Nama Penulis (1) (tidak menggunakan gelar dan status, font Arial 12 pt, Bold, Left
Alignment)
Instansi (cantumkan program studi dan nama instansi, font Arial 12 pt, Left Alignment)
Email (menggunakan email institusi jika ada, font Arial 12 pt, Left Alignment)
Nama Penulis (2) (tidak menggunakan gelar dan status, font Arial 12 pt, Bold, Left
Alignment)
Instansi (cantumkan program studi dan nama instansi, font Arial 12 pt, Left Alignment)
Email (menggunakan email institusi jika ada, font Arial 12 pt, Left Alignment)
pada pendidikan karakter, dengan tujuan untuk melahirkan peserta didik yang
memiliki karakter baik sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan nasional.
Selain itu kita juga berfokus pada inovasi dalam bidang pendidikan. Hal
ini bertujuan agar sekolah atau organisasi yang kita pimpin dapat terus
meningkat kearah yang lebih baik.t ujuan pengkajian kurikulum adalah
memberikan kemampuan kompetensi kepada calon guru atau pendidik untuk
mampu mengadopsi kurikulum reguler ke dalam kurikulum yang sudah
disesuaikan dengan karakter dan sasaran peserta didik. (Supriyanto, 2018, p.
4) menurut kurikulum pendidikan, inovasi dalam pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan memperkuat pembentukan karakter,
terutama dalam kondisi pandemi saat ini. Ini dilakukan melalui pendekatan
pembelajaran yang kontekstual dengan berfokus pada proyek-proyek dan
produk konkret yang dihasilkan oleh siswa. Perubahan dalam cara mengajar
mencakup berbagai praktik yang mendukung penggunaan strategi
pembelajaran yang beragam, dan mempromosikan pembelajaran mandiri siswa
yang menyenangkan. Hal ini juga berkontribusi pada perkembangan
kompetensi siswa dalam berpikir analitis, merasakan estetika, berempati,
menghargai kritik, dan menjadi kreatif atau inovatif.
Selain itu, peran guru mengalami transformasi atau perubahan yang
signifikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai
pelatih (coach), motivator, dan pembelajar itu sendiri. Hal ini sejalan dengan
prinsip ki hajar dewantoro, yang mengajarkan konsep “ing ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani.” Menurut darusman & kasbih
(2020), seorang guru yang kreatif memiliki dampak yang signifikan dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya adalah dengan menggali
potensi kreatif yang tersembunyi dalam diri guru. Tujuannya adalah agar semua
elemen dalam pendidikan memiliki dedikasi tinggi terhadap pengembangan
kualitas dan mutu pendidikan yang diharapkan. Dengan demikian, pendekatan
inovatif dalam pembelajaran dan perubahan peran guru adalah langkah penting
dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
Fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu
penunjang dalam berkembangnya sebuah pendidikan. Pada dasarnya sarana
dan prasana memiliki perbedaan. Sarana pendidikan dan prasarana
pendidikan merupakan konsep yang berbeda. Sarana pendidikan merujuk pada
semua fasilitas dan peralatan, baik yang dapat bergerak maupun yang tidak,
yang digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk
memastikan pencapaian tujuan pendidikan secara lancar, teratur, efektif, dan
efisien. Contohnya meliputi gedung sekolah, ruang kelas, meja dan kursi, serta
alat-alat pengajaran seperti proyektor dan komputer, perpustakaan, kantor
sekolah, ruang organisasi siswa (osis), tempat parkir, dan ruang laboratorium.
Di sisi lain, prasarana pendidikan adalah elemen-elemen yang mendukung
proses pendidikan secara tidak langsung. Ini termasuk halaman sekolah, taman
atau kebun sekolah, jalan-jalan menuju sekolah, peraturan-peraturan sekolah.
Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat
langsung dan prasarana bersifat tidak langsung dalam proses pendidikan.
(Indrawan, 2015, p. 10) tujuannya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana dalam institusi pendidikan