Anda di halaman 1dari 2

TALAS BENENG “SI RAKSASA” DARI BANTEN

Zuraida Yursak dan Pepi Nur Susilawati

Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten


Jl. Ciptayasa km 01 Ciruas, Serang, Banten

Talas benang merupakan SDG Lokal Banten yang dapat menjadi sumber pangan
alternatif, karena memiliki karbohidrat yang cukup tinggi. Agroekologi talas beneng
tersebar di wilayah sekitar Gunung Karang Kabupaten Pandeglang. Talas Beneng
memiliki karakteristik yang unik yaitu berukuran yang besar dan berwarna kuning
(koneng) dengan bagian terbesar yang dapat dimakan berupa batang. Oleh karena itu
Talas Beneng juga sering dijuluki “Si Raksasa”. Awal mulanya tanaman ini merupakan
tanaman liar dalam hutan Gunung Karang yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Talas beneng bukan tergolong jenis Colocasia esculenta seperti Talas Bogor atau
Malang, tetapi tergolong dalam jenis Xanthosoma undipes K.Koch atau dikenal juga
dengan tall elephant’s ear. Selain di Banten, belum ada informasi mengenai
pemanfaatan tanaman ini di Indonesia.
Talas beneng mulai dikonsumsi sejak tahun 1970-an saat krisis pangan, namun
dikonsumsi secara sembunyi-sembunti karena dianggap makanan kelas rendah. Karena
itu perkembangannya sebagai pangan alternatif kurang banyak dikenal. Pada tahun
2007 BPTP Banten sebagai salah satu UPT Balitbangtan berinisiatif mengunjungi
Kecamatan Juhut dan menggali informasi lebih jauh mengenai Talas Beneng di
Kecamatan Juhut, Kabupaten Pandgelang. Dari hasil eksplorasi, Talas Beneng dapat
dipanen pada umur 1-2 tahun dan mereka tidak melakukan budidaya secara khusus,
karena tanaman tersebut tumbuh liar. Informasi lainnya adalah Talas Beneng memiliki
kandungan asam oksalat yang cukup tinggi.
Tahun 2008 BPTP Banten mencoba melakukan inovasi dengan mengolah Talas
Beneng menjadi keripik dan tepung talas. Pengolahan diawali dengan menurunkan
kadar asam oksalat yang dapat memberikan efek gatal apabila terkena kulit/termakan.
Inovasi pengolahan tersebut berhasil dan hingga saat ini pengolahan Talas Beneng
menjadi Keripik dan tepung talas masih tetap berlangsung. Permintaan tepung talas
beneng saat ini minimal 4 ton per bulan, terutama ke Bogor, bahkan ke daerah lain
seperti ke Banjarmasin, Lampung dan Semarang. Tepung Talas Beneng banyak diminati
dikarenakan memiliki berbagai kandungan gizi, yaitu : 10.11 g/100g kadar air, 5 g/100g
kadar debu, 5.42 g/100g protein, 0.60 g/100g lemak, 78.87 g/100g karbohidrat, 343
kal/100g energy, 12.10 mg/100g Fe, 8.41 mg/100g Zn, 0.73 mg/100g Vit B1 dan 0.78
mg/100g Vit B2. Olahan tepung talas dan umbi beneng diantaranya berupa cake
beneng, lapis talas, brownies kukus, cake marmer beneng dan lain-lain.

Talas Beneng-Pandeglang

Sumber: BPTP Banten

Anda mungkin juga menyukai