KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Nilai
a. Pengertian Nilai
Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat
berarti bagi kehidupan manusia,1 khususnya mengenai kebaikan
dan tindak kebaikan suatu hal, Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.2
Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan
benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah
yang menuntut pembuktian empirik, melainkan sosial penghayatan
yang dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi. 3
Adapun pengertian nilai menurut pendapat beberapa para ahli
antara lain:
1) Menurut Milton Rekeach dan James Bank, nilai adalah
suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup
sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau
menghindari suatu tindakan, atau memiliki dan
dipercayai.4
2) Menurut Lauis D. Kattsof yang dikutip Syamsul Maarif
mengartikan nilai sebagai berikut: Pertama, nilai
merupakan kualitas empiris yang tidak dapat
didefinisikan, tetapi kita dapat mengalami dan memahami
cara langsung kualitas yang terdapat dalam objek itu.
Dengan demikian nilai tidak semata-mata subjektif,
1
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
Cet.1, hlm.61.
2
W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 1999),
hlm.677.
3
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001),
hlm.98.
4
H. Una Kartawisastra, Strategi Klarifikasi Nilai, (Jakarta: P3G Depdikbud, 1980), hlm.1.
16
17
5
Syamsul Maarif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007),
hlm.114.
6
M. Chabib Thoha, Op.Cit., hlm.61.
18
b. Macam-macam Nilai
Nilai jika dilihat dari segi pengklasifikasian terbagi menjadi
bermacam-macam, diantaranya:
1) Dilihat dari segi komponen utama agama islam sekaligus
sebagai nilai tertinggi dari ajaran agama islam, para ulama
membagi nilai menjadi tiga bagian, yaitu: Nilai Keimanan,
7
Mansur Isna, Loc.Cit.
8
EM, Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta: PT Gramedia, 1993),
hlm. 25.
9
Ibid,.
19
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hlm.250.
11
Ibid,.
12
Mohammad Nur Syam, Pendidikan Filasafat dan Dasar Filsafat Pendidikan , (Surabaya:
Usaha Nasional, 2009) , hlm.56.
20
13
Ibid,.
21
14
Sutarjo Adisusilo, JR. Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), hlm.58.
15
Ibid,.
16
M. Sastrapratedja, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta: PT. Grasindo,
1993), hlm. 25.
22
2. Pendidikan Islam
a. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan (education: Inggris; education: Latin) menurut
Jamil Shaliba adalah pengembangan fungsi-fungsi psikis melalui
latihan sehingga mencapai kesempurnaannya sedikit demi sedikit.19
pendidikan merupakan sebuah proses yang mempunyai
tujuan, sasaran, ataupun target tertentu.20 pendidikan juga
merupakan proses seseorang menuju kesempurnaan diri yang di
17
Sutarjo Adisusilo, Op.Cit., hlm.60.
18
Ibid,.
1919
Jamil Shaliba, Al Mu’jam al Falsafi jilid I, (Kairo: Daar al kitab al lubnani, 1978),
hlm.266.
20
Abdurrahman an-Nahlawi, Ushul al Taarbiyah al Islamiyah wa Asalibuha fi al Bayt wa
al Madrasah wa al Mujtama, (Damaskus: Daar al Fikr, 1979), hlm.12.
23
21
Rupet C. Lodge, Philisophy of Education, (New York: Herer and Brother, 1974), hlm.23.
22
Ahmad Tafsir, Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Logos, 199), hlm.26.
23
Ibid,. hlm.28.
24
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm.
211.
24
25
Hery Nur Aly, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 19.
26
Mohammad Ali dan Zaenal Abidin, Ilmu Pendidikan Islam Bernuansa Keindonesiaan,
(Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017), hlm. 139.
27
Ibid,.
28
Ibid,.hlm.140.
25
29
Mukhlis Mubarok, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Nyadran di Blambangan,
Gedangan, Cepogo, Boyolali”, Skripsi, (Surakarta, IAIN Surakarta, 2017), hlm.28.
30
Ibid,.
31
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 2005), hlm.18.
32
Ibid,.
26
33
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), hlm.29.
34
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press.,2008),
hlm.58.
35
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),
hlm.64.
27
36
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika 2009), hlm.33.
37
Ibid,.
28
38
5Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah, Terjemahan oleh;
Abdulllah Zaky Alkaaf (Cet.I; Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), hlm. 13.
39
Mahmud, 2010, Tujuan Pendidikan dalam Islam, dihttps://mahmud09-
kumpulanmakalah.blogspot.com/2011/10/tujuan-pendidikan-islam.html, Diakses pada 31 Agustus
2020.
29
40
Ibid,.
41
Djumberansjah Indar, Filsafat Pendidikan, Cet.I, (Surabaya : Karya Abditama, 1994)
hlm.104.
