Anda di halaman 1dari 11

1

LAPORAN FIELDTRIP PENANGKARAN BURUNG DI KERE


AYEM BIRD FARM

ALIYA ARIJIL MUMTAZ


E3401201034

DEPARTEMEN KOSERNVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA


FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
2

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penangkaran satwaliar merupakan salah satu lembaga konservasi ex-situ yang
dibangun unutk meningkatkan populasi satwa untuk kelestarian satwa yang ditangkarkan
secara berkelanjutan. Penangkaran menjadi bagian salah satu upaya konservasi terpenting
bagi strategi konservasi terpadu untuk melindungi satwa terancam punah (Dewi et al.
2019). Penangkaran dikatakan berhasil jika secara biologis satwa yang ditangkarkan
mampu berkembang biak dengan tetap menjaga kemurnian genetiknya (Lestari DA et al.
2017). Bada Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat 165 perusahaan yang bergerak di
bidang penangkaran tumbuhan dan satwa liar pada tahun 2020. Jumlah penangkaran di
Indonesia terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah ancaman ancaman
kepunahan yang terjadi di alam.
Ancaman kepunahan satwa yang terjadi di habitat aslinya semakin meningkat
akibat alih fungsi lahan hutan karena pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Alih fungsi lahan menyebabkan penurunan jumlah populasi satwa di Indonesia
salah satunya jenis burung jalak bali (Leucopsar rothscildi). Terancamnya populasi jalak
bali selain karena berkurangnya luas habitat aslinya di alam juga karena tingginya
perburuan liar yang terjadi kepada jalak bali. Tercatat hingga bulan Mei 2020 populasi di
Taman Nasional Bali Barat berjumlah 303 ekor. Jalak bali juga memiliki nilai ekonomi
yang tinggi hingga mencapai 15 juta rupiah/ekor (Fauziyah 2020). Melihat ancaman dan
potensi ekonomi yang tinggi dari burung jalak menjadikan pentingnya penangkaran
satwaliar khususnya jalak bali untuk dibangun. Pembangunan penangkaran jalak bali
perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek sehingga keberhasilan konservasi
ex-situ jalak bali bisa berhasil dilaksanakan.
Salah satu penangkaran jalak bali di Indonesia yang berhasil menangkarkan jalak
bali yaitu Kere Ayem Bird Farm (KBAF). Hingga tahun 2019, KBAF berhasil
mengembangbiakan 1423 ekor jalak bali dan telah diperjual belikan. Melihat jumlah jalak
bali yang berhasil dikembang biakan, KBAF tergolong berhasil dalam menjalankan
penangkaran jalak bali. Keberhasilan penangkaran jalak bali perlu dikaji untuk
menambah pengetahuan dan menjadi acuan bagi orang lain yang ingin membangun
penangkaran jalak bali di Indonesia.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek teknis, legalitas, ekonomi,
serta manajemen pakan dan Kesehatan yang dilaksanakan penangkaran jalak bali di Kere
Ayem Bird Farm.
3

II METODE

2.1 Lokasi dan Waktu


Praktikum dilaksanakan di penangkaran Kere Ayem Bird Farm yang berlokasi di
Perumahan Griya Kenari Mas, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2023.

2.2 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data (opsional)


Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dengan mewawancarai
langsung pengelola penangkaran Kere Ayem Bird Farm dan data sekunder yang
didapatkan dari studi pustaka untuk mendukung data primer.
4

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Aspek Legalitas


a. Perizinan yang dimiliki
Penangkaran Kere Ayem Bird Farm mulai menangkarkan burung jalak
bali pada tahun 2006. Penangkaran baru diberi izin untuk 100 ekor anakan pada
tahun 2009 dan pada tahun 2010 secara resmi mendapat izin untuk
menangkarkan dan melakukan peredaran hasil penangkaran jalak bali untuk
diperjual belikan. Surat izin menangkarkan dan mengedarkan untuk jual beli
jalak bali hasil penangkaran dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dan ditandatangani oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam
hingga 2020. Surat izin tersebut perlu diperbaharui secara rutin setiap 5 tahun
sekali oleh BKPM. Perizinan penangkaran bisa diajukan kembali tiga bulan
sebelum masa izin habis. KBAF dilarang melakukan jual beli jalak bali dari
habisnya masa izin hingga dikeluarkannya izin penangkaran dan peredaran
yang baru. Setelah mendapatkan surat izin KBAF memiliki kewajiban untuk
membentuk buku induk yang memuat info kendang dari segi jumlah dan
keadaannya serta mencatat nomor cincin yang terdapat pada indukan dan
anakan burung jalak bali.

b. Sertifkat pada satwa yang diperdagangkan.


Perizinan yang didapatkan Kere Ayem Bird Farm akan memudahkan
KBAF untuk mendapatkan sertifikat setiap burung yang ditandai dengan nomor
cincin pada kaki burung. Sertifikat ini secara resmi dikeluarkan oleh BKSDA
sehingga transaksi jual beli burung jalak bali dapat dilakukan secara resmi.
Selain izin penangkaran dan peredaran serta sertifikat, terdapat juga izin angkut
dalam bentuk Surat Angkut Satwaliar Dalam Negeri (SASDN) yang
dikeluarkan oleh pemerintang kabupaten/kota dan provinsi sehingga KBAF
menjadi salah satu penangkaran burung jalak bali terbaik di Indonesia karena
kelengkapan surat, sertifikat dan administrasi pelaksanaanya.

c. Peraturan yang mengatur perdagangan satwa yang ditangkarkan.


Kere Ayam Bird Farm menjalankan penangkaran burung jalak serta
melakukan perdagangan dan peredaran satwa dengan mematuhi dan memahami
peraturan yang ditetapkan di Indonesia. Peraturan yang diajukan acuan KBAF
dalam menjalankan usaha penangkarannya yaitu Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Undang-
undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa,
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa, Surat Keputusan Nomor:
5

373./K.1/BIDTEK.1/KSA/10/2019 tetang Izin Peredaran Satwa Dalam Negeri


dan perpanjangan izin penangkaran dengan Surat Keputusan Nomor
316/K.1/BIDTEK.1/KSA/09/2019 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018
Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

3.2 Aspek Teknis


a. Kebutuhan sumberdaya pengelola
Terdapat dua orang pekerja di Kere Ayam Bird Farm di dua tempat yang
berbeda. Satu pekerja bekerja di kandang dewasa, sementara satu lainnya
ditempatkan di tempat perjodohan dan pemberian pakan anakan satwa. Kere
Ayam Bird Farm lebih mengutamakan kualitas pekerja daripada kuantitas
pekerja, serta pekerjaan yang tidak terlalu berat membuat pemilik hanya
mempekerjakan dua pekerja. Masing-masing pekerja diberi honor kurang lebih
3 juta perbulannya.

b. Kebutuhan indukan.
Jumlah indukan awal yang dimiliki Kere Ayem Bird Farm adalah
sebanyak 2 pasang. Setiap pasang memiliki harga 50 juta sehingga untuk modal
awal indukan yang harus dikeluarkan oleh KABF adalah 100 juta. Indukan yang
dibeli berasal dari Bandung, Jawa Barat oleh Pak Suhana salah satu pengusaha
penangkaran jalak bali pertama di Indonesia. Jumlah awal indukan Kere Ayem
Bird Farm tersebut sudah sesuai Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.19/ Menhut-II/2005 pasal 16 Tentang
Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar yang menyebutkan bahwa
pengembangbiakan satwa dilakukan dengan jumlah paling sedikit dua pasang.
Untuk sekarang, indukan yang telah ada di Kere Ayem Bird Farm berjumlah 40
pasang dari keturunan F8.

c. Kebutuhan perkandangan
Kere Ayem Bird Farm memiliki berbagai jenis kendang yang mendukung
usaha pengembangbiakan dan pertumbuhan burung yang ditangkarkan. Jenis
kendang pertama yang dimiliki KBAF yaitu kendang umbaran. Kandang
umbaran memiliki luas kendang 3 x 3 x 5 meter terbuat dari kawat ram,
alumunium, dan batako dengan total jumlah kadang sebanyak 2 buah. Kandang
umbaran memiliki fungsi sebagai kendang pemilihan jodoh sehingga
diperlukan fasilitas yang mendukung usaha perjodohan burung diantaranya
tempat makan, minum, mandi dan berteduh. Jenis kendang kedua yaitu kendang
produksi yang berfungsi untuk pengembangbiakan burung di KBAF. Total
jumlah kendang produksi di KBAF sebanyak 36 kandang dengan luas 1,2 x 2,5
x 4 meter dan terbuat dari kawat ram, alumunium, dan hebel.
Jenis kendang selanjutnya yaitu kandang gantung untuk persiapan
perjodohan. Kandang gantung berbahan dasar triplek, kayu, dan bambu dengan
luas 42 x 37 x 60 cm. Total kendang gantung yang dimiliki Kere Ayem Bird
Farm sebanyak 20 kandang dengan 1 ekor setiap individunya. Jenis kendang
terakhir yang dimiliki KBAF adalah kendang incubator sebagai tempat anakan
burung yang baru lahir. Kandang ini memiliki fungsi sebagai anakan yang baru
6

lahir. Kontruksi kandang berbahan dasar besi kawat, triplek, dan kayu dengan
luas 60 x 43 x 43 cm. Fasilitas kandang meliputi keranjang plastik, daun cemara,
dan 2 buah lampu. Jumlah individu yang ada di setiap kandangnya yaitu 2-3
ekor.

d. Prosedur penanganan satwa dalam penangkaran.


Pemberian perlakuan dan penanganan burung di Kere Ayem Bird Farm
berbeda pada setiap tingkatan umurnya. Jenis perlakuan pertama yaitu
perlakuan intensif yang diberikan untuk satwa anakan di bawah 2 bulan. Telur
yang dihasilkan oleh burung diambil setelah 14 hari sejak waktu bertelur.
Sebelum diambil, telur harus diperiksa terlebih dahulu ketika 10 hari setelah
waktu bertelur untuk mengetahui apakah telur tersebut memiliki calon anak
yang hidup atau tidak. Bayi burung yang baru menetas dari telurnya diletakkan
di inkubator selama 6 hari dan diberi makan dengan cara diloloh (disuapi). Anak
yang sudah stabil dipindahkan dari inkubator dan langsung diberi vitamin.
Jenis perlakukan kedua yaitu perlakukan memberi makan dan. Pakan yang
diberikan untuk satwa anakan yang baru keluar inkubator yaitu pur basah
dengan rentang waktu 2 jam sekali. Ketika umur anakan mencapai 3 minggu,
maka komposisi pakan ditambah dengan badan jangkrik dan intensitas
pemberian pakan berkurang menjadi 4 jam sekali. Untuk pemberian pakan
satwa remaja dan dewasa yaitu pisang dan jangkrik. Satwa yang siap untuk
dijual dipisahkan dari kandang ke sangkar yang sudah disiapkan.

e. Tantangan dan usaha dalam usaha penangkaran.


Tantangan terbesar dalam usaha Kere Ayem Bird Farm yaitu persaingan
yang ketat dengan pengusaha lain yang tidak memiliki izin karena para
pengusaha ilegal tersebut menjual dengan harga yang lebih murah sehingga
mempengaruhi pendapatan pak Sukardi. Tantangan lainnya yaitu adanya
pemalsuan sertifikat dan izin, sulitnya mekanise dan lamanya waktu untuk
mengurus surat izin, penjualan jalak bali ke luar negeri masih terhambat karena
status flu burung yang belum dicabut oleh kementerian Kesehatan Indonesia,
dan banyaknya penyeludupan illegal burung jalak bali ke luar negeri.

3.3 Aspek Manajemen Pakan dan Kesehatan


a. Pemilihan pakan satwa
Pakan utama satwa di Kere Ayem Bird Farm adalah pur, ulat hongkong,
jangkrik, dan pisang. Ulat hongkong diberikan saat siang hari, jangkrik
diberikan pada saat pagi dan siang hari, dan pur diberikan pada pagi hari. Pakan
tambahan yang digunakan adalah papaya, tetapi pakan tambahan tersebut jarang
sekali diberikan. Pemberian pakan jalak di Kere Ayem Bird Farm sudah sesuai
dengan pakan alami dari famili burung tersebut menurut Yuliantara et al.
(2018), bahwa jenis pakan jalak bali didominasi oleh serangga, diikuti dengan
biji atau buah, dan bunga.

b. Sumber pakan
Sumber pakan yang didapatkan adalah dari pabrik (untuk pur), dari
pertanian masyarakat setempat (untuk pisang), dan dari peternakan jangkrik dan
ulat hongkong
7

3.4 Aspek Ekonomi


a. Modal awal usaha
Modal awal usaha didapatkan dengan bertahap. Di antaranya yaitu 100
juta untuk 2 individu jalak bali yang berpasangan, 200 juta untuk kandang awal
pada tahun 2003, dan 500 juta untuk kandang belakang.

b. Biaya operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan Kere Ayem Bird Farm setiap
bulannya sebesar 15 juta. Biaya tersebut sudah terasuk gaji karyawan sebesar 3
juta perbulan.

c. Biaya variable
Biaya variabel yang dikeluarkan Kere Ayem Bird Farm sebesar 9 juta
perbulan untuk pembelian pakan.
d. Biaya langsung
Harga anakan sebesar burung jalak bali hasil penangkaran yaitu sebesar
1,5 juta perindividu, sementara harga indukan sebesar 6 juta perindividu. Dulu,
sepasang anakan dijual seharga 15 juta.
8

IV SIMPULAN

4.1 Simpulan
Penangkaran Kere Ayem BF menjadi salah satu penangkaran yang berhasil dalam
pengembangbiakan burung, salah satunya Jalak Bali Yang merupakan burung dilindungi.
Kere Ayem BF memiliki manajemen penangkaran yang tergolong baik karena telah
memenuhi aspek kesejahteraan satwa di penangkaran yang meliputi aspek manajemen
paka, aspek kandang, aspek kesehatan satwa, dan aspek ekonomi.

Cita-cita
Jika saya lulus dari IPB, saya akan berusaha mengambil peran penting untuk membaantu
upaya konservasi Indonesia menjadi lebih baik. Saya akan menjadi seseorang yang
mengatur dan mempertimbangkan aspek kebijakan lingkungan dalam bentuk peraturan
di Indonesia sehingga dalam pelaksanaan upaya konservasi lingkungan di Indonesia
memili dasar aturan yang kuat dan benar. Saya bercita-cita untuk menjadi bagian di
KLHK.

Sebelum memasuki dunia kerja, saya juga akan melanjutkan kuliah program Master di
Cambridge University departemen Conservation leadership, insyaAllah.
9

DAFTAR PUSTAKA

Dewi BS, Kamaluddin A, Gdemakarti Y. 2019. Persepsi masyarakat terhadap


pengembangan penangkaran rusa (Cervus sp) di Kota Bandar Lampung. Jurnal
Sylva Lestari. 7(2): 244-254.
Fauziyah A. 2020. Tingkat kerbhasilan dan manfaat sosial ekonomi penangkaran burung
jalak bali di Kere Ayem Bird Farm. [skripsi]. Bogor: IPB University.
Lestari DA, Masy’ud B, Hernowo JB. 2017. Model keberhasilan dan manajemen
penangkaran cucak rawa (Pycononotus zeylanicus). Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 14(2): 99-109.
10

LAMPIRAN
11

Lampiran 1 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat físik dan kimia tanah dari 78
contoh tanah di Kebun Percobaan Ciheuleut

Sifat Rata-rata Simpangan baku


Pasir (%) 47.66 23.81
Lempung (%) 21.80 11.94
Liat (%) 30.72 18.09
C-organik (%) 0.61 0.57
Rapatan isi (mg m-3) 1.43 0.16
KTK (mek 100 g-1 tanah)a 18.08 17.09
KAT pada KL (g g-1) 23.62 10.80
KAT pada TLP (g g-1) 11.11 9.05
a
Banyaknya 70 contoh tanah; KTK: kapasitas tukar kation, KAT: kadar air tanah, KL: kapasitas
lapang, TLP: titik layu permanen.

Anda mungkin juga menyukai