Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN DESAIN KERAMIK MINIATUR SINGO ULUNG

BONDOWOSO

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keramik


Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Ponimin, M.Hum

Oleh
Ahmad Nur Hidayah
NIM. 210251604801

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
APRIL 2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufiq
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan
Desain Keramik Miniatur Singo Ulung Bondowoso ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari bentuk penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Prof. Dr. Ponimin, M.Hum sebagai Dosen matakuliah Keramik pada prodi
Pendidikan Seni Rupa. Selain itu, tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai
bentuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada bapak / ibu dosen khususnya selaku
Bapak Prof. Dr. Ponimin, M.Hum Dosen Keramik pada prodi Pendidikan Seni rupa
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Terimakasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
berbagi sebagian dari pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini.
Saya sadari, laporan yang tulis ini masih terbilang jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, diharapkan bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan hal tersebut

Malang, 4 April 2023

Penulis
Gambar 1 Singo Ulung
Sumber : https://ankchabuanget.wordpress.com/2014/05/06/kesenian-singo-ulung-yang-
eksotis-dari-bondowoso/

Desain keramik
Miniatur Singo Ulung Bondowoso
A. Latar Belakang
Singo ulung adalah salah satu tradisi tari yang berasal dari desa Blimbing,
kecamatan Klabang, kabupaten Bondowoso. Tradisi terebut merupakan seni
pertunjukan yang bisa dikatakan memiliki nilai magis, sakral dan berhubungan
dengan kepercayaan masyarakat. Seni pertunjukan ini diperkirakan muncul
pada tahun 1942 M oleh Tokoh bernama Mulbi. Singo Ulung ini adalah salah
satu bagian dari seni pertunjukan dari diantaranya Singo Ulung, Topeng Kona,
Tandha’ Bine (Putri) dan Ojung.
Tradisi Singo Ulung difungsikan oleh masyarakat sebagai upacara untuk
penolak bala’ atau malapetaka. Dalam hal kepercayaan masyarakat, dapat di
ketahui pada pelaksanaan upacara bersih desa, dimana dipercaya dengan
harapan pertunjukan singo ulung ini dapat dijadikan sebagai sarana masuknya
roh Juk Seng atau Mbah singo dalam hal simbol keselamatan. Upacara tersebut
dilakukasn setiap tahunan dala sekali pada 14-15 sya’ban yang diawali dengan
penyajian sesajen dan dilanjutkan dengan arak-arakan Singo Ulung serta
terakhir ditutup dengan do’a oleh ketua adat
Sumber referensi asal muasal budaya: http://repository.isi-ska.ac.id/2756/
B. Konsep Rancangan Desain
Rancangan dari konsep desain keramik ini diambil dari kebudayaan
Bondowoso sebagai bentuk apresiasi tradisi adat-istiadat yang telah melekat
pada sekian banyaknya acara atau kegiatan desa-desa yang melestarikan
budaya terebut berupa arak-arakan 3 bentuk Singo Ulung yang sering
dipertunjukkan.
C. Rancangan Desain
Berikut adalah rancangan desain yang diimplementasikan sebagai bentuk
karya kerajinan keramik.

Gambar 2.1 Desain Miniatur Singo Ulung


Gambar 2.2 Desain Miniatur Singo Ulung
D. Pembentukan
1. Bahan dan Alat berkeramik
a) Tanah Liat atau Tanah Lempung
Tanah liat atau lempung ini adalah bahan utama dalam pembentukan
kerajinan keramik berupa bahan residu sehingga bahan ini adalah
bahan yang bisa dikatakan kunci berhasilnya pembentukan keramik
oleh pengrajin-pengrajin keramik.
Gambar 3 Tanah Liat
b) Butsir kawat atau kayu
Butsir adalah salah satu alat dalam membuat keramik dengan
fungsinya untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, mendetailkan
bentuk keramik dan memberikan tekstur permukaan keramik.

Gambar 4 Peralatan Butsir


c) Alas Kayu/ telenan lingkaran
Alas kayu ini adalah media untuk meletakkan tanah liat agar tidak
lengket ke Hand Wheel.

Gambar 5 Telenan
d) Wadah air (mangkok atau sejenisnya)
Wadah air sesuai dengan namanya adalah untuk menampung air.
Wadah yang bisa dipakai bisa berupa mangkok plastik, gelas plastik
atau sejenismya

Gambar 6 Mangkok Plastik


e) Hand Wheel
Hand Wheel adalah sejenis alat putas manual yang menggunakan
bantuan tangan.

Gambar 7 Putar tangan tradisional


f) Kawat
Kawat disini difungsikan untuk mempermudah dalam memotong
tanah liat

Gambar 8 Kawat
Sumber : https://blog.indonetwork.co.id/proses-pembuatan-kawat-bendrat/
g) Rubber palettes
Ruber palettes adalah alat untuk menghaluskan permukaan dinding
keramik berupa alat yang berbahan karet tipis.

Gambar 9 Rubber Palettes


h) Papan gips
Papan Gips disini digunakan untuk proses pengulian tanah liat agar
kandungan air bisa berkurang dan mempermudah pembentukan
keramik.
2. Teknik Pembentukan
Teknik yang dipakai dan diterapkan dalam proses pembuatan ini
berupa teknik Modeling yaitu diantaranya dengan cara menekan, memijit,
menyambung, menempel melubangi dan lainnya. Serta penerapan teknik
Pilin yaitu membentuk tanah liat menjadi pilinan.
3. Proses Pembentukan
a) Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan bahan dan alat dalam
proses penggilingan seperti cangkul, mesin gilingan, tanah liat, clay,
air dan pasir
b) Selanjutnya campurkan tanah liat, clay dan pasir dengan di cangkul
dan di injak-injak sambil dicampur dengan air agak dalam
pencampuran dapat merata
c) Setelah itu pecah menjadi beberapa bagian kecil sehingga dapat
dimasukkan kedalam mesin penggiling, giling hingga kurang lebih 3x
pengulangan
d) Setelah penggilingan selesai, barulah bisa menuju pada tahap
pembentukan dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
yang diawali menyiapkan Hand Wheel yang diatasnya telah diberikan
alas kayu/Telenan.
e) Pertama potong tumpukan tanah liat dengan kawat sesuai jumlah
tanah liat yang dibutuhkan. Lalu lakukan pengulian pada papan gips
untuk mengurangi kadar air atau bisa juga dengan menggunakan
tangan untuk pengulian
f) Setelah itu buatlah lempengan tanah liat sebagai alas atau permukaan
dasar sesuai pembentukan keramik yang akan dibuat di atas Hand
Wheel tadi
g) Kemudian buatlah kerangka berongga dari bawah sehingga mudah
menyesuaikan ballance nantinya jika telah beradaa pada tahap
pembentukan bagain atas dengan teknik Pilin
h) Jika sudah dalam pembentukan bagian bawah dan berasa telah kuat
untuk menopang massa kerangka atas, barulah membentuk kerangka
berongga bagian atas dengan teknik Pilin juga.
i) Lalu haluskan permukaan luar kerangka dengan menambahkan air
sedikit menggunakan jari-jari atau Ruber palettes
j) Setelah itu buatlah bagian kepala dengan menambah sedikit tanah liat
sesuai desain.
k) lalu buatlah ornamen-ornamen untuk memperjelas bentuk tema desain
yang dibuat dengan teknik modeling dan pilin.
l) Kemudian dilanjutkan dengan proses detailing yaitu memperjelas
bagian-bagian keramik dengan menggunakan butsir
m) Dan proses pembentukan terakhir adalah merapikan seluruh bagian
keramik yang telah dibuat dengan tangan dan tambahan sedikit air
atau dengan Rubber palettes dan sedikit air.
Gambar 10 proses pembuatan kerajinan keramik
E. Dokumentasi Karya

Gambar 11 Karya kerajinan keramik Singo Ulung


F. Pengeringan
Proses pengeringan kerajinan keramik disini menggunakan pemanfaatan
waktu dan suhu atau temperatur ruangan. Proses pengeringan dilakukan
sebelum melalui tahap pembakaran agar menghilangkan sisa-sisa kadar air
pada tanah liat dan disaat pembakaran tidak mengalami keretakan.
G. Pembakaran
Setelah proses pengeringan, tahap final dari pembuatan keramik disini
adalah proses pembakaran. Pembakaran ini bertujuan untuk merubah sifat
keramik menjadi keras dan mengalami proses pengkristalan, memadatkan
benda keramik dan mengurangi resiko pecah/ rusak. Pembakaran keramik ini
dilakukan dengan menggunakan tungku pembakaran dalam suhu panas yang
tinggi.
LAPORAN DESAIN KERAMIK TEKO AIR BERORNAMEN TOPENG
KONA SERTA DAUN SINGKONG BONDOWOSO

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keramik


Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Ponimin, M.Hum

Oleh
Ahmad Nur Hidayah
NIM. 210251604801

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
APRIL 2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufiq
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan
Desain Keramik Teko Air ber-Ornamen Topeng Kona serta Daun Singkong ini
tepat waktu.
Adapun tujuan dari bentuk penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Prof. Dr. Ponimin, M.Hum sebagai Dosen matakuliah Keramik pada prodi
Pendidikan Seni Rupa. Selain itu, tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai
bentuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada bapak / ibu dosen khususnya selaku
Bapak Prof. Dr. Ponimin, M.Hum Dosen Keramik pada prodi Pendidikan Seni rupa
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Terimakasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
berbagi sebagian dari pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini.
Saya sadari, laporan yang tulis ini masih terbilang jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, diharapkan bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan hal tersebut

Malang, 4 April 2023

Penulis
Gambar 1 Tari Topeng Kona dan Motif daun Singkong
Sumber : https://klikbondowoso.pikiran-rakyat.com/bondowoso/pr-1884696096/mengenal-
culture-site-topeng-konah-bondowoso-salah-satu-kekayaan-ijen-geopark dan
https://www.blibli.com/p/kain-batik-tulis-motif-daun-singkong/ps--KAC-70027-00001
Desain Teko Topeng Kona
Kolaborasi Motif Daun Singkong Bondowoso
A. Latar Belakang
Topeng Kona atau bisa disebut Topeng Kuno berasal dari daerah desa
Blimbing, kecamatan Klabang, kabupaten Bondowoso. Diistilahkan dengan
Topeng Kone karena seni ini sudah ada pertama kali sebelum adanya seni
topeng lainnya khususnya di desa Blimbing, kecamatan Klabang, kabapaten
Bondowoso. Pertunjukan Tari Topeng Kona ini juga merupakan salah satu dari
beberapa rangkaian tradisi upacara bersih desa Blambangan, kecamatan
Klabang, kabupaten Bondowoso. Adanya pertunjukan ini juga bertepatan pada
tahun 1942 yang asal muasal penyajian seni pertunjukannya juga sama dengan
Singo Ulung.
Karakteristik seni pertunjukan ini adalah dengan adanya Topeng yang
berciri khaskan topeng 2 warna yaitu warna putih yang artinya Mbah Singo
yang menjadi Demang mempunyai sifat bijaksana, berhati mulia, jernih fikiran
serta sabar. Juga pada dasarnya menyimbolkan kesucian. Sedangkan topeng
berwarna merah melambangkan karakteristik yang masih saling terkait dengan
putih yaitu memuncaknya emosi Mbah Singo yang menggambarkan hasrat,
intensitas, dan keinginan besar untuk maju serta kehangatan, cinta, nafsu,
power juga energi, namun dalam seni pertunjukan dimaknai dengan sifat keras
hati, kurang sabar, pemberani, angkara murka dan ego.
Sumber referensi asal muasal budaya : http://sedesa.sastra.um.ac.id/wp-
content/uploads/2021/04/PSTM2020-9.pdf
Bondowoso juga kental dengan ikonnya berupa kota yang banyak
mengelolah Singkong. Sehingga dari hal tersebut, muncullah perkembangan
seni sebagai bentuk munculnya motif budaya berupa daun singkong. Mulai dari
penerapan nya pada batik. Salah satu sala muasalnya juga karena Bondowoso
terkenal dengan olahan makanan khasnya bernama “Tape” yang terbuat dari
fermentasi singkong.
B. Konsep Rancangan Desain
Konsep perancangan desain ini sengaja ingin memunculkan kesan budaya
yanga da di Bondowoso sebagai wadah untuk memperluas dalam mengenalkan
budaya Bondowoso ke luar daerah Bondowoso sendiri dengan mengangkat ide
bahwa Bondowoso ini juga memiliki seni pertunjukan yang beragam, salah
satunya yang kental adalah tari Topeng Kona dan juga motif yang sangat kental
dengan ciri khasnya adalah daun-daun Singkong.
C. Rancangan Desain

Gambar 2 Desain Keramik Teko berornamen


D. Pembentukan
1. Bahan dan Alat ber-Keramik
a) Tanah Liat atau Tanah Lempung
Tanah liat atau lempung ini adalah bahan utama dalam
pembentukan kerajinan keramik berupa bahan residu sehingga
bahan ini adalah bahan yang bisa dikatakan kunci berhasilnya
pembentukan keramik oleh pengrajin-pengrajin keramik.

Gambar 3 Tanah Liat


b) Butsir kawat atau kayu
Butsir adalah salah satu alat dalam membuat keramik dengan
fungsinya untuk merapikan, menghaluskan, mengerok,
mendetailkan bentuk keramik dan memberikan tekstur permukaan
keramik.

Gambar 4 Peralatan Butsir


c) Alas Kayu/ telenan lingkaran
Alas kayu ini adalah media untuk meletakkan tanah liat agar
tidak lengket ke Hand Wheel.

Gambar 5 Telenan
d) Wadah air (mangkok atau sejenisnya)
Wadah air sesuai dengan namanya adalah untuk menampung
air. Wadah yang bisa dipakai bisa berupa mangkok plastik, gelas
plastik atau sejenismya

Gambar 6 Mangkok Plastik


e) Hand Wheel
Hand Wheel adalah sejenis alat putas manual yang
menggunakan bantuan tangan.

Gambar 7 Putar tangan tradisional


f) Kawat
Kawat disini difungsikan untuk mempermudah dalam
memotong tanah liat

Gambar 8 Kawat
Sumber : https://blog.indonetwork.co.id/proses-pembuatan-kawat-bendrat/
g) Rubber palettes
Ruber palettes adalah alat untuk menghaluskan permukaan
dinding keramik berupa alat yang berbahan karet tipis.

Gambar 9 Rubber Palettes


h) Papan gips
Papan Gips disini digunakan untuk proses pengulian tanah
liat agar kandungan air bisa berkurang dan mempermudah
pembentukan keramik.
2. Teknik Pembentukan
Teknik yang digunakan pada pembentukan badan keramik adalah
teknik pinching, teknik pilin dan juga teknik modeling
3. Proses Pembentukan
Dari proses “a” hingga “f” itu sama dan sinya menyesuaikan tahapan
dengan desain dan tema yang akan dibuat
a) Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan bahan dan alat dalam
proses penggilingan seperti cangkul, mesin gilingan, tanah liat, clay,
air dan pasir
b) Selanjutnya campurkan tanah liat, clay dan pasir dengan di cangkul
dan di injak-injak sambil dicampur dengan air agak dalam
pencampuran dapat merata
c) Setelah itu pecah menjadi beberapa bagian kecil sehingga dapat
dimasukkan kedalam mesin penggiling, giling hingga kurang lebih
3x pengulangan
d) Setelah penggilingan selesai, barulah bisa menuju pada tahap
pembentukan dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
yang diawali menyiapkan Hand Wheel yang diatasnya telah
diberikan alas kayu/Telenan.
e) Pertama potong tumpukan tanah liat dengan kawat sesuai jumlah
tanah liat yang dibutuhkan. Lalu lakukan pengulian pada papan gips
untuk mengurangi kadar air atau bisa juga dengan menggunakan
tangan untuk pengulian
f) Setelah itu buatlah lempengan tanah liat sebagai alas atau
permukaan dasar sesuai pembentukan keramik yang akan dibuat di
atas Hand Wheel tadi
g) Kemudian buatlah kerangka / dinding berongga bagain bawah
dengan menggunakan teknik pinching sehingga membentuk seperti
mangkok yang melebar ke atas.
h) Setelah terbentuk, haluskan terlebih dahulu dengan jari-jari atau
Rubber palettes dan sedikit air pada permukaan dinding bawah,
tunggu hingga berasa agak kuat untuk menambah kan permukaan
dinding atas.
i) Jika sudah, kemudian lanjutkan dengan membuat permukaan
dinding bagian atas membentuk mengerucut ke atas dengan teknik
pinching lagi, lalu haluskan dengan jari-jari atau Rubber palettes dan
sedikit air.
j) Lalu, tahap selanjutnya setelah semua permukaan dinding berdiri
kokoh, lakukan pembentukan dengan teknik modeling sesuai desain.
k) Setelah itu haluskan dan rapikan dengan tangan dan sedikit
tambahan air.
l) Kemudian, untuk selanjutnya bisa menambahkan ornamen-ornamen
dengan teknik modeling atau pun dengan teknik pilin pada bagian-
bagian tertentu.
m) Jika sudah, lakukan proses detailing dengan menggunakan butsir
dan rapikan.
n) Proses pembentukanpun jadi dan lanjutkan pada tahap finishing
Gambar 10 proses ber-keramik
E. Hasil Karya

Gambar 11 Kerajinan keramik Teko air ornamen


Topeng Kona dan daun singkong
Gambar 12 berkeramik bersama di studio
F. Pengeringan
Proses pengeringan kerajinan keramik disini menggunakan
pemanfaatan waktu dan suhu atau temperatur ruangan. Proses pengeringan
dilakukan sebelum melalui tahap pembakaran agar menghilangkan sisa-sisa
kadar air pada tanah liat dan disaat pembakaran tidak mengalami keretakan.
G. Pembakaran
Setelah proses pengeringan, tahap final dari pembuatan keramik di
sini adalah proses pembakaran. Pembakaran ini bertujuan untuk merubah
sifat keramik menjadi keras dan mengalami proses pengkristalan,
memadatkan benda keramik dan mengurangi resiko pecah/ rusak.
Pembakaran keramik ini dilakukan dengan menggunakan tungku
pembakaran dalam suhu panas yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai