka Masalah Hukum
dan Hukum Acara Perdata”, penerbit Alumni, Bandung, tahun 1992,
am

ub
telah mengutip doktrin-doktrin dan para ahli hukum tentang “kerugian
sebagai akibat dan suatu perbuatan melawan hukum” yaitu sebagai
ep
berikut:
k

i. Asser-Rulten menyatakan secara tegas bahwa kerugian adalah segi


ah

yang tidak menguntungkan yang diderita oleh seseorang sebagai


R

si
akibat suatu kejadian tertentu;
ii. Hoffman-Drion, membedakan kerugian menjadi tiga hal, yaitu:

ne
ng

(a) Kerugian sebagai pengurangan harta kekayaan;


(b) Kerugian sebagai perusakan terhadap kebendaan berwujud si

do
gu

penderita memiliki kepentingan; dan


(c) Kerugian immaterill yang menimbulkan perasaan tidak
In
mengenakkan bagi seseorang;
A

Lebih lanjut lagi Hoffman-Drion menyatakan bahwa pemberian ganti rugi


sebagai suatu bentuk konpensasi dapat diberikan dalam bentuk hal-hal
ah

lik

sebagai berikut:
(a) penggantian dalam bentuk uang terhadap berkurangnya kekayaan
m

ub

karena adanya perbuatan melanggar hukum;


(b) pemulihan ke dalam keadaan semula, yakni keadaan sebelum
ka

terjadinya perbuatan melanggar hukum;


ep

(c) penggantian biaya-biaya yang diperlukan untuk memulihkan


ah

keadaan pada keadaan semula sebelum terjadinya perbuatan


R

melanggar hukum;
es
M

ng

on
gu

Hal. 48 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(d) penggantian dalam bentuk uang terhadap penderitaan orang yang

si
ditimbulkan oleh orang lain karena suatu perbuatan melanggar
hukum;

ne
ng
Kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatan melawan hukum dapat
berupa kerugian kekayaan (vennogensschade) atau kerugian bersifat
idill. Pada pokoknya kerugian kekayaan adalah kerugian yang dialami

do
gu oleh Si penderita sebagai akibat perbuatan melawan hukum yang
berkaitan erat dengan kekayaan yang diukur atau dinilai dengan adanya

In
A
kerugian uang. Namun demikian, perlu untuk diketahui bahwa suatu
perbuatan melawan hukum tidak hanya menimbulkan kerugian uang
ah

lik
saja, tapi juga dapat menyebabkan kerugian moril atau idiil, yaitu antara
lain berupa ketakutan, terkejut, sakit dan kehilangan kesenangan
hidup.”;
am

ub
7. Bahwa lebih lanjut terkait dengan tuntutan ganti rugi Pemohon Kasasi/PTFI
telah diakui dan dipertegas oleh yurisprudensi MARl dan doktrin hukum
ep
yang akan diuraikan sebagai berikut:
k

a. Yurisprudensi MARl Nomor 935 K/Pdt/1998, tertanggal 21 Desember


ah

1999 menyatakan sebagai berikut (dalam kutipan):


R

si
“Meskipun seorang pria menyangkal, namun karena si wanita telah
melakukan “Sumpah Suppletoir” dalam persidangan, yang isinya

ne
ng

mengakui bahwa Ia menjadi hamil dan melahirkan seorang anak adalah


akibat hubungan sex diluar nikah dengan pria tersebut, secara yuridis,

do
gu

perbuatan pria tersebut adalah bertentangan dengan asas kepatutan


dalam pergaulan masyarakat beradab dan bertentangan pula dengan
In
kewajiban hukum dan si pria yang perbuatannya telah merugikan Si
A

wanita yang digaulinya diluar nikah tersebut. Perbuatan pria yang


demikian telah memenuhi unsur perbuatan melawan hukum” ex Pasal
ah

lik

1365 BW (KUHPerdata) dimana pria tersebut wajib memberi ganti rugi


karena perbuatannya tersebut;
m

ub

b. Doktrin hukum mengenai ganti kerugian terhadap perbuatan melawan


hukum, hal ini sejalan dengan pendapat dan Prof. Dr. Sri Gambir Melati
ka

Hatta dalam bukunya cacatan Kapita Selekta Hukum Perdata Perbuatan


ep

Melawan Hukum”, yang menyatakan sebagai berikut (dalam kutipan):


ah

“Unsur kesalahan berkaitan erat dengan unsur kerugian. Dengan


R

terbuktinya kesalahan pada perbuatan melawan hukum maka kerugian


es

menjadi tanggung jawab si pembuat kesalahan;


M

ng

on
gu

Hal. 49 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. M.A Moegni Djojodirdjo, S.H., dalam bukunya, yang berjudul Perbuatan

si
Melawan Hukum, Tanggung gugat (aansprakelijkheid) untuk kerugian,
yang disebabkan karena perbuatan melawan hukum, yang diterbitkan

ne
ng
oleh Pradnya Paramita, cetakan Kedua Tahun 1982, cetakan kedua
tahun 1982, halaman 19 menyatakan (dalam kutipan):
“.... bahwa orang yang secara bersalah melakukan perbuatan melanggar

do
gu hukum dan dengan itu merugikan orang lain, adalah berwajib mengganti
kerugian.”;

In
A
yang kemudian dalam buku yang sama M.A Moegni Djojodirdjo, S.H., di
halaman 449 yang menyatakan sebagai berikut (dalam kutipan):
ah

lik
Sebagai ketentuan umum kiranya dapat digunakan kenyataan bahwa
maksud dan pada kewajiban memberikan ganti kerugian adalah untuk
membawa si penderita sedapat mungkin pada keadaan sekiranya tidak
am

ub
terjadi perbuatan melawan hukum;
8. Bahwa beserta ini Pemohon Kasasi/PTFI mohon kepada Mahkamah Agung
ep
Republik Indonesia untuk mengabulkan gugatan provisi terhadap Termohon
k

Kasasi/LVMH sebagai berikut:


ah

a. Sebelum putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap,


R

si
melarang Termohon Kasasi/LVMH dan/atau orang lain yang mendapat
hak atau kuasa darinya, supaya tidak melakukan Perjanjian Distribusi

ne
ng

Eksklusif dengan pihak manapun atas semua produk-produk Merek


Parfums Christian Dior untuk wilayah pendistribusian di Indonesia;

do
gu

b. Sebelum putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap,


menyatakan Pemohon Kasasi/PTFI adalah satu-satunya pemegang hak
In
yang sah sebagai Distributor yang menerima hak tunggal dan eksklusif
A

untuk mengimport, mendistribusikan dan menjual Produk-produk parfum


feminin dan maskulin, jenis-jenis produk make-up dan perawatan kulit
ah

lik

dengan Merek LVMH Fragrances & Cosmetics dan Parfums Christian


Dior, untuk seluruh Wilayah Indonesia, sesuai dengan Surat Tanda
m

ub

Pendaftaran Sebagai Distributor Tunggal Barang Produksi Luar Negeri


Nomor 2768/STP-LN/PDN.218/2011;
ka

Bahwa karena gugatan ini telah didasarkan pada bukti-bukti otentik yang
ep

tidak terbantahkan kebenarannya, maka sangatlah beralasan apabila


ah

yang Mulia Majelis Hakim Agung memutuskan perkara ini dengan serta
R

merta (uitvorbaar bij voorrad), sesuai dengan ketentuan Pasal 180 ayat
es

(1) HIR/PasaI 191 RBG dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3
M

ng

Tahun 2000 tentang Putusan Serta Merta (uitvorbaar bij voorrad) dan
on
gu

Hal. 50 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
provisionil. Berdasarkan pada alasan-alasan tersebut di atas, maka

si
cukup dasar hukum bagi Pemohon Kasasi/PTFI untuk mohon kepada
Mahkamah Agung Republik Indonesia, untuk mengadili dan memberikan

ne
ng
putusan hukum yang mengabulkan seluruh permohonan Pemohon
Kasasi/PTFI;
Dalam Rekonvensi:

do
gu 1. Mohon periksa yang terhormat Majelis Hakim Agung bahwa gugatan
Rekonvensi Termohon Kasasi/LVMH tidak memenuhi syarat materil dan

