Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

PEMBERIAN IKAN GABUS TERHADAP PENYEMBUHA


N LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS
Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal)
Volume 01, Nomor 02 Tahun 2022 e-ISSN 2776-625X
Hikmatul Auliyah1), Nur Israyati,SST, M. Keb2)

Program Studi D-III Kebidanan, Universitas Hang Tuah Pekanbaru 1)hikmatul.auliyah

99@gmail.com, 2)nurisrayati@gmail.com

Disusun oleh :

AMELIA SUCI WADIDA


L0450462205904

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA
TAHUN 2023
Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luk
a Perineum Pada Ibu Nifas” ini berisi tentang solusi bagi ibu post partum ya
ng mengalami luka perineum adalah nutrisi kompleks, jika nutrisi seseorang ti
dak terpenuhi maka proses penyembuhan luka akan tidak baik dan memb
utuhkan waktu yang cukup lama. Adapun nutrisi yang berperan penting dala
m proses penyembuhan luka ialah protein. Protein akan sangat mempengaruhi t
erhadap proses penyembuhan luka perineum karena pengganti jaringan yang ru
sak akan sangat membutuhkan protein untuk proses regenerasi sel baru.
Abstrak yang disajikan penulis menggunakan Bahasa Indonesia. Secara keselur
uhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topik pembahasan yang dibahas dal
am jurnal ini, yang menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal in
i.
Pengantar Didalam paragraf pertama penulis menjelaskan bahwa Laserasi perineum adalah
luka karena adanya robekan spontan jalan lahir maupun karena efisiotomi pada
waktu persalinan. Pada umumnya luka perineum terjadi pada garis tengah perine
um dan bisa menjadi luas disebabkan oleh bagian terendah jalan lahir terlalu ce
pat, persalinan presipitatus yang tidak terkendali, paritas, jaringan perut, bayi b
esar, mal presentasi, distosia bahu, perluasan efisiotomi, dan faktor lain. Per
cepatan penyembuhan luka jahitan perineum pada masa nifas sangat diharapkan
untuk menghindari ibu nifas dari keluhan infeksi dan fisiologis yaitu dengan c
ara penambahan asupan tinggi protein. (Maritalia, 2012).
Paragraf selanjutnya, penulis menjelaskan bahwa Kejadian rupture perineum di
dunia sebanyak 2,7 juta pada ibu bersalin. Data ini di perkirakan sampai 6,3 juta
pada tahun 2050. Di Asia luka perineum cukup banyak terjadi, 50 % robekan
perineum di dunia terjadi di Asia. Angka kematian ibu (AKI) berdasarkan provi
nsi Riau tahun 2018 diketahui bahwa terjadi 100 kematian ibu sedangkan pada t
ahun 2019 diketahui angka kematian ibu mencapai 119 kematian, yang mana pen
yebab kematian ibu dikarenakan perdarahan sebanyak 38 kematian (0,9%), hiper
tensi dalam kehamilan 32 kematian (0,75 %), infeksi terdapat 2 kematian (0,04
%), gangguan peredaran darah 8 kematian (0,18%), gangguan metabolic terdapa
t 2 kematian (0,04%) dan lain-lain sebanyak 37 kematian (0,76%) (Kemenkes, 2
020).
Paragraf selanjutnya, penulis menjelaskan bahwa solusi bagi ibu post partum y
ang mengalami luka perineum adalah nutrisi kompleks, jika nutrisi seseorang t
idak terpenuhi maka proses penyembuhan luka akan tidak baik dan memb
utuhkan waktu yang cukup lama. Nutrisi yang dibutuhkan dan penting a
dalah lemak 25 – 35 % , energy sel (karbohidrat 50- 60 %), vitamin (C, A, B,
Kompleks, D, K, E), zinc, race element besi, (magnesium), air, dan asam am
ino (protein 10 – 35 %). Salah satu nutrisi yang berperan penting dalam proses
penyembuhan luka ialah protein. Protein akan sangat mempengaruhi terhadap p
roses penyembuhan luka perineum karena pengganti jaringan yang rusak akan s
angat membutuhkan protein untuk proses regenerasi sel baru. Asam amino ese
nsial dan non esensial dapat ditemukan pada daging, ikan, dan putih telur.
Proses untuk mempercepat penyembuhan luka perineum terdapat beberapa c
ara adalah melalui mobiliasi dini, vulva hygine, istirahat yang cukup dan per
baikan gizi dengan mengkonsumsi makanan tinggi protein, karena protein s
angat berperan penting dalam proses penyembuhan luka (Rahmawati, 2015).
Paragraf selanjutnya, menjelaskan bahwa menurut (Suprayitno, 2017) Sumber
protein yang tinggi dapat diperoleh dari hewan atau tumbuh-tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut hewani misalnya daging, susu atau telur. Se
dangkan protein dari tumbuhan disebut protein nabati yang terdapat pada kaca
ng-kacangan. Kandungan protein hewani tertinggi terdapat pada ikan, terutama
pada ikan gabus (Channa striata) dengan kadar protein 20 gram.
Paragraf terakhir penulis menjelaskan bahwa Berdasarkan studi pendahuluan y
ang dilakukan penulis di Klinik Pratama Sarinah Kota Pekanbaru tahun 2021
bahwa dari 20 orang ibu nifas, terdapat 18 orang (90 %) mengalami robekan p
erineum, dan 2 orang (10%) tidak mengalami robekan perineum saat persalina
n. Dari hasil wawancara 18 orang ibu yang mengalami luka perineum tersebut
masih banyak terdapat ibu yang belum mengetahui manfaat ikan gabus baik un
tuk mempercepat proses penyembuhan luka perineumsehingga penulis tertari
k untuk melakukan studi kasus pemberian ikan gabus terhadap penyembuhan lu
ka perineum pada ibu nifas.

Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis membagi sub pokok bahasan menjadi beberap
a bagian, yaitu :
Metodelogi :
1. Metode yang digunakan adalah studi kasus.
2. Metode pengambilan studi kasus dilakukan dengan cara menentukan suatu p
ermasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang me
njadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhub
ungan dengan keadaan kasus itu sendiri.
3. Pengambilan kasus dilakukan pada ibu nifas yang mengalami luka perineum
dengan pemberian ikan gabus di Klinik Pratama Sarinah Kota Pekanbaru Ta
hun 2021.
4. Metode pendokumentasian yang akan digunakan yaitu metode SOAP.
Dalam sub pokok bahasan diatas penulis menjelaskan dengan sangat rinci bagai
mana penelitian tersebut dilaksanakan. Pembahasan yang dilakukan oleh penuli
s mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca.
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan menjelaskan bahwa Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. I di Klinik Pratama Sarinah Kota Pekanba
ru pada tanggal 30 April – 06 Mei 2021 dengan pemberian ikan gabus terhadap
penyembuhan luka perineum selama 7 hari sebanyak 200 gram yang harus di k
onsumsi setiap hari nya, kemudian penulis melakukan evaluasi dan dilakukan
perbandingan antara teori dengan kasus yang ada, maka penulis mengambil ke
simpulan tidak adanya perbedaan antara teori dengan kasus luka jahitan sudah
tampak kering dan sudah rapat pada hari ke tujuh.
Kekuatan pen 1. Teori dan model analisis yang digunakan tepat.
elitian
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya
oleh pembaca.
Kelemahan p 1. Abstrak yang ditulis kurang menyeluruh.
enelitian
2. Penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakuka
n penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai