KP.1 KELISTRIKAN
A. JUDUL PERCOBAAN
Muatan Listrik
B. TUJUAN
1) Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang timbul dari
sifat muatan.
2) Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan.
D. LANDASAN TEORI
Muatan listrik merupakan sifat ataupun muatan dasar yang dibawa partikel dasar
sehingga menimbulkan partikel dasar tersebut hadapi style tarik menarik serta
tolak menolak. Muatan listrik suatu partikel dasar dapar berjenis positif serta
negatif. Bila 2 barang mempunyai muatan yang sama akan tolak menolak serta
kedua barang akan tarik menarik bila mempunyai muatan yang berbeda jenis.
Butuh dikenal, partikel dasar serta subatomik seperti elektron serta proton
mempunyai muatan listrik. Elektron bermuatan negatif serta proton bermuatan
positif.
Muatan listrik merupakan muatan dasar yang dimiliki sesuatu barang, yang
buatnya menghadapi style pada barang lain yang bersebelahan serta pula
mempunyai muatan listrik. Simbol Q kerap digunakan untuk menggambarkan
muatan. Sistem Satuan Internasional (Sang) dari satuan Q merupakan coulomb,
yang ialah 6,24 x 1018 muatan dasar.
Jenis Muatan Listrik
Ada pula jenis muatan listrik antara lain yaitu :
Gaya tolak terjadi apabila barang yang didekatkan mempunyai muatan listrik
yang sejenis ataupun sama (muatan positif dengan positif ataupun muatan negatif
dengan negatif).
Dengan demikian, sifat – sifat barang bermuatan listrik bisa disimpulkan sebagai
berikut :
Benda – benda yang mempunyai muatan listrik sejenis akan saling tolak
menolak.
Benda – benda yang mempunyai muatan listrik tidak sejenis akan saling
tarik menarik.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menggantung sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Gosoklah tas plastik pada baju Anda
beberapa kali, kemudian dekatkan pada bola pingpong. Amatilah apa yang
terjadi!
2. Mengosok sisir pada rambut Anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada
potongan-potongan kertas yang terletak di atas meja. Amatilah apa yang
terjadi!
3. Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu yang cukup
lama. Berikan penjelasan!.
4. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian gantungkan ke
bagian pinggir meja (tempelkan dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola
(jangan sampai bersentuhan). Amati apa yang terjadi!
5. Menggosok bola kiri dan kanan dengan kain wool, dekatkan keduanya.
Amati apa yang terjadi!
6. Melengkapi tabel di bawali ini dengan hasil pengamatan Anda. Apakah
hasilnya "tolak-menolak" atau "tarik-menarik".
F. HASIL PENGAMATAN
1) Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong.
3) Potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik pada sisir
sudah habis.
4) Apa yang dapat Anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun
muatan yang berlawanan?
Jawab: Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan
berlawanan adalah tarik menarik.
H. PEMBAHASAN
a) Ketika tas plastik digosokkan pada baju selama beberapa kali kemudian
didekatkan pada bola pingpong, maka terjadi gaya tarik menarik antara tas
plastik dengan bola pingpong.
b) Ketika sisir digosokkan pada rambut selama beberapa kali kemudian
didekatkan pada potongan-potongan kertas, maka beberapa potongan kertas
akan menempel pada permukaan sisir yang digosokkan pada rambut. Hal ini
menunjukkan adanya muatan listrik.
c) Jika sisir dibiarkan dalam waktu yang cukup lama kemudian baru ditempelkan
pada potongan-potongan kertas, maka potongan kertas tidak bisa menempel
pada permukaan sisir karena gaya listrik pada sisir sudah habis.
d) Ketika dua bola pingpong diikatkan pada bagian pinggir meja lalu dua bola
tersebut didekatkan, maka tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola
pingpong.
e) Ketika bola kiri dan bola kanan digosokkan dengan kain wool lalu keduanya
didekatkan, maka keduanya akan saling menolak karena kedua bola pingpong
bermuatan listrik sejenis akibat gosokan dengan kain wool.
I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan sebagai berikut :
a) Benda netral memiliki jumlah proton yang sama dengan jumlah elektron,
benda yang netral dapat bermuatan listrik positif atau negatif dengan cara
melepas atau menangkap elektron.
b) Pemberian muataan pada benda dapat dilakukan dengan menggosok suatu
benda dengan benda yang lain.
c) Listrik statis terjadi akibat adanya dua benda yang bermuatan listrik.
d) Muatan listrik yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik
yang tidak sejenis akan tarik menarik.
J. KENDALA
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam praktikum ini.
K. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT.
Gramedia.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/muatan-listrik-pengertian-jenis-
sifat-sifat-persamaan-rumus-muatan-dan-contoh-soal.html. Diakses
pada Rabu, 18 November 2020.
L. LAMPIRAN
Tahap
Awal
Menyiapkan alat dan bahan percobaan
Tahap
Kegiatan
Tahap
Akhir
A. JUDUL PERCOBAAN
Arus dan Tegangan Listrik
B. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
D. LANDASAN TEORI
Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam
rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik disimbolkan dengan huruf "I" dan
satuannya adalah Coulomb/detik atau Ampere (A).
I=Q/t
Selain itu besarnya arus listrik adalah proporsional dengan tegangan yang
diberikan dan juga besarnya tahanan pada penghantar.
I=V/R
V = Tegangan, R = Tahanan/resistansi
Tegangan
Tegangan adalah beda potensial antara dua titik rangkaian listrik yang
memberi tekanan ke arus listrik untuk mengalir. Tegangan disimbolkan
dengan "V" dan satuannya adalah Volt.
V=IxR
Hambatan
Elektron-elektron yang mengalir di penghantar cenderung mengalami
gesekan dan perlawanan. Perlawanan ini lah yang disebut dengan
"Resistansi atau Hambatan". Sesuai dengan namanya, hambatan bersifat
menghambat arus listrik (laju elektron yang mengalir) dan efek dari
penghambatan ini bisa menimbulkan energi lain seperti panas, cahaya.
Hambatan disimbolkan dengan huruf "R" dan memiliki satuan "Ohm".
R=V/I
Hukum Ohm
Arus listrik akan mengalir dalam pengahantar jika memenuhi dua syarat
yaitu adanya tegangan dan rangkaiannya tertutup.
Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh
besarnya tegangan yang diberikan dan juga besarnya hambatan. Jika
tegangan dinaikkan, maka arus listrik akan meningkat. Namun, jika
hambatannya juga dinaikkan maka arus akan melemah.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
tersedia AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus
yang mengalir.
5. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut.
Tentukan apakah jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor, dengan
cara mengisi hasil pengamatan Anda pada tabel berikut ini.
d. Melakukan hal yang sama pada langkah a,b,c dengan menggunakan 3 buah
baterai yang dirangkai secara seri. Amatilah dan berikan penjelasan!
2. Percobaan 2: Muatan listrik
a. Membuat rangkaian listrik
Saklar (s) ditutup, lampu tidak menyala. Karena rangkaian tersebut tidak
ada tegangan listrik
c. Membuat rangkaian
G. PERTANYAAN
1. Dari hasil penagamatan anda, jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan
listrik?
Jawab:
Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial
rendah. Tegangan listrik selalu berbanding lurus antara arus listrik dengan
hambatan listrik.
2. Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?
Jawab :
Pada percobaan I, baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang.
3. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik?
Jawab :
Keterangan:
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)
H. PEMBAHASAN
a) Saat bahan yang digunakan kawat besi, kawat tembaga, sendok perak, grafit,
air keran, dan air garam, lampu dapat menyala. Hal ini menunjukkan muatan
listrik dapat mengalir melalui bahan-bahan tersebut sehingga bahan tersebut
termasuk bahan konduktor.
b) Saat bahan yang digunakan kayu, karet penghapus, kertas, dan tas plastik,
lampu tidak menyala. Hal ini menunjukkan muatan listrik tidak dapat
mengalir melalui bahan-bahan tersebut sehingga bahan tersebut bukan bahan
konduktor atau biasa disebut bahan isolator.
c) Pada rangkaian gambar 1 menunjukkan rangkaian listrik terbuka sehingga
muatan listrik tidak dapat mengalir dan lampu tidak menyala.
d) Pada rangkaian gambar 2, 3, dan 4 menunjukkan rangkaian listrik tertutup
sehingga muatan listrik dapat mengalir dan lampu menyala. Semakin banyak
jumlah baterai yang disusun seri semakin besar tegangan yang dihasilkan
sehingga muatan yang mengalir semakin besar dan nyala lampu semakin
terang.
H. KESIMPULAN
1. ARUS LISTRIK
Tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari
bahan bahan yang telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan
sebagai konduktor adalah : kawat besi, kawat tembaga, sendok perak,
grafit, air kran, dan air garam dan bahan yang tidak dapat dialiri listrik
(isolator) adalah : kayu, karet penghapus, kertas, dan tas plastik.
2. TEGANGAN LISTRIK
Untuk menghasilkan arus harus ada muatan yang mengalir sehingga
lampu dapat menyala pada rangkaian listrik tertutup dan tidak menyala pada
rangkaian listrik terbuka. Semakin besar sumber tegangan maka nyala lampu
akan semakin terang.
I. KENDALA
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam praktikum ini.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT.
Gramedia.
https://munarohwaroh96.wordpress.com/kegiatan/data-data-ipa/materi-
fisika/pengertian-hambatan-arus-tegangan-dan-bunyi-hukum-ohm/ .
Diakses pada hari senin, 16 November 2020.
K. LAMPIRAN
Dokumentasi Percobaan Arus dan Tegangan Listrik
Tahap
Awal
Tahap
Kegiatan
Tahap
Akhir
A. JUDUL
Energi Listrik
B. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
D. LANDASAN TEORI
Pengertian Energi Listrik
Energi atau tenaga adalah kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha atau
kerja. Menurut hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan.
Ini berarti bahwa energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk
energi yang lain. Contoh energi listrik berubah ke energi panas, cahaya, gerak,
dan bunyi.
Tentu tidak ada hal yang ideal dari perubahan satu bentuk energi ke bentuk energi
yang lain, hal ini disebabkan dalam satu perubahan tidak hanya satu wujud
perubahan namun diikuti oleh perubahan yang lain, misal saat energi listrik
berubah ke energi cahaya, juga akan diikuti oleh perubahan energi panas.
Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energi
yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan amper (A) dan tegangan listrik
dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan
satuan Watt (W) untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan,
mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik
untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. (Wikipedia)
Maka pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau
menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan
muatan dari satu titik ke titik yang lain).
Kalian telah mempelajari bahwa arus listrik terjadi karena aliran elektron di dalam
suatu penghantar. Elektron bergerak dari potensial rendah ke potensia yang tinggi.
Pada saat terjadinya pergerakan elektronelektron, tidak menutup kemungkinan
terjadinya saling bertumbukan. Akibat tumbukan ini bisa menimbulkan energi
panas, bukan?
Hal ini dapat diterangkan jika energi yang dialirkan dari sumber tegangan pada
penghantar diperbesar, maka jumlah elektron yang bergerak makin besar dan
cepat sehingga tumbukan antara elektron yang satu dengan yang lain dalam atom-
atom mempunyai probabilitas yang bertambah besar.
Oleh karena itu, bahan suatu penghantar yang digunakan selain mempunyai sifat
konduktor yang baik juga diperhatikan titik leburnya.
Ingat konduktor yang baik merupakan penghantar panas yang baik pula, sehingga
penghantar tersebut akan menyebarkan panas ke seluruh bagian penghantar secara
merata dan cepat.
Rumus dan Satuan Energi Listrik
Apabila di dalam sebuah rangkaian diberi beda potensial V sehingga mengalirkan
muatan listrik sejumlah Q dan arus listrik sebesar I, maka energi listrik yang
diperlukan,
W = Q V dengan Q = I t
Keterangan :
W = Energi listrik ( Joule)
Q = Muatan listrik ( Coulomb)
V = Beda potensial ( Volt )
W adalah energi listrik dalam satuan joule, di mana 1 joule adalah energi
diperlukan untuk memindahkan satu muatan sebesar 1 coulomb dengan beda
potensial 1 volt. Sehingga 1 joule = coulomb × volt.
Sedangkan muatan per satuan waktu adalah kuat arus yang mengalir maka energi
listrik dapat ditulis, Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan
W = (I.t).V
W=VIt
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka
diperoleh perumusan
F. HASIL PENGAMATAN
1. Menutup saklar S, kemudian biarkan beberapa saat.
a. Lilitan menjadi panas.
b. Korek api akan terbakar.
2. Membuka saklar S, letakkan pada ujung termometer pada lilitan kawat.
Catat skala yang ditunjukkan termometer 36oC
3. Menutup saklar S, kemudian setelah 2 menit mencatat skala yang
ditunjukkan termometer 74oC
4. Ada kenaikan karena perubahan energi listrik menjadi energi panas.
W = 180 Joule
H. PEMBAHASAN
a) Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang
menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron dalam konduktor.
b) Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain.
I. KESIMPULAN
Energi listrik dapat diubah menjadi panas. Hal tersebut ditunjukkan oleh
perbedaan suhu ketika saklar dibuka dan di tutup. Ketika saklar ditutup
terdapat peningkatan suhu dari 36oC menjadi 74oC hal tersebut terbukti
dengan terbakarnya korek api ketika saklar ditutup.
J. KENDALA
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam praktikum ini.
K. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT.
Gramedia.
https://www.berpendidikan.com/2015/10/pengertian-dan-rumus-energi-listrik-
beserta-satuannya.html. Diakses pada hari Selasa, 17 November 2020.
L. LAMPIRAN