In
A
syarat formil dalam suatu gugatan Rekonvensi dengan uraian sebagai
berikut:
ah

lik
Tidak terpenuhinya syarat materiil:
Bahwa untuk terpenuhinya suatu syarat materiil dalam suatu gugatan
Rekonvensi baru dianggap sah dan dapat diterima untuk diakumulasi dengan
am

ub
gugatan Konvensi, apabila terpenuhi syarat:
a. Terdapat faktor pertautan hubungan mengenai dasar hukum dan kejadian
ep
yang relevan antara gugatan Konvensi dengan gugatan Rekonvensi; dan
k

b. Hubungan pertautan itu harus sangat erat, sehingga penyelesaiannya


ah

dapat dilakukan secara efektif dalam satu proses dan putusan;


R

si
Bahwa perlu diketahui yang Terhormat Majelis Hakim Agung bahwa gugatan
Konvensi adalah mengenai perbuatan melawan hukum yang dilakukan

ne
ng

Termohon Kasasi/LVMH sedangkan gugatan Rekonvensi yang diajukan oleh


Termohon Kasasi/LVMH tidak ada faktor koneksitas/pertautan dengan

do
gu

gugatan konvensi atau tidak hubungan sama sekali dengan gugatan


Konvensi. Bahwa gugatan Rekonvensi baik dalam posita dan petitumnya
In
sama sekali tidak ada hubungan erat bahkan cenderung merupakan gugatan
A

yang terpisah dan tidak ada sama sekali penyambung antara Gugatan
Konvensi dengan gugatan Rekonvensi;
ah

lik

Dengan demikian semakin jelaslah tidak terpenuhinya syarat materiil gugatan


Rekonvensi tersebut dengan tidak ada faktor pertautan dan dasar hukum
m

ub

serta kejadian yang relevan antara gugatan Konvensi dengan gugatan


Rekonvensi dan menambah ketidak efektifan dalam penyelesaian proses
ka

hukum;
ep

Tidak terpenuhinya syarat formil:


ah

Lebih lanjut terkait dengan syarat formil tersebut, M. Yahya Harahap, S.H.,
R

dalam bukunya berjudul “Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,


es

Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan PengadiIan”, Sinar


M

ng

on
gu

Hal. 51 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Grafika, Jakarta, 2005, halaman 478, menyebutkan Iebih lanjut sebagai

si
berikut (kutipan):
Bahwa gugatan Rekonvensi harus memenuhi syarat formil gugatan yaitu:

ne
ng
1. Menyebut dengan tegas subjektif yang ditarik sebagai Tergugat
Rekonvensi;
2. Merumuskan dengan jelas posita atau dalil gugatan Rekonvensi, berupa

do
gu penegasan dasar hukum dan dasar peristiwa yang melandasi gugatan;
3. Menyebut dengan rinci petitum gugatan;

In
A
Tidak terpenuhinya syarat materil:
Apabila unsur-unsur diatas tidak terpenuhi, gugatan Rekonvensi dianggap
ah

tidak memenuhi syarat, dan harus dinyatakan tidak dapat diterima.” Oleh

lik
karena itu, selain eksistensi gugatan Rekonvensi mesti tegas disebutkan
dalam jawaban, mesti disebut dengan tegas pada pihak yang ditarik sebagai
am

ub
Tergugat, terang dalil yang dirumuskan serta rinci satu persatu petitumnya;
Sehubungan dengan itu, menurut Putusan MA Nomor 1154 K/Sip/1973,
ep
gugatan Rekonvensi yang tidak memenuhi unsur syarat formil gugatan,
k

dianggap bukan merupakan gugatan Rekonvensi yang sungguh-sungguh,


ah

dan dalam hal demikian dianggap tidak ada gugatan Rekonvensi”


R

si
Bahwa pada faktanya gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi secara
nyata tidak memenuhi syarat formil dengan tidak menguraikan dan

ne
ng

menegaskan rumusan posita dan petitum secara jelas maka adalah jelas
bahwa gugatan - Rekonvensi tidak memenuhi syarat formil sehingga sudah

do
gu

sepatut dan sepantasnya untuk ditolak oleh Majelis Hakim Agung yang
terhormat;
In
2. Bahwa berdasarkan hal yang dijelaskan diatas maka Pemohon Kasasi/PTFI
A

menolak secara tegas seluruh permohonan dan gugatan Rekonvensi dan


Termohon Kasasi/LVMH dengan alasan-alasan sebagai berikut:
ah

lik

a. Pemohon Kasasi/PTFI tidak melanggar semua ketentuan yang diatur


dalam Perjanjian Distribusi, termasuk sebagaimana yang diatur dalam
m

ub

Pasal 11.3.1 dan 11.3.3;


b. Pemohon Kasasi/PTFI sampai saat ini belum menerbitkan surat
ka

penyelesaian secara tuntas (clean break) oleh karena adanya perkara


ep

gugatan a quo;
ah

c. Pemohon Kasasi/PTFI akan menerbitkan Surat Penyelesaian Secara


R

Tuntas (clean break) apabila perkara gugatan a quo sudah mempunyai


es

kekuatan hukum yang tetap;


M

ng

on
gu

Hal. 52 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Pemohon Kasasi/PTFI sama sekali tidak pernah merugikan Termohon

si
Kasasi/LVMH dalam bentuk apapun, oleh karena itu tidak ada dasar
hukum bagi Termohon Kasasi/LVMH untuk meminta ganti kerugian materiil

ne
ng
sebesar € 75.000,- (tujuh puluh lima ribu Euro) maupun Immateriil sebesar
€ 30.000.000,- (tiga puluh juta Euro), beserta bunga 6 (enam) % per tahun,
atau dalam jumlah lainnya;

do
gu e. Oleh karena Pemohon Kasasi/PTFI tidak pernah merugikan Termohon
Kasasi/LVMH, maka tidak ada dasar hukum bagi Termohon Kasasi/LVMH

In
A
untuk mohon sita Jaminan conservatoir beslaag dan revindicatôir beslaag
terhadap harta kekayaan baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak
ah

lik
milik Pemohon Kasasi/PTFI;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
am

ub
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena Judex
Facti tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan;
ep
Bahwa meskipun gugatan Penggugat adalah mengenai perbuatan
k

melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat pada Penggugat, namun karena
ah

klausul arbitrase yang dibuat Tergugat dan Penggugat adalah mencakup


R

si
“segala perselisihan” yang timbul bukan klausul arbitrase yang bersifat parsial,
maka hal itu menyebabkan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang

ne
ng

mengadili perkara a quo;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, ternyata putusan

do
gu

Judex Facti/Pengadilan Tinggi Jakarta dalam perkara ini tidak bertentangan


dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang
In
diajukan oleh Pemohon Kasasi PT. Fega Indotama, tersebut harus ditolak;
A

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon


Kasasi ditolak dan Pemohon Kasasi ada di pihak yang kalah, maka Pemohon
ah

lik

Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
m

ub

Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang


Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-
ka

Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang


ep

Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundangan lain yang bersangkutan;


ah

MENGADILI:
R

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT. FEGA


es

INDOTAMA tersebut;
M

ng

on
gu

Hal. 53 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menghukum Pemohon Kasasi/Penggugat/Pembanding untuk membayar

si
biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah);

ne
ng
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Mahkamah Agung
pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2016 oleh Dr. H. Abdurrahman, S.H.,M.H.,
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua,

do
gu Sudrajad Dimyati, S.H.M.H., dan Syamsul Ma’arif, S.H.,LL.M.,Ph.D., Hakim-
hakim Agung masing-masing sebagai Anggota, putusan diucapkan dalam

In
A
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan
dihadiri Anggota-anggota tersebut dan Jarno Budiyono, S.H., Panitera
ah

lik
Pengganti dan tidak dihadiri oleh para pihak.

Anggota-anggota, Ketua Majelis,


am

ub
Ttd./Sudrajad Dimyati, S.H.M.H. Ttd./
Ttd./Syamsul Ma’arif, S.H.,LL.M.,Ph.D. Dr. H. Abdurrahman, S.H.,M.H.
ep
Panitera Pengganti,
k

Ttd./
ah

Jarno Budiyono,S.H.
R

si
Biaya-biaya:

ne
ng

1. Materai : Rp 6.000,00
2. Redaksi : Rp 5.000,00
3. Administrasi Kasasi : Rp489.000,00 +

do
gu

Jumlah : Rp500.000,00
(lima ratus ribu rupiah)
Untuk salinan
In
MAHKAMAH AGUNG RI
A

an. Panitera
Panitera Muda Perdata,
ah

lik
m

ub

Dr. PRI PAMBUDI TEGUH, SH.,MH.


NIP. 19610313 198803 1 003
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 54 dari 54 hal. Put. Nomor 1830 K/Pdt/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Anda mungkin juga menyukai