42
Ibid,.
43
Abuddin Nata, Menejemen Pendidikan, Ed.I, (Jakarta : Prenada Media, 2003) , hlm.45.
44
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet.I, (Jakarta : Balai Pustaka,
1991), hlm.211.
30
45
Ibid, hlm 46.
46
Daniel Goleman, , Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Cet.III, (Jakarta:
Gramedia Puataka Utama, 2000), hlm.65.
47
Ibid,.
31
48
Ibid,.
49
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet.IV, (Bandung : al-
Ma’arif, 1980), hlm.52.
50
Endang Saefuddin Anshari, Pokok-pokok Pikiran tentang Islam, Cet.IV, (Jakarta : Usaha
Interprise, 1976), hlm.53.
32
51
Ibid,.
52
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm. 60.
53
Ibid,.
33
54
Ibid, hlm.61.
55
Rahmat, Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Pendidikan Lingkungan Hidup,
http://uinsuka.info/ejurnal/index.php?option=com_content&task=view&id=90&id=90&Itemid=52
. hlm.1, diakses pada 01 September 2020.
56
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Oprasionalnya, (Bandung: Trigenda Karya 1993), hlm.111.
34
57
Mansur Isna, Diskursus Pebdidikan Islam, Edisi 1, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama,
2001), hlm. 98.
58
Ibid, hlm.99.
35
59
Irma, dkk., 2019, Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Lisan Biduk Sayak
Masyarakat Desa Jernih, di https://online-journal.unja.ac.id/titian/article/view/7028 , diakses pada
01 September 2020.
60
Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006), hlm.63-64.
36
61
Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2008), hlm.27.
62
Yuf Al-Qardlawi, Merasakan Kehadiran Tuhan, (Yogyakarta : Mitra Puataka, 2000),
hlm.27.
63
Zainuddin, dkk., Seluk-Beluk Pendidikan dari AL-Ghozali, (Jakarta : Bina Aksara, 1991)
hlm.97.
37
64
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Agama Islam, (Jakarta :
Bumi AKsara, 2004), hlm.239.
65
Zulkarnain, Op.Cit., hlm.28.
66
Tim Penyusun IAIN Sunan Ampel, Pengantar studi Islam, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel
Press., 2005), hlm.110.
38
67
Zuhairini, Filsafat Pendidkan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm.156.
39
68
H. M. Arifin, Filsafat Pendidkan Islam, (Jkarta : Bumi Aksara, 2003), hlm.126.
40
3. Tradisi
a. Pengertian Tradisi
Dalam Ensiklopedi disebutkan bahwa adat adalah
“kebiasaan” atau “tradisi” masyarakat yang telah dilakukan
berulangkali secara turun-temurun. Kata “adat” disini lazim
69
Ibid,. hlm.127-128.
41
70
Ensiklopedi Islam, Jilid 1, Cet.3, (Jakarta : PT. IchtiarBaru Van Hoeve, 1999,) hlm.21.
71
Andi Saefullah, “tradisi Sompa, Studi tentang Pandangan Hidup Masyarakat Wajo di
TengahPerubahan Sosial”, Skripsi SHI, (Malang : Universitas Islam Negeri Malang, 2007)hlm.38.
72
Ibid,.
42
b. Tujuan Tradisi
Tradisi yang ada pada masyarakat memiliki tujuan supaya
hidup manusia kaya akan budaya dan nilai-nilai bersejarah. Selain
itu, tradisi juga akan membuat kehidupan menjadi harmonis. Tetapi
hal ini akan terwujud jika manusia menghargai, menghormati dan
menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar dan juga sesuai
dengan aturan.75
Salah satu tujuan diadakannya suatu tradisi adalah juga
untuk melakukan revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai
revitalisasi budaya Prof. A.Chaedar Alwasilah mengatakan adanya
tiga langkah, yaitu :
(1) pemahaman untuk menimbulkan kesadaran,
(2) perencanaan secara kolektif dan
(3) pembangkitan kreatifitas kebudayaan.
73
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta : Prenada Media, 2007) hlm.71-72.
74
Anisatun Muti’ah, dkk, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia, Vol.1 (Jakarta :
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2009) hlm.15.
75
https://www.seputarpengetahuan.co.id/,diakses pada 31 Agustus 2020.
43
76
A.Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta : Pustaka Jaya, 2006), hlm.18.
77
I Gede Pitana, Sosiologi Pariwisata, (Yogyakarta : Bali Post, 2003), hlm. 23.
