Anda di halaman 1dari 6

MATERI 3

MENYUSUN PARAGRAF/ALINEA

A. Pengertian Paragraf

• Satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Alinea
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi lebih
jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya untuk menampilkan pikiran
tadi secara lebih jelas.
• Bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-
hubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
B. Fungsi Paragraf
1. Penampung fragmen pikiran dan ide pokok;
2. Untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran penulis;
3. Pedoman bagi pembaca untuk memahami alur pikiran secara sistematis;
4. Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran penulis;
5. Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok penulis kpd. Para pembaca;
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
7. Sebagai pengantar, transisi, dan penutup karangan;

C. Unsur Paragraf
• Kalimat Utama atau kalimat topik sebagai satu gagasan, pokok pikiran, atau tema
yang berisi kalimat pernyataan atau proposisi;
• Kalimat Pengembang atau penjelas, berisi argumentasi atau alasan, fakta-fakta, atau
bukti-bukti yang berhubungan dan mendukung kalimat topik;
• Kalimat Penutup, berisi kesimpulan atau pernyataan ulang, dengan kalimat yang
berbeda, dari kalimat topik.
Contoh Paragraf:
Maraknya konsumsi makanan cepat saji saat ini, penyakit degeneratif
telah menjangkiti usia muda. Di antara penyebabnya, konsumsi mie instan,
susu bubuk instan, bahkan kopi instan yang meningkat tajam. Hampir semua
produksi makanan tidak bebas bahan kimia. Bukan hanya itu. Dulu, kita baru
dapat menyembelih ayam setelah memeliharanya selama 1 tahun, kini, dalam 3
bulan sudah dapat menyembelih dan memakannya, bahkan lebih gemuk,
karena diberi pakan obat. Banyak makanan dan sayur mayur —sejak masa
tanam hingga telah menjadi makanan dalam kemasan seperti palawija, buah-
bahan, makanan kecil, dsb.— yang tak lagi bebas bahan kimia.

Contoh di atas dapat diuraikan berdasarkan unsurnya:

17
• Karena maraknya konsumsi makanan cepat saji saat ini, penyakit degeneratif telah
menjangkiti usia muda. (Kalimat Topik)
• Di antara penyebabnya, yakni konsumsi mie instan, susu bubuk instan, bahkan kopi
instan yang meningkat tajam. Hampir semua produksi makanan tidak bebas bahan
kimia. Bukan hanya itu. Dulu, kita baru dapat menyembelih ayam setelah
memeliharanya selama 1 tahun, kini, dalam 3 bulan sudah dapat menyembelih dan
memakannya, bahkan lebih gemuk daripada ayam kampung umumnya, karena
diberi pakan obat. Banyak makanan dan sayur mayur —sejak masa tanam hingga
telah menjadi makanan dalam kemasan seperti palawija, buah-bahan, makanan
kecil, dsb.— yang tak lagi bebas bahan kimia. (Kalimat Pengembang)

Jika diperlukan kalimat penutup, dapat disusun demikian:

• Oleh karena itu, agar penyakit tidak lebih dini datang, sebaiknya mengkonsumsi
makanan sehat, bebas bahan kimia (organik), serta diproses dengan cara alami.
(Kalimat Penutup/Penegas/ Kesimpulan)
D. Macam-macam paragraf dan ciri-cirinya berdasarkan letak kalimat topik:
1. Paragraf Deskriptif: deskripsi pribadi, deskripsi benda, deskripsi
suasana/peristiwa.
– Kalimat utama tidak tercantum secara nyata;
– Topik paragraf tersisrat dalam seluruh paragraf;
– Biasa dipakai untuk mendeskripsikan benda, sosok manusia, atau situasi.

Contoh:
 Di halaman depan rumahnya, yang sederhana namun asri, tertata rapi
puluhan pot bunga, ada bunga mawar merah, jingga, dan putih, anggrek
bulan, tanaman perdu jeruk nipis, juga beberapa batang cabe rawit.
Tepat satu meter dari pagar kayu, pembatas antara halaman rumah
dengan jalan desa, tumbuh rimbun dua pohon mangga yang berlainan
jenis: mangga madu dan mangga golek. Di bagian halaman yang
kosong, tumbuh rumput manila yang lembut; setiap pagi, di ujung-
ujungnya selalu tersisa butiran embun, bekas turun semalam.
Sementara, di pagar bambu itu tumbuh lebat pohon sirih; daunnya
hampir menutupi sebagian besar pagar itu. Tembok depan rumah
tradisional Jawa itupun hanya berwarna putih, yang dilabur dengan
kapur, bukan cat tembok sehingga jika kita bersandar, baju kita akan
terkena kapur tembok itu, berbekas putih. Kayu-kayu pintu dan
jendelanya pun biasa, bukan dari bahan jati, dengan warna cat
terakotta, menutupi garis kasar kayu murah itu. Modelnya pun biasa,
tradisional; terdiri dari dua daun pintu dan sebuah slot kunci, tak
seperti bentuk pintu dan jendela di sinetron-sinetron masa kini.
 Di awal abad 20 lalu, pagi-pagi, tanggal 30 Juni 1908, suatu benda
cerah tidak dikenal melayang menyusuri lengkungan langit sambil

