Anda di halaman 1dari 15

Presentasi

konsep dasar IPS


Modul 2
Penyusun

Rofikoh Tabah R
Reza NK
sejarah perkembangan IPS
secara umum
IPS adalah terjemahan dari soial studies. Definisi Social Studies menurut Edgar Brruce Wesley pada
tahun 1937 yaitu The Social Studies are the social sciences simplified for pedogogical purposes (
Social studies adalah ilmu-ilmu sosial yang disederahanakan untuk tujuan pendidikan. Pengertian ini
kemudian dibakukan bahwa Social studies meliputi aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik,
ilmu sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi, dan filsafat yang dalam praktiknya dipilih untuk
tujuan pembelajaran disekolah dan di perguruan tinggi.

Pada tahun 1960 an, timbul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan, yang secara
khusus dapat dipandang sebagai suatu revolusi dalam Social Studies yang dipelopori oleh para
sejarawan dan ahli-ahli ilmu sosial. Gerakan akademis tersebut dikenal sebagai gerakan the new social
studies (Social Studies gaya baru) namun hingga sampapi tahun 1970 an ternyata gagasan tersebut
belum menjadi kenyataan karena adanya tarik menarik antara dua visi Social Studies. Disatu pihak
adanya gerakan untuk mengintregasikan berbagai disiplin ilmu sosial untuk tujuan Citizenship
Education. Di lain pihak terus bergulirnya gerakan pemisah berbagai disiplin ilmu sosial yang cenderung
melemahkan konsepsi Social Studies Education.
Pada tahun 1955 terjadi terobosan yang besar berupa inovasi Maurace Hunt dan Lawrence Metcalf
yang mencoba melihat cara baru dalam pengintregasian pengetahuan dan keterampilan ilmu sosial
untuk tujuan Citizenship Education. Dikemukakan bahwa program social studies desekolah sayogianya
diorganisasikan bukan dalam bentuk pembelajaran ilmu sosial yangg terpisah-pisah, tetapi
diorintasikan pada closed area atau masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat. Dengan cara itu
Social Studies mulai diarahkan kepada upaya guna melatih para siswa untuk dapat mengambil
keputusan mengenai masalah-masalah publik. Tekanan perubahan lain muncul pada tahun 1957
dalam bentuk upaya komprehensif untuk mereformasi social studies. Pemicu perubahan tersebut
adalah keberhasilan Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa yang membuat amerika menjadi
panik dan merasa tertinggal dari rusia, dan dipublikasikannya hasil penelitian dua orang dosen purdue
University yang dikenal dengan Purdue Opinion Poll.