44
c. Fungsi Tradisi
Menurut Shils “Manusia tak mampu hidup tanpa tradisi
meski mereka sering merasa tak puas terhadap tradisi mereka”. 79
Maka Shils Menegaskan, suatu tradisi itu memiliki fungsi bagi
masyarakat antara lain:
1. Dalam bahasa klise dinyatakan, tradisi adalah kebijakan
turun-temurun. Tempatnya di dalam kesadaran,
keyakinan norma dan nilai yang kita anut kini serta di
dalam benda yang diciptakan di masa lalu. Tradisi pun
menyediakan fragmen warisan historis yang kita pandang
bermanfaat. Tradisi seperti onggokan gagasan dan
material yang dapat digunakan orang dalam tindakan kini
dan untuk membangun masa depan.
2. Memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup,
keyakinan, pranata dan aturan yang sudah ada. Semuanya
ini memerlukan pembenaran agar dapat mengikat
anggotanya. Salah satu sumber legitimasi terdapat dalam
tradisi. Biasa dikatakan: “selalu seperti itu” atau orang
selalu mempunyai keyakinan demikian” meski dengan
resiko yang paradoksal yakni bahwa tindakan tertentu
hanya akan dilakukan karena orang lain melakukan hal
yang sama di masa lalu atau keyakinan tertentu diterima
semata-mata karena mereka telah menerima sebelumnya.
3. Menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan,
memperkuat loyalitas primordial terhadap bangsa,
78
Mattulada, Kebudayaan Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup, (Mkassar : Hasanuddin
University Press, 1997), hlm.1.
79
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: Pernada Media Grup, 2007),
hlm.74.
45
80
Piotr Sztompka, Ibid, hlm.75-76.
46
81
Wahyuningtiyas, nia Dwi Astuti, 2016, Analisis Nilai-Nilai Dalam Tradisi
Baritansebagai Peringatan Malam Satu Syurodi Desa Wates Kabupaten Blitar, di
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/5857/4350, diakses pada 09 September
2020.Hlm.136-138
49
82
Syafril Faizal Kamal, 2018, Bentuk Dan Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi
Cowongan DiKabupaten Banyumas: Kajian Budaya, dihttps://journal.unnes.ac.id/
sju/index.php/sutasoma/article/view/29062, Diakses pada 2 September 2020.
50
83
Diane Tillman, Living Values Aktivities For Children Ages 8-14, (Jakarta: PT Gramedia,
2004), hlm. X.
51
84
Nurul Falah, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah Bumi di Desa
Surodadi Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara”, Skripsi, (Jepara, UNISNU, 2016), hlm.ii.
52
85
Sukrim, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Tahlilan di Desa Klakahkasihan
Gembong Pati”, Skripsi, (Jepara, UNISNU, 2014), hlm.ii.
53
86
Mukhlis Mubarok, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Nyadran di Blambangan,
Gedangan, Cepogo, Boyolali”, Skripsi, (Surakarta, IAIN Surakarta, 2017), hlm.xi.
87
Eko Prastio Ari Bowo, “Studi Kasus Adat Sedekah Bumi Menurut Pendidikan Islam
Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara”, Skripsi, (Jepara, UNISNU, 2009), hlm.vii.
54
89
Shapiah, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Kelahiran pada Adat Banjar”,
Mu’adalah : Jurnal Studi Gender dan Anak, Volume. III, Nomor 1, Januari – Juni, 2015, hlm.67.
90
Asiyah dan Alimni, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di
Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma” Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
masyarakat, Volume 4, Nomor 2, 2019, hlm.135.
56
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian yang berjudul Nilai-
nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Wagenan (Studi Kasus di Desa
Krapyak Tahunan Jepara) ini, peneliti menguraikan beberapa penelitian
yang mengacu dari rumusan tersebut, diantaranya yakni :
1. Apa Makna Tradisi Wagenan?
2. Apa tujuan diadakannya Tradisi Wagenan?
3. Bagaimana sejarah dilaksanakannya Tradisi Wagenan ?
4. Sejak kapan Tradisi Wagenan diadakan ?
5. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi Wagenan?
6. Bagaimana kegiatan-kegiatan dalam ritual Tradisi Wagenan?
7. Apa nilai-nilai Islam yang ditanamkan dalam pelaksanaan
Tradisi Wagenan?
8. Bagaimana masyarakat memandang pelaksanaan Tradisi
Wagenan?
9. Apakah peran pemuda dalam Tradisi Wagenan ?
10. Apa manfaat yg diperoleh pemuda dari Tradisi Wagenan ?
11. Bagaimana pelaksanaan tradisi Wagenan di Desa Krapyak
Tahunan Jepara ?
12. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam
tradisi Wagenan di Desa Krapyak Kecamatan Tahunan
Kabupaten Jepara ?
13. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi
Wagenan dengan pendidikan era 4.0 ?