Anda di halaman 1dari 2

Nama : Khrisna Refiaji

Kelas : Riset Dokumenter

NIM : 1190150088

Ujian Akhir Semester

Langkah-Langkah Riset yang Dilakukan Untuk Menghasilkan Film (Gordang Sambilan)

Gordang Sambilan dari Mandailing Natal Sumatera Utara yaitu alat musik tradisional
yang terdiri dari sembilan buah gendang dan merupakan alat musik pukul seperti Bedug, yang
terdiri dari Sembilan yang mempunyai Panjang dan Diameter yang berbeda sehingga
menghasilkan nada yang berbeda pula. Gordang Sambilan di perdengarkan hanya dalam
kegiatan kerajaan, Seperti acara Pernikahan ataupun penyambutan Tamu Kerajaan. Sebelum
Gordang Sambilan di perdengarkan di wajibkan untuk memotong Kerbau. Tempat Gordang
sambilan berada di alun-alun Bagas Godang (Istana). Seiring berkembangnya kultur sosial
masyarakat saat ini Gordang sambilan sudah lebih sering di perdengarkan baik pada pesta
Pernikahan, Penyambutan dan Hari besar.

Film ini tidak hanya menjadi sebuah film dokumenter independen. Namun adanya
sebuah pendanaan pada film ini, karena menerapkan konsep dari Alan Rosethal. Karena
menurut Alan Rosethal ada 5 tahap untuk bisa mewujudkan sebuah film dokumenter. Dan
ada 5 tahap pula yang dilakukan untuk bisa mewujudkan film Gordan Sambilang

1. Mengkonsep ide

2. Menyampaikan saran dasar

3. Menulis dan menyampaikan proposal

4. Membahas saran atau ide dengan sponsor, televisi stasiun, atau organisasi
pendukung

5. Membahas proposal dan menandatangani kontrak

Kelima tahap tersebut diterapkan dalam mewujudkan film ini. Karena film Gordang Sambilan
ini bisa menjadi sebuah arsip budaya. Yang dimana sudah adanya kelangkaan dalam objek
tersebut, yaitu Gordang Sambilan. Maka dari itu, penerapan konsep dari Alan Rosethal
menjadikan Film Gordan Sambilan mendapatkan dana sendiri dari Kemendikbud, menurut
Bpk. Jabatin selaku tim pembuat film ini.

Sembari adanya sebuah keputusan kesepakatan dari pendana. Proses riset yang lebih
dalam bisa dilanjutkan, karena riset secara mendasar sudah dimulai, ketika film Gordang
Sambilan sudah terkonsep ide dasarnya. Karena riset menurut Wilma De Jong berbeda dari
jenis penelitian lainnya karena penelitian ini ditujukan untuk menemukan orang, situasi, dan
bahan arsip yang diperlukan untuk mewujudkan premis film. Sementara menemukan
informasi mungkin merupakan aspek penting dari penelitian, itu juga tentang mengamankan
izin dan hubungan yang diperlukan untuk pengambilan gambar.

Proses riset film Gordang Sambilan pastinya dilakukan melalui riset dengan jurnal atau
melalui arsip. Seperti dari kerabat dekat atau arsip budaya yang menyimpan informasi
mengenai Gordang Sambilan. Untuk mendapatkan premsi film ini. Karena pada hasil/ wujud
film ini, kondisi Gordang Sambilan sedang digunakan untuk sebuah acara pernikahan. Yang
dimana proses shooting dilakukan sesuai yang terjadi dilapangan. Karena riset melalui jurnal
atau arsip-arsip budaya yang ada. Momen penting Gordang Sambilan, seperti proses
pemotongan kerbau, ritual yang dilakukan oleh para pemangku adat dan ketua adatnya, dan
juga ketika Gordang Sambilan dimainkan. Ada dalam film Gordang Sambilan tersebut. Hal
tersebut tidak akan bisa diwujudkan dalam film Gordang Sambilan, bila mana riset oleh
pembuat film ini tidak kuat dan cukup.

Selain melalui media-media lainnya seperti jurnal dan arsip budaya. Bisa kemungkinan
ada nya wawancara sebelum shooting Gordang Sambilan. Karena pembuat film saat diisi oleh
voice over, untuk pendukung naratif secara narasi pada film ini. Menjelaskan tentang Gordang
Sambilan dengan baik. Penonton mengetahui tentang Gordang Sambilan ini melalui audio-
visual, tanpa terlewat sedikit pun. Selain itu, penonton bisa fokus terhadap premis yang
dibahas dalam film ini.

Dari teori dan konsep Wilma De Jong dan Alan Rosethal ini diterapkan oleh pembuat
film Gordang Sambilan. Yang dimana film dokumenter ini bisa menjadi sebuah arsip
pengetahuan budaya tentang Gordang Sambilan dan juga pembuat film dapat pendanaan.
Akibat dari riset yang menjadikan sebuah premis dari film ini dan Langkah-langkah yang
diterapkan membuat film ini bisa di konsumsi sebagai ilmu pengetahuan dan arsip budaya.

Anda mungkin juga menyukai