Hasil penelitian ini dinilai merupakan salah satu petunjuk kegagalan Social Studies yang pada saat
itu Expository. dan sekaligus memberikan indikasi perlunya perubahan pembelajaran. Social studies
menjadi pembelajaran yang berorientasi pada the integrated, reflective inquiry, and problem
centered. Kesema itu telah memperkuat munculnya gerakan the new social studies.
Gerakan the new social studies yang menjadi pilar dari perkembangan studies pada tahun 1960 an
bertolak dari kesimpulan bahwa social studies sebelumnya dinilai sangat tidak efektif dalam
mengajarkan substansi dan mempengaruhi perubahan sikap siswa. Oleh karena itu para ilmuwan
bersatu padu untuk bergerak meningkatkan social studies kepada taraf higher level if intellectual
pursuit. yakni mempeajari ilmu sosial secara mendasar dengan ini maka dimulailah era modus
pembelajaran Social Science Education. Kemudian para ahli bersepakat untuk melakukan reformasi
social studies dengan menggunakan cara yang berbeda dari sebelumnya, pendekatan tersebut
adalah dengan melalui proses pengembangan kurikulum yang diuji coba dilapangan, selanjunya
direvisi dan pada akhirnya disebar luaskan untuk digunakan secara meluas dalam dunia
persekolahan.
Pada akhir dasawarsa 1960 an tercatat adanya perubahan dari orientasi pada disiplin akademik
yang terpisah-pisah kesuatu upaya untuk mencari sebuah hubungan interdisipliner. Pada masa itu
Paul R Hanna merintis pengembangan kurikulum yang bertolak dari Basic Human Activities dan
berhasil menghimpun lebih dari 3000 generalisasi yang relevan yang digali dari berbagai disiplin
ilmu sosial.
Pada dasawarsa 1970 an terjadi pertumbuhan social studies yang serupa dengan perkembangan
sebelumnya dengan hasilnya hampir semua proyek kurikulum menitik beratkan pada inquiry process,
desicion making, value qustion, and student oriented problem. Jika dilihat dari visi,misi dan strateginya
social studies telah dan dapat dikembangkan dalam tiga tradisi, yakti social studies taught as
citizenship Transmission, Socil studies taought as social science, and social studies Taught as reflective
inquiry. Dalam definisi tersebut tersirat beberapa hal yang pertama Social Studies merupakan suatu
sistem pengetahuan terpadu, kedua, misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaran
dalam suatu masyarakat yang demokratis, ketiga, sumber utama konten social studies adalah social
science dan humanities, keempat, dalam upaya penyiapan warga negara yang demokratis terbuka
kemungkinan perbedaan dalam orientasi, visi, tujuan, dan metode pembelajaran.
Pada dasawarsa 1980-an perkembangan social studies ditandai oleh lahirnya dua pilar akademis;
laporan pertama menghasilkan definisi, tujuan, lingkup dan urutan materi mulai dari kindergarten
sampai dengan kelas XII (high school), rincian democratic beliefs and values, dan rincian Skill in the
social studies Curricurum.
Jika dilihat dari karakteristik dan tujuannya, social studies education atau social studies yang
dipikirkan untuk abad ke-21 masih tetap menempatkan pendidikan kewarganegaraan, yakni
pengembangan civic responsibility and active civic participation, sebagai salah satu esensi
pengembangan kemampuan sosial yang berkenaan dengan visi tentang pengalaman hidupnya,
pemahaman kritis terhadap ilmu-ilmu sosial, pemahaman tentang manusia dalam konteks persatuan
di dalam perbedaan, dan analisis kritis terhadap keadaan kehidupan manusia.
Secara essensial terkandung visi, misi dan strategi pendidikan social studies yang mengokohkan
kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan ohesif dari para pakar dan praktisi yang tergabung dalam
NCSS yang secara social akademik sangat berpengaruh di Amerika serikat, yang biasanya juga
memberi dampak yang sangat signifikan terhadap pemikiran dalam bidang itu di negara lain. Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa dalam dasawarsa terakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai
social studies yang sebelumnya dilanda penyakit ketidakmenentuan, ketakberkeputusan,
ketakbersatuan dan ketakmajuan paling tidak secara konseptual telah dapat diatasi.
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA
Untuk menelusuri perkembangan pemikiran atau konsep pendidikan IPS di indonesia secara historis
epistemologis ada dua alasan,
pertama,di indonesia belum ada. lembaga profesional bidang pendidikan IPS seperti
NCSS.pengaruhnya lembaga serupa yang di miliki indonesia,yakni HISPISI (himpunan sarjana
pendidikan IPS indonesia)usianya masih sangat muda dan produktifitas akademisnya masih sangat
terbatas,
kedua,perkembangan kurikulum danpembelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan (disiplin) IPS
sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual atau kelompok.melalui pusat
pengembangaan kurikulumdan sarjana pendidikan badan penelitian dan pengembangan (balitbang
dknas)dan pusat kurikulum (puskur)pengaruh akademis dari HISPISI secara institusional terhadap
perkembanganIPS sangatlah terbatas.anggaota yang kebetulan di libatkan dalam kegiatan tersebut
jadi sangat berbeda dengan peranan dan kontribusi Social Studies Curriculum Task Force-nya NCSS di
amerika serikat.
u n c u l d a lam
a ka l in y a m
t u k p e rt a m u s o lo .
s o s ial ) u n w a n g m a n g
n g e t a h u a n 1 9 7 2 d i t a
S ( i lm u p e t io n ta h u n , 1 9 7 8 ;4 2 )
Istilah IP iv ic E d u c a in a t a p u t r a
l t e n ta n g C 2: 2 d a la m w ai
r n a s i o n a a t io n ,1 9 7 t u k a r p a k
semina s io n a l C iv ic E d u c
a n s e c a r a b e r
s e m in a r n a d i g u n a k
(pa n it ia u n c u l d a n
h y a n g m
t il a
ada 3 is a k n i:
a n g e ab ly ),y
(in t e rc h
u a n s o s ia l
1 .p e n g e ta h
s o s i a l,d a n ia l y a n g d i
2.study a sa la h s o s
h u a n s o s ial d im a sa la h -m d a n
n g e t a t u s t u ip l in e r
3.ilmu pe rt i k a n s e b ag a is u a
n d e k a t a n in t e r d is
t il a h i n i d i a g u n a k a n p e a m i o l eh
ketiga i s e n g a n m e n at d i p a h
b a n g k a n d l it u d a p d a n
d i k e m s o s ia d a p i
pilih dan a s a l a h - m a s al a h
d a p a t m e n g h h a
n a g a r m si w a a k a n m a s u k k e
bertuju a ,p ar a s i e b u t b el u m
d e m ik ia n e p IP S t e r s c u l
n g a n a r i. k o n s n g m u n
siswa.de la h s o si a l s e h a r i- h
c a n a ak a d e m is y a
h k a n m a s a d a la m w a
mem ec a e ta p i b a r u
s e k o la h .t
k u l u m
dalam kuri e b u t.
e m i n a r t e r s
dala m s
konsep IPS pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1972
-1973.dalam proyek kurikulum perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP bandung.hal ini terjadi
kebetulan beberapa pakar yang menjadi pemikir dalam seminar Civic Education di tawang
mangu.seperti ahmad sanusi.noman somantri,achmad kosasih Djahiri dan dedih suwandi
berasal dari IKIP bandung,dan para pengembang PPSP IKIP bandung berperan sebagai
anggaota tim pengembeng kurikulum tersebut.dalam kurikulum SD 8 PPSP di gunakan istilah
“Pendidikan Kewarganegaraan Negara/StudiSosial”sebagai mata pelajaran sosial terpadu
pengunaan garis miris nampaknya mengisyaratkan adanya pengaruh dari konsep pengajaran
sosial yang walaupun tidak di beri label IPS,telah di adopsi dalam kurikulum SD tahun
1968.dalam kurikulumdi gunakan istilahpendidikan kewarganegaraanyang di dalamnya tercakup
sejarah indonesia.
Sedangkandalam kurikulum sekolah menengah ke 4 tahun,di gunakan istilah yakni (1)”studi
sosial”sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk mata
pelajaran sosial yang terdiri atas geografi,sejarah,dan ekonomi sebagai mata pelajaran mayor
pada jurusan IPS,(2) “Pendidkan Kewargaan negara ”sebagai mata pelajaran inti pada semua
jurusan; dan (3)”Civic dan Hukum”sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS (PPSP IKIP
bandung 1973a,1973b)
Kurikulum PPSP dapat di anggap sebagai pilar kedua dalam perkembangan
pemikiran tentang pendidkan IPS,yakni masuknya kesepakan akademis tentang IPS
ke dalam kurikulum sekolah.pada tahap ini konsep pendidkan IPS di wujudkan dalam
3 bentuk, yakni
1.Pendidkan IPS ,terintegrasi dengan nama pendidikan kewargaan negara /Studi
Sossial 2.pendidikn IPS terpisah,dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep
payung untuk mata pelajaran geografi,sejarah dan ekonomi.
3.pendidkan Kewargaan Negara sebagai suatu bentukpendidkan IPS khusus,yang
dalam konsep tradisi social studies termasuk”citizenship transmision”(Barr,dkk ;
1978)
Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian memberi inspirasi terhadap kurikulum
1975,yang memang dalam banyak hal mengadopsi inovasi yang di coba melalui
kurikulum PPSP di dalam kurikulum 1975 pendidikan IPS menampilkan 4 profil ,yakni
berikut ini.
1.Pendidkan Moral Pancasila mengantikan kewargaan negara
sebagai suatu bentuk pendidkan IPS khusus yang mewadahi tradisi
citizenship tranmision.
2.Pendidkan IPS terpau untuk Sekolah Dasar.
3.Pendidkan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS
sebagai konsep payung yang menaungi mata pelajran
geograf,sejarah dan ekonomi koperasi.
4.pendidkan IPSterpisah pisahyang mencakup mata pelajaran
sejarah,dan geografi untuk SPG (Dep P dan K .1975a ; 1975b ; 1975c
;1976)
Konsep pendidikan seperti itu tetap di pertahankan di dalam kurikulum
1984,yang memang secara konseptual merupakan penyempurnaan dari
kurikulum 1975 penyempurnaan yang di lakukan khususnya dalam
aktualisasi materi yang di sesuaikan dengan perkembangan baru dalam
masing-masing disiplin,seperti masuknya pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila (P4) sebagai materi pokok pendidikan moral
pancasila.sedangkan konsep pendidikan IPS itu sendiri tidak mengalami
perubahan yang mendasar. dengan berlakunya undang-undang No. 2/1989
tentang sistem pendidikan pendidikan nasional.dalam wacana pendidikan
IPS muncul dua bahan kajian kurikuler pendidikan pancasila dan pendidikan
kewarganegaraan.kedua bahan kajian tersebut di lembagakan menjadi
satu mata pelajaran penddikan pancasila dan kewarganegaran (PPKN)
dalam kurikulum 1994 mata pelajaran PPKn merupakan
mata pelajaran sosial yang wajib di ikuti oleh semua siswa
dalam setiap jenjang pendidikan (SD,SMP,dan
SMU).Sedang mata pelajaran IPS di wujudkan dalam;
1'pendidkan IPS terpadu di SD kelas 3 sampai dengan 6.
2.pendidkan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup
materi geografi,sejarah,dan ekonomi koperasi.
3.pendidikan IPS terpisah,yang nmirip dengan tradisi
“social studies”taught as social science menurut
(Barr,dkk,;1978).
Terima kasih sudah mendengarkan sampai
sejauh ini. Kami pamit undur diri.
tidak seperti dia yang berjanji lalu mengingkari
Maaf jika presentasi kurang sempurna karena
yang sempurna hanyalah kita yang dulu
pernah bersama

Anda mungkin juga menyukai