Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen pengampu :

Drs. Muhammad Nasirun, M.Pd.

DIBUAT OLEH :

NAMA : Dwi Shishelia Maharani

NPM : A1I021061

KELAS : 1A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
UTS FILSAFAT PENDIDIKAN

Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan nilai dan jelaskan jenis-jenis nilai yang anda ketahui.

2. Apa yang dimaksud dengan nilai kebenaran.

3. Jelaskan sifat-sifat nilai berdasarkan sumber-sumber nilainya.

4. Apakah setiap kelompok masyarakat ataupun negara memiliki filsafat,jelaskan dan berikan
contohnya.

5. Dan apakah filsafat tersebut pada soal.4 berlaku secara universal jelaskan dan berikan
alasannya.

Jawab:

1. Nilai dalam filsafat pendidikan ialah suatu nilai yang baik dan benar dimana nilai ini
adalah suatu kualitas prefensi,yaitu kualitas nilai yang disukai dengan kesepakatan minat
manusia. Nilai terdiri dari dua yaitu nilai etika dan moral,yang sebenarnya, karena
kehidupan manusia sangat berhubungan dengan nilai. Semua yang dikerjakan dapat
menghasilkan suatu yang bernilai, sehingga pada pembahasan filsafat nilai ini, manusia
akan berfikir “apakah yang saya lakukan ini pantas atau tidak?” atau muncul pertanyaan
lainnya “apakah benda itu bernilai karena kita menilainya, ataukah kita menilainya
karena benda itu bernilai?”.

Dalam filsafat adapun pandangan yang mengatakan bahwa nilai itu sangatlah
penting. Karena filsafat sebagai “philosophy of lifr” yaitu mempelajari nilai-nilai yang
ada dalam kehidupan yang berfungsi sebagai pengontrol sifat keilmuan manusia.
Sehingga apabila sudah menjadi milik, nilai itu menjadi prinsip dan cita-cita yang
melandasi dan mengarahkan kehidupan manusia. Dalam filsafat nilai dibedakan menjadi
3, yaitu :

1). Nilai Logika ialah nilai benar dan salah.

2). Nilai Estetika ialah nilai indah dan tidak indahnya.


3) Nilai Etika/Moral ialah nilai baik buruknya.

2. Nilai kebenaran Merupakan jenis nilai yang bersumber dari unsur akal manusia serta
bersifat mutlak dan dibawa sejak lahir. Nilai kebenaran ini adalah sebuah pandangan
kodrati dari tuhan yang telah memberikan nilai kebenaran melalui akal dan juga pikiran
manusia. Dimana kebenaran dapat digunakan sebagi suatu kata benda yang konkret
maupun abstrak. “kebenaran” adalah kesetiaan putusan-putusan dan ide-ide kita pada
fakta pengalaman atau pada alam sebagaimana apa adanya: akan tetapi sementara kita
tidak senantiasa dapat membandingkan putusan kita itu dengan situasi actual, maka ujilah
putusan kita itu dengan putusan-putusan lain yang kita percaya sah dan benar, atau kita
ujilah putusan-putusan itu dengan kegunaannya dan dengan akibat-akibat praktis.

3. - Memiliki suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.


- Memiliki sifat normatif, yang artinya mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat idealis (das sollen).
- Dan berfungsi sebagai motivator dan manusia itu sendiri adallah pendukung nilai

4. iya, karena sudah sepakat bahwa filsafat adalah suatu hal (pandangan/konsep) yang adanya
melekat erat secara kodrati pada diri manusia,maka sesungguhnya apa yang terlepas dalam
kehidupan ini dari filsafat? Dalam proses penemuan dalam segala hal manusia mencoba
menemukan kejelasan. Manusia mendapatkan kejelasan dengan sendirinya berfilsafat. Karena
filsafatlah maka suatu makhluk disebut manusia dan karena makhluk itu manusia maka
pastilah ia berfilsafat. Masing-masing kita, tentunya memiliki falsafah hidup yang berbeda
dengan yang lainnya. Contoh fungsi filsafat :

Dalam negara Indonesia kedudukan filsafat negara Pancasila sebagai sumber nilai dan sumber
norma dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan.

5. Menurut saya bersifat universal seperti yang saya jelaskan pada no.4 dimana filsafat ini
adalah suatu hal (pandangan/konsep) yang ada dan melekat erat pada diri manusia,
Karena filsafatlah maka suatu makhluk disebut manusia dan karena makhluk itu manusia
maka pastilah ia berfilsafat. Dimana Masing-masing kita, tentunya memiliki falsafah
hidup yang berbeda dengan yang lainnya. Hal inilah yang menandakan bahwa filsafat itu
bersifat universal/umum dan tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus.

Anda mungkin juga menyukai