Anda di halaman 1dari 5

Kehidupan Sekolah Rahmat

Gedung Sekolah SMP yang megah berdiri menjadi saksi kenangan para siswa dan siswi. 3
orang sahabat yang sedang dalam masa pencarian jati diri dengan mencoba hal – hal yang tidak
wajar bagi anak se usianya. Akankan mereka akan terjerumus masuk ke dalam lingkaran negatif
ataukah akan sebaliknya.

Kisah diawali oleh sepasang 3 orang remaja laki – laki yang masih duduk di bangku SMP,
yang bernama Rahmat, Umar dan Vino. Ketiganya adalah seorang sahabat yang sudah berteman
sangat lama, mereka sering bermain bersama, saling membantu hingga bertemu di 1 sekolah yang
sama lagi.

Umar : “Perilaku Rahmat akhir – akhir ini sangat tidak wajar.”

Vino : “Lho kamu kok bisa ber pendapat begitu Umar, tidak boleh Suudzon lho.”

Umar :“Lha kan emang begitu vin, umar aja sekarang udah jarang main sama kita, dia akhir – akhir ini
juga kayak nyembuyiin sesuatu gitu.”

Vino : “Nyembuyiin apaan?, kayaknya enggak ada deh-, eh bentar mar itu di belakang gedung
kosong kayak ada orang coba kamu lihat deh.”

Umar : “Lho Vinn itukan Rahmat.”

Vino : “Ngapain Rahmat di belakang gedung kosong sendirian gitu, ayo kita samperin.”

Umar “Ayooo.”

Setelah itu mereka pun mendatangin Umar dengan sangat diam – diam agar tidak terlihat olehnya.
Ternyata Rahmat sedang membuka bungkusan rokok yang mau ia bakar, dengan diam – diam Umar
dan Vino memergoki aksi yang akan di lancarkan oleh Rahmat.

Vino : “Hayooo Rahmat kamu ngapain di gedung kosong gini?.”

Umar : “Ahh jangan bohong deh, ngaku aja kamu mau nge rokok kan?”.

Rahmat : “Kok kamu tau?”.

Vino : “Jelas tau lah, orang gerakan kamu aja udah kayak orang mau maling apa gitu, sambil megang
rokok yang di sembuyiin.

Rahmat : “Hehehe, jangan bilang siapa siapa ya kalau aku nge rokok di sini.”

Umar : “Lho mat, emangnya kamu enggak tau bahaya merokok di usia yang belum waktunya gini?.”

Vino : “Bahaya itu mat, apalagi sampai ketahuan bapakmu. Apa kamu enggak takut di marahin?”.
Rahmat : “Alah cuma bapak doang apa yang perlu di takutin, jaman sekarang itu ya kalo enggak
merokok enggak gaul asal kamu tau!”.

Terjadilah perdebatan yang singkat di siang hari itu. Sepulang sekolah Vino dan Umar langsung
meluncur ke rumah Rahmat dan dengan tidak sengaja bapak Rahmat ada di rumahnya pada saat itu.

Umar : “Tumben om Wawan ada di rumah biasanya kan kerja terus.”

Vino : “Iya kok tumben, oiya ayo kita beritahu ke om Wawan tentang apa yang siang tadi di lakuin
sama Rahmat

Umar : “Ayo ayo.”

Setelah berdiskusi untuk memberitahu informasi tentang Rahmat yang merokok di sekolah siang
tadi, mereka pun langsung bergegas mengetuk pintu pagar rumah om Wawan.

Vino : “Tok – Tok, Permisi om Wawan.”

Om Wawan : “Iya ada apa ya?, Lho kamu kan temannya Rahmat kan?.”

Umar : “Iya om, kami teman sekolahnya Rahmat”.

Om Wawan : “Silahkan masuk dulu sini, sebentar lagi Rahmatnya juga pulang. Mau main kan??.”

Vino : “Enggak perlu repot – repot om, kami kesini cuma mau memberi informasi aja.”

Om Wawan : “Informasi apa ya?, nilai ujian Rahmat jelek atau tentang ujian sekolah??.”

Umar : “Bukan om, jadi Rahmat tadi ketahuan sama kami ber 2 kalau merokok di sekolah.”

Om Wawan : “Astaga Rahmat, siapa yang ngajarin kamu merokok gitu. Awas aja nanti, oiya
terimakasih ya sudah memberitahu om tentang Rahmat.

Vino : “Sama – sama om, kami cuma tidak Rahmat salah pergaulan aja.”

Umar : “Kami permisi dulu ya om, mau pulang soalnya udah di tungguin di rumah.”

Om Wawan : “Terimakasih ya sudah mengabari om tentang masalah Rahmat, hati hati di jalan.”

Umar dan Vino : “Sama sama om.”

Tidak lama setelah itu Rahmat pulang dengan keadaan lelah.

Rahmat : “Assalamualaikum yah Rahmat pulang.”

Om Wawan : “Waalaikumsalam, duduk dulu sini ada yang mau ayah omongin.”

Dalam hati rahmat yang mendengar omongan ayahnya “Waduh tumben ayah begini, enggak kayak
biasa, apa ayah tau ya kalau aku merokok di sekolah?” ujarnya di dalam hati.
Rahmat : “Ada apa yah?, kok tumben (gugup)

Om Wawan : “Nak kamu merokok di sekolah kan?, enggak usah bohong jawab aja ayah gak suka
kalau kamu berbohong.”

Rahmat : “E-enggak kok yah, bohong itu siapa yang bilang emang!!.”

Om Wawan : “Sudah ayah peringatkan untuk tidak bohong masih aja kamu berbohonh, untuk apa
merokok gitu masih kecil juga ha?, buat gaya gayaan??. Ayah kecewa nak sama kamu, ayah gak
pernah mendidik kamu untuk merokok dan mengajari hal – hal negatif.”

Rahmat : “Maafin Rahmat yah, Rahmat janji enggak akan mengulangi lagi, tolong yah Rahmat Cuma
ngikutin temen temen rahmat yang lain.

Om Wawan : “Sekali lagi kalau kamu ulangi hal ini, ayah tidak akan mengurusi kamu lagi!!.”

Rahmat : “Iya yah, rahmat janji.”

Setelah kejadian sore itu, Rahmat langsung merasa bersalah dan menundukkan kepala di hadapan
ayahnya. Keesokan hari Rahmat yang tiba di sekolah di krubungi oleh temannya yang menanyai soal
kejadian kemarin siang.

Udin : “Mat Rahmat kamu kemarin ketauhuan merokok ya?.”

Rahmat : “Iya aku jujur kemarin merokok di belakang gedung kosong itu.”

Belum selesai meng interogasi Rahmat, terdengarlah obrolan mereka oleh seorang guru.

Pak Bayu : “Rahmat sini sebentar ikut bapak ke ruang guru.”

Rahmat yang sudah tau bahwa ia akan dipanggil ke ruangan kepala sekolah, langsung menuruti apa
yang diminta Pak Bayu. Pak Bayu pun berdiskusi dengan para guru tentang masalah Rahmat ini, dan
hukuman apa yang harus di berikan karena sudah berani merokok di sekolah.

Bu Seli : “Pak enaknya di kasih hukuman apa ini si Rahmat.”

Pak Bayu : “Di suruh jongkok muterin lapangan aja bu sebanyak 10x.”

Bu Seli : “Ide yang bagus itu pak, cepat panggil si Rahmat.”

Pak Bayu pun memanggil Rahmat.

Pak Bayu : “Rahmat sini masuk!.”

Rahmat : “Iya pak.”

Pak Bayu : “Kami sudah berdiskusi untuk hukuman kepada kamu yaitu, kamu harus memutari
lapangan sambil jongkok sebanyak 10x. Bapak juga akan membicarakan ini kepada Kepala Sekolah.
Rahmat yang dalam keadaan pasrah hanya bisa menggangukkan kepala.

Beberapa jam kemudian, setelah Rahmat menjalani hukumannya.

Kepala Sekolah : “Kamu Rahmat kan?”.

Rahmat : “Iya pak ini saya.”

Kepala Sekolah : “Baguslah kalau begitu ikut ke ruangan saya sekarang juga.”

Di dalam ruangan Kepala sekolah Rahmat di interogasi secara menyeluruh tentang dia yang merokok
di belakang gedung kosong itu, Rahamat pun menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh
Kepala Sekolah dengan jujur tanpa di tutup tutupi.

Selang beberapa jam, Kepala Sekolah mengumunkan tentang bahaya merokok kepada seluruh murid
dan menghimbau untuk tidak ikut ikutan merokok. Merokok di usia dini akan menyebabkan berbagai
macam penyakit berbahaya seperti kangker mulut, kangker ginjal dan lain – lain. Jangan tergoda
dengan rokok karena jika sudah mencicipi sekali saja maka akan menimbulkan kencaduan yang lebih
parah dari efek samping narkoba.

Tamat.

Based on True Story.

Sedikit kata kata untuk hari ini :

Kehidupan Seseorang Berbeda – beda Tidak Biasa di Samakan, Tugas Kita Hanyalah Menuntunnya Ke
Jalan Yang Benar.

Anda mungkin juga menyukai