0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah PAUD4301 Pembaharuan Pendidikan TK yang terdiri dari 5 poin pertanyaan. Poin pertama membahas empat fungsi pembaharuan pendidikan TK, poin kedua menjelaskan konsep pembaharuan Froebel, poin ketiga menyinggung pendidikan masa kolonial Belanda, poin keempat membahas pendekatan pendidikan TK Permata Bunda, dan poin kelima menjelaskan pendekatan non akadem
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah PAUD4301 Pembaharuan Pendidikan TK yang terdiri dari 5 poin pertanyaan. Poin pertama membahas empat fungsi pembaharuan pendidikan TK, poin kedua menjelaskan konsep pembaharuan Froebel, poin ketiga menyinggung pendidikan masa kolonial Belanda, poin keempat membahas pendekatan pendidikan TK Permata Bunda, dan poin kelima menjelaskan pendekatan non akadem
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah PAUD4301 Pembaharuan Pendidikan TK yang terdiri dari 5 poin pertanyaan. Poin pertama membahas empat fungsi pembaharuan pendidikan TK, poin kedua menjelaskan konsep pembaharuan Froebel, poin ketiga menyinggung pendidikan masa kolonial Belanda, poin keempat membahas pendekatan pendidikan TK Permata Bunda, dan poin kelima menjelaskan pendekatan non akadem
Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4301/Pembaharuan Pendidikan TK
Kode/Nama UPBJJ : 50/SAMARINDA
Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA JAWABAN
1. Pembaharuan pendidikan TK dapat memiliki empat fungsi. Fungsifungsi yang dimaksud
adalah: (a) fungsi pemecahan masalah (problem solving function), (b) fungsi adaptif (adaptive function), (c) fungsi pengembangan staf (staff development function), dan (d) fungsi peningkatan kualitas (quality improvement function). 2. Pembaharuan yang dilakukan menurut konsep Froebel adalah Anak dan Guru tidak selamanya disekolah, tetapi sebagian waktunya dihabiskan dirumah bersama orang tua anak . pada kesempatan ini, guru dan orang tua saling berbagai informasi dan pengalaman tentang pendidikan anak. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Froebel Ada tiga tahap perkembangan yaitu, sebagai berikut : a. Tahap Bayi ( masa ketergantungan) Pada bagian ini Froebel menamakannya sebagai tahap “ Pendahuluan” bagian dasar pendidikan. Pada tahap ini orang tua dituntut untuk aktif dan orang tua harus memperhatikan bayi sebelum bayi menunjukan tindakan atau gerakan seperti menangis, hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar terjadi kesatuan baru yaitu pertumbuhan batin dimana sang bayi akan menghormati orang yang ada disekitarnya. Pada tahap perkembangan ini bayi juga dinamakan saungling yaitu menghisap (oral), oleh karena itu orang yang berada disekitar bayi tersebut mampu mengembangkan lingkungan yang sehat, aman, menarik dan murni. Selain itu Froebel juga sangat menekankan bahwa setiap gerakan bayi haruslah diperhatikan mulai dari bayi tersebut tersenyum, sedang diam, dan juga saat bayi tersebut ada dalam pangkuan ibu. b. Masa kanak-kanak (masa permulaan pendidikan) Froebel mengatakan bahwa tahap ini merupakan masa permulaan pendidikan, karena pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan kata benda. Namun demikian, kata yang pertama diucapkan anak tersebut biasanya sedikit salah dan merupakan kewajiban orang tua atau pendampingnya untuk memperbaiki perkataan tersebut dengan mengucapkan kata yang disebutkan anak tersebut dengan benar. Selain pengucapan, Froebel juga menekankan mengenai bermain, karena menurut Froebel bemain merupakan proses dimana perkembangan kepribadian sedang terjadi oleh karena itu ruang gerak anak tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang anak dibatasi maka itu sama dengan mengikat nalar anaknya karena ia tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. c. Masa anak tanggung ( masa untuk Belajar) Dalam bagian ini anak sudah mulai mendapat pendidikan secara Formal dan sistematis baik itu dibawah bimbingan guru maupun dibawah bimbingan orang tua. Dalam tahap ini, Froebel juga menekankan bahwa anak mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu alangkah baiknya jika orang tua memperhatikan apa yang dikerjakan anak dan memberikan dukungan dan apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua selayaknya memuji pekerjaan anak tersebut. Dalam tahap ini juga anak sudah mulai berhubungan dengan orang-orang disekitarnya. 