PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penggunaan dan pemanfaatan Barang Milik Negara. Barang Milik Negara menurut
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah. Barang Milik Negara menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2020 sebagai perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014,
siklus pengelolaan Barang Milik Negara terdiri dari perencanaan kebutuhan dan
dan pengendalian.
Salah satu lingkup dari siklus Pengelolaan Barang Milik Negara adalah
Tahun 2020, penghapusan merupakan suatu tindakan untuk menghapus Barang Milik
Negara/ Daerah dari daftar barang dengan melakukan penerbitan keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/ atau
Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.
Milik Negara terdiri dari Penghapusan Barang Milik Negara dari Daftar Barang
Pengelola, Penghapusan Barang Milik Negara dari Daftar Barang Pengguna dan/atau
Daftar Barang Kuasa Pengguna serta Penghapusan Barang Milik Negara dari Daftar
dari tanggung jawab administrasi dan fisik terhadap barang yang berada pada
penguasaannya. Oleh karena itu, penghapusan Barang Milik Negara harus memiliki
dasar pedoman yang kuat serta resmi yang diputuskan oleh pejabat yang berwenang.
Barang Milik Negara yang dihapus benar-benar sudah tidak dimanfaatkan lagi untuk
tugas pokok instansi pemerinrah sehingga instansi pemerintah dapat mengurangi biaya
Kabupaten Karang Asem yang melakukan lelang enam puluh empat (64) kendaraan
seperti alur prosedur yang rumit karena terdapat banyak syarat serta peraturan agar
Barang Milik Negara tersebut dapat disetujui untuk dilakukannya proses penghapusan
serta membutuhkan waktu penyelesaian yang lama. Jika terdapat suatu Barang Milik
Negara yang tidak lagi berada pada penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa
Pengguna Barang tidak lagi digunakan untuk menunjang kegiatan operasional suatu
kantor, serta tidak dapat memberikan kontribusi penerimaan terhadap suatu negara,
maka Barang Milik Negara tersebut bisa segera diusulkan penghapusan agar tidak
3
menambah biaya anggaran yang keluar seperti biaya pemeliharaan Barang Milik Negara
tersebut.
Proses penghapusan Barang Milik Negara dimulai dari usulan pengguna barang
kepada pengelola barang disertai berbagai dokumen persyaratan. Dalam hal ini, Badan
Siber dan Sandi Negara selaku pengguna barang mengusulkan penghapusan Barang
Milik Negara kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta
V selaku pengelola barang. Kondisi yang melatar belakangi penghapusan Barang Milik
Negara pada Badan Siber dan Sandi Negara yaitu kondisi dalam rusak berat dan usia
Barang Milik Negara berupa kendaraan operasional yang sudah lebih dari 8 (delapan)
Berdasarkan dari paparan di atas, maka penulis ingin melakukan analisis serta
Negara dengan tindak lanjut pemindah tanganan secara penjualan yang berada pada
satuan kerja Badan Siber dan Sandi Negara yang mengacu pada Peraturan Menteri
Barang Milik Negara, yang dimulai dari awal proses penghapusan hingga penjualan
serta menjelaskan terkait permasalahan atau kendala yang terjadi serta solusi yang dapat
ditawarkan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan
SANDI NEGARA.”
B. Rumusan Masalah
4
Rumusan masalah yang dibahas pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
Negara?
3. Apa sajakah kendala atau permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan
C. Tujuan Kajian
Tujuan Penulis yang ingin didapatkan dalam penyusunan karya tulis ilmiah yaitu:
Negara.
5
kegiatan penghapusan Barang Milik Negara di lingkungan Badan Siber dan Sandi
Negara.
Pada penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis membahas mengenai siklus Barang
Milik Negara yaitu Penghapusan Barang Milik Negara terhadap benda bergerak yang
merupakan kendaraan operasional. Adapun ruang lingkup dari penulisan karya tulis ini
berkaitan juga dengan bagaimana tinjauan atas pelaksanaan kegiatan serta mekanisme
dari penghapusan berupa kendaraan operasional yang dilakukan Badan Siber dan Sandi
Negara selaku pengguna barang dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) Jakarta V selaku pengelola barang. Melalui penelitian ini, penulis akan
menganalisa apakah terdapat kesesuaian antara praktik yang ada di lapangan dengan
E. Manfaat Penulisan
Melalui penulisan karya tulis ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada penulis serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi dalam hal sebagai
berikut:
1. Menambah wawasan dan pemahaman penulis serta pihak lain yang membutuhkan
Milik Negara khususnya pada lingkup kendaraan di Badan Siber dan Sandi
Negara.
6
Milik Negara.
3. Memperdalam wawasan dan pengetahuan yang lebih spesifik dan detail terkait
kendaraan operasional.
F. Kerangka Pikir
Lelang offline/online
Proses Lelang
(Pengelola Barang)
7
BAB II
Dalam penelitian ini, penulis melakukan kajian melalui hasil penelitian sebelumnya
yang memiliki tema pembahasan yang sesuai serta literatur dan peraturan yang
A. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dengan tema penghapusan
BMN dan Analisa pada komponen kerusakan pada aset KDO (kendaraan Dinas
penghapusan Barang Milik Negara pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan
Lelang (KPKNL) Manado sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu
Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara yang terlihat dari
8
saran agar melakukan tindakan penghapusan BMN pada beberapa barang yang
yang berlebih di gudang tempat penyimpanan barang. Selain itu, agar KPKNL
Mandao lebih teliti dalam menginput data serta mencegah kesalahan akibat human
error.
Prosedur penghapusan BMN secara urutan dan ketepatan waktu sudah dilakukan
sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu PMK Nomor 83/PMK.06/2020. Namun,
secara administrasi masih ada yang belum sesuai yaitu tidak melakukan pencatatan
penghapusan barang pada DBKP Alat Angkutan. Selain itu, ditemukan beberapa
ketertiban administrasi yang masih kurang, dan pemenang lelang berulang dari
tahun ke tahun
2023. Selain itu, penghapusan melalui aplikasi SAKTI sebagai sistem baru masih
Kajian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya karena fokus kajian
ini adalah membahas tentang tahapan proses serta kesesuaian prosedur Penghapusan dan
pemindahtanganan BMN yang terjadi pada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
dengan Peraturan terkait penghapusan dan pemindahtanganan BMN yang berlaku. Selain
itu, untuk mengetahui kendala serta solusi yang dapat diterapkan saat melakukan proses
B. Landasan Teori
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020, pengertian Barang Milik Negara
(BMN) yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan
atau
07, BMN dikelompokkan sebagai bagian dari aset tetap dan aset lancer. aset lancar dapat
digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki masa manfaat selama 12 bulan.
Sedangkan aset tetap yaitu aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
10
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Terdapat beberapa klasifikasi dari aset tetap menurut Peraturan Menteri Keuangan
1. Tanah
Subjek pengelolaan BMN ada 2 yaitu Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Pengguna
Barang meliput KPB, PPB-W, PPB-E1, Pengguna Barang. Adapun Pengelola Barang
meliputi KPKNL, Kanwil DJKN, DJKN. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang (KPB) yaitu pejabat pemegang
kewenangan penggunaan BMN/D. Adapun KPB yaitu kepala satuan kerja atau pejabat
yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam
diberikan dalam bentuk mandat. Objek Penggunaan BMN adalah seluruh barang yang
11
dibeli atas beban APBN dan atas perolehan lainnya yang sah. Sehingga apabila suatu
satker akan menggunakan BMN baik yang diperoleh dari pembelian maupun dari cara
lain, maka harus dilakukan penetapan status penggunaan terlebih dahulu oleh pihak yang
berwenang.
Pengelola Barang dapat melimpahkan kewenangan dan tanggung jawab tertentu kepada
Pengguna Barang/KPB. Pada pasal 6 juga disebutkan bahwa Pengguna Barang Milik
Negara dapat melimpahkan kewenangan dan tanggung jawab tertentu kepada KPB.
Objek pengelolaan BMN yang dilimpahkan dari Pengelola Barang kepada Pengguna
Dari peraturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk BMN yang berupa
bawah Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit/satuan karena kendaraan memiliki
negara sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan,
2. setelah dilakukan penetapan status penggunaan, kecuali untuk BMN yang tidak
3. BMN yang akan dipindahtangankan dinilai terlebih dulu untuk mendapatkan nilai
4. Jika penilaian dilakukan oleh Pengguna Barang tanpa melibatkan Penilai, maka
Penjualan BMN adalah pengalihan kepemilikan BMN kepada pihak lain dengan
adalah untuk optimalisasi BMN yang berlebih atau idle, secara ekonomis lebih
yg akan digunakan untuk kepentingan umum yang jika dilelang akan merusak
tata niaga atau tanah kavling yg dari awal pengadaan digunakan utk
Berlandaskan PMK mengenai hal pelaksanaan lelang nomor 213 yang ditetapkan
pada tahun 2020, Lelang adalah tindakan perdagangan publik secara terbuka untuk umum
penawaran tertulis maupun lisan yang mengalami naik turun untuk menggapai nilai
tertinggi.
13
Apabila tidak laku dilelang, maka dilakukan pemindahtanganan bentuk lain. Apabila
operasional dilakukan jika elah berusia 10 tahun atau rusak berat akibat kecelakaan atau
Prosedur Penjualan Barang Milik Negara dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1 Prosedur Penjualan Barang Milik Negara
Sumber: Bahan Ajar PJJ Persiapan Ujikon JF PLB 2023 Pemindahtanganan BMN
Berdasarkan pengertian yang tercantum dalam PMK No. 83/PMK 06/2016 tentang tata
14
merupakan tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan
dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang,
dan/ atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang
dikeluarkan oleh :
2. Pimpinan lembaga atau Menteri sebagai pengguna barang negara dimana status
1. Pengelola Barang, atas aset negara yang terdapat dalam penguasaan pengelola
barang seperti tanah atau gedung, dan selain tanah atau gedung.
2. Pengguna Barang dan / Kuasa Pengguna Barang (PB/KPB), terhadap aset negara
pengelola barang seperti tanah atau gedung, dan selain tanah atau gedung. Aset
negara seperti gedung atau tanah, maupun selain gedung atau tanah yang terdapat
keputusan Majelis hokum yang sudah menerima kekuatan hukum dan tidak ada
lainnya.
Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengelola, Penghapusan BMN dari Daftar Barang
Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna, dan, Penghapusan BMN dari Daftar
Barang Milik Negara. Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengelola dilakukan untuk
BMN yang sudah tidak berada dalam penguasaan Pengelola Barang karena adanya
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya
atau sebab-sebab lain. Sementara itu, penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengguna
dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dilakukan untuk BMN yang sudah
tidak berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang
penggunaan BMN kepada Pengguna Barang lain, pemindahtanganan, dan adanya putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya
atau sebab-sebab lain. Lalu jika terdapat BMN yang dihapuskan dari Daftar Barang
Pengelola atau dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna,
makadilakukan BMN dari Daftar Barang Milik Negara juga turut dihapuskan.
Pada pasal 16 (enam belas), bagian kesatu, Peraturan Menteri Keuangan Republik
Penghapusan Barang Milik Negara, prosedur penghapusan BMN dari Daftar Barang
3. Pemindahtanganan;
4. Adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan
6. Pemusnahan; atau
untuk hewan, ikan, dan tanaman; harus dihapuskan untuk BMN berupa bangunan
yang berdiri di atas tanah Pihak Lain atau Pemerintah Daerah karena tidak dapat
BMN milik Pihak Lain karena tidak dapat dilakukan Pemindahtanganan; harus
lingkungan sekitar; harus dihapuskan untuk bangunan yang berdiri di atas tanah
Menurut Febriani dkk, (2016) terdapat beberapa macam masalah terkait dengan
penyalahgunaan terhadap BMN, tanggung jawab dari pengelola BMN dirasakan kurang
sehingga proses pemuthakiran data dan kondisi BMN terabaikan, selain itu panitia
penghapusan masih dirasakan kurang adanya rasa tanggung jawab penuh dalam
BMN dianggap penting karena merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk
17
mengeluarkan atau meniadakan barang – barang dari daftar inventaris karena barang
tersebut sudah dianggap tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi
perbaikan;
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Dinas dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Dinas
kendaraan yang melibatkan peralatan mekanik seperti mesin dan/atau baterai dalam
menggerakannya, kendaraan yang tidak digunakan di atas rel, terdeteksi dalam Sistem
Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN), dan berfungsi
pengelola barang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Kajian
Agar suatu kajian dapat berjalan dengan baik maka perlu menggunakan suatu metode
kajian yang baik dan tepat. Berdasarkan hal tersebut, penyusun dalam kajian ini
menggunakan metode kajian hukum Empiris, jenis kajian yang digunakan pada kajian
ini adalah kajian lapangan (field search). Penelitian Lapangan adalah suatu kajian yang
dilaksanakan secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap suatu obyek tertentu
kajian lapangan, penyusun juga melakukan kajian yang didukung oleh kajian pustaka.
Dalam Kajian ini bersifat deskriftif analitis yaitu kajian dengan cara menekankan
untuk memberikan data yang berkaitan dengan judul kajian secara jelas dan rinci
kemudian di analisis guna menjawab permasalahan yang ada. Dan kajian ini juga
20
menguraikan ataupun mendesripsikan data yang diperoleh secara empiris lalu diuaraikan
Dalam kajian ini, dimaksud untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
proses Pengelolaan BMN lebih khusus terkait Penghapusan Barang Milik Negara
Negara. Kemudian Pendekatan kajian yang digunakan dalam kajian ini adalah
berlaku dikaitkan dengan teori hukum serta melihat realita atau fakta yang terjadi di
dalam obyek kajian. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan secara sosiologis
yang dilakukan secara langsung ke lapangan. Dan untuk lokasi Kajian dilakukan di
Sumber data yang digunakan untuk menelaah terhadap dokumen dan wawancara
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui kajian di lapangan, bersifat
autoriatif artinya mempunyai otoritas, berupa sejumlah informasi keterangan serta hal
yang berhubungan dengan obyek kajian. Pengambilan data primer ini diperoleh
dengancara melalukan wawancara langsung dengan para pihak yang terkait dengan
kajian ini yaitu pegawai yang bertugas dalam proses pemindahtangan berupa penjualan di
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari bahan kepustakaan dan dibedakan kedalam bahan
a. Bahan hukum primer yang digunakan adalah norma atau kaidah dasar
sekunder dari bahan hukum primer terdiri dari buku-buku, hasil kajian
hukum, artikel, jurnal dan bahan lain yang berkaitan dengan pokok bahasan.
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yakni Kamus
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi
atau fakta-fakta dilapangan. Adapun Teknik atau metode yang digunakan dalam kajian
1. Studi Lapangan
Pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada obyek kajian untuk
mengadakan kajian secara langsung.Hal ini dimaksud untuk mendapatkan data yang
valid dengan pengamatan langsung dan wawancara. Dalam kajian hukum yang
dokumentasi
22
2. Observasi
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh
gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan social, yang sukar diperoleh dengan
metode lain. sebagai metode ilmiah, observasi sering diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek kajian.
3. Wawancara
itu.Wawancara dilakukan terhadap terhadap salah satu bagian staf yang menangani
Pemindahtangan berupa penjualan Barang Milik Negara di Badan Siber Dan Sandi
Negara.
4. Dokumentasi
Studi Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data atau variable berupa catatan dan
dengan permasalahn yang akan diteliti baik berupa literature, laporan tahunan,
majalah, jurnal, table, karya tulis ilmiah dokumen peraturan pemerintah dan undang-
undang yang telah tersedia pada lembaga terkait dipelajari, dikaji dan disusun atau
Setelah data terkumpul secara lengkap, maka tahap selanjutnya adalah analisis data.
Analisis data adalah proses mengolah dengan cara mengorganisakan data ditemukan
tema dan tafsiran tertentu dari susunan itu. Tujuan utama dari analisis data adalah untuk
23
meringkas data dalam bentuk yang mudah difahami dan mudah ditafsirkan, sehingga
Dalam kajian ini, penyusun menggunakan analisis dekriptif kualitatif, yaitu suatu
yang berlaku dan analisis data yang didasarkan pada pemahaman dan pengolahan data
secara sistematis yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan
Proses analisis data dengan menggunakan metode tersebut dapat digambarkan dalam
Reduksi Data
Kesimpulan/Verifikasi