Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mely Auliya Insani

Nim : 1914090039
Kelas : IPS B
Matkul : Psikologi Pendidikan

Ujia Akhir Semester (UAS) Psikologi Pendidikan


Kelas V TIPS A, B, dan C FTK UIN Imam Bonjol Padang

Soal:
1. Saudara sudah mempelajari 3 teori belajar, yaitu teori belajar Behavoiorisme,
Kognitivisme dan Humanisme. Jelaskan 2diantara 3 teori belajar tersebut dan bagai
mana penerapan teorinya dalam proses pembelajaran.
Jawab :
a. Teori Belajar Behavoiorisme
Teori belajar Behavoiorisme adalah teori tentang suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dengan respon dengan bentuk
perubahan yang dialami oleh siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dengan respon sehingga
menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Menurut para ahli Edward Thorndike
merupakan seorang psikolog berkebangsaan Amerika yang dikenal menghabiskan hampir
seluruh karirnya di Columbia University. Thorndike memiliki pengertian dari teori belajar
behavioristik yang dipahaminya sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah rangsangan, contohnya seperti pikiran dan perasaan. Sedangkan respon
adalah reaksi yang ditunjukkan akibat stimulus. Perubahan tingkah laku akibat
pembelajaran bagi Thorndike bisa berupa hal konkrit (bisa diamati dengan kasat mata)
maupun tak konkrit. Teori Behavoiorisme ini mengutamakan pengukuran dan penguatan
karena pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadinya perubahan
tingkah laku sedangkan penguatan yaitu apa saja yang dapat memperkuat timbulnya
respon. Adapun penerapan teori Behavoiorisme ini dalam proses pembelajaran yaitu
dalam teori ini para guru menggunakan teori Behavoiorisme dengan menyusun bahan
pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa dapat disampaikan secara utuh oleh guru.
b. Teori Belajar Kognitivisme
Teori Belajar Kognitivisme adalah teori yang mementingkan proses belajar Dari pada
hasil belajarnya dengan menyatakan bahwa belajar tidak hanya sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dengan respon saja melainkan belajar adalah suatu perubahan
persepsi dan pemahaman yaitu tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajarannya.
Penerapan teori kognitivisme dapat kita lihat dari proses belajar yang dilakukan secara
discovery learning diamana disini guru telah mengatur proses pembelajaran yang
sedemikian rupa, kemudian peserta didik dilatih untuk mencari dan menemukan
pengetahuan secara mandiri. Teori kognitivisme berusaha untuk menungkatkan
kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah.

2. Deskripsikan menurut saudara bagaimana“Lingkungan Belajar yang Produktif” itu.


Jawab :
Menurut saya lingkungan belajar yang produktif itu yaitu lingkungan belajar yang terdiri
dari suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan, tempat atau kelas
belajar yang nyaman dengan kriteria yaitu ruang belajar yang layak, maka kita sebagai
guru memiliki peran urgen dalam dunia pendidikan, pertama, karena produktivitas
mengajar guru yang rendah akan turut mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena guru
adalah tonggak utama yang menyelenggarakan pendidikan di sekolah dan terlibat secara
langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran. Dalam hal ini para ahli Sinungan
menyatakan “bahwa produktivitas tidak selalu berorientasi pada output dan input tetapi
produktivitas berkaitan dengan pernyataan seberapa baik input digunakan untuk mencapai
output yang berkualitas pula”. Kedua, produktivitas mengajar guru tidak hanya
mempengaruhi kualitas peserta didik, tetapi juga prestasi dan reputasi sekolah. Maka
perlu adanya penerangan yang cukup, fasilitasnya mendukung, tidak bising, dan bersih
dari polusi lalu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan kriteria guru yang
ramah dan perhatian, pembelajaran yang disampaikan tidak membosankan sehingga
mendapatkan umpan balik dari siswa , budaya sekolah yang baik, etos kerja yang baik
dan antara individu diantara warga sekolah atau luar sekolah yang terjaga dengan baik
sebab kita akan menjadi seorang guru,

Semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 baru selesai, walaupun masih ada beberapa
sekolah yang masih melaksanakan ujian. Pada semester ini pemerintah telah mengizinkan
pelaksanaan pembelajara secara tatap mukadengan tetap menerapkan protocol kesehatan
dan membagi peserta didik untuk dating kesekolah pagi dan siang, kebijakan ini untuk
menghindari penumpukan dan kerumunan peserta didik di sekolah serta waktu anak
belajar disekolah juga dikurangi. Walaupun demikian ada beberapa daerah yang masih
menerap kanpembelajaran daring bagi peserta didik untuk menghindari penyebaran virus
corona.
Manurut pendapat saudara bagaimana fenomena pembelajaran yang diterap kan
sekolah saat ini jika dilihat dari berbagai aspek dalam psikologi pendidikan yang telah
saudara pelajari, terutama untuk beberapa hal di bawah ini:
3. Gaya belajar anak (visual, audio dan kinestetik)dengan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan sekolah saat ini.
Jawab
- Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya
tipe ini perlu melihat sesesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan
memahami. Namun adapun hal lainya Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar
dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Jadi Menurut saya fenomena
pembelajaran yang diterapkan dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
sekolah pada saat ini terkait dengan gaya belajar anak itu tersendiri yaitu sejak
pandemik covid semakin meningkat pembelajaran disekolah diberlakukan sistem
pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh atau daring sedangkan pada semester
ini pemerintah telah mengizinkan pembelajaran secara tatap muka dengan
menerapkan tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun adapun ada tiga gaya belajar
yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sekolah pada saat
ini yaitu pertama gaya belajar visual ( penglihatan) dimana kemampuan menerangkan
lebih tinggi dari pada menjelaskan sebab gaya belajar visual Lebih mudah mengingat
dari yang dilihat dari pada yang didengar kemudian Lebih suka membaca daripada
dibacakan, Lebih menyukai melakukan demonstrasi daripada pidato dan Sulit untuk
menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis dengan cara bukti-bukti harus
diperlihatkan terlebih dahulu sehingga peserta didik bisa paham.
- gaya belajar audio ( Pendengaran ) dimana kemampuan berbicara lebih
mendominasi dengan diskusi dan bicara panjang dan lebar, dan
- ketiga gaya kinestetik ( gerak ) dimana siswa menunjukkan minat belajar melalui
praktek langsung. Gaya belajar ini menyenangi belajar yang melibatkan gerakan.
Namun orang yang tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya
sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau
menyentuh sesuatu objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri
bagi tipe kinestetik ini. Siswa yang memiliki gaya belajar ini dapat langsung
menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasan dan hanya dengan memegang
bendanya saja dan tidak tahan duduk berlama-lama dan mendengarkan ceramah atau
diskusi adalah adalah hal yang berat bagi siswa yang senang membaca dan demikian
juga dengan siswa yang kinestetiknya tinggi dan senang bergerak kurang bisa belajar
dengan baik jika harus mendengarkan ceramah begitu pula dengan anak yang suka
berdiskusi. Gaya kinestik ini memiliki kemampuan belajar Belajar sambil melakukan
aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau sesederhana
menjetikkan jari, Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru, Bisa
mengunjungi tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran
Sejarah bisa mengunjungi museum. Namun kondisi saat ini gaya belajar yang paling
banyak dilakukan adalah gaya belajar visual. Makanya, orang yang memiliki gaya
belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah berdiam lama-lama di kelas.
4. Motivas ibelajar anak dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sekolah saat
ini..
jawab :
Menurut saya pada masa pandemi covid 19 ini motivasi belajar anak mengalami
penurunan disebabkan karena proses pembelajaran dilakukan dari rumah melalui via
online dan juga dilakukan dengan luring atau tatap muka yang dipengaruhi oleh factor
intrinsik dan ekstrinsik, sedangkan pada masa pandemi ini banyak factor yang tidak
mendukung proses belajar pada siswa selama diantaranya yaitu kemampuan teknologi,
koneksi akses jaringan internet , media pembelajaran yang digunakan , kapasitas siswa
untuk pembelajaran online dan lain-lain sehingga motivasi belajar siswa berubah menjadi
menurun. Jadi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dimasa pandemi ini perlu
dukungan dari faktoir intrinsik dan juga ekstrinsik. Dari faktor intrinsik,disini yang
penting adalah faktor dari dalam yaitu peran orang tua, orang tua diharapkan mampu
memhami kondisi anak saat belajar, orang tua harus bisa melihat kondisi anak terutama
saat anak mulai bosan belajar memahami kondisi anak, memahami karakter anak jika kita
sudah paham dengan karakter anak maka kita bisa melihat waktu- waktu yang tepat untuk
belajar, contoh 4 jam dalam sehari dimana 2 jam di pagi hari, 1 jam di siang hari, dan
1jam di malam hari. Namun itu tergantung dalam suasana hati si anak. Dan selalu
menjadi penyemngat anak dalam proses pembelajaran.
5. Kesulitan belajar yang dialami anak dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
sekolah saat ini.
Jawab :
Proses pembelajaran dimasa pandemi telah banyak memberikan perubahan dalam dunia
pendidikan,banyak peserta didik mengalami berbgai kesulitan dalam proses belajar
daring,pembelajaran daring seringkali menimbulkan rasa bosan kepada peserta didik
ditambah lagi masalah lainnya seperti kesulitan akses mengikuti proses pembelajaran
karena jaringan disekitar lingkungan tidak mendukung. Namun adapun kesulitan belajar
yang dialami anak pada masa pembelajaran jarak jauh ini yaitu berupa program
pembelajaran yang dilakukan dari rumah dengan mengandalkan jaringan internet yang
tidak semua siswa memiliki ponsel yang bisa mendukung kegiatan belajarnya, kesulitan
dalam kualitas jaringan internet karena tidak semua siswa memiliki jaringan internet yang
bagus ada juga siswa yang memiliki jaringan internet yang kurang memadai karena
tinggal di perkampungan atau daerah terisolir yang belum tersambung ke jaringan
internet, kesulitan siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran dari guru, kesulitan
siswa belajar secara mandiri sehingga murid merasa tertekan saat belajar jarak jauh,
adapun menurut Wardani, Anita, & Ayriza (2020) juga menguraikan permasalahan dalam
pembelajaran jarak jauh juga dialami oleh orangtua, kendala tersebut muncul karena
orangtua kurang memahami materi, sulitnya menumbuhkan semangat dan motivasi
belajar anak, sulitnya membagi waktu antara pekerjaan orangtua dan pendampingan anak,
keterbatasan orangtua dalam mengoperasikan gawai, jangkauan internet yang terbatas,
serta orangtua kurang sabar dalam mendampingi anak saat pembelajaran daring selama
masa pandemi covid-19 ini. Karna Sumber belajar sangat sulit ditemukan,kendala
jaringan,fasilktas belajar daring tidak memadai ditambahlagi ada sebagian guru hanya
memberikan materi serta intruksi materi maupun pengerjaan tugas,hal ini tentunya akan
memberikan kesulitan bagi peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Keberadaan
orang tua yang diharapkan mampu kita dalam memahami pelajaran terkadang merasa
kesulitan karena tidak semua orang tua paham akan materi yang diberikan.

uka.
a

Anda mungkin juga menyukai