Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rima Elvina Adelia

Kelas : 9.5

No. Absen : 29

Kebimbangan
Hari mulai senja, Shana berdiam diri di kamar sambil menatap foto kedua orangtuanya yang
berada jauh di Kampung. Shana begitu rindu dengan kehadiran keluarganya, sedih meneteskan air mata.
Sudah 2 tahun lebih lamanya Shana merantau di Jakarta untuk mencari pekerjaan yang dapat
memberikan gaji yang cukup untuk membayar biaya rumah sakit ayahnya. Terlahir sebagai anak tunggal
bukanlah hal yang menyenangkan, menjadi satu-satunya harapan orangtua selalu menjadi beban pikiran
Shana. Ayah Shana menderita penyakit stroke sehingga ia sudah tidak mampu lagi untuk bekerja,
sedangkan ibu Shana hanya lulusan SMP dan Shana tidak tega membiarkan ibunya bekerja di umur 48
tahun, pasti akan sangat melelahkan.
Shana bekerja di salah satu perusahaan, dengan posisi sebagai manager marketing. Awalnya gaji
Shana cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan membeli obat ayahnya, tetapi akhir-akhir ini Shana
merasa gaji yang ia peroleh tidak mencukupi karena kebutuhan hidupnya semakin banyak serta ayahnya
yang memerlukan lebih banyak pengobatan. Shana berpikir, “apakah lebih baik aku Kembali ke kampung
dan membuka usaha?”.

Shana mulai jenuh bekerja keras tetapi hasil yang ia peroleh tidak ada peningkatan. 3 bulan
lebih Shana bimbang untuk memilih antara bertahan atau memulai hal baru. Shana mencari apakah ada
pekerjaan sampingan yang bisa ia kerjakan untuk menambah penghasilan , karena kalau mau membuka
usaha pun pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Shana mendapat pekerjaan sampingan sebagai kasir di minimarket, gajinya kecil tetapi Shana
yakin kerja kerasnya akan membuahkan hasil, setiap hari Shana banting tulang mencari uang agar dapat
membuka usaha di kampung nanti. Dari kecil Shana ingin sekali membuka toko roti karena roti adalah
salah satu makanan kesukaan ibunya.

Saat Shana sedang bekerja di minimarket, tiba-tiba atasannya yang bernama Livia menelepon
memberi kabar, “Selamat Shana! kamu diangkat menjadi direktur keuangan, karena kami telah melihat
kerja keras kamu yang sangat berperan dalam peningkatan penjualan perusahaan”. Betapa terkejutnya
Shana mendengar kabar tersebut, Shana sangat senang karena dengan kenaikan jabatannya pasti ia
akan mendapatkan uang lebih yang bisa digunakan untuk biaya berobat ayahnya.

Setelah 1 tahun Shana bekerja sebagai direktur, ayahnya berhasil sembuh dari penyakitnya, dan
Shana memutuskan untuk membawa orangtuanya ke Jakarta untuk tinggal bersama. Selain itu Shana
juga telah sukses membuka toko roti yang sudah ia impikan sejak dulu. Orangtua Shana sangat bangga
kepadanya dan Shana juga tentu bangga terhadap dirinya sendiri yang sudah mau berusaha dan tidak
mudah menyerah. Sekarang ekonomi keluarga Shana jauh membaik dari sebelumnya, ia juga disenangi
banyak orang karena sifatnya yang ramah dan tidak sombong. Shana yakin bahwa usaha tidak akan
mengkhianati hasil dan jangan pernah menjadi orang yang mudah menyerah karena kegagalan adalah
sebuah awal dari keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai