Anda di halaman 1dari 42

Merupakan inti penuangan buah pikiran dalam

sebuah karangan.
Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih
tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Alinea merupakan himpunan kalimat yang
bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah ide.



Untuk menandai pembukaan topik baru.
Pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya.
Untuk menambah hal-hal yang penting
atau untuk memerinci apa yang sudah
diutarakan dalam paragraf sebelumnya.

1) Kesatuan
2) Kepaduan
3) Kelengkapan
Satu paragraf hanya boleh mengandung satu
gagasan pokok atau topik. Semua kalimat
dalam paragraf harus membicarakan gagasan
pokok tersebut.

Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam
masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung dari
besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun
sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang
berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan
sebagian penghasilannya untuk pembangunan tempat-tempat
beribadah, atau kegiatan sosial lainnya.

Tempat-tempat ibadah memang perlu bagi
masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini
dibangun secara bergotong royong dan sangat
mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan
penghasilan yang besar dalam masyarakat telah
menimbulkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang berdiri
sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai
hubungan timbal balik
1. UNSUR KEBAHASAAN
a. Repetisi/pengulangan kata
b. Pemakaian kata ganti
c. Kata transisi/ungkapan penghubung
2. PEMERINCIAN DAN URUTAN ISI PARAGRAF
Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama
menjadi sebuah paragraf dan bagaimana hubungan
antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas,
dilihat dari urutan perinciannya.

Contoh Pemakaian Repetisi:
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang
perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan
sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan,
materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan
evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan
manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses
belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran,
kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan,
metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evaluasinya,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Contoh Pemakaian Kata Ganti.

Dengan penuh kepuasan Pak Marto memandangi
hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahya
tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya.
Sudah terbayang di matanya orang sibuk memotong,
memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di
halaman rumah. Tentu anaknya dan calon menantunya Acep
akan ikut bergembira. Hasil panen yang berlimpah itu tentu
dapat mengantarkan mereka ke mahligai perkawinan.


KATA HUBUNG UNGKAPAN PENGHUBUNG
unsur kalimat + unsur kalimat kalimat satu + kalimat berikut

meskipun, walaupun Dengan demikian, .
tetapi, melainkan Oleh karena itu, .
sehingga, maka Oleh sebab itu, .
karena, sebab Akan tetapi, .
agar, supaya Selain itu, .
jika, kalau Jadi, .
dan, serta dll.
dll.

MEMBENTUK KALIMAT MEMBENTUK PARAGRAF
Melalui pengalamannya berabad-abad, tampaknya menjadikan
tikus lebih pandai bertahan hidup dari berbagai upaya untuk
membasminya. Manusia telah sering menebar racun atau memasang
perangkap untuknya. Ada juga yang mengasapi, membanjiri, serta
membakar area yang dihuni mereka. Selain itu, ada yang memasang
peledak. Akan tetapi, hanya beberapa yang mati. Bahkan tikus
ditemukan satu-satunya binatang yang mampu meloloskan diri saat
dilakukan uji coba bom atom di Lautan Pasifik. Dengan demikian, meski
telah dilakukan banyak cara, nyatanya musuh manusia yang satu itu
selalu dapat membuktikan dirinya sebagai hama yang tak
terbasmikan.

Contoh Pemakaian Kata Transisi/Ungkapan
Penghubung
Pak Wira semakin sibuk. Kambing-
kambingnya yang harus dicarikan rumput kini
bertambah menjadi sepuluh ekor. Sementara itu,
tanaman palawija di sawah tak mau
ditelantarkannya. Apalagi dalam musim kemarau
seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke
sawah. Pekerjaan Pak Wira semakin berat.
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat
utama.
Perhatikan contoh berikut:
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka
bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau
bersengketa
Berdasarkan tujuannya,paragraf dapat
dibedakan menjadi: paragraf pembuka,
penghubung, dan penutup .
(Akhadiah dkk, 1993: 171)
Paragraf Pembuka

Paragraf yang berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada
masalah yang akan diuraikan.
Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan
dikemukakan.
Paragraf Penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya
paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung.
Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu:
1. Pada awal paragraf
2. Pada akhir paragraf
3. Pada awal dan akhir paragraf
4. Tanpa kalimat Utama


Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling
mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang-
mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi
petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu jumlah kosa
kata yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa
orang itu mengatahui sekian banyak konsep. Semakin banyak data
yang dikuasai, semakin banyak pula pengetahuannya. Dengan
demikian, seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat
atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam
pikirannya.
Pada waktu anak didik memasuki dunia
pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan
halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan
bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan
kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah, baik
dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan
orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa
daerah. Jam sekolah hanya berlangsung beberapa
Jam. Baik waktu istirahat ataupun di antara jam-
jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap
menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat
homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa
daerah itu. Faktor-faktor inilah yang
menyebabkan pengetahuan si anak terhadap
bahasa daerahnya akan melaju terus dengan
cepat.

Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan
sama pentingya dengan usaha peningkatan taraf hidup
mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah
sistem pertanian tradisional misalnya bercock tanam hanya
untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern
yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu
menunjang pembangunan secara positif. Mereka dapat
memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-
gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah sebabnya,
peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat
mendesak.
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan
mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya tinggal
satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Ayam-
ayam itu kemudian mulai turun dari kandangnya,
pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu
lintas di jalan raya kembali menggila seperti kemarin.
Raung klakson mobil dan desis kereta api bergema-
gema menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang
jalan. Sayup-sayup terdengar dentang lonceng gereja
menyongsong hari baru dan menyatakan selamat
tinggal pada hari kemarin.
Pikiran utama : keindahan alam yang
mengecewakan.
Pikiran penjelas :
manusia telah mengubah segala-galanya.
hutan, sawah, dan ladang tergusur.
Pohon sudah tidak ada.
Pagar bunga telah berganti.
Pembangunan gedung-gedung mewah.
Bernostalgia tentang indahnya alam di batu malang,
hanya akan menimbulkan kekecewaan. Dalam kurun waktu 30
hari, dinamika kehidupan anak-anak manusia telah mengubah
segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh
berbagai bentuk bangunan yang meluncur dari kota. Ranting dan
cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman
bunga yang bermekaran dengan indahnya, telah diterjang tembok
beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan grdung
plaza megah yang menelan biaya miliaran. Arus modernisasi
dengan angkuhnya telah menelan kemesraan desa ini dari
berbagai penjuru.
1. Paragraf deskripsi
2. Paragraf Narasi
3. Paragraf Eksposisi
4. Paragraf Argumentasi
5. Paragraf Persuasi
Deskripsi berasal dari verba to describe, yang artinya
menguraikan, memerikan, atau melukiskan.

Paragraf deskripsi adalah paragraf
yang bertujuan memberikan kesan/impresi kepada
pembaca terhadap objek, gagasan,
tempat,peristiwa, dan semacamnya yang ingin
disampaikan penulis.
Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua
puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-
lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidungnya
bangir dan matanya berkilauan seperti mata seorang India.
Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal
berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya itu.

Keluarga Lintang berasal dari Tanjong
Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Menuju ke
sana harus melewati empat kawasan pohon nipah,
tempat berawa-rawa yang dianggap seram di
kampung kami. Selain itu, di sana juga tak jarang
buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan..
(Laskar Pelangi).
Narasi (narration) secara harafiah bermakna kisah
atau cerita.
Paragraf narasi bertujuan mengisahkan atau
menceritakan.
Paragraf narasi kadang-kadang mirip dengan
paragraf deskripsi. Bedanya, narasi mementingkan
urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan.
S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei
1985 ia sedang bersembahyang di dalam bloknya.
Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh, Puluhan
orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang
Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima
vonis itu pun langsung ikut kabur.
Paragraf eksposisi bertujuan memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan,
dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau
desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk
menyajikan pengetahuan/ilmu, definisi,
pengertian,langkah-langkah suatu kegiatan, metode,
cara, dan proses terjadinya sesuatu.

Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas
seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia dapat
mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam
bahan-bahan bakarnya- yakni makanan yang ditelan
menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang
kita makan pada waktu sarapan akan dibakar dalam
tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam
silinder mesin mobil.
Istilah argumentasi diturunkan dari verba
to argue (Ing) yang artinya membuktikan
atau menyampaikan alasan.
Paragraf argumentasi bertujuan
menyampaikan suatu pendapat, konsepsi,
atau opini tertulis kepada pembaca.
Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang
disampaikan itu benar, penulis
menyertakan bukti, contoh, dan berbagai
alasan yang sulit dibantah.
Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon- pohon
di hutan harus dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-
pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan ditebang habis, maka
tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa
pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global. Pemanasan
global itu akan melelehkan gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota
di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, Bangkok, dan
lain-lainnya akan terendam air laut. Jika hutan kita terus ditebang
demi kepentingan ekonomi, maka akan terjadi bahaya yang luar biasa
hebatnya.
Persuasi diturunkan dari verba to persuade yang artinya
membujuk, atau menyarankan. Paragraf persuasi merupakan
kelanjutan atau pengembangan paragraf argumentasi.
Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan,
bukti, atau contoh untuk meyakinkan pembaca. Kemudian
diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran
kepada pembaca.
Beda argumentasi dengan persuasi terletak pada sasaran yang
ingin dibidik oleh paragraf tersebut. Argumentasi
menitikberatkan sasaran pada logika pembaca, sedangkan
persuasi pada emosi/perasaan pembaca walaupun tidak
melepaskan logika
Dengan kata lain, yang digarap paragraf argumentasi adalah
benar salahnya gagasan/pendapat. Sementara itu, paragraf
persuasi menggarap pembaca agar mau mengikuti kehendak
penulis.
Praktik berpidato memang luar biasa manfaatnya.
Pengalaman setiapkali praktik merupakan pengalaman
batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik
dalam berlatih maupun berpiato yang sesungguhnya,
pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengalaman
itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato
yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat
ditemukan dan semakin sering diterapkan dalam praktik,
semakin meningkat pula ketrampilan pembicara. Tidak
dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi


semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri.
Bila rasa percaya diri itu sudah semakin besar, pembicara
dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu,takut, dan
grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama
untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh Karena itu, untuk
memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran
berpidato, Anda harus melaksanakan praktik berpidato.
@

Anda mungkin juga menyukai