3. Pembaharuan apa yang terjadi pada bidang pendidikan di masa pemerintahan kolonial Belanda? Pendidikan pesantren berkembang di berbagai daerah Indonesia pada masa sebelum kedatangan Bangsa Barat. Bagaimana pendidikan pada masa kolonial Barat? Terdapat dua pendidikan yang dikembangkan pada masa pemerintah kolonial Barat. Pertama adalah pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang kedua adalah pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat. Pusat-pusat kekuasaan Belanda di Indonesia di berbagai kota di Indonesia menjadi pusat pertumbuhan berbagai sekolah di Indonesia. Kamu dapat menemukan sekolah-sekolah yang telah berdiri sejak zaman penjajahan di kota provinsi tempat tinggalmu. Pada masa penjajahan Belanda juga telah berkembang perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada masa pemerintahan Kolonial Barat, terjadi diskriminasi pendidikan di Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan yakni sekolah untuk bangsa Eropa dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai gerakan pendidikan di Indonesia. Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta merupakan salah satu pelopor gerakan pendidikan modern di Indonesia. Sekolah-sekolah yang dipelopori berbagai organisasi pergerakan nasional tumbuh pesat pada awal abad XX. Pengaruh pendidikan modern berdampak pada perluasan lapangan kerja pada masyarakat Indonesia. Munculnya elit intelektual menyebabkan lahirnya jenis pekerjaan baru seperti guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya. 4. Para penganut pendekatan pendidikan TK Permta Bunda memiliki prinsip bahwa belajar dengan lebih cepat berarti lebih baik. Jadi, kalau anak bisa menguasai materi pelajaran secara lebih awal dan lebih cepat dari yang lain, berarti anak itu telah belajar dengan lebih baik. Sesuai prinsip di atas, pendidikan TK Permata Bunda akademik terfokus pada upaya mengarahkan anak untuk bisa menguasai sejumlah materi pengetahuan, keterampilan, atau hafalan tertentu dengan singkat. Penggunaan unsur reinforcement yang positif terhadap keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas juga merupakan hal yang penting dalam pembentukan perilaku anak. 1. Model Kurikulum Para penganut pendekatan ini berpendapat bahwa cara pembelajaran yang baik dilakukan melalui beberapa mata pelajaran terpisah yang disajikan dalam periode- periode pendek. Dengan demikian, anak dapat belajar lebih cepat sehingga bisa memenuhi keperluan-keperluan belajar lebih lanjut secara lebih awal. Ini berarti bahwa pendekatan ini meminimalkan arti pentingnya usia dan tahap perkembangan anak. 2. Cara Pembelajaran Model kurikulum yang berstruktur dan sistematis banyak dilakukan melalui “direct instruction”, dalam arti, guru mengajarkan materi-materi pengetahuan dan keterampilan yang sudah disiapkan dan murid memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Akibatnya, murid hanya memiliki sedikit pilihan. Prakarsa-prakarsa murid yang sifatnya spontan hanya terjadi pada saat bermain bebas ketika istirahat. Sebaliknya, kepatuhan anak untuk mengikuti prosedur atau langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru sangat dihargai. 3. Peran Guru dan Anak Dalam pendekatan akademik, peran guru sangat dominan. Guru adalah perencana kegiatan kelas tanpa melibatkan unsur murid. Ia adalah pengelola ruang, waktu, serta alat dan media pembelajaran sesuai dengan cara yang dikehendakinya. Ia merupakan sumber informasi serta penentu standar perilaku didalam kelas yang harus di turuti oleh anak. Singkatnya, guru adalah penguasa kelas yang cenderung menerapkan manajemen kelas yang otoriter ,anak berperan sebagai penerima pelajaran, mereka menjadi pihak penerima fakta yang kemudian menghafalkannya. Mereka tidak diarahkan untuk melakukan aktivitas pembuktian apakah fakta-fakta tersebut benar atau tidak. Kemudian mereka menjadi objek penilaian guru atas hasil karya atau perilaku yang mereka lakukan. 4. Cara Evaluasi Evaluasi difokuskan pada prestasi anak dalam penyelesaian tugas-tugas akademik, karena sangat menekankan unsur penguasan pengetahuan, penggunaan tes menjadi sangat dominan. Evaluasi di lakukan oleh guru sehingga hampir tak ada peluang bagi anak untuk menilai kemajuan belajarnya sendiri. Anak secara pasif menunggu evaluasi dan penghargaan dari guru, dan mereka mendapatkan penguatan positif untuk keberhasilan penguasaan materi atau perilaku yang diajarkan oleh guru. 5. Keuntungan dan Kelemahan Keuntungan dari pendidikan berorientasi akademik adalah agar anak dapat lebih cepat menghafal informasi atau fakta dan menguasai ketrampilan yang diajarkan. Dengan pendekatan ini guru lebih mudah dalam merancang dan mengelola kegiatan belajar mengajar karena tidak perlu bersusah payah mengikuti dan mengakomodasi variasi individu anak. Adapun kelemahannya, pertama adalah kurangnya keterlibatan aktif anak dalam proses belajar. Kedua, pengembangan kreativitas anak juga menjadi kurang. Ketiga, proses dan hasil belajar kurang bermakna bagi anak. Keempat, proses belajar yang kurang bermakna ini dapat memunculkan sikap dan perilaku belajar yang negatif pada anak, anak menjadi bosan dan tidak bergairah dalam belajar. Mereka menganggap kalau belajar adalah beban dan tugas dari guru dan orang tua, bukannya sebagai bagian dari kebutuhan dan kegiatannya sehari-hari. Kelima, penekanan pada aspek akademik dari pendekatan ini membuat aspek-aspek perkembangan anak lainnya menjadi kurang perkembangan secara proporsional. 5. Pendekatan non akademik berangkat dari pandangan bahwa anak pada dasarnya merupakan pembelajar aktif (an active learner). Anak mampu membangun pengetahuan dan pemahamannya tentang lingkungan melalui pengalaman-pengalaman interaksional. Pengetahuan dan pemahaman itu bukan merupakan sesuatu yang diberikan oleh orang lain kepada anak, melainkan merupakan sesuatu yang di konstruksi oleh anak. Jadi, berbeda dengan para penganut pendekatan akademik, para pendukung pendekatan non akademik tidak meyakini adanya suatu batang tubuh pengetahuan yang sudah permanen (fixed) yang harus dikuasai oleh anak. 1. Model Kurikulum Kurikulum pendidikan TK non akademik adalah kurikulum terintegrasi. Melalui kurikulum terintegrasi, subjek-subjek bidang pengetahuan dan keterangan tidak dipelajari secara terpisah-pisah, melainkan dipelajari sebagai suatu kesatuan yang terpandu secara informal dalam kegiatan-kegiatan belajar anak. Anak memiliki kesempatan untuk berprakarsa dan melakukan pilihan sehingga apa yang dikaji dalam kegiatan pembelajaran sudah merepresentasikan minat-minat dan pilihan-pilihan anak tersebut. Secara singkat, modul kurikulum dalam pendekatan non akademik berpegang pada prinsip-prinsip berikut. a. Memungkinkan anak untuk belajar tentang lingkungan melalui eksplorasi dan interaksi baik dengan guru, teman, anggota keluarga, maupun dengan orang lain. b. Berangkat dari minat dan pilihan anak tentang topic-topik yang ingin dipelajari. Dalam hal ini, guru memiliki semacam standar yang dijadikan rambu-rambu secara garis besar, namun dalam implementasinya memperhatikan dan merespon apa yang terjadi secara kontektual dikelas. c. Memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk belajar dalam suasana bermain yang menyenangkan agar anak mendapatkan makna dari pengalaman sendiri. d. Proses belajar mengajar bersifat integrative dan sedapat mungkin tidak mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang kaku. 2. Cara Pembelajaran Dalam pendekatan non akademik proses pembelajaran sangat menekankan melalui pengalaman langsung (hands on experience). Anak diberi kesempatan untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukannya, bukan masalah-masalah yang tidak terkait dengan konteks kehidupannya. Ia diberi kesempatan untuk bereksperimen, bereksplorasi, dan menemukan sesuatu dari pengalamannya melalui pengalaman-pengalaman semacam itu, anak membangun pemahaman dan menciptakan konsep-konsep sesuai dengan rentang perkembangan intelektualnya masing-masing. Untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, minat dan prakasa anak sangat diperhatikan dalam pendekatan non akademik. Guru memiliki perencanaan pembelajaran, namun perencanaan tersebut dipersiapkan dengan mengakomodasi minat-minat dan pilihan anak. Bahkan hal-hal yang secara spontan terjadi dalam kegiatan anak diperhatikan dan sedapat mungkin diakomodasi dalam proses pembelajaran. Unsur inisiatif dalam kreatifitas anak benar-benar diperhatikan dan dihargai dalam pendekatan ini. Dan karena perhatiannya yang begitu besar terhadap unsur variasi individual anak, proses pembelajaran menjadi relative fleksibel. Pengalaman-pengalaman interaksional anak dengan orang lain juga diperkaya dalam pendekatan ini. Guru membacakan cerita-cerita ke anak dan bercakap-cakap dengan mereka. Anak pun memiliki kesempatan untuk bercerita kepada teman dan gurunya serta menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan teman dan gurunya tentang cerita yang disampaikan. Mereka memiliki kesempatan yang luas untuk berdiskusi dan belajar bersama satu sama lain. Pengertian belajar bersama ini bukan sekedar anak sama-sama belajar pada tempat yang sama, tetapi mereka benar-benar mengalami sesuatu secara bekerja sama satu sama lain. Untuk mengimplementasikan cara-cara belajar di atas, proses pembelajaran melalui aktivitas bermain dan proyek atau tema-tema yang menarik bagi anak menjadi sangat dominan dalam pendekatan ini. Bermain merupakan sarana inti pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan yang secara interinstik menarik dan menggairahkan anak. Begitu pula, kegiatan-kegiatan proyek bukan sekedar dilakukan sebagai program pengayaan, tetapi justru dijadikan sebagai cara utama dalam mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. 3. Peran Guru dan Anak Dalam pendekatan non akademik, guru dan anak sama-sama berperan aktif. Sementara guru berperan sebagai fasilitator kegiatan belajar anak, anak berperan sebagai pembelajaran aktif. Mereka sama-sama aktif dalam perencanaan, proses, dan bahkan dalam evaluasi pembelajaran. Sebagai fasilitator kegiatan belajar anak, guru mempersiapkan kegiatan pembelajaran. Dan dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran, guru mempelajari pengetahuan-pengetahuan teoritis atau konvensional yang sudah ada, namun juga mengakomodasi minat-minat dan pilihan-pilihan anak. Guru menstimulasi dan memotivasi anak untuk belajar, memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan berbagai kemampuan, membantu anak dikala kesulitan,serta menyiapkan lingkungan belajar yang kaya bagi anak. Guru juga mengevaluasi proses dan hasil belajar anak dengan melibatkan anak dalam proses evaluasi tersebut. Dipihak lain, anak berperan sangat aktif dalam pembelajaran. Anak terlibat dalam proses perencanaan dan memiliki kesempatan yang luas untuk berprakarsa. Pada saat proses perencanaan, anak memiliki kesempatan untuk memuncukan ide-ide serta turut mendiskusikan tema- tema atau kegiatan-kegiatan proyek yang akan diprogramkan selama priode tertentu (misalnya, kuartal atau semester). Begitu pula dalam proses pembelajaran, murid memiliki kesempatan memprakasai, mencoba, mengeksplorasi, dan menemukan sesuatu. Anak berkesempatan untuk belajar individual, bersama teman, dan bersama guru atau orang dewasa lainnya.anak tidak secara ketat diarahkan untuk mempelajari meteri pengetahuan dan keterampilan yang sudah berstruktur, melaikan mendapatkan kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pengalamannya melalui pengalaman-pengalaman langsung. Akhirnya dalam proses evaluasi pun, anak berkesempatan untuk terlibat dalam menganalisis dan menilai keberhasilan belajarnya sehingga tidak semata-mata menunggu atau mengandalkan penilaian dari guru. 4. Cara Evaluasi Dalam pendekatan non akademik, penggunaan intrinsic reward lebih ditekankan dari pada ektrinsic reward. Jadi, bukan unsur penghargaan eksternal yang diutamakan untuk memotivasi murid, melainkan unsur penghargaan internal, yakni kepuasan anak akan keberhasilan belajar dan prestasinya. Dengan demikian, penilaian lebih terfokus kepada hal-hal positif yang diraih anak sehingga ia bangga dengan prestasinya dan menjadi senang untuk terus berkarya. Penilaian tidak semata-mata dimaksudkan untuk menentukan taraf keberhasilan belajar anak, tetapi juga dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam pendekatan ini, penggunaan tes cenderung dihindari karena lebih terfokus ke penilaian yang bersifat autentik (authentic assesment). Maksudnya, penilaian diupayakan terjadi dalam situasi dan konteks yang lebih alami sehingga apa yang ditampilkan anak betul-betul menggambarkan kondisi yang sebenarnya (authentic). Dengan demikian, penggunaan observasi, catatan anekdot, dan portofolio merupakan teknik-teknik utama dalam penilaian. Penilaian juga tidak semata-mata didasarkan pada informasi yang dimiliki guru, tetapi juga didasarkan pada masukan- masukan dari orang tua dan sumber-sumber lainnya. 5. Keuntungan dan Kelemahan Terdapat beberapa keuntungan dari pendekatan ini. Pertama, inisiatif anak untuk malakukan kegiatan belajar dapat berkembang dengan baik. Kedua, anak dapat secara aktif mengembangkan kreativitas dan membangun pengetaguan. Ketiga, proses pembelajaran dilakukan secara lebih alamiah (natural) dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan sikap positifterhadap kegiatan belajar. Keempat, dalam jangka panjang pendekatan ini dipandang sangat mendukung perkembangan anak untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (a life long learner). Meskipun banyak keuntungannya, pendekatan ini masih dianggap memiliki beberapa kelemahan oleh sebagian orang. Hal yang sering dipandang sebagai kelemahan dari pendekatan ini dalam waktu singkat. Dengan kata lain, penggnaan waktu sering dianggap kurang efisien. Sebagian orang cenderung beranggapan bahwa penerapan pendekatan ini memerlukan perlengkapan yang lebih banyak sehingga memerlukan dana yang lebih pula. Dalam aspek pengembangan kurikulum, sebagian orang juga sering merasa kesulitan karena harus mengikuti kejadian dan perkembangan di kelas.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu