Anda di halaman 1dari 3

Catatan Daurah Syar’iyyah.

Sabtu, 05/06/2021

DAURAH SYAR’IYYAH TANFIDZIYAH

Materi 2 : Tadabbur QS. Fussilat 30-36

Oleh : Ustadz Aswanto M Takwi, Lc., MA

3 bagian pada ayat tersebut.

Ayat 30:

Orang-orang yang mengatakan diri telah beriman dan kemudian istiqamah. Asbabun nuzulnya
adalah ulama menyebutkan sesuai hadits nabi ‫ ﷺ‬tentang orang musyrik mengatakan rabbunallah
akan tetapi mengatakan malaikat adlah anak wanita Allah. Sama dengan orang Yahudi menganggap
‘Uzair adalah anak Allah dan tidak percaya Nabi ‫ﷺ‬, maka ibnu Abbas mngatakan mereka tidak
istiqamah. Maka datanglah Abu Bakar mengatakan rabbunallah dan mengakui rasulullah ‫ ﷺ‬maka
ibnu Abbas mengatakan bahwa dia telah istiqamah. Mka turunlah ayat ini.

Penjelasan tentang ayat ini mengenai istiqamah adalah engkau mentauhidkan Allah ‫ ﷻ‬dan
tidak menyekutukanNya. Konsekuensi istiqamah adlah tidak menyekutukan Allah ‫ ﷻ‬dengan suatu
apapun. Menurut Umar bin Khattab, istiqamah adalah konsisten menjalankan perintah Allah dan
menjauhi laranganNya dan tidak ada tipu daya dalam amalan tersebut atau mncari banyak alasana
untuk melaksanakan larangan Allah ‫ﷻ‬. Ibnu Katsir mengkompromikn pendapat para sahabat
tersebut, tafsiran para salaf ini variatif (berbagai sudut pandang). Menuruut ibnu Katsir istiqamah ini
adalah sesuai dengan pendapat dari para sahabat.

Orang yang istiqamah ini maka Allah akan menurunkan malaikat-malaikatnya. Banyak orang
yang mengatakan rabbunallah tapi tidak semua istiqamah, maka yang istiqamah sajalah yang akan
dihampiri oleh malaikat.

Hal ini akan dialami oleh orang-orang pada saat sakaratul maut sebagaimana kita ketahui siapa
saja yang datang ketika sakaratul maut, juga ketika di alam kubur malaikat akan hadir dan memberikan
ketenangan agar tidak takut akan apa yang dihadapi dan bersedih atas apa yang ditinggalkan. Merasa
takut karena belum tau apakah yang dihadapi adalah nikmat atau azab, bersedih karena meninggalkan
orang yang dicintai. Maka disinilah datang malaikat yang akan menghibur mereka yan menghadapi
sakaratul maut. Sebagaimana doa kita terhadap mayit dengan doa-doa kebaikan; gantikan tempat yang
jauh lebih baik dari yang ada di dunia, dan keluarga yang lebih baik dari yang di dunia dan jangan
bersedih atas yang ditinggalkan, dan beri kabar gembira tentang surga.

Ayat 31:

Ibnu Qayyim rahimahullah:

“Kamilah yang menjagamu ketika di dunia, yang mengingatkan kamu untuk berbuat baik, dan
kelak di akhirat kami pula yang akan menemanimu bahkan ketika melewati ash shirat hingga selamat
sampai surga.”
Catatan Daurah Syar’iyyah. Sabtu, 05/06/2021

Di dalam surga akan diberikan kepadamu sesuai dengan yang kamu inginkan, sebagaimana
dalam surah as sajdah (balasan untuk orang istiqamah). Juga dalam hadits qudsi Allah berfirman: “Aku
akan memberikan kepada hambaku di surge sesuatu yang belum pernah dia lihat dan dia dengar,
bahkan disampaikan untuk menyebutkan semua keinginannya hingga habis keinginannya.

Ayat 32:

Di ayat ini Allah ‫ ﷻ‬menyebutkan dua namanya yaitu Al Ghafur dan Ar Rahim. Kelalaian yang
dulu dilaluinya untuk istiqamah dan Allah ‫ ﷻ‬mengampuni dan merahmatinya. Jujur dalam
istiqamahnya. Walaupun terdapat kekurangan-kekurangan dalam meniti jalan istiqamah tapi dia tetap
berusaha maka mereka akan diampuni oleh Allah ‫ﷻ‬.

Sabda nabi ‫ﷺ‬: “istiqamahlah kalian namun kalian tidak mampu melakukannya secara utuh.”

Istiqamah merupakan jalan yang harus ditempuh oleh orang yang beriman dan Allah ‫ ﷻ‬akan
membimbing mereka di atas istiqamah. Bukanlah hal yang mudah perkara istiqamah ini. Istiqamah di
zaman fitnah ini adalah mampu istiqamah di atas hidayah dan komitmen kepada Allah ‫ﷻ‬.

Contoh-contoh istiqamah:

1. Keikhlasan, Qs. Al Bayyinah: 5


2. Senantiasa komitmen dengan Sunnah Rasulullah ‫ ﷺ‬sehingga berusaha menjalankan
Sunnah Nabi ‫ ﷺ‬tanpa dipertentangkan dengan hawa nafsu.
3. Menjalankan perintah Allah ‫ ﷻ‬dan menjauhi laranganNya.
4. Berdoa agar diistiqamahkan; yaa muqallibal quluub tsabbit qalbi ‘alaa diinik.”

Istiqamah atas segala perintah dan menjauhi larangan Allah dan menutup segala kemungkinan
yang akan mempengaruhi kistiqamahan kita. Yang awalnya kita sudah komitmen tapi tidak kita jaga
akhirnya tergerus sedikit demi sedikit. Begitupun dengan komitmen ibadah kita baik yang wajib maupun
yang Sunnah. Demikian juga komitmen terhadap kerja dakwah kita yang sedari awal kita bangun tekad
untuk berjuang maka jangan sampai terjadi pergeseran komitmen tersebut. Jangan sampai dulunya kita
adalah seorang penuntut ilmu dan menjadi bagian dari barisan para da’I akhirnya karena tidak menjaga
komitmen akhirnya kita kembali menjadi orang awwam. Na’udzubillaah.

Ayat 33:

Pertanyaan ini merupaka pertanyaan yang sebenarnya ingin menegaskan bahwasanya tidak ada.
Tidak ada lagi yang lebih baik perkataannya dari orang yang berdakwah. Mengapa? Karena dia mengaak
kepada Allah, mengajak manusia kepada keridhaan Allah, mengajak manusia agar tidak menjadi orang
yang hina ketika kelak d akhirat. Lembaga dakwah hanya sebuah sarana.

Wa’amila shalihan artinya tidak sekedar diucapkan melainkan juga mengamalkan

Wa qala innanii minal muslimin adalah berserah diri kepada Allah ‫ ﷻ‬siap diatur oleh Allah
‫ﷻ‬.

Berdakwah dan beramal merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh diabaikan.
Catatan Daurah Syar’iyyah. Sabtu, 05/06/2021

Ayat 34-36:

Allah ‫ ﷻ‬mengajarkan kita berinteraksi dengan orang di sekitar kita baik kawan maupun
kawan.

Kalau kita telah mengajak mereka kepada kebaikan lantas mereka menolak kita bahkan
memusuhi kita. Termasuk dalam lembaga kit ajika sudah memberikan usulan/pendapat namun tidak
diterima maka bantahlah dengan baik berdasarkan ilmu dan adab kita. Jangan dibalas serupa, justru
balas dengan kebaikan. Apalagi orang yang berada pada posisi sebagai da’i. meslipun ada rukhsah boleh
membalas dengan hal serupa tapi tidak dengan seorang da’I yang harusnya memberikan kebaikan.
Sebagaimana Nabi ‫ ﷺ‬terhadap kaum kafir yang menyakitinya tapi beliau balas dengan kebaikan,
akhirnya mereka masuk islam dan bahkann ada yang menjadi sahabatnya yang terbaik.

Dalam 3 ayat ini ad acara yang diajarkan Allah ‫ ﷻ‬kepada kita untuk melawan syaithan yaitu,

Syaithan dari kalangan manusia, didakwahi dengan cara hikmah, menolak dengan cara yang baik
berdasarkan ilmu dana dab maka ini bisa menjadikan mereka baikk kepada kita.

Syaithan dari kalangan jin maka tidak ada kompromi, caranya adalah fasta’idzbillah atau
memohon perlindungan kepada Allah ‫ﷻ‬. Maka Allah akan mendengarkan permohonan isti’adzah
tersebut karena Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagimu.

Kesimpulan:

1. Beriman kepada Allah


2. Istiqamah
3. Berdakwah
4. Beramal
5. Berserah diri kepada Allah ‫ﷻ‬
6. Jika ada yang mengganggu maka dibalas dengan kebaikan dibantah dengan hikmah
7. Memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan syaithan yang ingin merusak hubungan
kita kepada Allah dan manusia.

Jawaban sesi pertanyaan:

1. Istiqamah membutuhkan waktu, maka kita butuh bina diri kita dengan memupuknya sedari dini
dan dibutuhkan kesabaran, bimbingan, dan perhatian. Orang yang istiqamah itu bukan berarti
mereka tidak memiliki dosa sama sekali, kecuali para nabi dan rasul. Jangan sampai bisikan
syaithan menghalangi usaha kita untuk istiqamah. Tetap berusaha meninggalkan maksiat sedikit
demi sedikit.
2. Menghadapi syaithan dari kalangan manusia beda dengan menghadapi syithan dari kalangan jin
kecuali dengan beristi’adzah kepada Allah ‫ﷻ‬.

Anda mungkin juga menyukai