18
meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling
sedikit seribu orang di pelbagai dusun di Siberia Tengah, Rusia. Jam
menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat
benda itu menjadi bola api menyilaukan di atas hutan cemara sekitar
sungai Tunguska. Kobaran api membentuk cendawan membubung tinggi
ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur
dan terdengar sampai 100 km jauhnya.
 Empat orang Presiden Republik Indonesia telah pernah berdiri tegak
dan berpidato di atas podium di dalam gedung itu. Entah berapa banyak
Duta Besar Negara sahabat pun melakukan hal serupa. Belum lagi,
bertahun-tahun dan berulang kali, munasabah seremonial bertumpu
pada keberadaannya. Telah ratusan kali hymne “Oh Pondokku”
bergema lantang dari ribuan santri pelantunnya; dan masih akan
seperti itu di masa-masa mendatang. Sungguh, saksi bisu sejarah. Suatu
kali, gedung ini akan kosong melompong. Sebuah kursi atau meja pun
tidak ada di dalamnya. Jika musim kemarau, sesekali akan terdengar
jendela atau pintu beradu dengan ambangnya karena dihentak angin.
Pernah, suatu kali, kacanya sampai pecah berantakan. Di waktu yang
lain, riuh rendah suara santri berkumpul di dalamnya. Bangunan ini
menjadi saksi bisu bagaimana para pendiri berpidato dengan
wibawanya, sanggup menyihir semua santri, hingga diumpamakan:
jarum jatuh kedengaran. Suaranya yang jernih, kata-katanya yang bijak,
dengan selingan humor atau tekanan nada tinggi rendahnya menghiasi
setiap pidato-pidatonya. Dinding-dinding gedung merekam itu.
2. Paragraf Deduktif
– Diawali pernyataan umum, disusul dengan uraian atau penjelasan khusus;
– Kalimat utama di awal paragraf, diikuti kalimat(-kalimatl) penjelas.
Contoh:
 Pondok Modern Darussalam Gontor menerapkan disiplin ketat
kepada para santrinya. (Kalimat Topik) Pakaian santri harus sesuai
dengan jenis aktivitasnya, di antaranya pakaian sekolah, pakaian shalat,
dan pakaian untuk olahraga. Demikian pula dalam berbahasa, santri
harus sudah berbicara bahasa resmi (Arab dan Inggris) setelah 6 bulan
belajar di pondok. Lain daripada itu, santri juga harus selalu hadir
tepat waktu pada setiap aktivitas pendidikan, misalnya ketika masuk
kelas, ketika pergi ke masjid, ataupun ketika harus kembali ke asrama
untuk tidur malam. (Kalimat Pengembang).
 Menurut Prof. Baroroh Baried, bahasa Arab memiliki andil besar
dalam pengembangan bahasa Indonesia. Dalam tulisannya yang
berjudul Bahasa Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia (1970),
dikemukakan besarnya peranan bahasa Arab dalam memperkaya kosa
kata dan istilah bahasa Indonesia. Jenis kata atau istilah Arab yang
terserap ke dalam bahasa Indonesia, terutama golongan kata nominal
(ism), yang bahkan disertai perubahan fonologis dan perubahan
semantik. Contohnya, kata bina, rela, bala, dan ulama, yang semula

19
berasal dari bentuk asli /bina’/ /ridla/, /bala’/, dan /‘ulama’/. Sedangkan
perubahan semantik dicontohkan kata seperti lazim, amal, masygul, dan
tabib, yang arti aslinya ‘harus’, ‘perbuatan’, ‘sibuk’, dan ‘dokter,’
namun dalam bahasa Indonesia sekarang artinya telah berubah menjadi
‘biasa’, ‘perbuatan baik’, ‘kecewa, dan ‘dukun’.

3. Paragraf Induktif
 Diawali penjelasan/uraian bersifat khusus, dan diakhiri dengan ksimpulan atau
pernyataan umum.
 Kalimat utama di akhir paragraf
Contoh:
 Setiap malam beribu tikus menyerbu desa-desa di Kecamatan
Pracimantoro. Segala macam tanaman, sampai kepada pohon petai cina
yang sudah tua, habis digerogoti tikus. Binatang piaraan, seperti ayam,
kambing, dan sapi tidak luput dari serangan tikus yang ganas itu.
Apalagi bahan makanan. Memang itu yang dicari. Habis tandas ditelan
tikus. Bahkan penduduk beberapa desa terpaksa diungsikan karena
ketakutan. Sampai sekarang, masih ada orang yang tidak mau pulang ke
kampung halamannya. Memang, dahsyat sekali serangan hama tikus
yang melanda Wonogiri pada tahun 1962–1963.
 Santri Gontor selalu berganti pakaian seiring dengan pergantian
aktivitas. Untuk ke sekolah, mereka mengenakan kemeja, lengan pendek
atau panjang, umumnya bermotif polos, serta dimasukkan ke dalam
celana panjang, dan bersepatu. Ketika berolahraga, mereka memakai
kaos dan celana olahraga yang panjang. Sedangkan ketika pergi ke
masjid, para santri itu berkemeja atau baju takwa yang diasukkan ke
dalam sarung, berikat pinggang, dan berkopiah. Gontor menerapkan
disiplin berpakaian kepada para santrinya.
 Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) memiliki sistem yang
telah teruji lagi menghasilkan. Lembaga pendidikan pesantren ini juga
memiliki Panca Jangka yang jika dijalankan akan mampu menjamin
kelangsungan hidup bahkan kemajuan pondok. Yang paling penting,
hingga saat ini, jiwadan filsafat hidup pondok masih dipegang erat oleh
pelaksana tugas, baik di tingkat pimpinan maupun lapisan terbawah,
guru dan santri. Itulah sebabnya, mengapa PMDG tetap eksis hingga
kini, bahkan kian maju.

4. Paragraf Campuran (deduktif-induktif)


 Kalimat utama di awal dan akhir kalimat
 Kalimat utama di akhir paragraf bersifat penekanan kembali dengan susunan
kalimat yang agak berbeda dengan kalimat di awal paragraf.

Contoh:

20
 Pemerintah bukannya tidak tahu bahwa rakyat Indonesia haus akan
rumah murah yang sehat dan kuat. Departemen Perumahan Rakyat
sudah lama menyelidiki hal ini. Dicarinya bahan rumah yang kuat dan
murah. Agaknya, bahan perlit yang dibuat dari batu-batuan gunung
menarik perhatian. Bahan ini tahan api, tahan air, sekaligus tahan
suara. Karena berlimpah-limpah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Nusa Tenggara Timur, harganya dapat ditekan menjadi murah. Lagi
pula, perlit dapat dicetak menurut kehendak kita. Inilah sebabnya
mengapa pemerintah berencana akan membayar ratusan ribu rumah
murah yang kuat dan sehat untuk rakyat banyak.
 Hati-hatilah para perokok, karena kebiasaan buruk itu punya dampak
serius bagi kesehatan paru, dan kemungkinan besar terkena penyakit
PPOK. “Meski sudah berhenti merokok, sisa-sisa nikotin di tubuh, tidak
bisa seratus persen bersih, seperti halnya menghapus debu di kulit.
Butuh waktu lama sampai 13 tahun, baru bekas itu bisa menghilang,”
kata dr. Hadiarto dalam workshop mengenai Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) di Lido, Sukabumi. Gejala PPOK ditandai dengan
hambatan atau gangguan aliran udara di saluran pernafasan. Menurut
data WHO, pada 1990, PPOK menempati peringkat ke-12 penyebab
kematian utama penyakit tidak menular di dunia. Pada 2020 nanti
penyakit ini diramalkan akan menduduki peringkat keempat setelah
gangguan mental, kecelakaan lalu lintas dan jantung. Ini merupakan
peringatan kepada para perokok, agar segera menghentikan
kebiasaan buruk itu; atau jika sudah berhenti, membandingkan mana
yang lebih lama: merokoknya atau berhentinya.

21
E. Tugas
1. Susunlah paragraf deduktif dengan menyebut beberapa alasan, argumentasi,
atau bukti dari kalimat topik berikut!
a. Pemerintahan SBY dianggap kurang peka terhadap nasib rakyat.
b. Dengan disiplin yang ketat, Pondok Modern Darussalam Gontor mampu
mengatur dan mengendalikan 4500 orang santrinya.
2. Susunlah kalimat topik dari paragraf yang memuat kalimat-kalimat penjelas
berikut ini!
Tidak hanya sekolah, pagi Subuh, Anang sudah pergi ke kebon untuk mengambil
sayuran, kemudian dia sebentar menengok hewan piaraannya, kambing dan kelinci.
Usai sekolah, Anang menggembala kambingnya di hamparan rumput belakang
rumahnya, sementara kelincinya cukup diberi makan sisa sayur yang agak layu. Di
padang rumput itu pula, sambil menggembala kambing, Anang bermain bola
dengan teman-teman sedesanya. Tan lupa, setiap waktu shalat, Anang selalu pergi
ke mushala samping rumahnya. ………………………………… (Kalimat topik).
3. Susunlah paragraf deskriptif tentang kondisi kelasmu. Uraikan berdasarkan
bentuk, fungsi, dan isinya!

22

Anda mungkin juga menyukai