Anda di halaman 1dari 4

HALAMAN DEPAN :

JUDUL

Mata kuliah : Filsafat Pendidikan.

Dosen pengampu : Drs. Muhammad Nasirun, M.pd.

Kelompok 6

Anggota kelompok :

1. Ayu Fitriani (A1I021021)


2. Dwi shishelia maharani (A1I021061)
3. Ernisa Arista WIdya (A1I021071)
4. Fidia (A1I021047)
5. Natasya Kamila Azzahra (A1I021001)
6. Sri Rahmadani (A1I021053)

Slide 1

Sebelum membahas kaitan filsafat behavorisme dengan PAUD, kita akan membahas terlebih dahulu apa
itu filsafat behavorisme ?

Filsafat behavorisme merupakan salah satu aliran dari psikologi yang meyakini bahwa aliran ini
mampu mengkaji perilaku individu yang diamati setiap melakukan aktivitas tertentu. Filsafat
behavorisme ini hanya dapat menganalisis sesuatu yang Nampak, dapat diukur dan dapat diramalkan.
Adapun pandangan dari filsafat behavorisme yakni menganggap bahwa belajar merupakan suatu yang
tampak dan selalu dapat diukur.

Slide 2

Behavorisme telah didirikan oleh John B Watson sejak tahun 1913 hingga dikenal aliran yang
revolosioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Teori behaviorisme
adalah kajian psikologi ekperimental yang diadopsi dalam bidang pendidikan. Diamana Teori ini lebih
mengutamakan pengukuran sebagai hal penting untuk melihat terjadinya perubahan tungkah laku.
Faktor lain yang juga dianggap penting adalah faktor penguatan. penguatan merupakan suatu bentuk
stimulus yang penting diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan
terjadinya respon.

Slide 3

menurut pendapat Jhon B Watson bahwa belajar adalah caraa terjadi suatu refleks yang memiliki
respons terkuat melalui gerakan stimulus pada peserta didik. Semua perilaku terbentuk karena
adanya rangsangan stimulus yang berupa respons melalui tahapan pengkondisian dalam proses
belajar. Teori belajar behavioral berperan terhadap pembentukan hubungan antara stimulus dan
respon terhadap masalah belajar, belajar merupakan interaksi anatara hubungan stimulus dan
respon. Dengan adanya rangsangan yang ditimbulkan oleh siswa.

Slide 4

Belajar adalah bentuk perubahan yang dialami siswa dalam kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antar stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika ia dapat menunjukan perubahan pada tingkah lakunya.

Slide 5

Lalu apa Hubungan Filsafat Behaviorisme Pendidikan Anak Usia Dini ?

Yaitu adanya prespektif wadolf ( Rudolf steiner) yang diaplikasikan kegunaannya dalam
proses pembelajaran pendidikan anak usia dini. sebuah peran dari pengaruh lingkungan dalam
memberikan contoh perilaku. Dimana steiner yang merupakan teori pendidikan yang biasanya
disebut dengan sebutan wadolf, yaitu menggambarkan sekolah dengan kurikulum berdasarkan
ajaran steiner adalah tentang manusia yang memiliki ikatan yang terkait dengan mengungkap
misteri dunia spiritual. sebuah Model pembelajaran Waldorf yang menciptakan pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan anak dengan menerapkan lingkungan yang sehat, tidak
tergesa-gesa. Program taman kanak-kanak Waldorf menerapkan pendidikan anak usia dini (ECE)
berbagai usia anak-anak 3-7 tahun yang menerapkan berbagai tempat pelayanan untuk anak
melakukan pembelajaran, seperti tempat pelayanan pengasuhan anak termasuk rumah, kelompok
orang tua dan anak, program pendukung orang tua, dan program-program yang menunjang
pertumbuhan dan perkembangan anak.

Slide 6

Taman Kanak-Kanak Waldorf sangat berbeda dengan taman kanak-kanak yang pada umumnya
kita temukan. Dimana Program taman kanak-kanak Waldorf menerapkan pendidikan anak usia
dini (ECE) berbagai usia anak-anak 3-7 tahun yang menerapkan berbagai tempat pelayanan
untuk anak melakukan pembelajaran, seperti tempat pelayanan pengasuhan anak termasuk
rumah, kelompok orang tua dan anak, program pendukung orang tua, dan program-program yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sekolah Waldorf pun memiliki kurikulum
yang berbeda dengan sekolah lain, contohnya dalam melakukan suatu pembelajaran sekolah ini
berisi permainan menantang, dongeng, fabel, cerita rakyat, kegiatan seni tiruan, alat musik, tari,
drama.

Slide 7

Adapun Tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak dalam pendidikan Waldorf


menghormati secara keseluruhan. Ambil contoh pendekatan Waldorf dalam membaca. Membaca
dimulai dari kelas 3 atau 4, karena bagi siswa Waldorf membaca hal yang belum penting. Hal
tersebut merupakan sesuatu yang lambat bagi sekolah Negeri pada umumnya. Tetapi dalam
pembelajaran Waldorf persiapan lebih memungkin anak untuk lebih siap dalam mendapatkan
pengalaman membaca, walaupun memakan waktu yang sangat lama untuk sampai pada titik
tersebut.

Slide 8

Pendidikan Waldorf memiliki kesederhanan dalam pembelajarannya sehingga banyak


yang tertarik untuk menganut teladannya. Yang Saat ini lebih memfokuskan pada apa yang
benar-benar penting. Sebab pada masa moderen sekarang, membuat guru memberikan jadwal
secara ketergesaan. Waldorf berjuang untuk menghilangkan ketergesaan tersebut untuk
membantu anak-anak belajar sesuai alamnya.

Slide 9

Adapun Implementasi Behaviorisme Pendidikan Anak Usia Dini Persepektif Waldorf


berdasarkan Pemaparan tersebut telah mendeskripsikan relevansi pandangan Waldorf terhadap
behaviorisme berkisar pada pembelajaran yang menyesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak. Pendidikan anak usia dini yang diselenggaran dari usia 0-6 tahun. Penyelenggaraan
pendidikan anak-anak usia sekolah, usia 0-2 bulan pendidikan anak-anak lingkungan anak,
taman pengasuhan anak-anak pada usia 2 bulan sampai 5 bulan anak-anak sudah bias dititpkan di
tempat pengasuhan.

Menurut Combs pendidikan merupakan pendukung terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak, tujuan terwujudnya suatu pembelajaran peserta didik endidik
memberikan kemudahan sebagai fasilitator. Dimana Seorang guru merupakan teladan untuk
muridnya, guru harus mencerminkan sikap yang baik saat dalam proses belajar mengajar
memberikan rasa hormat kepada sang murid walaupun anak lebih muda dari guru.

Slide 10
Steiner menyatakan bahwa seorang guru harus mudah dapat bersosialisai dengan
perannya sebagai guru pengajar professional dengan senang. Tugas utama seorang guru bukan
hanya sekedar mengajar, melainkan bertugas untuk memberikan perlindungan kepada anak yang
terkait fisik, emosional, sosial, dan psikologi. Guru membangun fondasi untuk anak dengan
memberikan lingkungan belajar yang menyenangkan untuk mendukung pembelajaran mereka
kelak dimasa yang akan datang.

Slide 11

Adapun pengalaman anak-anak terhadap pengindraan yaitu:

Pendidikan Waldorf memberikan kebebasan untuk anak mencari lingkungan alaminya


untuk bekerja sama dengan temannya. Guru membantu proses perkembangan dan
pertumbuhannya dengan memberikan kesempatan. Belajar dengan Melakukan

Guru Waldorf memberikan kepada anak untuk melakukan pembelajaran berdasarkan pada
keinginannya, guru hanya sebagai fasilitator. Anak yang langsung terlibat dalam proses
pembelajarannya. Guru memberikan anak kebebasan untuk mencari pengalamannya, tanpa
diminta untuk melakukan, sehingga saat melakukan pembelajaran anak melakukan nya dengan
senang hati.

Slide 12

Kesimpulan

Filsafat behavorisme dalam pembelajaran paud ini berarti menunjukan adanya model pembelajaran
wadolf pada pendidikan anak usia dini yang merupakan pembelajaran yang berbeda dari sekolah yang
ada pada umumnya, dimana wadolf memiliki kurikulum dalam menerapkan pembelajaran yang sangat
bagus untuk perkembangan anak,dengan mengasah keterampilan anak untuk membangkitkan
semangat untuk bermain yang pastinya kurikulum wadolf ini memiliki tujuan yaitu :

Kurikulum Waldorf bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dalam


diri anak usia dini serta mengatur diri anak. Pertanggung jawaban dan tugas diri bagian yang
sangat penting dari perkembangan anak. Guru melatih anak untuk menjadi seseorang yang lebih
bertanggung jawab. Apabila anak sudah dapat bertanggung jawab, pasti ini membutuhkan waktu
untuk melatih anak bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai