Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktikum Mekanika Klasik
Yang dibimbing oleh Ibu Chusnana Insjaf Yogihati, Dra., M.Si,

Disusun oleh:
Nafi’ah Salsabila (220322602973/M/5)

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OKTOBER 2023
PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD

A. TUJUAN
Pada percobaan pesawat atwood memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.
1. Memverifikasi Hukum II Newton
2. Memahami Hukum II Newton

B. DASAR TEORI
Hukum II Newton menyatakan bahwa bila terdapat sebuah benda yang
mempunyai massa m dan diberi gaya luar sebesar F, maka akan terjadi percepatan
sebesar a sesuai dengan hubungan
∑ 𝐹 = 𝑚. 𝑎 (1)
Pesawat atwood dapat digunakan untuk memverifikasi Hukum II Newton.
Gaya luar diperoleh dari tambahan massa (beban bercelah) pada 𝑀2 sebesar 𝑚2 dan
beban tambahan 𝑚1, pada 𝑀1, dengan syarat massa 𝑚2 > 𝑚1, kemduian waktu
tempuh beban silinder 𝑀2 saat melewati gerbang cahaya akan diukur dengan
TIMING 1. Pada percobaan ini massa dan momen inersia katrol diabaikan karena
massa katrol dianggap jauh lebih kecil di bandingkan dengan massa beban silinder

Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada 𝑀1 dan 𝑀2

Dengan mengabaikan massa tali dan momen inersia katrol, maka resultan gaya
(∑ 𝐹) pada beban silinder 𝑀1
𝑇 − (𝑀1 + 𝑚1)𝑔 = (𝑀1 + 𝑚1)𝑎 (2)
Sedangkan pada beban silinder 𝑀2
(𝑀2 + 𝑚2)𝑔 − 𝑇 = (𝑀2 + 𝑚2)𝑎 (3)
Dengan T adalah tegangan tali dan g adalah percepatan gravitasi.
Jika persamaan (2) dan (3) dijumlahkan untuk mengeliminasi tegangan tali T,
maka akan diperoleh
[(𝑀2 + 𝑚2) − (𝑀1 + 𝑚1)]𝑔 = (𝑀1 + 𝑚1 + 𝑀2 + 𝑚2)𝑎
[(𝑀2+𝑚2)−(𝑀1+𝑚1)]
𝑎= (𝑀1+𝑚1+𝑀2+𝑚2) 𝑔 (4)
Untuk memverifikasikan Hukum II Newton akan dilakukan 2 tahap percobaan.
Yang pertama adalah mengubah selisih massa 𝑀1, dan 𝑀2 dengan massa total tetap.
Perubahan selisih massa bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara percepatan
dengan fungsi gaya. Sedangkan yang kedua adalah mengubah total massa 𝑀1 dan 𝑀2
dengan selisih massa tetap. Perubahan massa total bertujuan untuk menunjukkan
hubungan antara percepatan dengan fungsi massa. Beban bercelah digunakan untuk
memvariasikan massa 𝑀1 dan 𝑀2

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan pesawat atwood adalah sebagai berikut.
1. Neraca Digital
2. Penggaris
3. Gunting
4. Benang
5. Gerbang Cahaya 1 dan 2
6. Beban Silinder 𝑀1 dan 𝑀2
7. Pengikat Beban
8. Penghenti beban dengan lubang
9. Penghenti beban tanpa lubang
10. Pengatur ketegaklurusan

D. SKEMA PERCOBAAN
Skema percobaan yang digunakan pada praktikum pesawat atwood adalah
sebagai berikut.
Gambar 2. Set alat percobaan pesawat atwood

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum memulai praktikum pesawat atwood persiapan percobaan yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menimbang massa 𝑀1 dan 𝑀2 kemudian catat pada tabel 1.
2. Menggantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian melewatkan tali
pada katrol.
3. Memastikan bahwa tali terletak pada bagian Tengah pengarah beban. Jika tali
tidak berada di Tengah, maka menyesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat
atwood menggunakan sekrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
4. Memutar sekrup hingga tali beban berada tepat di tengah masing-masing pengarah
beban.
5. Memasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang.
6. Pada tiang kanan, mengatur posisi gerbang cahaya pada skala 40 cm, gerbang
cahaya 2 pada skala 80 cm, dan penghenti beban tanpa lubang dibagian bawah
tiang (sejajar dengan pemegang beban). Mencatat jarak antara gerbang cahaya 1
dan 2 sebagai nilai h.
7. Menahan 𝑀1(sebalah kiri) pada pemegang beban.
Setelah melakukan persiapan percobaan maka langkah selanjutnya pada
percobaan pesawat atwood adalah melaksanakan percobaan sesuai dengan prosedur
percobaan berikut.
𝑴𝟏 dan 𝑴𝟏: Selisih Massa Berubah, Massa Total tetap
1. Menghubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagial belakang pewatu
pencacah AT-01
2. Menyalakan pewaktu pencacah dan mengatur fungsi pada TIMING 1
3. Menambhakan 5 beban tambahan berceala pada 𝑀2, (masing-masing beban
bermassa 5 gram), mencatat massa tambahan sebagai 𝑚2, pada tabel 3.1
4. Mengukur Panjang 𝑀2 setelah ditambah beban. Mecatat nilai pada kolom s di
tabel 3.1
5. Melepaskan 𝑀1 dengan menekan pegas sehingga 𝑀1 akan bergerak ke atas,
sedangkan 𝑀2 akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti
beban tanpa lubang
6. Dengan fungsi TIMING 1 diperoleh 2 data waktu: E1 dan E2. Menekan CH
OVER untuk melihat nilai E1 dan E2 secara bergantin. Mencatat nilai waktu yang
ditampilkan di layar pewatu pencacah pada kolom 𝑡1 dan 𝑡2 di tabel 3.1
7. Mengembalikan posisi 𝑀1 dan 𝑀1 seperti semula, yaitu 𝑀1 pada pemegang beban,
kemudian menekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu ke
angka 0 (reset to zero)
8. Memindahkan 1 beban tambahan dari 𝑀2 ke 𝑀1 sehingga selisih massa antara 𝑀1
dan 𝑀2 menjadi 15 gram dengan massa total tetap. Mencatat beban tambahan 𝑚1
pada kolom 𝑚1 di tabel 3.2
9. Mengulangi langkah 4-7
10. Memindahkan 1 beban tambahan dari 𝑀2 ke 𝑀1, sehingga selisih massa antara 𝑀1
dan 𝑀2 menjadi 5 gram, kemudian melakukan langkah 4-7.
𝑴𝟏 dan 𝑴𝟐 : Selisih Massa Berubah, Massa Total berubah
1. Menghubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang pewaktu
pencacah AT-01
2. Menyalakan pewaktu pencacah dan mengatur fungsi TIMING 1
3. Menambahkan 1 beban tambahan bercelah pada 𝑀2, mencatat massa tambahan
sebagai 𝑚2 pada tabel 3.1
4. Mengukur Panjang M setelah ditambah beban. Mencatat nilai tersebut pada kolom
s di tabel 3.2
5. Melepaskan 𝑀1 dengan menekan pegas sehingga 𝑀1 akan bergerak ke atas,
sedangkan 𝑀2 akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti
beban tanpa lubang
6. Dengan fungsi TIMING I memperoleh 2 data waktu: E1 dan E2. Menekan CH.
OVER untuk melihat nilai E1 dan E2 secara bergantian. Mencatat nilai waktu
yang ditampilkan di layar pewaktu pencacah pada kolom 𝑡1 dan 𝑡2 di tabel 3.2
7. Mengembalikan posisi 𝑀1 dan 𝑀2 seperti semula, yaitu 𝑀1 pada pemegang beban,
kemudian menekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu ke
angka 0 (reset to zero)
8. Menambahkan 1 beban tambahan pada 𝑀1 dan 𝑀2 sehingga massa total menjadi
15 gram dan selisih massa tetap 5 gram
9. Mengulangi langkah 4-7
10. Menambhan 1 beban tambahan pada 𝑀1 dan 𝑀2 sehingga massa total menjadi 25
gram kemudian lakukan langkah 4-7

F. DATA PENGAMATAN
𝑀1 = 0,065 𝑘𝑔
𝑀1 = 0,065 𝑘𝑔
ℎ = 0,4 𝑚
 Tabel 1 : Selisih massa berubah dan massa total tetap.
𝑚1(𝑘𝑔) 0 0,005 0,01
𝑚2(𝑘𝑔) 0,025 0,02 0,015
[(𝑀2 + 𝑚2) − (𝑀1 0,025 0,015 0,005
+ 𝑚1)] (𝑘𝑔)
[(𝑀2 + 𝑚2) + (𝑀1 0,153 0,153 0,153
+ 𝑚1)] (𝑘𝑔)
𝑠(𝑚) 0,035 0,034 0,033
𝑡1(𝑠) 0,08173 0,0781 0,1957
𝑡2(𝑠) 0,01882 0,06417 0,0689
𝑣1(𝑚/𝑠) 0,4282393246 0,1909039865 0,1686254471
𝑣2(𝑚/𝑠) 1,8597236982 0,5298426056 0,4789550073
𝑎(𝑚/𝑠) 4,093979143 0,30536107 0,2512042

 Tabel 2 : Selisih massa berubah dan massa total berubah.


𝑚1(𝑘𝑔) 0 0,005 0,01
𝑚2(𝑘𝑔) 0,005 0,01 0,015
[(𝑀2 + 𝑚2) − (𝑀1 0,025 0,015 0,005
+ 𝑚1)] (𝑘𝑔)
[(𝑀2 + 𝑚2) + (𝑀1 0,005 0,005 0,005
+ 𝑚1)] (𝑘𝑔)
𝑠(𝑚) 0,133 0,143 0,153
𝑡1(𝑠) 0,031 0,032 0,033
𝑡2(𝑠) 0,1061 0,08569 0,1178
𝑣1(𝑚/𝑠) 0,2421875 0,173347779 0,1863354037
𝑣2(𝑚/𝑠) 0,2921771913 0,3734391411 0,2801358234
𝑎(𝑚/𝑠) 0,0333909074 0,1367591745 0,0546939961

Variabel Bebas : Massa beban 𝑚1 dan 𝑚2


Variabel Terikat : Waktu (t), kecepatan (v), percepatan (a)
Variabel Kontrol : Jarak antara gerbang Cahaya 1 dan 2 (h),
massa
𝑀1 dan 𝑀2 (kg)

G. ANALISIS DATA
1. Metode Analisis
Metode analisis pada percobaan Pesawat Atwood adalah menggunakan metode
ralat kuadrat terkecil dan metode grafik. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, diperoleh data berupa massa benda, tinggi benda, dan waktu ketika
melewati gerbang cahaya. Sehingga diperoleh beberapa persamaan berikut.
 Kecepatan benda saat melewati gerbang cahaya pertama dan kedua

𝑣1
= 𝑡1 ; 𝑣2 = 𝑡2
𝑠 𝑠

 Menentukan nilai percepatan


𝑣22 = 𝑣12 + 2𝑎ℎ

a = 𝑣2 2 𝑣12
– 2ℎ

Dalam metode kuadrat terkecil, akan dicari grafik hubungan antara percepatan
dengan selisi massa dan percepatan dengan total massa. Dalam menentukan grafik
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut.
 Persaman untuk mencari nilai Sy
1 (∑𝑥2)(∑𝑦)2 − 2(∑𝑥)(∑𝑥𝑦)(∑𝑦) + 𝑛(∑𝑥𝑦)2

𝑆 𝑦=√ 2
[∑𝑦 − ]
𝑛−2 𝑛(∑𝑥2) − (∑𝑥)2

 Persamaan untuk mencari nilai a


(∑ 𝑦)(∑ 𝑥2) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)
𝑎⃗
= 𝑛(∑ 𝑥2) − (∑ 𝑥)2
 Persamaan untuk Sa

∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛(∑ 𝑥2) − (∑ 𝑥)2

 Ralat a

𝑅𝑎 𝑆𝑎
= | | × 100%
𝑎

 Persamaan untuk mencari nilai b


𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏⃗⃗ = 𝑛(∑𝑥2) − (∑𝑥)2
 Persamaan untuk
Sb
𝑛
⃗ ⃗ √
𝑆 𝑏 = 𝑆 𝑛 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)
(

 Ralat b
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100%
𝑏
2. Sajian Hasil
a. Dalam mencari grafik hubungan percepatan terhadap selisih massa
benda diperoleh hasil sebagai berikut.
 Koefisien variabel x :
𝑎 = −0,136605101
𝑆𝑎 = 0,0714804
𝑅𝑎 = 52,32% (2𝐴𝑃)
 Konstanta b :
𝑏 = 130,6665
𝑆𝑏 = 72,49438
𝑅𝑏 = 55,48% (2𝐴𝑃)
Sehingga untuk persamaan garis 𝑦 = 𝑏𝑥 − 𝑎 untuk percepatan dan selisih
massa adalahh 𝑦 = 192,14𝑥 − 1,3319.
Grafik Percepatan terhadap Selisih Massa
5 y = 192.14x - 1.3319
R² = 0.7606
4

Percepatan 3

0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
-1 Selisih Massa

b. Dalam mencari grafik hubungan percepatan terhadap jumlah massa (massa


total )benda diperoleh hasil sebagai berikut.
 Koefisien variabel x :
𝑎 = 0,007248
𝑆𝑎 = 0,086879
𝑅𝑎 = 11,98% (2𝐴𝑃)
 Konstanta b :
𝑏 = 0,509592
𝑆𝑏 = 0,687452
𝑅𝑏 = 13,49% (2𝐴𝑃)
Sehingga untuk persamaan garis 𝑦 = 𝑏𝑥 − 𝑎 untuk percepatan dan selisih
massa adalahh 𝑦 = 1,06524𝑥 − 0,0774

Grafik Percepatan Terhadap Massa Total

0.16 y = 1.0652x + 0.0774


0.14 R² = 0.0381
0.12
Percepatan

0.1
0.08
0.06 Series1
0.04 Linear (Series1)
0.02
0

0.130.1350.140.1450.150.155
Massa Total
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum percobaan pesawat atwood digunakan untuk membuktikan
Hukum II Newton dengan menggunakan dua percobaan serta tiga kali
pengambilan data. Pada percobaan pertama yaitu menghitung selisih massa
(𝑀1 𝑑𝑎𝑛 𝑀2) berubah dan massa total tetap. Pada percobaan pertama ini
digunakan untuk melihat hubungan antara percepatan dengan fungsi gaya. Pada
percobaan ini didapatkan hasil jarak antara gerbang Cahaya, waktu saat
mencapai gerbang Cahaya satu dan waktu saat mencapai gerbang Cahaya dua,
kecepatan dan percepatan. Data yang didapatkan di analisis dengan
menggunakan ralat kuadrat terkecil dan memperoleh nilai a sebesar 𝑎⃗ =
(−0,137 ± 0,071) dengan ralat relatifnya sebesar 52,32% (2 𝐴𝑃). dan nilai

b sebesar 𝑏⃗⃗ = (130,666 ± 72,494)dengan ralat


relatifnya sebesar 55,48% (2 𝐴𝑃).
Sehingga diperoleh nilai persamaan grafik 𝑦 = 192,14𝑥 − 1,3319. Dengan
grafik sebagai berikut.
Grafik Percepatan terhadap Selisih Massa
5 y = 192.14x - 1.3319
R² = 0.7606
4

3
Percepatan

0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
-1 Selisih Massa

Grafik 1. Hubungan percepatan terhadap selisih massa

Pada grafik percepatan terhadap selisih waktu dapat dilihat bahwa


percepatan berbanding lurus dengan selisih massa karena grafik linier. Yang
artinya percepatan sebanding dengan fungsi gaya, semakin besar
percepatannya maka fungsi gaya akan semakin besar.
Pada percobaan kedua yaitu pada saat selisih massa tetap, massa total
berubah. Pada percobaan ini digunakan untuk mengetahui hubungan
percepatan terhadap jumlah massa. Pada percobaan ini didapatkan hasil jarak
antara gerbang cahaya, waktu saat mencapai gerbang cahaya satu dan waktu
saat mencapai gerbang cahaya dua, kecepatan dan percepatan. Data yang
didapatkan di analisis dengan menggunakan ralat kuadrat terkecil dan
memperoleh nilai a sebesar 𝑎⃗ = (0,0072 ± 0,0868) dengan ralat

relatifnya sebesar 11,19% (2 𝐴𝑃). dan nilai b sebesar 𝑏⃗⃗ = (0,5096 ±


0,6874) dengan ralat relatifnya sebesar
13,49% (2 𝐴𝑃). Sehingga diperoleh nilai persamaan grafik 𝑦 = 1,0652𝑥 −
0,0774. Dengan grafik sebagai berikut.

Grafik Percepatan Terhadap Massa Total

0.16 y = 1.0652x + 0.0774


0.14 R² = 0.0381
0.12
Percepatan

0.1
0.08
0.06 Series1
0.04 Linear (Series1)
0.02
0

0.130.1350.140.1450.150.155
Massa Total

Grafik 2. Hubungan percepatan terhadap massa total

Dari grafik hubungan percepatan terhadap massa dapat dilihat bahwa


hubungan percepatan dan massa total berbanding lurus yaitu jika massa total
semakin besar maka percepatan juga akan semakin besar. Namun diketahui
melalui persamaan untuk nilai percepatan pada fungsi gaya dan massa total
berbanding dengan percepatan

[(𝑀2 + 𝑚2) − (𝑀1 + 𝑚1)]


𝑎=
(𝑀 + + 𝑀2 + 𝑚2 ) 𝑔
1 𝑚1

Dari analisis data didapatkan nilai ralat yang lumayan besar, hal ini
disebabkan oleh ketidaktelitian pengamat dalam melakukan percobaan dan
kesalahan dalam pembacaan pencacah waktu. Saran yang dapat diberikan
yaitu pada saat melakukan penelitian hendaknya pengamat lebih teliti dalam
melakukan percobaan dan pembacaan pencacah waktu.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang kami dapatkan maka dapat
disimpulkan bahawa Hukum II Newton berbunyi “Percepatan (𝑎) yang dihasilkan oleh
resultan gaya (ΣF) yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan
gaya (ΣF), dan berbanding terbalik dengan massa benda (𝑚)” dengan kata lain yaitu
sebuah benda yang memiliki massa (𝑚), diberikan gaya luar sebesar (F) , maka akan
diperoleh percepatan sebesar (𝑎) yang sesuai dengan hubungan persamaan berikut:
ΣF = 𝒎. 𝒂
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa benda yang mendapatkan gaya atau ada gaya
yang bekerja pada benda, maka benda akan mengalami perubahan percepatan yang
nilainya berbanding lurus dengan gaya tersebut.
Pembuktian hubungan antara percepatan dan gaya yaitu pada gambar
grafik pertama yang membuktikan bahwa percepatan dan gaya saling berbanding
lurus. Sedangkan pembuktian hubungan antara percepatan dan massa yaitu pada
gambar grafik kedua yang membuktikan bahwa percepatan dan massa saling
berbanding terbalik namun, masih kurang membuktikan kebenaran teori tersebut
karena grafik yang diperoleh kurang sesuai dengan teori yang diharapkan yang terjadi
karena beberapa kesalahan yakni seperti kurang teliti dalam pengambilan data dan
melakukan perhitungan, kurang tepat dalam menggunakan set alat percobaan pesawat
atwood, menurunya fungsi alat yang digunakan atau dapat juga disebabkan oleh faktor
luar seperti hambatan udara dan adanya gaya gesek antara tali dan katrol pada Pesawat
Atwood yang digunakan
J. DAFTAR PUSTAKA
Tim Praktikum Mekanika (2022). Modul Praktikum Mekanika. Malang:Universitas

Negeri Malang.
K. LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan
Set Benang
percobaan
Pesawat
Atwood

Beban Gunting
Silinder

Beban Penggaris
Bercelah

Timer Neraca
Counter Digital

2. Perhitungan Lengkap
a. Hubungan percepatan terhadap selisih massa (𝑀2+𝑚2) - (𝑀1+𝑚1) sesuai
pada tabel di bawah ini
NO 𝒙 𝒚 𝒙𝟐 𝒚𝟐 𝒙𝒚

1 0.025 4.093979143 0.000625 16.76067 0.102349

2 0.015 0.30536107 0.000225 0.093245 0.00458

3 0.005 0.2512042 0.000025 0.063104 0.001256

∑ 0.015 1.550181 0.000291667 5.639005 0.036062

∑𝟐 0.000225 2.403063 8.50694E-08 31.79837 0.0013

Selanjutnya melakukan perhitungan dengan menggunakan metode kuadrat


terkecil untuk mencari persamaan grafik 𝑦 = 𝑏𝑥 − 𝑎

1 (∑𝑥2)(∑𝑦)2 − 2(∑𝑥)(∑𝑥𝑦)(∑𝑦) + 𝑛(∑𝑥𝑦)2


𝑆⃗𝑦 = √ [∑𝑦2 − ]
𝑛−2 𝑛(∑𝑥2) − (∑𝑥)2

𝖥
𝑆⃗ = √ 1 I5,639005 − (0,000291667)(2,403063) − 2(0,015)(0,036062)(1,550181)1
𝑦
3−2I +3(0.0013)
I
[ 3(0,000291667) − (0,000225) I
]

𝑆 ⃗𝑦 0,002925
= √[5,639005 − ]
0,00065

𝑆⃗𝑦 = 1,067088

Mencari koefisien variabel x

(∑ 𝑦)(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)


𝑎⃗ = 𝑛(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2

(1,550181) (0,000291667)−(0,015)(0,036062)
𝑎⃗ = 3(0,000291667)−(0,000225)

(−8,87933×10−5)
𝑎⃗ = (0,00065)

𝑎⃗ = −0,136605101

𝑆𝑎 = ∑ 𝑥2
√ 𝑛(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2
𝑆𝑦
𝑆𝑎 (0,000291667)
= 1,067088 √ 3(0,000291667)−(0,000225)

𝑆𝑎 = 1,067088√0,448718

𝑆𝑎 = 0,0714804

𝑅𝑎 = |𝑆𝑎| × 100%
𝑎

𝑅𝑎 = | 0,0714804
| × 100%
−0,136605101

𝑅𝑎 = 52,32% (2 AP)

Mencari konstanta b

𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏⃗⃗ = 𝑛(∑𝑥2) − (∑𝑥)2

3(0,036062) − (0,015)(1,550181)
𝑏⃗⃗ = 3(0,000291667) − (0,000225)

0,033285191
𝑏⃗⃗ = 0,00065

𝑏⃗⃗ = 130,6665

Nilai 𝑆⃗𝑏

𝑆⃗𝑏 𝑛
= 𝑆⃗ √
𝑛 (∑𝑥 2 − (∑𝑥)

3
𝑆⃗𝑏 = 1,067088√
3(0,000291667)−(0,000225)

3
𝑆⃗𝑏 = 1,067088 √0,00065

𝑆⃗𝑏 = 72,49438
Ralat relatif

𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100%
𝑏
72,49438
𝑅𝑏 = | | × 100%
130,6665

𝑅𝑏 = 55,48% (2 𝐴𝑃)

b. Hubungan percepatan (a)terhadap jumlah massa


NO 𝒙 𝒚 𝒙𝟐 𝒚𝟐 𝒙𝒚

1 0.133 0.033391 0.017689 0.001115 0.004441

2 0.143 0.136759 0.020449 0.018703 0.019557

3 0.153 0.054694 0.023409 0.002991 0.008368

∑ 0.327 0.188381 0.047914 0.020815 0.026787

∑𝟐 0.106929 0.035488 0.002296 0.000433 0.000718

Selanjutnya melakukan perhitungan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil


untuk mencari nilai persamaan grafik 𝑦 = 𝑏𝑥 − 𝑎

1 (∑𝑥2)(∑𝑦)2 − 2(∑𝑥)(∑𝑥𝑦)(∑𝑦) + 𝑛(∑𝑥𝑦)2



𝑆 𝑦=√ [∑𝑦 −
2
]
𝑛−2 𝑛(∑𝑥2) − (∑𝑥)2

1 𝖥I0.020815 − (0.047914)(0.035488) − 2(0.327)(0.026787)(0.188381)


�⃗𝑦 = √ 1
� 3−2I +3(0.000718)
I
[ 3(0.047914) − (0.106929) I
]

𝑆⃗𝑦 = √[0.020815 − 0,000553]


0,036814

𝑆⃗𝑦 = 0,076153
Mencari koefisien variabel x

(∑ 𝑦)(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)


𝑎⃗ = 𝑛(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2

𝑎⃗⃗ = (0.188381)(0.047914)−(0.327)(0.026787)
3(0.047914)−(0.106929)

(0,,000267)
𝑎⃗ = (0,036814)

𝑎⃗ = 0,007248

𝑆𝑎 = ∑ 𝑥2
√ 𝑛(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2
𝑆𝑦

𝑆𝑎 (0.047914)
= 0,076153 √ 3(0.047914)−(0.106929)

𝑆𝑎 = 0,076153 √1,301525

𝑆𝑎 = 0,086879

𝑅𝑎 = |𝑆𝑎| × 100%
𝑎

𝑅𝑎 = | 0,00086879 | × 100%
0,007248

𝑅𝑎 = 11,98% (2 AP)

Mencari konstanta b

𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏⃗⃗ = 𝑛(∑𝑥2) − (∑𝑥)2

3(0.026787) − (0.327)(0.188381)
𝑏⃗⃗ = 3(0.047914) − (0.106929)
0,01876
𝑏⃗⃗ =0,036814

𝑏⃗⃗ = 0,509592
Nilai 𝑆⃗𝑏

𝑆⃗𝑏 𝑛
= 𝑆⃗ √
𝑛(∑𝑥 2 − (∑𝑥)

𝑆⃗𝑏 3
= 0,076153 √
3(0.047914)− (0.106929)

𝑆⃗𝑏 3
= 0,076153√
0,036814

𝑆⃗𝑏 = 0,687452

Ralat relatif

𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100%
𝑏

𝑅𝑏 = | 0,687452 | × 100%
0,509592

𝑅𝑏 = 13,49% (2 𝐴𝑃)
3. Laporan Sementara
4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai