Anda di halaman 1dari 162

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2023

Laporan Kuliah Praktek Kerja

Diajukan untuk melengkapi Program Perkuliahan S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan

Oleh :

Nama : Sonia Safitri

NRP : 194030046

PROGRAM STUDI EKONOMI

PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2022
i

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2023

Kuliah Praktek Kerja

Diajukan untuk melengkapi Program Perkuliahan S1

Program Studi Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan

Nama : S onia

Safitri NRP : 194030046

Bandung, Juli 2022

Mengetahui,

Dosen Pembingbing Pembina Instansi Tempat Kuliah Praktek Kerja

(Hj. Neni M. Santoso, SE., M.Si) (Muflihah, SE., MM.)

NIDN. 0403086101 NIP.197805142006042009

Kepala Program Studi Ekonomi

(Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE.)

NIDN. 0408077101
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT, karena atas berkat

rahmat dan limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan kuliah praktek

kerja sampai dengan menyusun laporan dengan judul laporan “STRATEGI DAN

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KOTA

BANDUNG TAHUN 2023”. Yang mana kuliah praktek kerja ini dilaksanakan di

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbang)

Kota Bandung. Laporan praktek kerja ini dibuat sebagai hasil pertanggung

jawaban Penulis selama melaksanakan Kuliah Praktek Kerja (KPK) di

Bappelitbang Kota Bandung.

Kuliah Praktek Kerja (KPK) merupakan mata kuliah yang memberikan

pengetahuan dan pengalaman bagi Penulis yang berguna sebagai bekal untuk

memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Penulisan ini merupakan kewajiban yang

harus dilakukan oleh setiap mahasiswa guna melaporkan kegiatan yang dilakukan

selama masa praktik kerja berlangsung.

Dalam hal ini, penulis mengetahui bahwa untuk menyusun laporan ini,

tidak dapat berjalan dengan sendiri, melainkan membutuhkan beberapa pihak

guna mendukung penyusunan dari laporan ini. Dalam kesempatan kali ini Penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :


iii

1. Sang Pemilik Alam semesta, Alloh SWT yang telah memberikan

kesempatan dan kelancaran kepada penulis, sehingga penulis bisa

menyelesaikan salah satu tugasnya sebagai khalifah di muka bumi salah

satunya dalam penyusunan laporan Kuliah Praktek Kerja (KPK) ini;

2. Bapak Agus Nurosyidin, Superhero berwujud Ayah yang selalu

memberikan Pelajaran hidup kepada penulis tentang manis dan pahitnya

kehidupan di dunia.

3. Almh. Ibu Cucu Rohayati, malaikat berwujud Ibu yang menjadi motivator

utama penulis dalam menyelesaikan perjalanan hidupnya, dan kini telah

berpulang ke sang Pemilik tepat ketika penulis akan memulai

melaksanakan Kuliah Praktek Kerja (KPK);

4. Kedua kakak dan kedua adik penulis, yang terus memberikan motivasi

kepada penulis untuk tetap semangat dalam menjalani perjalanan hidup

meskipun tanpa hadirnya sosok ibu;

5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Eddy Yusuf Sp., M.Si., M.Kom., IPU., selaku

Rektor Universitas Pasundan besera jajarannya;

6. Bapak Dr. H. Atang Hermawan, SE., M.S.I.E., Ak., CSRS., CSRA., CPF.,

CMA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan;

7. Bapak Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE, selaku Kepala Program Studi

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan;

8. Bapak Gugum Mukdas Sudarjah, SE., MT., selaku Sekretaris Program

Studi Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan;


iv

9. Ibu Hj. Neni M. Santoso, SE., M.Si, selaku Dosen Pembingbing yang telah

memberikan arahan, wawasan, pengetahuan serta meluangkan waktunya

untuk penulis selama penulis menyusun Laporan Kuliah Praktek Kerja

(KPK) ini;

10. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Pasundan Bandung;

11. Ibu Muflihah, SE., MM, selaku Pembingbing di Badan Perencanaan

Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota

Bandung, yang telah memberikan izin serta bantuan kepada penulis dalam

pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja ((KPK);

12. Rifo Rausyan Fikri, sahabat terdekat penulis yang telah membantu dan

selalu membangkitkan kembali semangat dan motivasi ketika penulis

berada dalam FallDown Conditions;

13. Intan Kusuma Wardani dan Hamdan Abdul Ghopur (19 EPA), teman

sekaligus partner pada saat melakukan Kuliah Praktek Kerja (KPK) yang

selalu mencairkan suasana penulis dalam kondisi apapun;

14. Seluruh teman-teman prodi Ekonomi Pembangunan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, yang selalu memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis.

Berkat semua yang telah terlibat, pelaksanaan dan penyusunan Laporan

Kuliah Praktek Kerja (KPK) ini bisa berjalan dengan lancar, walaupun penulis

masih sangat membutuhkan kritik dan saran agar kedepannya penulis bisa

menjadi
v

lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak yang

membutuhkan.

Bandung, Juli 2022

Penulis
vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4

1.3 Tujuan...........................................................................................................4

1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................................4

1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5

1.4 Manfaat.........................................................................................................5

1.4.1 Bagi Perusahaan/Instansi.........................................................................5

1.4.2 Bagi Peserta Kuliah Praktek Kerja (KPK)...............................................6

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan.........................................................................6

1.5 Dasar Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)....................................7


vii

1.6 Metode Kuliah Praktek Kerja.....................................................................7

1.7 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KPK........................................................7

1.7.1 Lokasi Pelaksanaan KPK.........................................................................7

1.7.2 Waktu Pelaksanaan KPK.........................................................................8

BAB II.....................................................................................................................9

GAMBARAN UMUM INSTANSI.......................................................................9

2.1 Gambaran Umum Organisasi.....................................................................9

2.1.1 Sejarah Singkat Bappelitbang Kota Bandung..........................................9

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Bappelitbang Kota Bandung.........................11

2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan............................................14

2.2.1 Deskripsi Jabatan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung...............................................14

2.3 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung.............................................17

2.4 Bidang Kegiatan Perusahaan/Organisasi dan Bidang Kerja Dialokasi

Mahasiswa Melakukan Praktek Kerja...........................................................17

BAB III..................................................................................................................19

HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KULIAH PRAKTEK

KERJA (KPK)......................................................................................................19

3.1 Deskripsi Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)............................19


viii

3.2 Hasil Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)....................................20

3.3 Pembahasan................................................................................................24

3.3.1 Landasan Teori......................................................................................24

3.3.2 Strategi Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2023..................50

3.3.3 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2023.....70

3.3.4 Program Pembangunan Daerah Kota Bandung.....................................92

BAB IV................................................................................................................134

KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................134

4.1 Kesimpulan...............................................................................................134

4.2 Saran/Rekomendasi..................................................................................136

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................138

LAMPIRAN........................................................................................................140
ix

DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman

3.1 Rincian Kegiatan Kuliah Praktek Kerja (KPK) 21

3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Setiap Misi Kota Bandung 55

Tahun 2018 -2023 didalam RPJMD

3.3 Capaian Kinerja Misi 1 81

3.4 Capaian Kinerja Misi 2 82

3.5 Capaian Kinerja Misi 3 84

3.6 Capaian Kinerja Misi 4 85

3.7 Capaian Kinerja Misi 5 87

3.8 Fokus Pembangunan Kota Bandung 89

3.9 Tema Pembangunan Kota Bandung 90

3.10 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 94

3.11 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 94

3.12 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 98

3.13 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 100

3.14 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 102

3.15 Program Prioritas Kepala Daerah 104

3.16 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif 115

Kota Bandung

3.17 Rencana Proyek Strategis Kota Bandung Tahun 2018 - 131

2023
x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Logo Instansi/Perusahaan 9

2.2 Struktur Organisasi Bappelitbang Kota Bandung 17

3.1 Basic Logic Model 52

3.2 Pohon Kinerja 53

3.3 Kerangka Perencanaan Strategik dan Operasional 71


xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Ke - Judul Lampiran Halaman

1 Surat Permohonan Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja 140

(KPK) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pasundan

2 Surat Kesediaan Instansi Menerima Mahasiswa Kuliah 141

Praktek Kerja (KPK)

3 SK Pelaksaanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) 142

4 SK Pelaksaanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) 143

5 SK Pelaksaanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) 144

6 Kartu Kehadiran Kuliah Praktek Kerja (KPK) 145

7 Kartu Kehadiran Kuliah Praktek Kerja (KPK) 146

8 Kartu Perkembangan Kuliah Praktek Kerja (KPK) 147

9 Bukti Dokumentasi Saat Pelaksanaan KPK Ketika Penulis 148

Sedang Merekap Surat RKPD Tahun 2022 dan 2023

10 Bukti Dokumentasi Saat Pelaksanaan KPK Ketika Penulis 149

Mengikuti Rapat TJSL dan menjadi Notulen


xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk mewujudkan suatu

tujuan yang dikehendaki dan dilaksanakan secara sistematis mulai dari tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta melaksanakan monitoring dan

evaluasi terhadap pemanfaatan dan pemeliharaan hasil - hasilnya. Dalam

prosesnya, dinamika pembangunan di Kota Bandung tidak bisa lepas dari peran

serta seluruh pemangku kepentingan antara lain pemerintah daerah, masyarakat

dan swasta. Komitmen bersama dan konsistensi dalam melaksanakan

pembangunan merupakan modal utama untuk mewujudkan harapan itu. Untuk

mewujudkan harapan itu dibutuhkan perencanaan pembangunan yang baik.

Perencanaan Pembangunan sebagai proses manajemen maupun sebagai suatu

kebijakan adalah merupakan tahapan awal dari proses pembangunan yang sangat

penting dalam menentukan arah pembangunan daerah karena didalamnya

terkandung visi, misi, tujuan dan sasaran serta pilihan cara-cara untuk mencapai

tujuan dan sasaran dimaksud.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa pemerintahan daerah provinsi,

kabupaten/kota dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus

menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah

tersebut, disusun secara berjangka meliputi: (i) Rencana Pembangunan Jangka

Panjang
2

Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahunan, (ii) Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahunan, dan (iii)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahunan.

Mengingat bahwa RPJMD memuat tentang arah kebijakan keuangan

daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program perangkat

daerah, lintas perangkat daerah, dan program kewilayahan, maka RPJMD

memiliki nilai strategis sebagai pedoman bagi dokumen perencanaan

pembangunan daerah di Kota Bandung dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Dengan demikian, Strategis, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan Daerah

kota Bandung untuk tahun 2023 salah satunya harus berpedoman kepada RPJMD

2018 - 2023 dan bersifat indikatif. Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif

dan efisien sebagai pola strategis pembangunan akan memberikan nilai tambah

(value added) pada pencapaian pembangunan daerah dari segi kuantitas maupun

kualitasnya. Sebagai salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan

daerah, rumusan strategi akan mengimplementasikan bagaimana sasaran

pembangunan akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari pemangku

kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam sejumlah arah kebijakan

dan program pembangunan operasional dari upaya-upaya nyata dalam

mewujudkan visi pembangunan daerah.

Di samping strategi, hal yang penting lainnya adalah menentukan arah

kebijakan yang merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang

dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu

selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi

agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Dalam

rangka
3

menentukan arah kebijakan pembangunan daerah khususnya mengenai fokus atau

tema pembangunan tahunan dalam satu periode RPJMD perlu memperhatikan

beberapa faktor diantaranya pencapaian indikator sasaran yang termuat dalam tiap

misi. Hal ini penting, sebagai dasar untuk menentukan langkah yang harus

dilakukan untuk mencapai target indikator sasaran misi dimaksud, sehingga

semakin jelas tahapan dan ukuran target yang akan dicapai setiap tahunnya.

Perencanaan strategis yang dituangkan dalam RPJPD dan RPJMD harus

dapat diterjemahkan kedalam perencanaan operasional, dalam RPJMD yang

disusun saat ini keselarasan antara visi, misi daerah, serta sasaran pokok, dan arah

kebijakan di kolaborasi dalam visi, misi kepala daerah, serta strategi dan arah

kebijakannya. Selain Strategi dan Arah Kebijakan, Program pembangunan daerah

juga merupakan program atau agenda strategis kepala daerah pada periode

RPJMD yang akan menjadi prioritas atau target selama lima tahun yang secara

langsung didedikasikan untuk mencapai sasaran pembangunan daerah. Dalam

implementasinya program pembangunan daerah dilaksanakan dalam

penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan daerah. Program

pembangunan daerah dilaksanakan untuk menjawab visi misi kepala daerah yang

merupakan upaya pemecahan permasalahan terhadap isu strategis daerah yang

kemudian diturunkan ke dalam tujuan dan sasaran strategis dengan indikator

kinerja yang jelas dan terukur.

Berdasarkan uraian diatas mengenai Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahunan dari tahun 2018 –

2023, penulis bermaksud untuk melakukan tinjauan dalam bentuk laporan Kerja
4

Praktek Kuliah (KPK) dengan judul “STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN

2023”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat ditarik

yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Pembangunan Daerah di Kota Bandung tahun 2023?

2. Bagaimana Arah Kebijakan Pembangunan Daerah di Kota Bandung tahun

2023?

3. Apa saja Program Pembangunan Daerah di Kota Bandung tahun 2023?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) terbagi menjadi dua,

yaitu Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui Strategi Pembangunan Daerah di Kota Bandung

tahun 2023;

2. Untuk mengetahui dan memahami Arah Kebijakan Pembangunan

Daerah di Kota Bandung tahun 2023;

3. Untuk mengetahui Program pada Pembangunan Daerah di Kota

Bandung tahun 2023.


5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melengkapi program perkuliahan S1 di Program Studi Ekonomi dan

Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan;

2. Untuk menambah wawasan dan juga pengalaman dunia kerja selama

berjalannya Kuliah Praktek Kerja (KPK) sehingga dapat mempersiapkan

diri dalam dunia kerja;

3. Untuk menambah wawasan terkait dengan strategi arah kebijakan dan

program pembangunan daerah di kota Bandung pada tahun 2023.

1.4 Manfaat

Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Perusahaan/Instansi

1. Sarana untuk menjembatani antara perusahaan/instansi dengan institusi

Pendidikan Universitas Pasundan untuk bekerja sama lebih lajut yang

bersifat akademis atau organisasi;

2. Memberi peluang pada perusahaan dalam penarikan dan seleksi calon

karyawan yang mempunyai kualifikasi yang diminta perusahaan;

3. Perusahaan memiliki kesempatan untuk mendapatkan ide atau saran

perbaikan pada bidang kerja dimana mahasiswa melakukan Kuliah Praktek

Kerja (KPK).
6

1.4.2 Bagi Peserta Kuliah Praktek Kerja (KPK)

1. Mengetahui dan memahami kebutuhan pekerjaan di tempat praktek kerja;

2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja

setelah menyelesaikan studi;

3. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan

teknologi di tempat praktek kerja;

4. Membangun relasi serta sebagai gambaran dan pengalaman untuk

mempersiapkan diri dalam dunia kerja;

5. Terlatih dalam menghadapi serta mengatasi suatu masalah yang muncul

ketika berada di dunia kerja;

6. Menyajikan hasil-hasil yang di peroleh salama praktek kerja dalam bentuk

laporan Kuliah Praktek Kerja (KPK).

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

1. Sarana untuk menjembatani antara perusahaan/instansi dengan institusi

Pendidikan Universitas Pasundan untuk bekerja sama lebih lanjut yang

bersifat akademis atau organisasi;

2. Hasil proyek kerja dapat dijadikan bahan untuk evaluasi terhadap

kurikulum yang berlaku.


7

1.5 Dasar Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)

Dasar pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja mengacu kepada :

1. Pasal 13 ayat 1 sampai dengan 3 dan Pasal 27 butir Peraturan Pemerintah

Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

2. Pasal 26 ayat 2 Statuta Unpas tentang lembaga Pengabdian pada

Masyarakat.

3. Pasal 5 dan 6 ayat 3 Satuta Universitas Pasundan tentang Misi dan Tujuan

Universitas Pasundan.

1.6 Metode Kuliah Praktek Kerja

Dalam melakukan Kuliah Praktek Kerja (KPK) Badan Perencanaan,

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung,

Penulis menggunakan metode Day Release, yaitu penyelenggaraan Kuliah Praktek

Kerja (KPK) dilakukan selama lima (5) hari penuh setiap minggu dengan sistem

tiga (3) hari Work From Home (WFH) selama hari Senin, Selasa, dan Rabu dan

dua

(2) hari Work From Office (WFO) selama hari Kamis dan Jumat.

1.7 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KPK

1.7.1 Lokasi Pelaksanaan KPK

Kuliah Praktek Kerja (KPK) ini di laksanakan di Badan Perencanaan,

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) yang berlokasi di Jl.

Aceh No.36, Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat

40117. Bidang konsentrasi yang diambil adalah Bidang Perencanaan

Pembangunan
8

Ekonomi dan Pembiayaan Pembangunan, dan di tempatkan di sub Bidang

Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

1.7.2 Waktu Pelaksanaan KPK

Waktu pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) dilaksanakan selama satu

(1) bulan kerja yang terhitung mulai tanggal 01 Juni 2022 sampai dengan 30 Juni

2022. Adapun jadwal pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) sebagai berikut:

Jam Kerja : Senin – Jum’at (08.00 – 15.30 WIB)

Senin – Rabu : WFH

Kamis – Jum’at : WFO

Jam Istirahat : Senin – Kamis (12.00 – 13.20 WIB)

Jum’at (11.30 – 13.20 WIB)

Libur : Sabtu dan Minggu


9

BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Gambaran Umum Organisasi

2.1.1 Sejarah Singkat Bappelitbang Kota Bandung

Gambar 2.1 Logo Instansi/Perusahaan


Sumber : Facebook Bappelitbang Kota Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung

merupakan salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Pertama kali pembentukkan Bappeda bermula pada tahun 1972 ketika Pemerintah

Provinsi Jawa Barat melakukan penyempurnaan Badan Perancang Pembangunan

Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat dengan membentuk Badan Perancang

Pembangunan Kotamadya (Bappemko) dan Badan Perancang Pembangunan

Kabupaten (Bappemka), yang merupakan badan perencanaan pertama di

Indonesia yang bersifat regional dan local serta ditetapkan dengan SK Gubernur

Provinsi Jawa Barat No.43 Tahun 1972.


10

Setelah berjalan 2 tahun, kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bappeda) Tingkat I dikukuhkan dan diakui dengan SK Presiden No.15

Tahun 1974, sedangkan untuk Daerah Tingkat II masih berlaku SK Gubernur.

Lalu kemudian dengan SK Presiden No.27 Tahun 1980, Bappeda Tingkat II

diakui secara Nasional. Dengan SK Presiden tersebut, lahirlah Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Tingkat I dan Bappeda Tingkat II.

Pertimbangan yang mendasari terbitnya SK Presiden No.27 Tahun 1980, yaitu :

1. Untuk meningkatkan keserasian pembangunan didaerah diperlukan adanya

peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan

regional;

2. Untuk menjamin laju perkembangan, keseimbangan, dan kesinambungan

pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh,

terarah, dan terpadu.

Salah satu aspek penting dalam upaya peningkatan kinerja Pemerintah

Daerah adalah melalui kebijakan perencanaan pembangunan daerah yang

berkualitas dan berkesinambungan. Hal ini di dukung oleh Undang – Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang

menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan nasional maupun daerah terdiri

dari perencanaan pembangunan jangka panjang, perencanaan pembangunan

jangka menengah, dan perencanaan pembangunan tahunan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Bandung

berubah menjadi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan


11

Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah No.8

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah kota Bandung.

Bappelitbang kota Bandung juga memiliki beberapa bidang, diantaranya :

a. Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah;

b. Bidang Perencanaan Pemerintahan, dan Pembangunan Manusia;

c. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Pembiayaan

Pembangunan;

d. Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan

Wiayah;

e. Bidan Penelitian dan Pengembangan.

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Bappelitbang Kota Bandung

1. Tugas Pokok

1) Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan Pembangunan dipimpin oleh

seorang Kepala Sub Bidang;

2) Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan Pembangunan mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan

Ekonomi dan Pembiayaan Pembangunan;

3) Mengkaji dan merumuskan data dan informasi ruang lingkup perencanaan

ekonomi, sumber daya keuangan dan pembangunan;

4) Menyusun rencana dan program kerja ruang lingkup perencanaan

ekonomi, sumber daya keuangan dan pembangunan;

5) Menyusun Renstra dan Renja lingkup perencanaan ekonomi, sumber daya

keuangan dan pembangunan meliputi urusan pertanian, ketahanan pangan,


12

perikanan, energy sumber daya mineral, kehutanan, instrument ekonomi

lingkungan hidup, keuangan, asset, pengelolaan pajak, retribusi dan

pendapatan daerah lainnya, menyusun strategi pembangunan, arah

kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan

pendanaan lingkup perencanaan ekonomi, sumber daya keuangan dan

pembangunan;

6) Membuat telaahan staff bahan perumusan kebijakan lingkup perencanaan

ekonomi, sumber daya keuangan dan pembangunan;

7) Merumuskan dan menyusun kebijakan teknis perencanaan ekonomi,

sumber daya keuangan dan pembangunan meliputi urusan Pertanian,

Ketahanan Pangan, Perikanan, Energy Sumber Daya Mineral (ESDM),

Kehutananan, Instrument Ekonomi Lingkungan Hidup, Keuangan, Asset,

Pengelolaan Pajak, Retribusi dan Pendapatan Daerah lainnya;

8) Menyiapkan bahan dan tindak lanjut kesepakatan dengan DPRD terkait

RPJMD, RPJPD, dan RKPD lingkup perencanaan ekonomi, sumber daya

keuangan dan pembangunan meliputi urusan Pertanian, Ketahanan

Pangan, Perikanan, Energy Sumber Daya Mineral (ESDM), Kehutananan,

Instrument Ekonomi Lingkungan Hidup, Keuangan, Asset, Pengelolaan

Pajak, Retribusi dan Pendapatan Daerah lainnya;

9) Melakukan pembinaan teknis perencanaan kepada Perangkat Daerah mitra

lingkup Sub bidang Perencanaan Pembiayaan Pembangunan;

10) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup perencanaan

ekonomi, sumber daya keuangan dan pembangunan meliputi urusan


13

Pertanian, Ketahanan Pangan, Perikanan, Energy Sumber Daya Mineral

(ESDM), Kehutananan, Instrument Ekonomi Lingkungan Hidup,

Keuangan, Asset, Pengelolaan Pajak, Retribusi dan Pendapatan Daerah

lainnya sebagai pertanggungjawaban kepada atasan dalam rangka

mengetahui progress dan pencapaian output kegiatan pembangunan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Fungsi

Kepala Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan Pembangunan menyelenggarakan

fungsi :

1) Penyusunan rencana dan program kerja lingkup perencanaan ekonomi,

sumber daya keuangan dan pembangunan;

2) Penyiapan bahan kebijakan teknis operasional lingkup perencanaan

ekonomi, sumber daya keuangan dan pembangunan;

3) Pelaksanaan tugas dukungan teknis lingkup perencanaan ekonomi, sumber

daya dan pembangunan;

4) Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

dan dukungan teknis lingkup perencanaan ekonomi, sumber daya

keuangan dan pembangunan;

5) Penyiapan bahan pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi – fungsi

penunjang urusan Pemerintahan Daerah lingkup perencanaan ekonomi,

sumber daya keuangan dan pembangunan;


14

6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

2.2.1 Deskripsi Jabatan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian

dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung

I. Kepala Badan

Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempuyai tugas

membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan perencanaan

pembangunan, penelitian, dan pengembangan.

II. Sekretariat Badan

Secretariat Badan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala

Badan lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan

kepegawaian, pengelolaan keuangan, perencanaan dan pengoordinasian

penyusunan program serta pengoordinasian tugas – tugas bidang. Dalam

menjalankan tugas, fungsi dan uraian tugas, Sekretariat Badan membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program.

III. Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaan Program Data,

Evaluasi dan Pelaporan.


15

Kepala Bidang Pembangunan Daerah, Perencanaan Program Data,

Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas

Kepala Badan lingkup analisis Pembangunan daerah, perencanaan program data,

evaluasi dan pelaporan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud Kepala

Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaa Program Data, Evaluasi dan

Pelaporan membawahkan :

a. Sub Bidang I Analisis Pembangunan Daerah dan Pemprograman;

b. Sub Bidang II Pengendalian dan Evaluasian;

c. Sub Bidang III Data, Informasi dan Pelaporan.

IV. Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan

Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan mempunyai tugas

untuk melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup perencanaan social

budaya dan pemerintahan. Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana

dimaksud Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan,

membawahkan:

a. Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan I;

b. Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan II;

c. Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan III.


16

V. Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber

Daya Alam

Kepala Bidang II Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan

Sumber Daya Alam mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas Kepala

Badan lingkup perencanaan ekonomi, sumber daya keuangan dan sumber daya

alam. Dalam menjalankan tugas dan fungsi Kepala Bidang II Perencanaan

Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber Daya Alam membawahkan :

a. Sub Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber

Daya Alam I;

b. Sub Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber

Daya Alam II;

c. Sub Bidang Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber

Daya Alam III.

VI. Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Kepala Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup

Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Dalam menjalankan tugas

dan fungsi Kepala Badan Bidang III Perencanaan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah membawahkan :

a. Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah I;

b. Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah II;

c. Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah III.


17

VII. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas untuk

melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup Penelitian dan

Pengembangan. Dalam menjalankan tugas dan fungsi Kepala Bidang Penelitian

dan Pengembangan, membawahkan :

a. Sub Bidang I Sosial dan Pemerintahan;

b. Sub Bidang II Ekonomi dan Pembangunan;

c. Sub Bidang III Inovasi dan Teknologi.

2.3 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bappelitbang Kota Bandung

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Bappelitbang Kota Bandun


18

2.4 Bidang Kegiatan Perusahaan/Organisasi dan Bidang Kerja Dialokasi

Mahasiswa Melakukan Praktek Kerja

Bidang yang ditempuh dalam Kuliah Praktek Kerja (KPK) adalah Bidang

II Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Pembiayaan Pembangunan,

Sub Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi yang bertugas melaksanakan

tugas sebagai berikut :

a. Penyusun rencana dan program kerja lingkup perencanaan ekonomi,

sumber daya keuangan dan pembangunan;

b. Penyiapan bahan kebijakan teknis operasional lingkup perencanaan

ekonomi, sumber daya keuangan dan pembangunan;

c. Pelaksanaan tugas dukungan teknis lingkup perencanaan ekonomi, sumber

daya keuangan dan pembangunan;

d. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

dukungan teknis lingkup perencanaan ekonomi, sumber daya keuangan

dan pembangunan;

e. Penyiapan bahan pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi – fungsi

penunjang Urusan Pemerintahan Daerah lingkup perencanaan ekonomi,

sumber daya keuangan dan pembangunan;

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.
19

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KULIAH PRAKTEK

KERJA (KPK)

3.1 Deskripsi Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)

Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) dilakukan terhitung mulai

tanggal 01 Juni 2022 sampai dengan 30 Juni 2022 dengan metode Day Release,

yaitu pada hari atau jam tertentu selama kurang lebih satu (1) bulan. Penulis

memilih Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

(Bappelitbang) Kota Bandung sebagai tempat pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja

(KPK) secara offline (Work From Office) juga secara online (Work From Home)

yang dalam pelaksanaannya penulis di tempatkan di Bidang Perencanaan

Pembangunan Ekonomi dan Pembiayaan Pembangunan Sub Bidang Perencanaan

Pembangunan Ekonomi.

Proses Kuliah Praktek Kerja (KPK) sendiri merupakan suatu program

wajib khususnya bagi mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan guna memenuhi kelengkapan

kewajiban mata kuliah sesuai dengan apa yang tertera pada Kartu Rencana Studi

(KRS). KPK juga merupakan upaya peningkatan pemahaman dan wawasan

mahasiswa dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan sesuai dengan standar

kompetensi dengan tujuan menghasilkan lulusan yang handal, cakap, serta

berdaya saing global, khususnya dalam mengimplementasikan teori – teori ilmu

ekonomi
20

yang diproleh selama menjalani perkuliahan bagi kehidupan pribadi maupun

masyarakat kuas. KPK ini pun memberikan kesempatan kepada setiap mahasiswa

untuk :

1. Memiliki pengalaman kerja yang baik yang sesuai dengan bidang studi

maupun yang tidak, yang harus didalami sebelum benar – benar memasuki

dunia kerja. Selain itu, juga akan memperoleh surat keterangan kerja

(Referensi) dari institusi mitra.

2. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik yang telah

didapatkan dengan memberikan kontribusi pengetahuan pada institusi

mitra secara terperinci dan konsisten.

3. Memahami konsep – konsep non – akademik dan non – teknis di dunia

kerja nyata, diantaranya yaitu hubungan dengan atasan, hubungan dengan

sejawat, kecepatan dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan,

serta kinerja di lapangan yang terkadang tidak sesuai dengan teori – teori

tertentu yang selama ini sudah diajarkan dan dipelajari.

3.2 Hasil Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)

Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) di Badan

Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota

Bandung, maka penulis memberikan perincian kegiatan sebagai berikut :


21

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Kuliah Praktek Kerja (KPK)

Hari ke - Hari, Tanggal Materi Kegiatan KPK

1. Rabu, 01 Juni Libur Nasional (Memperingati Hari Pancasila)

2022

2. Kamis, 02 Juni Merekap surat usulan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

2022 Tahun 2022

3. Jum’at, 03 Juni Merekap tambahan surat usulan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

2022 (RKPD) Tahun 2022

4. Senin, 06 Juni  Melakukan sosialisasi mengenai arah kebijakan Dana

2022 Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023 ke Pemerintah

Daerah melalui via Zoom meeting

 Melakukan sesi pengusulan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Tahun 2023 melalui Aplikasi Krisna

5. Selasa, 07 Juni Mempelajari materi Monev Dana Alokasi Khusus (DAK) Kota

2022 Bandung Tahun 2022 ke Tahun 2023

6. Rabu, 08 Juni Membuat Power Point mengenai materi Monev Dana Alokasi

2022 Khusus (DAK) Kota Bandung Tahun 2022 ke Tahun 2023

7. Kamis, 09 Juni  Mengikuti Rapat Program Tanggung Jawab Sosial dan

2022 Lingkungan (TJSL) Perusahaan di Kota Bandung

 Merekap tambahan surat usulan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2022


22

8. Jum’at, 10 Juni  Membuat Notulen Rapat mengenai Rencana Bukaan

2022 Akses KM 149 Padaleunyi dan Konektivitasnya terhadap

Kawasan di Sekitarnya

 Menginput data Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Tahun 2023

9. Senin, 13 Juni Merekap surat usulan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

2022 Tahun 2023

10. Selasa, 14 Juni Menginput tambahan data Rencana Kerja Rencana Kerja

2022 Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2023

11. Rabu, 15 Juni Mengkompilasi (menggabungkan) hasil rapat PT.Briil

2022 Bappelitbang Kota Bandung

12. Kamis, 16 Juni Menganalisa data Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2017

2022

13. Jum’at, 17 Juni  Menganalisa data Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun

2022 2018

 Merekap data Belanja Pegawai Perangkat Daerah Kota

Bandung pada Rencana Kerja Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Tahun 2023

14. Senin, 20 Juni Menganalisa data Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019

2022

15. Selasa, 21 Juni Menganalisa data Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2020

2022
23

16. Rabu, 22 Juni Menganalisa data Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2021

2022

17. Kamis, 23 Juni Menganalisa data Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023

2022

18. Jum’at, 24 Juni Merevisi Surat Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Sosialisasi

2022 Oudoor Ketentuan di Bidang Cukai dan Pemberantasan barang

kena Cukai Ilegal kepada masyarakat Tahun 2022

19. Senin, 27 Juni Merevisi Surat Laporan Penyelenggaraan Sosialisasi Outdoor

2022 Ketentuan Peraturan di Bidang Cukai Tahun 2022

20. Selasa, 28 Juni Merevisi Surat Laporan Sambutan Sosialisasi Outdoor Ketentuan

2022 Peraturan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di

Bidang Cukai Tahun 2022

21. Rabu, 29 Juni Merevisi Surat Undangan Narasumber KPPBC Bandung

2022 mengenai Sosialisasi Outdoor Ketentusn Persturan di Bidang

Cukai Tahun

2022
22. Kamis, 30 Juni  Merevisi Surat Permohonan Ijin kepada Satgas

2022 Penangangan COVID – 19 mengenai Pelaksanaan Acara

Sosialisasi Outdoor Ketentuan Peraturan di Bidang Cukai

Tahun 2022

 Merekap tambahan surat usulan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2022

Sumber : Hasil kegiatan KPK dan diolah penulis


24

3.3 Pembahasan

3.3.1 Landasan Teori

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) merupakan

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka periode selama 5 (lima)

tahunan yang berisi penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dengan

berpedoman pada RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) serta

memperhatikan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

(Pasal 1 Angka 4 UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang”Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025”). RPJMD menekankan tentang

pentingnya menterjemahkan secara arif tentang visi, misi, dan agenda Kepala

Daerah terpilih dalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang

merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolak ukur

kinerja untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun ke

depan.

Mengacu pada UU 25/2004, penyusunan RPJMD perlu untuk memenuhi prinsip-

prinsip sebagai berikut :

1) Strategis

RPJMD harus erat kaitannya dengan proses penetapan kearah mana daerah

akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 tahun

mendatang, bagaimana mencapainya, dan langkah - langkah strategis apa yang

perlu dilakukan untuk mencapai tujuan.


25

2) Demokratis dan Partisipatif

Penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan

melibatkan masyarakat (dan seluruh stakeholder) dalam pengambilan keputusan

perencanaan di semua tahapan perencanaan.

3) Politis

Bahwa penyusunan RPJMD perlu melibatkan proses konsultasi dengan

kekuatan politik, terutama Kepala Daerah Terpilih dengan DPRD.

4) Perencanaan Bottom-up

Aspirasi dan kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan dalam

penyusunan RPJMD.

5) Perencanaan Top Down

Bahwa proses penyusunan RPJMD perlu adanya sinergi dengan rencana

strategis di atasnya yaitu RPJPD dan RPJM Nasional.

 Kerangka Analisis RPJMD

Untuk memperoleh konsistensi dan keterpaduan antara perencanaan

jangka menengah, perencanaan dan penganggaran tahunan, RPJMD perlu

menggunakan kerangka analisis dan program yang serupa dengan kerangka

program RKPD, Renja SKPD, Kebijakan Umum Anggaran, dan APBD. Kerangka

analisis yang diusulkan untuk RPJMD adalah menggunakan pembagian fungsi,

urusan wajib, dan urusan pilihan pemerintah daerah. Adapun fungsi Pemda

meliputi: pelayanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan

hidup, perumahan dan


26

fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, dan perlindungan

sosial.

 Proses Penyusunan RPJMD

Terdapat 3 alur spesifik dalam penyusunan RPJMD, yaitu alur proses

teknokratis strategis, alur partisipatif, dan alur proses legislasi dan politik. Ke 3

alur proses tersebut menghendaki pendekatan yang berbeda, namun saling

berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan RPJMD yang terpadu.

1) Alur Proses Strategis

Merupakan dominasi para perencana daerah dan pakar perencanaan

daerah. Alur ini ditujukan untuk menghasilkan informasi, analisis, proyeksi,

alternatif- alternatif tujuan, strategi, kebijakan, dan program sesuai kaidah teknis

perencanaan yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi alur proses

partisipatif.

2) Alur proses partisipatif

Merupakan alur bagi keterlibatan masyarakatdalam proses perencanaan

daerah. Alur ini merupakan serangkaian public participatory atau participatory

planning event untuk menghasilkan konsensus dan kesepakatan atas tahap-tahap

penting dalam pengambilan keputusan perencanaan. Alur ini merupakan wahana

bagi stackholder LSM, CSO, atau CBO untuk memberikan kontribusi yang afektif

pada setiap kesempatan even perencanaan partisipatif, kemudian mengkaji ulang

dan mengevaluasi hasil-hasil proses alur strategis.


27

3) Alur Legislasi dan Politis

Merupakan alur proses konsultasi dengan DPRD untuk menghasilkan

Perda RPJMD. Pada alur ini diharapkan DPRD dapat memberikan kontribusi

pemikirannya, review dan evaluasi atas hasil - hasil dari proses alur strategis

maupun proses alur partisipatif.

Penyusunan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)

disusun dengan tahapan:

 Persiapan Penyusunan RPJMD

Pasal 41

Persiapan penyusunan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

(1) huruf a, meliputi:

a) penyusunan rancangan keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan

tim penyusun RPJMD;

b) orientasi mengenai RPJMD;

c) penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD;

d) penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan Daerah

berdasarkan SIPD; dan

e) penyusunan rancangan teknokratik RPJMD


28

Pasal 42

Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD sebagaimanadimaksud dalam Pasal

41 huruf e, diselesaikan paling lambat sebelum penetapan Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah terpilih.

Pasal 43

Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal

42, mencakup:

a) analisis gambaran umum kondisi Daerah;

b) perumusan gambaran keuangan Daerah;

c) perumusan permasalahan pembangunan Daerah;

d) penelaahan dokumen perencanaan lainnya; dan

e) perumusan isu strategis Daerah.

Pasal 44

Hasil rancangan teknokratik RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43,

disajikan dengan sistematika paling sedikit memuat:

a) pendahuluan;

b) gambaran umum kondisi Daerah;

c) gambaran keuangan Daerah; dan

d) permasalahan dan isu strategis Daerah.


29

Pasal 45

(1) Rancangan teknokratik RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44

dibahas tim penyusun bersama dengan Perangkat Daerah untuk memperoleh

masukan dan saran sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah.

(2) Masukan dan saran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dirumuskan dalam

berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh Kepala BAPPEDA dan Kepala

Perangkat Daerah.

(3) Rancangan teknokratik RPJMD disempurnakan berdasarkan berita acara

kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 46

(1) Dalam hal terdapat jeda waktu antara pemilihan Kepala Daerah sampai dengan

dilantiknya Kepala Daerah terpilih melebihi jangka waktu 6 (enam) bulan,

rancangan teknokratik RPJMD dapat disempurnakan dengan berpedoman pada

visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih.

(2) Rancangan teknokratik RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun

dengan sistematika paling sedikit memuat :

a) pendahuluan;

b) gambaran umum kondisi Daerah;

c) gambaran keuangan Daerah;

d) permasalahan dan isu strategis Daerah;

e) visi, misi, tujuan dan sasaran;


30

f) strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah;

g) kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah;

h) kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah; dan

i) penutup.

(3) Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dikoordinasikan oleh Kepala BAPPEDA sebagai ketua tim.

 Penyusunan Rancangan Awal RPJMD

Pasal 47

(1) Penyusunan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (1) huruf b, dimulai sejak Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih

dilantik.

(2) Penyusunan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

merupakan penyempurnaan rancangan teknokratik RPJMD sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) dengan berpedoman pada visi, misi dan

program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih.

(3) Penyusunan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

mencakup:

a) penyempurnaan rancangan teknokratik RPJMD;

b) penjabaran visi dan misi Kepala Daerah;

c) perumusan tujuan dan sasaran;

d) perumusan strategi dan arah kebijakan;


31

e) perumusan program pembangunan Daerah;

f) perumusan program Perangkat Daerah; dan KLHS.

(4) Penyusunan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan sesuai dengan kaidah perumusan kebijakan perencanaan.

(5) Hasil perumusan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), disajikan dengan sistematika paling sedikit memuat:

a) pendahuluan;

b) gambaran umum kondisi Daerah;

c) gambaran keuangan Daerah;

d) permasalahan dan isu srategis Daerah;

e) visi, misi, tujuan dan sasaran;

f) strategi, arah kebijakan dan program pembangunan Daerah;

g) kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah;

h) kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah; dan

i) penutup.

Pasal 48

(1) Rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4),

dibahas dengan para pemangku kepentingan melalui forum konsultasi publik.

(2) Forum konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah rancangan awal RPJMD disusun, dan di

koordinasikan oleh BAPPEDA.


32

(3) Forum konsultasi publik provinsi melibatkan BAPPEDAkabupaten/kota,

Perangkat Daerah provinsi, dan pemangku kepentingan.

(4) Forum konsultasi publik Daerah kabupaten/kota melibatkan Perangkat Daerah

kabupaten/kota dan pemangku kepentingan.

(5) Forum konsultasi publik bertujuan untuk memperoleh masukan

penyempurnaan rancangan awal RPJMD.

(6) Hasil konsultasi publik provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

dirumuskan dalam berita acarakesepakatan yang ditandatangani oleh

BAPPEDAkabupaten/kota, Perangkat Daerah Provinsi, dan setiap unsur yang

mewakili pemangku kepentingan.

(7) Hasil konsultasi publik kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

dirumuskan dalam berita acara kesepakatan yang ditandatangani oleh setiap unsur

yang mewakili pemangku kepentingan.

(8) Rancangan awal RPJMD disempurnakan berdasarkan berita acara kesepakatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7).

Pasal 49

(1) BAPPEDA mengajukan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 48 ayat (8) kepada Kepala Daerah untuk memperoleh persetujuan

pembahasan dengan DPRD.

(2) Kepala Daerah mengajukan rancangan awal RPJMD kepada DPRD untuk

dibahas dan memperoleh kesepakatan.


33

(3) Pengajuan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

harus disampaikan paling lambat 40 (empat puluh) hari sejak Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah dilantik.

(4) Pembahasan dan kesepakatan terhadap rancangan awal RPJMD sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak diterima oleh ketua

DPRD.

(5) Hasil pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

dirumuskan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani oleh Kepala Daerah dan

ketua DPRD.

(6) Rancangan awal RPJMD disempurnakan berdasarkan nota kesepakatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

(7) Dalam hal sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), tidak

tercapai kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) maka Kepala Daerah

dapat melanjutkan tahapan penyusunan berikutnya.

Pasal 50

(1) Gubernur dan/atau bupati/wali kota mengajukan rancangan awal RPJMD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (6) kepada Menteri dan/atau gubernur

untuk dikonsultasikan.

(2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat

50 (lima puluh) hari setelah Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah dilantik.


34

Pasal 51

(1) Gubernur mengkonsultasikan rancangan awal RPJMD provinsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 50 kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina

Pembangunan Daerah.

(2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk memperoleh

masukan terhadap rancangan awal RPJMD provinsi.

(3) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan dalam bentuk

surat Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.

Pasal 52

(1) Bupati/wali kota mengkonsultasikan rancangan awal RPJMD kabupaten/kota

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 kepada gubernur.

(2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk memperoleh

masukan terhadap rancangan awal RPJMD kabupaten/kota.

(3) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dalam bentuk surat kepala

BAPPEDA provinsi.

Pasal 53

(1) Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) dikoordinasikan

oleh Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.

(2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat 5

(lima) hari sejak dokumen diterima secara lengkap.


35

(3) Dokumen diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri

atas:

a) surat permohonan konsultasi dari gubernur kepada Menteri melalui

Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah;

b) rancangan awal RPJMD provinsi;

c) nota kesepakatan hasil rancangan awal RPJMD provinsi dengan DPRD; dan

d) hasil pengendalian dan evaluasi perumusan kebijakan perencanaan

pembangunan jangka menengah Daerah provinsi.

Pasal 54

(1) Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) dikoordinasikan

oleh BAPPEDA provinsi dengan melibatkan Perangkat Daerah provinsi.

(2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat 5

(lima) hari sejak dokumen diterima secara lengkap.

(3) Dokumen diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri

atas:

a) surat permohonan konsultasi dari bupati/wali kotakepada gubernur;

b) rancangan awal RPJMD kabupaten/kota;

c) nota kesepakatan hasil rancangan awal RPJMD kabupaten/kota dengan

DPRD; dan

d) hasil pengendalian dan evaluasi perumusan kebijakan perencanaan

pembangunan jangka menengah Daerah kabupaten/kota.


36

Pasal 55

(1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah menyampaikan

saran penyempurnaanrancangan awal RPJMD provinsi kepada gubernur paling

lambat 5 (lima) hari sejak konsultasi dilaksanakan.

(2) Gubernur melalui kepala BAPPEDA provinsi menyampaikan saran

penyempurnaan rancangan awal RPJMD kabupaten/kota kepada bupati/walikota

paling lambat 5 (lima) hari sejak konsultasi dilaksanakan.

Pasal 56

(1) Gubernur menyempurnakan rancangan awal RPJMD provinsi berdasarkan

saran penyempurnaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1).

(2) Bupati/wali kota menyempurnakan rancangan awal RPJMD kabupaten/kota

berdasarkan saran penyempurnaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat

(2).

Pasal 57

BAPPEDA mengajukan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 56 kepada Kepala Daerah sebagai bahan penyusunan surat edaran Kepala

Daerah tentang penyusunan rancangan Renstra Perangkat Daerah kepada kepala

Perangkat Daerah.

Pasal 58

(1) BAPPEDA menyampaikan surat edaran Kepala Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 57 kepada kepala Perangkat Daerah dengan melampirkan

rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56.


37

(2) Rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi dasar

bagi Perangkat Daerah untuk menyempurnakan rancangan awal Renstra

Perangkat

Daerah.

Pasal 59

(1) Rancangan awal Renstra Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

58 ayat (2) dibahas dengan pemangku kepentingan dalam forum Perangkat

Daerah/lintas Perangkat Daerah untuk memperoleh saran dan pertimbangan.

(2) Rancangan awal Renstra Perangkat Daerah disempurnakan berdasarkan hasil

forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

Pasal 60

(1) Kepala Perangkat Daerah menyampaikan rancangan awal Renstra Perangkat

Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) kepada BAPPEDA untuk

diverifikasi.

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk memastikan kesesuaian

rancangan awal Renstra Perangkat Daerah dengan rancangan awal RPJMD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57.


38

 Penyusunan Rancangan RPJMD

Pasal 61

(1) Penyusunan rancangan RPJMD provinsi adalah proses penyempurnaan

rancangan awal RPJMD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)

dan berdasarkan rancangan Renstra Perangkat Daerah provinsi yang telah

diverifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1).

(2) Penyusunan rancangan RPJMD kabupaten/kota adalah penyempurnaan

rancangan awal RPJMD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56

ayat (2) dan berdasarkan rancangan Renstra Perangkat Daerah kabupaten/kota

yang telah diverifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1).

Pasal 62

Rancangan RPJMD disajikan paling sedikit dengan sistematika sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47 ayat (5).

Pasal 63

(1) BAPPEDA mengajukan rancangan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 62 kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dalam rangka

memperoleh persetujuan pelaksanaan Musrenbang RPJMD.

(2) Persetujuan pelaksanaan Musrenbang RPJMD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), paling lambat 70 (tujuh puluh) hari setelah Kepala Daerah dilantik.
39

 Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Musrenbang RPJMD

Musrenbang RPJMD bertujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi

dan kesepakatan terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan program

pembangunan daerah yang telah dirumuskan dalam ranwal RPJMD.

Pasal 64

(1) Musrenbang RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1)

bertujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap

tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan Daerah yang

telah dirumuskan dalam rancangan awal RPJMD.

(2) BAPPEDA melaksanakan dan mengkoordinasikan Musrenbang RPJMD.

(3) Musrenbang RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihadiri oleh para

pemangku kepentingan.

(4) Musrenbang RPJMD dilaksanakan paling lambat 75 (tujuh puluh lima) hari

setelah pelantikan Kepala Daerah.

(5) Pejabat dari kementerian/lembaga tingkat pusat atau dari unsur lain terkait

dapat diundang menjadi narasumber dalam Musrenbang RPJMD.

Pasal 65

Hasil Musrenbang RPJMD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan

ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan yang menghadiri

Musrenbang RPJMD.
40

 Perumusan Rancangan Akhir RPJMD

Pasal 66

(1) Perumusan rancangan akhir RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (1) huruf e merupakan proses penyempurnaan rancangan RPJMD menjadi

rancangan akhir RPJMD berdasarkan berita acara kesepakatan hasil Musrenbang

RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65.

(2) Rancangan akhir RPJMD disajikan paling sedikit dengan sistematika

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (5).

Pasal 67

(1) BAPPEDA menyampaikan rancangan akhir RPJMD sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 66 ayat (2) yang dimuat dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang

RPJMD kepada Sekretaris Daerah melalui Perangkat Daerah yang membidangi

hukum.

(2) Penyampaian rancangan akhir RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

paling lambat 5 (lima) hari setelah pelaksanaan Musrenbang RPJMD.

(3) Sekretaris Daerah menugaskan kepala Perangkat Daerah yang membidangi

hukum untuk melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan

rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).
41

Pasal 68

(1) Sekretaris Daerah melalui Perangkat Daerah yang membidangi hukum

menyampaikan hasil pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan rancangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (3), kepada kepala BAPPEDA untuk

mendapatkan paraf persetujuan pada setiap halaman rancangan Peraturan Daerah

tentang RPJMD.

(2) Sekretaris Daerah menugaskan Kepala BAPPEDA menyampaikan rancangan

Peraturan Daerah tentang RPJMD yang telah dibubuhi paraf persetujuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Kepala Daerah.

(3) Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), yang akan disampaikan kepada DPRD, dipaparkan kepala BAPPEDA

kepada Kepala Daerah.

Pasal 69

(1) Kepala Daerah menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3) kepada DPRD untuk dibahas

dalam rangka memperoleh persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah

terhadap rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD.

(2) Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), terdiri dari rancangan Peraturan Daerah dan rancangan akhir RPJMD.
42

(3) Penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah Kepala

Daerah dan wakil Kepala Daerah dilantik.

 Penetapan RPJMD

Pasal 70

(1) Gubernur menetapkan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD provinsi

yang telah dievaluasi oleh Menteri menjadi Peraturan Daerah Provinsi tentang

RPJMD provinsi paling lambat 6 (enam) bulan setelah gubernur dan wakil

gubernur dilantik.

(2) Bupati/wali kota menetapkan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD

kabupaten/kota yang telah dievaluasi oleh gubernur menjadi Peraturan Daerah

kabupaten/kota tentang RPJMD kabupaten/kota paling lambat 6 (enam) bulan

setelah bupati/wali kota dan wakil bupati/wali kota dilantik.

(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan

paling lambat 5 (lima) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.

Pasal 71

Apabila penyelenggara Pemerintahan Daerah tidak menetapkan Peraturan Daerah

tentang RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, anggota DPRD dan

gubernur/bupati/wali kota dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan

hak keuangan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama

3 (tiga) bulan.
43

Pasal 72

RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 70, digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan

pemerintahan Daerah.

b. Pembangunan Daerah

Pembangunan berasal dari kata dasar bangun yang artinya bangkit.

Pembangunan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk melakukan

perubahan sosial ekonomi ke arah yang lebih baik. Pembangunan adalah segala

sesuatu yang bersifat dinamis, bukan statis. Hal ini disebabkan pembangunan

selalu mengalami perubahan dari yang belum ada menjadi ada, dari yang belum

bagus menjadi lebih bagus lagi. Dengan demikian pembangunan mengandung arti

perubahan tanpa akhir.

Beberapa pengertian pembangunan yang diajukan oleh para ahli sebagai berikut:

a) Nugroho dan Dahuri (2004) menyatakan “Pembangunan sebagai suatu

upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara

sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai

aspirasinya yang paling manusiawi”.

b) Siagian (2003) mendefinisikan “Pembangunan sebagai suatu usaha atau

rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang

dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah

menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa”.


44

c) Listyaningsih (2014) memberi arti “Pembangunan sebagai rangkaian usaha

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang

ditempuh oleh suatu negara menuju arah yang lebih baik”.

d) Supardi (1994) menyatakan “Pembangunan adalah proses sosial yang

bersifat integral dan menyeluruh, baik berupa pertumbuhan ekonomi

maupun perubahan sosial demi terwujudnya masyarakat yang lebih

makmur”.

e) Kartasasmita (1996) mengartikan “Pembangunan sebagai suatu proses

perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara

terencana”.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pembangunan adalah usaha

sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang ke arah yang lebih baik

dengan mengerahkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Menurut Siagian (2003) menyatakan bahwa ide pokok pembangunan mengandung

makna sebagai berikut :

a) Bahwa pembangunan merupakan suatu proses yang tanpa akhir;

b) Pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan

secara terus menerus;

c) Pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaannya

berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan;

d) Pembangunan mengarah kepada modernitas;


45

e) Modernitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multidimensional,

proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha membina

bangsa dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah

ditentukan.

Demikian halnya dengan pendapat Tjokroamidjojo (1995) yang

menyimpulkan bahwa ada beberapa makna pembangunan yaitu :

a) Pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ketatanan

kehidupan masyarakat yang lebih baik;

b) Pembangunan sebagai upaya manusia yang sadar, terencana dan

melembaga; Pembangunan sebagai proses sosial yang bebas nilai (value

free);

c) Pembangunan memperoleh sifat dan konsep transendental, sebagai meta-

disciplinary phenomenon bahkan memperoleh bentuk sebagai ideologi,

the ideologi of developmentalism;

d) Pembangunan sebagai konsep yang syarat nilai (value loaded) menyangkut

proses pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara makin meningkat;

e) Pembangunan menjadi culture specific, situation specific, and time specific.

Selanjutnya, Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa keberhasilan

pembangunan ekonomi dilihat dari 3 (tiga) hal sebagai berikut :

a) Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya (basic needs);

b) Meningkatnya asa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia;


46

c) Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from

servitude).

Oleh karena itu, Pembangunan akan berhasil apabila masyarakatnya bisa

hidup sejahtera. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan adalah proses

perubahan terencana yang secara sadar dilakukan oleh masyarakat atau

sekelompok masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Proses pembangunan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat baik sosial,

ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan baik pada level makro (nasional),

maupun mikro (kelompok masyarakat). Dengan pembangunan diharapkan ada

pertumbuhan dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat.

Sedangkan pengertian Daerah, dalam konteks pembagian administratif

di Indonesia, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-

batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat. Daerah terdiri atas Provinsi, Kabupaten, atau Kota.

Sedangkan kecamatan, desa, dan kelurahan tidaklah dianggap sebagai suatu

Daerah (daerah otonom). Daerah dipimpin oleh Kepala Daerah

(gubernur/bupati/wali kota), dan memiliki Pemerintahan Daerah serta Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Di Malaysia, "daerah" adalah bagian dari negeri

(negara bagian), kecuali di Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) di mana

"daerah" adalah bagian dari "bahagian" (divisi), yang sendirinya merupakan

bagian dari negeri. Di negara lain, daerah adalah istilah yang dipakai sejumlah

negara untuk istilah bagi wilayah administrasinya seperti región yang digunakan

di Chili.
47

Sedangkan Pembangunan Daerah merupakan suatu peroses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya - sumberdaya yang

ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Dalam

hubungan ini pembangunan daerah diarahkan untuk memanfaatkan secara

maksimal potensi sumber daya alam dan mengembangkan sumber daya manusia

dengan meningkatkan kualitas hidup, keterampilan, prakarsa dengan bimbingan

dan bantuan dari pemerintah. Dengan demikian ciri pokok pembangunan daerah

adalah :

a) Meliputi seluruh aspek kehidupan;

b) Dilaksanakan secara terpadu;

c) Meningkatkan swadaya masyarakat.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu peroses, yaitu suatu peroses

yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-

industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan

produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu

pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Setiap upaya

pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk

mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara

bersama- sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu,

pemerintah daerah (beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan

sumberdaya yang
48

ada) harus mampu meanksir potensi setiap sumberdaya yang diperlukan untuk

meranang dan membangun prekonomian daerah (Arsyad, 2010).

Menurut Todaro (2003) pembangunan suatu daerah harus mencakup tiga

inti nilai, yaitu :

a) Ketahanan (sustenance) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok

(sandang, pangan, papan, kesehatan dan proteksi);

b) Harga diri (self esteem) Pembangunan haruslah memanusiakan. Dalam arti

luas pembangunan suatu daerah haruslah meningkatkan kebanggaan

sebagai manusia yang berada di daerah itu;

c) Kebebasan (Freedom for servitude) Kebebasan bagi individu suatu Negara

untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk

berpartisipasi dalam pembangunan.

Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan pembangunan

jangka pendek adalah menunjang atau mendukung keberhasilan pembangunan

proyek – proyek penunjang daerah.

Tujuan pembangunan jangka panjang adalah mengembangkan seluruh

desa di Indonesia menjadi desa swasembada melalui tahap – tahap desa swadaya

dan swakarya dan memperhatikan keserasian pembangunan daerah pedesaan dan

daerah perkotaan, imbangan kewajiban antara pemerintah dan masyarakat serta

keterpaduan yang harmonis antara program sektoral atau regional dengan


49

partisipasi masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat

dalam rangka pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia (Sudirwo, 1981 :64)

Dalam GBHN 1998 disebutkan bahwa arah dan kebijakan pembangunan

daerah adalah untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan

peranserta aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah

secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis,

serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Karena itu penting dan sangat krusial untuk mewujudkan tercapainya

keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan

kepuasan batiniah sehingga keadilan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan

merata di seluruh tanah air.

Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No.

32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah mempunyai

kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan

penyelenggaran pemerintah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat

daerah yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal pembiayaan dan keuangan

daerah diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan

UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah

tidak hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk

mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber

daya secara optimal. Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi

serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila

pelaksanaan prioritas
50

pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-

masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang

optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan

ekonomi daerah yang bersangkutan (Juhanis, 2012).

3.3.2 Strategi Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2023

Strategi adalah langkah berisikan program - program sebagai prioritas

pembangunan daerah/ perangkat daerah untuk mencapai sasaran. Berbagai

rumusan strategi yang disusun menunjukkan kemantapan pemerintah daerah

dalam memegang prinsipnya sebagai pelayan masyarakat.

Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien sebagai pola

strategis pembangunan akan memberikan nilai tambah (value added) pada

pencapaian pembangunan daerah dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai

salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah, rumusan

strategi akan mengimplementasikan bagaimana sasaran pembangunan akan

dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari pemangku kepentingan.

Metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan strategi

pembangunan jangka menengah Kota Bandung tahun 2018-2023 yaitu analisis

Logic Model atau Model Logika.

Logic model adalah alat yang menyampaikan skema, program, atau proyek

singkat, format yang visual. Logic model ini menjelaskan tindakan yang

direncanakan dan hasil yang diharapkan. Logic model adalah gambaran ringkas
51

yang menjelaskan hubungan antara masukan, kegiatan, keluaran, dan hasil serta

kebutuhan masyarakat dan/atau pemangku kepentingan yang terlibat dan

terdampak. Dalam melaksanakan analisis perencanaan kinerja, teori yang

digunakan adalah teori logic model dari Knowlton dan Phillips (2013) sebagai

metode analisisnya.

Secara umum, teori logic model dari Knowlton dan Phillips digunakan

untuk menjelaskan ide, menyelesaikan permasalahan - permasalahan atau menilai

kemajuan dari suatu program. Melalui logic model juga dapat dijelaskan mengenai

hubungan yang kompleks antar unsur-unsur atau bagian, serta menjelaskan

tentang tindakan-tindakan yang direncanakan dan hasil yang diharapkan. Logic

model menawarkan sebuah cara untuk dapat mengungkapkan dan secara bersama-

sama memahami hubungan antara elemen -elemen yang diperlukan untuk

menjalankan sebuah program atau upaya - upaya perubahan. Logic model

menjelaskan batasan- batasan mengenai rancangan apa yang telah direncanakan

dan hasil apa yang diharapkan.

Konsep logic model menyediakan sebuah road map yang spesifik dan

terukur mulai dari awal hingga akhir. Secara sederhana, melalui logic model

digambarkan sebuah alur mulai dari aksi - aksi atau kegiatan yang dilaksanakan

sampai dengan hasil yang diharapkan. Logic model membantu penyusunan desain,

perencanaan, pengembangan strategi, serta lebih lanjut dapat digunakan untuk

monitoring dan evaluasi pada level Pemerintah Kota Bandung. Model ini dapat

diuji untuk kelayakan, dan lebih detailnya dapat menyelaraskan dengan kegiatan,

sumber daya, output pada urusan teknis atau perangkat daerah. Hubungan antara
52

unsur - unsur terjadi berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal), serta dapat

menjadi acuan dalam menyusun rencana aksi pemerintah maupun pada perangkat

daerah. Visualisasi logic model dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Basic Logic Model

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 - 2023

Pada penentuan strategi dan arah kebijakan yang akan menjadi panduan

Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran

pembangunan, dirumuskan dengan memformulasikan short term outcome untuk

strategi dan intermediate term outcome untuk arah kebijakan dan menjadi dasar

bagi penentuan program prioritas. Melalui penerapan instrumen ini dapat dilihat

kehandalan suatu program untuk mewujudkan sasaran daerah yang telah

direncanakan dengan perumusan strategi berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan logic model. Sejalan dengan konsep logic model yang digunakan

sebagai dasar analisis, maka desain program yang direncanakan diharapkan

mampu menunjukkan hubungan kelogisannya mulai dari aktivitas apa yang

dilakukan, output yang dihasilkan, serta outcome apa yang diharapkan pada

perangkat daerah
53

untuk mencapai tujuan akhir dalam hal ini adalah visi Wali Kota Bandung yang

harus dicapai dalam waktu lima (5) tahun. Jabaran model kerangka logis mulai

dari input, aktivitas, output serta outcome dalam rangka pencapaian dampak

(impact) dituangkan dalam sebuah bagan pohon kinerja atau disebut pula dengan

cascading kinerja, sebagaimana gambaran pohon kinerja pada Gambar berikut :

Gambar 3.2 Pohon Kinerja

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 – 2023 dan diolah


54

Pohon kinerja merupakan penjabaran kinerja dan indikator kinerja ke

dalam kinerja yang lebih terperinci atau kondisi-kondisi yang mempengaruhinya,

dengan menggunakan kerangka logis. Pohon kinerja digunakan untuk

merumuskan kinerja apa yang harus dilakukan di tingkat di bawahnya atau

merumuskan kegiatan apa yang harus dilakukan, dengan prinsip umum

penyusunan sebagai berikut :

1) Logis atau terdapat hubungan sebab akibat;

2) Empiris, berdasarkan kondisi yang ada;

3) Antisipatif atau berdasarkan hipotesa bukan untuk dipakai dalam jangka

pendek;

4) Dinamis, atau mengikuti perubahan lingkungan;

5) Wholistic atau crosscutting dengan organisasi lain;

6) Out of the box yaitu untuk mencari yang terbaik bukan mempertahankan

kondisi eksisting;

7) Materialisme yaitu memperhatikan tingkat kepentingan, bobot tinggi, dan

strategis.

Berdasarkan pendekatan tersebut, maka strategi dan arah kebijakan yang

dipilih dalam mencapai sasaran pembangunan jangka menengah Kota Bandung

dapat sekaligus menjawab isu strategis pembangunan. Lebih lanjut, melalui

penerapan instrumen ini dapat dilihat kehandalan suatu program untuk

mewujudkan sasaran daerah yang telah direncanakan. Tujuan, sasaran, dan

strategi setiap misi Kota Bandung Tahun 2018-2023 didalam RPJMD disajikan

dalam Tabel berikut ini :


55

Tabel 3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Setiap Misi Kota Bandung Tahun

2018 -2023 didalam RPJMD

ARAH
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1. Membangun 1). Meningkatnya 1). Meningkatkan mutu Meningkatkan
masyarakat Kota kualitas Pendidikan infrastruktur jaminan
Bandung yang masyarakat Pendidikan Pendidikan dan
mandiri dengan 2). Meningkatnya 2). Meningkatkan mutu Kesehatan yang
jaminan Pendidikan, derajat kesehatan proses pembelajaran bermutu, adil
Kesehatan dan masyarakat 3). Meningkatkan mutu dan merata
Sosial yang pendidik dan tenaga
bermutu, adil dan kependidikan
merata berlandaskan 4). Meningkatkan
nilai – nilai Agama Akuntabilitas
dan Budaya pengelolaan pendidikan
5). Meningkatkan
budaya baca
6). Meningkatkan
kualitas lingkungan
sehat
7). Meningkatkan
budaya hidup
sehat
8). Meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
2. Terlaksananya Meningkatnya 1). Meningkatkan Melaksanakan
reformasi birokrasi kapasitas dan profesionalisme SDM reformasi
yang efektif dan akuntabilitas aparatur birokrasi melalui
efisien kinerja birokrasi 2). Meningkatkan pemanfaatan
integritas aparatur teknologi
56

sebagai pelayan informasi dan


masyarakat mengembangkan
3). Meningkatkan kebijakan
kapasitas manajemen pengelolaan
pengawasan pemerintahan
4). Penguatan yang efektif dan
kelembagaan tepat efisien
ukuran dan tepat
fungsi 5).
Meningkatkan kualitas
peraturan perundang –
undangan 6).
Meningkatkan kinerja
instansi pemerintah
7). Meningkatkan
ketatalaksanaan yang
efektif dan efisien
8). Meningkatkan
manajemen
penyelenggaraan
pelayanan public yang
berkualitas
3. Terciptanya Meningkatnya 1). Mendorong daya Meningkatkan
pertumbuhan perekonomian kota saing koperasi dan perekonomian
ekonomi yang maju, Meningkatkan UMKM untuk kota yang
berkelanjutan dan kesempatan kerja mendukung penguatan mandiri dan adil
berkeadilan Menurunnya ekonomi kerakyatan melalui
jumlah penduduk yang kreatif kemudahan
miskin 2). Meningkatkan investasi dan
produk unggulan pengelolaan
daerah berbasis pariwisata serta
57

pemberdayaan penguatan pada


masyarakat usaha kecil dan
3). Meningkatkan daya menengah
saing industri unggulan
dan iklim perdagangan
yang kondusif
4). Mewujudkan
ketahanan pangan
dan pertanian
perkotaan yang
berkelanjutan 5).
Meningkatkan
pengembangan
perdagangan pasar
tradisional
Meningkatkan kualitas
iklim usaha dan
invenstasi yang
kondusif 6).
Meningkatkan promosi
dan kerjasama investasi
Meningkatkan
kepatuhan pelaku usaha
atas izin yang
diterbitkan
7). Meningkatkan daya
saing pariwisata,
lingkungan bisnis
pariwisata, tata kelola,
dan infrastruktur
pariwisata Kota
Bandung Peningkatan
58

pemenuhan
kesempatan kerja bagi
angkatan kerja
8). Mendorong
terciptanya lapangan
pekerjaan baru berbasis
padat karya Mendorong
daya saing koperasi
dan UMKM untuk
mendukung penguatan
ekonomi kerakyatan
yang kreatif
Menurunnya jumlah
penduduk miskin 9).
Meningkatkan kualitas
pelayanan dasar dan
bantuan/jaminan sosial
bagi warga miskin
10). Mewujudkan
ketahanan pangan dan
pertanian perkotaan
yang berkelanjutan
11). Membangun rusun
untuk seluruh lapisan
masyarakat dengan
memperhatikan fungsi
dan keseimbangan
lingkungan hidup
4. Terwujudnya Meningkatnya 1) Meningkatkan
infrastruktur dan ruang kota yang ketersediaan lahan
tata ruang kota yang aman, nyaman,
59

berkualitas dan tertib dan 2) Mewujudkan


berwawasan berkelanjutan Bandung nyaman
lingkungan Meningkatnya melalui perencanaan
infrastruktur kota tata ruang,
terpadu dan infrastruktur kota yang
berkualitas berkelanjutan dan
Meningkatnya berwawasan
kualitas lingkungan lingkungan
hidup Kota 3) Menurunkan
Bandung pelanggaran perijinan
tata ruang
Meningkatkan kualitas
RTH
4) Meningkatkan
peran serta
masyarakat/ swasta
5) Meningkatkan
kapasitas saluran
drainase 6)
Meningkatkan fungsi
lahan pada wilayah
hulu/ wilayah
perbatasan
kota/kabupaten
7).
Meningkatkan
resapan air hujan
8).
Meningkatkan
peran serta
masyarakat/ swasta 9).
Meningkatkan sarana
60

dan prasarana mobilitas


penduduk kota
10). Meningkatkan
aksesibilitas sarana
dan prasarana jalan
11). Meningkatkan
manajemen kebutuhan
lalulintas
12). Meningkatkan
keselamatan berlalu
lintas 13).
Meningkatkan
kapasitas dan kualitas
jalan kota dengan
memperhatikan prinsip
jalan yang
berkeselamatan
14). Mengembangkan
sistem jaringan
angkutan umum massal
yang terintegrasi dan
transportasi ramah
lingkungan
15). Mengendalikan
ketertiban dan
keselamatan lalu
lintas 16).
Meningkatkan
kualitas kawasan
permukiman
17). Meningkatkan
akses sanitasi dan air
61

minum 18).
Meningkatkan
pembiayaan dan
pemberdayaan
masyarakat kawasan
kumuh
19). Meningkatkan
akses air bersih
20). Meningkatkan
ketersediaan dan
pasokan sumber
air baku
21). Mengurangi
tingkat kehilangan air
22). Meningkatkan
indeks kualitas air
Meningkatkan indeks
kualitas udara
23). Meningkatkan
penanganan sampah
24). Mengurangi
sampah dari sumber

5. Optimalisasi Meningkatnya 1). Mendorong Mengoptimalkan


partisipasi dan partisipasi dan peningkatan swadaya pembangunan
kolaborasi dalam kolaborasi masyarakat dalam Kota melalui
pembangunan masyarakat dalam berpartisipasi dan partisipasi,
pembangunan berkolaborasi pada kolaborasi
Meningkatnya pembangunan kota masyarakat dan
partisipasi dan 2). Mengembangkan swasta dengan
kolaborasi swasta skema kolaborasi pemerintah kota
62

dalam pembiayaan
pembangunan pembangunan sesuai
peraturan perundang-
undangan melalui
kerjasama daerah
(Kerjasama Daerah,
PINA, KPBU,
Penugasan BUMD,
Obligasi Daerah, TJSL,
Sumbangan Pihak
Ketiga, dll)

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 – 2023 dan diolah

Sedangkan untuk tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan setiap misi

Kota Bandung Tahun 2018-2023 didalam Perubahan RPJMD dijelaskan sebagai

berikut :

Misi 1

Membangun Masyarakat yang Humanis, Agamis, berkualitas dan

berdaya saing

 Tujuan : Membangun Masyarakat Kota Bandung yang Mandiri dengan

Jaminan Pendidikan, Kesehatan dan Sosial yang Bermutu, Adil dan

Merata Berdasarkan Nilai Nilai Agama dan Budaya

 Sasaran :

1) Meningkatnya Pendidikan Masyarakat

2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat


63

3) Meningkatnya Masyarakat Kota yang Humanis

 Strategi :

1) Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan

2) Terwujudnya Mutu Pembelajaran

3) Meningkatnya Budaya Baca

4) Meningkatnya Kualitas Lingkungan Sehat, Budaya Sehat, dan Mutu

Pelayanan Kesehatan

5) Meningkatnya Budaya Masyarakat Kota yang Rukun, Tertib, dan Tenteram

6) Meningkatnya Budaya Gotong Royong Masyarakat dan Peran Pemuda

Dalam Pembangunan

7) Meningkatnya Pemajuan Kebudayaan, Kesejahteraan Sosial, Ketahanan

Keluarga, Perlindungan Perempuan, dan Anak

 Arah kebijakan :

1) Terwujudnya Aksesibilitas Siswa PAUD

2) Terwujudnya Aksesibilitas Siswa SD dan SMP Negeri

3) Terimplementasinya Kurikulum Pendidikan

4) Meningkatnya Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5) Meningkatnya Pemanfaatan Bahan Bacaan dan Sumber Informasi

6) Meningkatnya Ketersediaan Fasilitas Membaca dan Sumber Informasi

7) Meningkatnya Kebiasaan Membaca Masyarakat

8) Meningkatnya Sumber Daya Kesehatan

9) Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Sarana Kesehatan

Lingkungan
64

10) Meningkatnya Kualitas Pangan dan Hygine Sanitasi Tempat Pengelolaan

Pangan

11) Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Hidup Sehat dan Terkendalinya

Laju Pertumbuhan Penduduk

12) Meningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat

13) Meningkatnya Kebugaran Fisik Masyarakat

14) Terwujudnya Kerukunan, Ketenteraman dan Ketertiban

15) Meningkatnya Gotong Royong dan Peran Pemuda Dalam Pembangunan

16) Meningkatnya Pelestarian Cagar Budaya

17) Meningkatnya Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Objek

Pemajuan Kebudayaan

18) Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Seni Tradisi

19) Meningkatnya Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak

20) Meningkatnya Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan

21) Meningkatnya Ketahanan Keluarga dan Fungsi Sosial Masyarakat

Misi 2 :

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani, efektif, efisien, dan

bersih

 Tujuan : Terlaksananya reformasi birokrasi yang efektif dan efisien

 Sasaran : Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

 Strategi :

1) Meningkatnya Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel


65

2) Meningkatnya Birokrasi yang Kapabel

3) Meningkatnya Kinerja Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang

Prima

 Arah Kebijakan :

1) Meningkatnya Kapasitas Manajemen Pengawasan dan Manajemen

Keuangan

2) Meningkatnya Kinerja Perencanaan Pemerintah Daerah dan Manajemen

Kepegawaian Daerah

3) Meningkatnya Pengembangan Sumber Daya Manusia

4) Meningkatnya Pengelolaan Data dan Statistik

5) Meningkatnya Pengelolaan Persandian dan Aplikasi Informatika

6) Meningkatnya Pengawasan Kearsipan Pemerintah Kota Bandung

7) Meningkatnya Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kewilayahan

8) Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kependudukan

9) Terwujudnya Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan

Pelayanan Publik yang Berkualitas

Misi 3 :

Membangun perekonomian yang mandiri, kokoh, dan berkeadilan

 Tujuan : Terciptanya Pertumbuhan Ekonomi yang Maju, Berkelanjutan,

dan Berkeadilan

 Sasaran : Meningkatnya Pertumbuhan dan Pemerataan Perekonomian Kota


66

 Strategi :

1) Meningkatnya Kualitas Destinasi Wisata

2) Meningkatnya Ekosistem Ekonomi Kreatif yang Berdaya Saing

3) Meningkatnya Investasi

4) Meningkatnya Daya Saing Perdagangan dan Perindustrian

5) Meningkatnya Kualitas Koperasi

6) Terwujudnya Masyarakat Miskin

7) Meningkatnya Kualitas Ketenagakerjaan

8) Meningkatnya Kualitas Usaha Mikro

9) Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Pangan

 Arah Kebijakan :

1) Meningkatnya Kualitas Destinasi Wisata dan Pemasaran Pariwisata

2) Meningkatnya Ekosistem Ekonomi Kreatif dan Pengembangan Sumber

Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

3) Mengembangkan Iklim Penanaman Modal, Promosi Penanaman Modal

serta Pengendalian Penanaman Modal

4) Meningkatnya Daya Saing Produk Unggulan serta Iklim Perdagangan dan

Industri yang Kondusif Ketersediaan Stok Barang Kebutuhan Pokok

5) Meningkatnya Pemberdayaan Usaha Koperasi dan Kepatuhan Koperasi

6) Meningkatnya Fasilitasi Perijinan Usaha Simpan Pinjam dan Sumber Daya

Manusia (SDM) Koperasi

7) Terwujudnya Kecukupan Pangan Masyarakat Miskin

8) Meningkatnya Rumah Masyarakat Miskin Layak Huni


67

9) Terwujudnya Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin dan

Pelayanan Pendidikan bagi Masyarakat Miskin

10) Terwujudnya Bantuan Sosial

11) Meningkatnya Kualitas Ketenagakerjaan

12) Meningkatnya Pemberdayaan Usaha Mikro dan Pengembangan Usaha

Mikro

13) Meningkatnya Pelaku Usaha Pangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pangan

Misi 4 :

Mewujudkan kota Bandung yang nyaman melalui perencanaan tata ruang,

pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang

berkualitas dan berwawasan lingkungan

 Tujuan : Terwujudnya Infrastruktur dan Tata Ruang Kota yang

Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

 Sasaran :

1) Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

2) Meningkatnya Infrastruktur Kota Terpadu dan Berkualitas

 Strategi :

1) Meningkatnya Kualitas Air dan Udara

2) Meningkatnya Luasan dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

3) Meningkatnya Efektivitas Pengelolaan Sampah

4) Meningkatnya Pelayanan Jalan


68

5) Menurunnya Luasan Kawasan Kumuh

6) Meningkatnya Pelayanan Air Minum

7) Menurunnya Genangan

8) Meningkatnya Kepatuhan Pembangunan Terhadap Ketentuan Tata Ruang

dan Bangunan Gedung

 Arah Kebijakan :

1) Menurunnya Sumber Pencemaran Air dan Pencemar Air Sumber Limbah

Industri Menurunnya Pencemar Air Sumber Limbah Domestik dan

Sumber Pencemaran Udara Menurunnya Pencemar Udara Sumber Tidak

Bergerak dan Pencemar Udara Sumber Bergerak

2) Meningkatnya Kuantitas RTH Publik

3) Meningkatnya RTH dari Serah Terima Prasarana, Sarana, dan Utilitas

(PSU) Perumahan Meningkatnya RTH dari Pengadaan Lahan

Meningkatnya RTH Alih Fungsi Ekologis

4) Meningkatnya Kuantitas RTH Privat dan Kepatuhan Penyediaan RTH

Privat

5) Meningkatnya Verifikasi dan Validasi Data RTH Privat

6) Meningkatnya Kualitas RTH Publik

7) Meningkatnya Penataan Pemakaman, Pemeliharaan Taman, Median, Jalur

Hijau Jalan, dan Hutan Kota

8) Menurunnya Timbulan Sampah yang Ditangani

9) Meningkatnya Capaian Pengurangan Sampah


69

10) Menurunnya Aspek Penyebab Kemacetan Urusan Perhubungan serta

Aspek Penyebab Kemacetan Urusan Non Perhubungan

11) Meningkatnya Kemantapan Jalan

12) Meningkatnya Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Bangunan Gedung

serta Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Penyediaan Air Minum

13) Meningkatnya Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Pengelolaan Air

Limbah serta Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Jalan Lingkungan

14) Meningkatnya Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Drainase

Lingkungan dan Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Pengelolaan

Persampahan

15) Meningkatnya Kualitas Hunian Permukiman Kriteria Proteksi Kebakaran

16) Meningkatnya Akses Air Minum Perpipaan dan Akses Air Minum Non

Perpipaan

17) Meningkatnya Kapasitas Resapan Air serta Kapasitas Aliran Sungai

18) Meningkatnya Kapasitas Parkir Air dan Kapasitas Saluran Drainase Jalan

19) Meningkatnya Penataan Bangunan Gedung, Penataan Bangunan dan

Lingkungannya Meningkatnya Pengembangan Jasa Konstruksi dan

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Misi 5 :

Mengembangkan Pembiayaan Kota Bandung yang Partisipatif, Kolaboratif

dan Terintegrasi

 Tujuan : Terwujudnya Partisipasi dan Kolaborasi dalam Pembangunan

 Sasaran : Meningkatnya Partisipasi dan Kolaborasi Pembangunan


70

 Strategi :

1) Meningkatnya Partisipasi Masyarakat

2) Meningkatnya Inovasi Skema Pembiayaan Pembangunan

 Arah kebijakan :

1) Meningkatnya Partisipasi Masyarakat

2) Meningkatnya Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dan

Sumbangan Pihak Ketiga Meningkatnya Skema Pembiayaan Lainnya

3.3.3. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun

2023

Di samping strategi, hal yang penting lainnya adalah menentukan arah

kebijakan yang merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang

dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu

selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi

agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah

kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk

menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis

daerah yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi. Arah

kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi pembangunan daerah yang

difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.

Secara normatif arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan sebagai

berikut:

1) Perencanaan strategik, yaitu perencanaan pembangunan daerah yang

menekankan pada pencapaian visi dan misi pembangunan daerah.


71

2) Perencanaan operasional, yaitu perencanaan yang menekankan pada

pencapaian kinerja layanan pada tiap urusan.

Perencanaan dimaksudkan untuk menerjemahkan visi dan misi kepala

daerah ke dalam rencana kerja yang actionable. Segala sesuatu yang secara

langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka

dianggap strategis. Perencanaan strategik didukung oleh keberhasilan kinerja dari

implementasi perencanaan operasional dengan kerangka sebagaimana dijelaskan

dalam gambar berikut :

Gambar 3.3 Kerangka Perencanaan Strategik dan Operasional

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023 dan diolah
72

 Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan Spasial

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kebijakan dan strategi penataan

ruang wilayah kota dikelompokkan ke dalam :

1) kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang;

2) kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang; dan

3) kebijakan dan strategi pengendalian pemanfaatan ruang.

a. Kebijakan dan Strategi Perencanaan Ruang

Kebijakan dan strategi perencanaan ruang Kota Bandung diarahkan bagi

terwujudnya rencana tata ruang Kota Bandung yang handal dan berkualitas

sehingga dapat mewujudkan tujuan penataan ruang yang ditetapkan. Kebijakan

dan strategi perencanaan ruang Kota Bandung terdiri atas:

1) kebijakan dan strategi struktur ruang;

2) kebijakan dan strategi pola ruang; serta

3) kebijakan dan strategi kawasan strategis kota.

1). Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang Kota Bandung adalah

perwujudan struktur ruang yang efektif dan efisien dalam menunjang

perkembangan fungsi kota dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di

kawasan perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional.

Kebijakan umum tersebut diturunkan menjadi 3 (tiga) kebijakan khusus yaitu :


73

a) Perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam

menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa

yang didukung ekonomi kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan

Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional;

b) Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana

transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali; dan

c) Peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan

prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.

Kebijakan mewujudkan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan

efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai perdagangan dan jasa

yang didukung ekonomi kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan

Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional dilakukan melalui strategi :

a) Mengembangkan 2 (dua) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) untuk wilayah

Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur

b) Membagi kota menjadi 8 (delapan) Sub Wilayah Kota (SWK), masing-

masing dilayani oleh 1 (satu) Subpusat Pelayanan Kota (SPK);

c) Mengembangkan kawasan berorientasi transit yang terintegrasi dengan

pusat-pusat pelayanan;

d) Mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;

e) Menyediakan fasilitas yang memadai pada setiap pusat pelayanan sesuai

skala pelayanannya; dan

f) Menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan

fungsi dan kapasitas jaringan jalan.


74

Kebijakan pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan

prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali

dilakukan melalui strategi membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor

privat dan masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi.

Kebijakan meningkatkan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi

berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali dilakukan melalui

strategi:

a) Membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan

masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;

b) Mengawasi fungsi dan hirarki jalan;

c) Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan

pelebaran jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta menghilangkan

gangguan sisi jalan; Memprioritaskan pengembangan sistem angkutan

umum massal yang terpadu; Menyediakan fasilitas parkir yang memadai

dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan;

d) Mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di

batas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan

pemerintah daerah yang berbatasan; dan

e) Mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi

kota.

Kebijakan peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi

pelayanan prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional dilakukan melalui

strategi :
75

a) Menjaga keseimbangan ketersediaan air baku;

b) Mempertahankan kualitas air permukaan dan air tanah dangkal;

c) Mewajibkan penyediaan sumur resapan dalam setiap kegiatan

pembangunan; Mengupayakan ketersediaan sumber air baku melalui

kerjasama antardaerah;

d) Mengurangi tingkat kebocoran air minum;

e) Memperluas jaringan prasarana air limbah;

f) Mewajibkan penyediaan instalasi pengelolaan limbah khusus pada setiap

kegiatan yang menghasilkan limbah;

g) Meningkatkan pelayanan prasarana drainase dalam rangka mengatasi

permasalahan banjir dan genangan;

h) Mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke Tempat Penampungan

Sementara (TPS) dengan cara pengolahan setempat per wilayah dengan

teknik-teknik yang ramah lingkungan;

i) Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan

sampah; Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum di pusat-pusat

pelayanan kota dan lingkungan sesuai dengan skala pelayanannya;

j) Mempertahankan serta memelihara fasilitas sosial dan fasilitas umum yang

ada;

k) Mengarahkan pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum baru skala

kota dan wilayah ke Wilayah Bandung Timur;


76

l) Melengkapi fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang di seluruh

wilayah kota; Menyebarkan dan memeratakan fasilitas sosial dan fasilitas

umum dan membatasi fasilitas yang sudah jenuh;

m) Mengendalikan dampak negatif dari berbagai fasilitas sosial dan fasilitas

umum; dan

n) Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan

prasarana pemadam kebakaran.

2). Kebijakan dan Strategi Pola Ruang

Dalam rangka mewujudkan tujuan penataan ruang Kota Bandung yang

produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa

dan ekonomi kreatif bertaraf nasional, maka kebijakan pengembangan pola ruang

Kota Bandung meliputi :

a) Perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung; dan

b) Optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.

Kebijakan ini meliputi upaya mewujudkan keseimbangan proporsi

kawasan lindung khususnya di Bandung Utara dan kawasan budidaya dengan

mengembangkan pola ruang daerah yang kompak, intensif dan hijau, serta

berorientasi pada pola jaringan transportasi dan mengoptimalkan pembangunan

wilayah terbangun. Konsep pola ruang Kota Bandung di masa mendatang akan

diarahkan menuju kota yang kompak (compact city). Pengembangan compact city

dilakukan dengan menekankan kota dan lansekap, menambahkan pembangunan

pada struktur yang sudah ada, mengkombinasikan fungsi - fungsi dalam tingkat
77

bagian wilayah kota, menyebarkan fasilitas dalam rangka membatasi lalu lintas

dan meningkatkan aksesibilitas bagi penduduk pembangunan dengan kepadatan

tinggi, dan menekankan pada transportasi umum. Dengan demikian, konsep

perancangan kota yang dapat diterapkan antara lain, meliputi: green city,

intensifikasi (infill dan vertical development, redevelopment), transit oriented

development dan mixed-use development.

Selain itu, badan air yang ada di Kota Bandung juga potensial untuk

dikembangkan dengan konsep waterfront development. Pola ruang diwujudkan

dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Kebijakan yang menyangkut tentang pola ruang meliputi kebijakan pola ruang

kawasan lindung, kawasan budidaya serta daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup. Dengan melihat karakteristik geografis dan kebijakan pola

ruang diatas maka strategi pengembangan pola ruang Kota Bandung adalah

sebagai berikut:

Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung,

meliputi :

a) Menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di Kawasan

Bandung Utara; mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai

kawasan hutan kota; mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-

kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk

menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta

melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;


78

b) Mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk

jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api;

c) Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi

izin alih fungsi ke fungsi lain di dalam mencapai penyediaan ruang terbuka

hijau;

d) Melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang

telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk, dan

wujud arsitektural; meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan

bencana.

Sedangkan Strategi pola ruang kota untuk optimalisasi pembangunan

wilayah terbangun, meliputi :

a) Mengembangkan pola ruang kota yang kompak, intensif dan hijau, serta

berorientasi pada pola jaringan transportasi;

b) Mendorong dan memprioritaskan pengembangan ke Bandung bagian timur

yang terdiri atas SWK Arcamanik, SWK Ujungberung, SWK Kordon, dan

SWK Gedebage;

c) Mengendalikan bagian barat kota yang telah berkembang pesat dengan

kepadatan relatif tinggi, yang terdiri atas SWK Bojonagara, SWK

Cibeunying, SWK Tegalega, dan SWK Karees;

d) Membatasi pembangunan di Kawasan Bandung Utara yang berada di luar

kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung bagi kawasan

bawahannya;

e) Mempertahankan fungsi dan menata Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH);


79

f) Menata, mengendalikan, dan mewajibkan penyediaan lahan dan fasilitas

parkir yang memadai bagi kegiatan pada kawasan peruntukan lainnya; dan

g) Menata kawasan permukiman kumuh dengan pendekatan fisik, sosial, dan

ekonomi.

3). Kebijakan dan Strategi Kawasan Strategis Kota

Kawasan Strategis Kota yang selanjutnya disingkat KSK adalah wilayah

yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting

dalam lingkup kota terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau

lingkungan. Kebijakan tersebut dijabarkan menjadi beberapa strategi yaitu :

a) Menjalin kemitraan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat serta

menyediakan insentif pembangunan yang sesuai dengan rencana tata

ruang; dan

b) Memanfaatkan mekanisme perizinan, penilaian permohonan

pembangunan, serta insentif dan disinsentif untuk mengendalikan

dan/atau membatasi pembangunan yang berdampak negatif terhadap

fungsi kawasan strategis.

b. Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang

Kebijakan pemanfaatan ruang diwujudkan berdasarkan kebijakan struktur

tata ruang dan pola tata ruang, yaitu pengembangan program perwujudan tata

ruang yang dalam pelaksanaannya dapat mendorong kemitraan dan kerjasama

antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Strategi penerapannya adalah :


80

a) Menjabarkan dan menyusun tahapan dan prioritas program

berdasarkan persoalan mendesak yang harus ditangani, serta antisipasi

dan arahan pengembangan masa mendatang; dan

b) Mendorong kemitraan dan kerjasama dengan swasta dan masyarakat

dalam penyediaan pelayanan kota dan pembangunan kota.

c. Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Bandung disusun dengan

merujuk pada ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan umum mekanisme

perizinan pemanfaatan ruang, ketentuan umum pemberian insentif dan disinsentif,

serta arahan pengenaan sanksi bagi pelanggaran tata ruang. Dalam rangka

mewujudkan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Bandung,

ditetapkan strategi pengendalian pemanfaatan ruang sebagai berikut :

a) Menyusun peraturan zonasi, ketentuan teknis, standar teknis, kualitas

ruang, dan standar kinerja sebagai rujukan bagi penerbitan izin yang lebih

efisien, efektif dan akuntabel;

b) Menyusun proses pengkajian rancangan dalam proses penerbitan perizinan

bagi permohonan perubahan pemanfaatan ruang dan kegiatan yang

berdampak penting; menyusun mekanisme dan perangkat insentif dan

disinsentif untuk mendorong pengembangan kegiatan yang sesuai dengan

rencana tata ruang dan mencegah terjadinya penyimpangan pembangunan

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

c) Menyusun tata cara mengidentifikasi dan menghitung dampak penting;


81

d) Menyusun tata cara pengenaan dan penghitungan denda dan dampak

pembiayaan pembangunan;

e) Menyusun tata cara pengawasan dan pengendalian pembangunan yang

melibatkan semua pemangku kepentingan; dan

f) Menyusun tata cara untuk pengajuan keberatan terhadap rencana tata

ruang, peraturan zonasi, dan perizinan yang diterbitkan Pemerintah

Daerah.

Dalam rangka menentukan arah kebijakan pembangunan daerah

khususnya mengenai fokus atau tema pembangunan tahunan dalam satu periode

RPJMD perlu memperhatikan beberapa faktor diantaranya pencapaian indikator

sasaran yang termuat dalam tiap misi. Hal ini penting, sebagai dasar untuk

menentukan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target indikator

sasaran misi dimaksud, sehingga semakin jelas tahapan dan ukuran target yang

akan dicapai setiap tahunnya. Berikut penjelasan mengenai langkah dalam

menentukan fokus atau tema pembangunan 5 tahun ke depan, yang tertuang dalam

tabel berikut :

Tabel 3.3 Capaian Kinerja Misi 1

INDIKATOR CAPAIAN

TUJUAN SASARAN SASARAN SAAT INI

Membangun Masyarakat 1. Meningkatnya 1. Harapan 13,9 Tahun

Kota Bandung yang Kualitas Pendidikan Lama Sekolah

Mandiri dengan Jaminan Masyarakat 2. Angka Kelulusan 100%

Pendidikan, Kesehatan 3. Rata – rata 76,72 (Dalam

yang Bermutu, Adil dan nilai ujian SD angka)


82

Merata Berlandaskan 2. Meningkatnya 4. Rata – rata 57, 02 (Dalam

Nilai Agama dan Derajat Kesehatan nilai ujian SMP angka)

Budaya Masyarakat 5. Umur 73,86 Tahun

Harapan Hidup

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Berdasarkan hasil capaian kinerja sasaran misi 1 dapat digambarkan

bahwa pencapaian misi 1 dikategorikan baik terlihat dari capaian UHH yang

mencapai 73,86 tahun, angka kelulusan sebesar 100%, rata-rata nilai ujian SD

sebesar 76,72, rata-rata nilai ujian SMP sebesar 57,02, dan Harapan Lama Sekolah

(HLS) sebesar 13,9 Tahun. Berdasarkan capaian tersebut dan disesuaikan dengan

strategi yang harus dilakukan, maka dalam rangka memenuhi atau mencapai target

misi 1 maka terkait pendidikan, dan kesehatan menjadi prioritas atau fokus

pembangunan selama 5 tahun ke depan atau Tahun 2018 - 2023.

Tabel 3.4 Capaian Kinerja Misi 2

INDIKATOR CAPAIAN

TUJUAN SASARAN SASARAN SAAT INI

Terlaksananya Meningkatnya 1. Persentase 51,61%

Reformasi Birokrasi Kapasitas dan Perangkat Daerah

yang Efektif dan Efisien Akuntabilitas dengan Nilai IKM

Kinerja Birokrasi “Baik”


83

2. Nilai Evaluasi A (Dalam

AKIP Kota Predikat)

3. Nilai LPPD Kota Sangat Tinggi

4. Opini BPK WDP (Dalam

terhadap Laporan Predikat)

Keuangan daerah

5. Level kematangan Integrative (Level

Smart City Kota 4)

Bandung

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Berdasarkan hasil capaian kinerja sasaran misi 2 dapat digambarkan

bahwa pencapaian misi 2 dikategorikan sangat baik terlihat dari capaian nilai

evaluasi AKIP Kota yang mendapat predikat A, nilai LPPD Kota yang mendapat

predikat Sangat Tinggi (ST), indeks kepuasan masyarakat yang berada pada angka

80, serta level kematangan Smart City yang mencapai level 4 (integrative),

sedangkan untuk opini BPK terhadap LKPD masih berada pada predikat Wajar

Dengan Pengecualian (WDP).

Melihat capaian tersebut dan disesuaikan dengan strategi yang harus

dilakukan, maka dalam rangka memenuhi atau mencapai target misi 2 terkait tata

kelola pemerintahan, perlu mendapat dukungan khususnya terkait pencapaian

opini
84

BPK sehingga hal ini menjadi prioritas atau fokus pembangunan selama 2-3

tahun ke depan. Untuk tahun ke 4 dan 5 terkait tata kelola pemerintahan

tetap terus melakukan peningkatan dan perbaikan akan tetapi tidak menjadi

prioritas mengingat capaiannya sudah baik.

Tabel 3.5 Capaian Kinerja Misi 3

INDIKATOR CAPAIAN SAAT

TUJUAN SASARAN SASARAN INI

Terciptanya 1. Meningkatnya 1. PDRB Per kapita 69,20 (Juta

Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kota Rupiah)

yang Maju, 2. Menurunnya 2. Indeks Daya 3,74 (point)

Berkelanjutan dan Jumlah Penduduk Saing Pariwisata

Berkeadilan Miskin 3. Pengeluaran Per 15,156 juta

3. Meningkatkan kapita rupiah/orang/tahun

Kesempatan Kerja 4. Angka Kemiskinan 4,17 %

5. Tingkat 8,44 %

Pengangguran

Terbuka

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Berdasarkan hasil capaian kinerja sasaran misi 3 dapat digambarkan

bahwa pencapaian misi 3 dikategorikan baik terlihat dari capaian PDRB Per

kapita Kota
85

yang mencapai 69,20 Juta rupiah, indeks daya saing pariwisata yang mencapai

3,27 poin, pengeluaran per kapita sebesar Rp16,156 juta rupiah/orang/tahun,

tingkat pengangguran terbuka yang berada pada angka 8,44%, serta angka

kemiskinan yang mencapai 4,17%. Berdasarkan capaian tersebut dan disesuaikan

dengan strategi yang harus dilakukan, maka dalam rangka memenuhi atau

mencapai target misi 3 terkait peningkatan perekonomian kota, kesempatan kerja

dan kemiskinan, perlu mendapat dukungan penuh khususnya terkait pengentasan

kemiskinan sehingga hal ini harus menjadi prioritas atau fokus pembangunan

selama 5 tahun ke depan.

Tabel 3.6 Capaian Kinerja Misi 4

INDIKATOR CAPAIAN

TUJUAN SASARAN SASARAN SAAT INI

Terwujudnya 1. Meningkatnya 1. Persentase RTH 12,2 %

Infrastruktur dan Tata Ruang Kota yang 2. Lama genangan 120 Menit

Ruang Kota yang Nyaman, dan yang tertangani pada

Berkualitas dan Berkelanjutan titik genangan

Berwawasan 2. Meningkatnya 3. Jumlah aspek 12 Aspek

Lingkungan Infrastruktur Kota penyebab

Terpadu dan Kemacetan 9,765

Berkualitas 4. Persentase luasan

3. Meningkatnya kawasan kumuh 77,27 %

Layanan Air Bersih 5. Cakupan layanan air

bersih
86

4. Meningkatnya 6. Indeks kualitas 35,23 (Point)

Kualitas Lingkungan lingkungan hidup

Hidup Kota 7. Cakupan layanan 97,97 %

Bandung pengelolaan sampah

kota

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Berdasarkan hasil capaian kinerja sasaran misi 4 dapat digambarkan

bahwa pencapaian misi 4 dikategorikan baik terlihat dari capaian persentase RTH

yang mencapai 12,2%, lama genangan yang tertangani mencapai 120 menit, titik

kemacetan yang teratasi sebanyak 24 titik, persentase luasan kawasan kumuh

sebesar 9,76%, indeks kualitas lingkungan hidup yang berada pada angka 35,23

poin, serta cakupan layanan persampahan yang mencapai 97,97%. Berdasarkan

capaian tersebut dan disesuaikan dengan strategi yang harus dilakukan, maka

dalam rangka memenuhi atau mencapai target misi 4 terkait permasalahan RTH,

macet, banjir, kawasan kumuh, sampah, dan kualitas lingkungan, perlu mendapat

dukungan penuh sehingga hal ini harus menjadi prioritas atau fokus

pembangunan selama 5 tahun ke depan.


87

Tabel 3.7 Capaian Kinerja Misi 5

INDIKATOR CAPAIAN

TUJUAN SASARAN SASARAN SAAT INI

Optimalisasi Partisipasi 1. Meningkatnya 1. Tingkat 193 Miliar

dan Kolaborasi Dalam Partisipasi dan Partisipasi dan

Pembangunan Kolaborasi Kolaborasi

Masyarakat dalam Masyarakat dalam

Pembangunan Pembangunan 5,00 %

Kepentingan 2. Presentase realisasi

Lainnya program/agenda

2. Meningkatnya prioritas pembangunan

Partisipasi dan yang dibiayai dari N/A

Kolaborasi Swasta TJSL

Dalam 3. Persentase realisasi

Pembangunan program/agenda

prioritas pembangunan

yang sebagian dibiayai

dari swasta

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Berdasarkan hasil capaian kinerja sasaran misi 5 dapat digambarkan

bahwa pencapaian misi 5 dikategorikan cukup terlihat dari capaian tingkat

partisipasi dan
88

kolaborasi masyarakat dalam pembangunan dengan kriteria cukup, persentase

realisasi program/agenda prioritas pembangunan yang dibiayai dari TJSL sebesar

5,00% dan persentase realisasi program/agenda prioritas pembangunan yang

sebagian dibiayai dari swasta (Kerjasama Daerah, KPBU, Penugasan BUMD,

Obligasi Daerah TJSL dan Sumbangan Pihak Ketiga) yang belum memiliki angka.

Berdasarkan capaian tersebut dan disesuaikan dengan strategi yang harus

dilakukan, maka dalam rangka memenuhi atau mencapai target misi 5 maka

terkait permasalahan pembiayaan pembangunan, perlu mendapat dukungan penuh

sehingga hal ini harus menjadi prioritas atau fokus pembangunan selama 5 tahun

ke depan.

Berdasarkan hasil analisa atas capaian kinerja sasaran misi, maka dapat

terlihat sasaran yang masih memerlukan penanganan khusus, serta waktu yang

dibutuhkan serta tahapan yang harus dilakukan dalam rangka percepatan

pencapaian target visi dan misi kepala daerah. Pembangunan Kota Bandung yang

telah dilaksanakan pada tahun 2019 dan 2020 serta 3 (tiga) tahun sisa periode

RPJMD sampai dengan tahun 2023 diarahkan pada beberapa fokus pembangunan.

Fokus tahunan pembangunan tersebut diharapkan dapat menjawab isu strategis

pembangunan dan mempercepat pencapaian target sasaran pembangunan. Adapun

fokus pembangunan per tahun selama 5 (lima) tahun digambarkan sebagaimana

pada Tabel berikut ini :


89

Tabel 3.8 Fokus Pembangunan Kota Bandung

FOKUS PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG

TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V

(2019) (2020) (2021) (2022) (2023)

1. Ketenteraman 1. Pendidikan 1. Pendidikan 1. Pendidikan 1. Pendidikan

dan Kenyaman 2. Kesehatan 2. Kesehatan 2. Kesehatan 2. Kesehatan

2. Pendidikan 3. Tata 3. Tata 3. Peningkatan 3. Peningkatan

3. Kesehatan Kelola Kelola Perekonomian Perekonomian

4. Tata Kelola Pemerintahan Pemerintahan 4.Pengangguran 4. Pengangguran

Pemerintahan 4. Peningkatan 4. Peningkatan 5. Kemiskinan 5. Kemiskinan

5. Peningkatan Perekonomian Perekonomian 6. RTH 6. RTH

Perekonomian 5. Pengangguran 5. Pengangguran 7. Banjir 7. Banjir

6. Pengangguran 6. Kemiskinan 6. Kemiskinan 8. Macet 8. Macet

7. Kemiskinan 7. RTH 7. RTH 9. Kawasan 9. Kawasan

8. RTH 8. Banjir 8. Banjir Kumuh Kumuh

9. Banjir 9. Macet 9. Macet 10. Sampah 10. Sampah

10. Macet 10. Kawasan 10. Kawasan 11. Kualitas 11. Kualitas

11. Kawasan Kumuh Kumuh Lingkungan Lingkungan Hidup

Kumuh 11. Sampah 11. Sampah Hidup 12. Pembiayaan

12. Sampah 12. Kualitas 12. Kualitas 12. Pembiayaan Pembangunan

Lingkungan Lingkungan Pembangunan

Hidup Hidup
90

13. Kualitas 13. Pembiayaan 13. Pembiayaan

Lingkungan Pembangunan Pembangunan

Hidup

14. Pembiayaan

Pembangunan

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 – 2023

Berdasarkan fokus pembangunan tahunan di atas, maka tema

pembangunan tahunan Pemerintah Kota Bandung selama kurun waktu 5 (lima)

tahun mulai 2019 sampai dengan 2023 disajikan pada Tabel berikut ini :

Tabel 3.9 Tema Pembangunan Kota Bandung

TAHUN RPJMD PERUBAHAN RPJMD

Mewujudkan kehidupan Kota Bandung Mewujudkan kehidupan Kota Bandung

yang unggul, nyaman, sejahtera, dan yang unggul, nyaman, sejahtera, dan

agamis melalui peningkatan pelayanan agamis melalui peningkatan pelayanan

2019 dasar, perekonomian kota dan kualitas dasar, perekonomian kota dan kualitas

Infrastruktur yang didukung oleh tata infrastruktur yang didukung oleh tata

kelola pemerintahan yang efektif dan kelola pemerintahan yang efektif dan

efisien efisien.

Meningkatkan kehidupan Kota Meningkatkan kehidupan Kota

Bandung yang unggul, Bandung yang unggul, nyaman,

nyaman, sejahtera, dan agamis sejahtera, dan agamis melalui

melalui
91

peningkatan pelayanan dasar, peningkatan pelayanan dasar,

perekonomian kota dan kualitas perekonomian kota dan kualitas

infrastruktur yang didukung oleh tata infrastruktur yang didukung oleh tata

2020 kelola pemerintahan yang efektif dan kelola pemerintahan yang efektif dan

efisien efisien.

Memantapkan kualitas infrastruktur Percepatan pemulihan ekonomi,

dan lingkungan dalam mendukung dampak sosial dan penguatan sistem

2021 perekonomian kota menuju Kota kesehatan daerah

Bandung yang unggul, nyaman,

sejahtera, dan agamis

Memantapkan kualitas pelayanan Meningkatkan ketahanan kota,

dasar, peningkatan perekonomian kota mempercepat pemulihan ekonomi, dan

dan kualitas infrastruktur yang reformasi sosial menuju Kota Bandung

2022 berwawasan lingkungan menuju Kota yang nyaman, sejahtera, dan berdaya

Bandung yang nyaman, sejahtera dan saing.

berdaya saing

Memantapkan kualitas infrastruktur Memantapkan kualitas infrastruktur

dan lingkungan dalam mendukung dan lingkungan dalam mendukung

2023 perekonomian kota menuju Kota perekonomian kota menuju Kota

Bandung yang unggul, nyaman, Bandung yang unggul, nyaman,

sejahtera, dan agamis sejahtera, dan agamis

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 – 2023


92

3.3.4 Program Pembangunan Daerah Kota Bandung

Perencanaan strategis yang dituangkan dalam RPJPD dan RPJMD harus

dapat diterjemahkan kedalam perencanaan operasional, dalam RPJMD yang

disusun saat ini keselarasan antara visi, misi daerah, serta sasaran pokok, dan arah

kebijakan di elaborasi dalam visi, misi kepala daerah, serta strategi dan arah

kebijakannya dan program pembangunan daerah.

Program pembangunan daerah merupakan program atau agenda strategis

kepala daerah pada periode RPJMD yang akan menjadi prioritas atau target

selama lima tahun yang secara langsung didedikasikan untuk mencapai sasaran

daerah. Dalam implementasinya program pembangunan daerah dilaksanakan

dalam penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan daerah. Program

pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun periode

2018-2023 adalah untuk menjawab isu strategis yang terdiri atas :

1) Peningkatan kualitas pendidikan;

2) Peningkatan derajat kesehatan masayarakat;

3) Penanggulangan kemiskinan dan PMKS;

4) Peningkatan perekonomian kota;

5) Tata kelola pemerintahan;

6) Optimalisasi infrastruktur dan penataan ruang;

7) Lingkungan hidup berkualitas dan optimalisasi pengelolaan persampahan;

8) Sinergitas pembiayaan pembangunan.


93

Program pembangunan daerah dilaksanakan untuk menjawab visi misi

kepala daerah yang merupakan upaya pemecahan permasalahan terhadap isu

strategis daerah yang kemudian diturunkan ke dalam tujuan dan sasaran strategis

dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur. Selain dalam rangka menjawab

isu strategis daerah, program pembangunan daerah juga diarahkan untuk

penerapan standar pelayanan minimal (SPM) yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota. Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, urusan pemerintah wajib yang

berkaitan dengan pelayanan dasar, terdiri atas :

1) Pendidikan;

2) Kesehatan;

3) Pekerjaan umum dan penataan ruang;

4) Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

5) Ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan

6) Sosial.

Penerapan SPM dalam RPJMD dan Renstra Perangkat Daerah terkait

diwujudkan dalam program dan kegiatan. Program terkait penerapan SPM

menjadi bagian dari program pembangunan daerah Kota Bandung sebagai berikut

:
94

1). SPM PENDIDIKAN

Tabel 3.10 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Program

Perangkat

NO Jenis Pelayanan Daerah terkait Indicator Kinerja Penanggung

Dasar Pelaksanaan jenis Program Jawab Urusan

Pelayanan Dasar

1. Pendidikan Anak Program Angka partisipasi PD Penanggung

Usia Dini (PAUD) Pendidikan Anak kasar PAUD Jawab Urusan

Usia Dini Pendidikan

2. Pendidikan Program Angka partisipasi PD Penanggung

Kesetaraan Pendidikan kasar kesetaraan Jawab Urusan

Nonformal Pendidikan

3. Pendidikan Dasar Program Angka putus PD Penanggung

Penyelenggaraan sekolah SD Jawab Urusan

Sekolah Gratis SD Angka putus Pendidikan

Program sekolah SMP

Penyelenggaraan Angka putus

Sekolah Gratis sekolah SD 2

SMP Persentase siswa

Program Bantuan miskin SD yang

Pendidikan mendapat bantuan


95

pendidikan 3

Angka putus

sekolah SMP 4

Persentase siswa

miskin SMP yang

mendapat bantuan

pendidikan 5

Persentase

masyarakat yang

mendapat bantuan

pendidikan

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

2). SPM KESEHATAN

Tabel 3.11 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Program

Perangkat

NO Jenis Pelayanan Daerah terkait Indicator Kinerja Penanggung

Dasar Pelaksanaan jenis Program Jawab Urusan

Pelayanan Dasar

1. Pelayanan Program Upaya Tingkat kesehatan PD Penanggung

Kesehatan Ibu Kesehatan masyarakat Jawab Urusan

Hamil Masyarakat Kesehatan


96

2. Pelayanan Persentase PD Penanggung

Kesehatan Ibu penanganan Jawab Urusan

Bersalin masalah gizi buruk Kesehatan

3. Pelayanan Persentase PD Penanggung

Kesehatan Bayi pencapaian Jawab Urusan

Baru Lahir pelayanan Kesehatan

kesehatan pada

bayi, balita, anak

remaja, ibu dan

lansia

4. Pelayanan PD Penanggung

Kesehatan Balita Jawab Urusan

Kesehatan

5. Pelayanan PD Penanggung

Kesehatan Pada Usia Jawab Urusan

Pendidikan Dasar Kesehatan

6. Pelayanan PD Penanggung

Kesehatan Pada Usia Jawab Urusan

Lanjut Kesehatan

7. Pelayanan Program 1.Tingkat PD Penanggung

Kesehatan Pada Usia Pencegahan dan pencegahan dan Jawab Urusan

Produktif Pengendalian pengendalian Kesehatan

penyakit
97

Penyakit tidak

menular

8. Pelayanan kesehatan Persentase PD Penanggung

Penderita hipertensi penanganan Jawab Urusan

penderita penyakit Kesehatan

tidak menular

9. Pelayanan PD Penanggung

Kesehatan Penderita Jawab Urusan

Diabetes Melitus Kesehatan

10. Pelayanan PD Penanggung

Kesehatan Orang Jawab Urusan

dengan Gangguan Kesehatan

Jiwa Berat

11. Pelayanan Program Tingkat pencegahan PD Penanggung

Kesehatan Orang Pencegahan dan dan pengendalian Jawab Urusan

dengan Tuberkulosis Pengendalian Penyakit Kesehatan

Penyakit menular

12. Pelayanan Persentase PD Penanggung

Kesehatan Orang penanganan Jawab Urusan

dengan Risiko penderita penyakit Kesehatan

Terinfeksi Virus menular 3

yang Melemahkan Universal Child

Daya Tahan Tubuh Immunization


98

Manusia (Human (UCI) 4 Persentase

Immunodefi ciency penanggulangan

Virus) Kejadian Luar

Biasa (KLB) < 24

jam

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

3). SPM PEKERJAAN UMUM

Tabel 3.12 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Program

Perangkat

NO Jenis Pelayanan Daerah terkait Indicator Kinerja Penanggung

Dasar Pelaksanaan jenis Program Jawab Urusan

Pelayanan Dasar

1. Penyediaan dan Program 1. Persentase PD Penanggung

rehabilitasi rumah Penyelenggaraan Kepala Keluarga Jawab Urusan

yang layak huni dan Peningkatan Masyarakat Perumahan dan

bagi korban bencana Kualitas Berpenghasilan Kawasan

kabupaten/kota Perumahan Rendah (MBR) Permukiman

menempati hunian

yang layak
99

2. Persentase

Penyediaan dan

Rehabilitasi rumah

yang Layak Huni

dan Korban

Bencana

3.Persentase

Penyediaan Rumah

yang Layak Huni

bagi Masyarakat

yang terkena

relokasi program

Pemerintah

2. Fasilitasi penyediaan Program Penataan Persentase Luasan PD Penanggung

rumah yang layak Kawasan Kawasan Jawab Urusan

huni bagi Permukiman pemukiman kumuh Perumahan dan

masyarakat yang Kawasan

terkena relokasi Permukiman

program pemerintah

daerah

kabupaten/kota

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023


100

4). SPM KETENTRAMAN, KETERTIBAN, DAN PELINDUNGAN

MASYARAKAT

Tabel 3.13 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Program

Perangkat

NO Jenis Pelayanan Daerah terkait Indicator Kinerja Penanggung

Dasar Pelaksanaan jenis Program Jawab Urusan

Pelayanan Dasar

1. Pelayanan Program 1. Cakupan PD Penanggung

Ketenteraman dan Penyelenggaraan pemeliharaan Jawab Urusan

Ketertiban Umum Ketenteraman ketenteraman dan Ketenteraman

Ketertiban Umum ketertiban umum dan Ketertiban

Program 2. Cakupan

Penegakan Produk penyelesaian

Hukum Daerah penegakan perda

3. Persentase

penegakan perda

2. Pelayanan Informasi Program penduduk di PD Penanggung

Rawan Bencana Penyelenggaraan kawasan rawan Jawab Urusan

Penanggulangan bencana yang Ketenteraman

Pra dan Tanggap memperoleh dan Ketertiban

Darurat Bencana informasi rawan


101

bencana sesuai

jenis ancaman

bencana

3. Pelayanan Persentase (%) PD Penanggung

Pencegahan dan jumlah aparatur dan Jawab Urusan

Kesiapsiagaan warga negara yang Ketenteraman

Terhadap Bencana ikut pelatihan dan Ketertiban

4. Pelayanan Rata-rata tingkat PD Penanggung

penyelamatan dan waktu maksimum Jawab Urusan

Evakuasi Korban assesment tanggap Ketenteraman

Bencana darurat bencana dan Ketertiban

5. Pelayanan Program Tingkat waktu PD Penanggung

Penyelamatan dan Peningkatan maksimum tanggap Jawab Urusan

Evakuasi Korban Kesiapsiagaan (response time rate) Ketenteraman

Kebakaran Operasi 15 menit dan Ketertiban

Pemadaman dan

Penyelamatan

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023


102

5). SPM SOSIAL

Tabel 3.14 Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Program

Perangkat

NO Jenis Pelayanan Daerah terkait Indicator Kinerja Penanggung

Dasar Pelaksanaan jenis Program Jawab Urusan

Pelayanan Dasar

1. Rehabilitasi Sosial Program Persentase PD Penanggung

Dasar Penyandang Pembinaan para penyandang Jawab Urusan

Disabilitas Telantar Penyandang Cacat disabilitas yang Sosial

diluar Panti dan EksTrauma memperoleh

pemenuhan

rehabilitasi sosial

dasar

2. Rehabilitasi Sosial Program Persentase anak dan PD Penanggung

Dasar Anak Telantar Rehabilitasi Sosial lansia terlantar Jawab Urusan

diluar Panti Anak dan Lanjut yang terpenuhi Sosial

Usia Terlantar sebagian kebutuhan

dasarnya

3. Rehabilitasi Sosial Program Persentase anak dan PD Penanggung

Dasar Lanjut Usia Rehabilitasi Sosial lansia terlantar Jawab Urusan

Telantar diluar Panti yang terpenuhi Sosial


103

Anak dan Lanjut sebagian kebutuhan

Usia Terlantar dasarnya

4. Rehabilitasi Sosial Program Persentase PD Penanggung

Dasar Tuna Sosial Rehabilitasi pemenuhan Jawab Urusan

Khususnya Kesejahteraan rehabilitasi sosial Sosial

Geladangan dan Sosial dasar bagi PMKS

Pengemis diluar

Panti

5. Perlindungan dan Program Cakupan korban PD Penanggung

Jaminan Sosial pada Perlindungan bencana yang Jawab Urusan

Saat dan Setelah Sosial Bencana terlayani tepat Sosial

Tanggap Darurat waktu

Bencana Bagi

Korban Bencana

Kabupaten/kota

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Selain dalam rangka menjawab isu strategis daerah, program

pembangunan daerah juga dilaksanakan untuk menjawab program prioritas kepala

daerah yang telah disampaikan pada proses politik. Adapun program prioritas

kepala daerah Kota Bandung diantaranya :


104

Tabel 3.15 Program Prioritas Kepala Daerah

Janji Politik/ Penanggung

No. Kampanye Penjelasan Kategori Jawab

1. PIPPK Plus 100 juta per LKK pada Bandung Kecamatan

tahun pertama mengacu Unggul Bagian

pada pelaksanaan PIPPK Pemerintahan

periode sebelumnya,

sedangkan pada tahun

pelaksanaan kedua

terdapat kenaikan pada

anggaran RW

2. 1 Pusat Kreativitas 6 pusat kreativitas pemuda Bandung PD Penanggung

Pemuda per di 6 wilayah Unggul Jawab Urusan

Wilayah Pemuda dan

Olahraga

3. Youthspace di 151 kelurahan Bandung PD Penanggung

Setiap Kelurahan Unggul Jawab Urusan

Pemuda dan

Olahraga

4. 1 Perpusatakaan Melayani seluruh Bandung PD Penanggung

Keliling / kelurahan di 30 Unggul Jawab Urusan

Kecamatan kecamatan Perpustakaan


105

5. Beasiswa Beasiswa yang Bandung PD Penanggung

Pendidikan bagi dimaksudkan adalah Unggul Jawab Urusan

Siswa, Guru dan beasiswa prestasi, perlu Pendidikan

ASN Berprestasi disusun kriteria penerima PD Penanggung

Jawab Urusan

Kepegawaian

6. Pusat Pelayanan Penanganan terpadu Bandung PD Penanggung

dan Pemberdayaan tindak kekerasan terhadap Unggul Jawab Urusan

Perempuan per perempuan dan anak: Pemberdayaan

Kelurahan (1). Call center, Perempuan dan

(2). Konselor untuk Perlindungan

pendampingan Anak

penanganan kasus PD Penanggung

Partisipasi Jawab Urusan Pd

perempuan dalam Penanggung

ruang publik (1). Jawab Urusan

pembinaan Pemberdayaan

perempuan di bidang Perempuan dan

politik, Perlindungan

(2). pembinaan Anak

perempuan di bidang

ekonomi,

(3). pembinaan

perempuan di bidang
106

7. Pusat Pelayanan Pembentukkan kelurahan Bandung PD Penanggung

dan Kreatifi tas ramah anak dengan Unggul Jawab Urusan

Anak per maksud untuk memotivasi Pemberdayaan

Kelurahan dan mendorong kelurahan Perempuan dan

agar mampu Perlindungan

mempromosikan, Anak

memenuhi dan

menghormati hak - hak

anak kreatifi tas anak

8. Kampung Wisata di Konsep kampung wisata Bandung PD Penanggung

Setiap Wilayah disesuaikan dengan Unggul Jawab Urusan

konsep penembangan Pariwisata

kawasan strategis

pengembangan pariwisata

sebagaimana tertuang

dalam rencana induk

pembangunan

9. Pembangunan Pembangunan fl yover/ Bandung PD Penanggung

Flyover / underpass Nyaman Jawab Urusan

Underpass PUPR

10. Pembangunan Pembangunan kolam/ Bandung PD penanggung

Kolam/Saluran saluran retensi Nyaman Jawab urusan

Retensi PUPR
107

11. Fasilitas Disabilitas 1. Fasilitas disabilitas, Bandung PD Penanggung

di Semua Ruang adanya di SKPD lintas Nyaman Jawab Urusan

Publik sektoral, aksesibilitas di Sosial, PUPR,

semua layanan publik. Kawasan

2. Pembangunan taman Permukiman,

RW dan taman tematik PD Penanggung

yang ramah disabilitas, Jawab Sub

diantaranya disediakan Urusan

jalur untuk pengguna Pertamanan

kursi roda, toilet yang

ramah untuk kaum

difabel

dan sarana
12. 25.000 Sambungan Dalam kaitan mengatasi Bandung PDAM

Air Bersih Baru kehilangan air (bukan Nyaman Tirtawening

kebocoran saja),

kehilangan dalam faktor

administrasi (meteran

tidak bagus, sambungan

ilegal). Saat ini angka

kehilangan air PDAM

sebesar 42%. Target

kehilangan air dalam 5

tahun ke depan bisa 30%


108

(berkurang 12%).

Sambungan air saat ini

174.000 SR.

13. Revitalisasi Sarana 30 Kecamatan Bandung PD Penanggung

Olahraga/ Nyaman Jawab Urusan

Kecamatan Pemuda dan

Olahraga dan

Kecamatan

14. Bank Sampah per Membangun bank sampah Bandung PD Penanggung

Kecamatan per kecamatan dengan Nyaman Jawab Urusan

tujuan utama untuk Lingkungan

mengurangi sampah dari Hidup dan

sumber. Kebersihan

15. Menuntaskan Melakukan revitalisasi, Bandung PD Pasar

Revitalisasi Pasar rehabilitasi dan Nyaman Bermartabat, PD

Tradisional renovasi pasar-pasar Penanggung

tradisional Jawab Urusan

Perdagangan

16. Pusat 1. Pendampingan WUB Bandung PD Penanggung

Pemberdayaan pada 30 kecamatan Sejahtera Jawab Urusan

Ekonomi dan tercapai dalam 5 tahun KUMKM

Kreatifi tas 2. Pusat pemberdayaan Pd Penanggung

Masyarakat ekonomi dan Kreatifi tas Jawab Urusan


109

(CoWorking space) masyarakat (co-working Pertanian,

Per Kecamatan space) di dispangtan Peternakan dan

terkait dengan 4 Perikanan

subsektor, yaitu pertanian,

peternakan, perikanan,

dan urban farming

3. Konsep co-working PD Penanggung

space digabungkan Jawab Urusan

dengan konsep kampung Pariwisata

wisata kreatif: konsep

pembentukan co -

working space,

direncanakan dibangun

dengan konsep social

business hub, yakni

menitikberatkan pada

pembentukan kelompok

ekonomi dan kreatif

berbasis teknologi yang

dikembangkan dengan

platform bisnis sosial. PD Penanggung

(1). Bandung Bersih Jawab Urusan

melalui KANG PISMAN Lingkungan


110

(kurangi, pisahkan, Hidup dan

manfaatkan sampah per Kebersihan

keluarga),

(2). Kerja sama dengan

BPR fasilitasi Kredit

Bagja per kelompok

masyarakat PD Penanggung

1. Pemberdayaan Jawab Urusan

masyarakat melalui Pemberdayaan

pengembangan teknologi Masyarakat

tepat guna dengan maksud

meningkatkan usaha

ekonomi dan

mengembangkan

kewirausahaan 2.

Fasilitasi kredit Bagja per

kelompok masyarakat,

bekerja sama dengan PD.

BPR Kota Bandung


111

17. UMK untuk Guru Guru honorer Bandung PD Penanggung

Honore mendapatkan kompensasi Sejahtera Jawab Urusan

sesuai dengan UMK Pendidikan

secara bertahap

18. Gratis Biaya Pembebasan biaya Bandung PD penanggung

Pemakaman Bagi pemakaman bagi warga Sejahtera Jawab sub

Warga Tidak miskin urusan

Mampu Pemakaman

19. Peningkatan Besaran tidak didefi Bandung Kecamatan

Insentif RT dan nitifkan, yang Sejahtera Bagian

RW ditekankan ada Pemerintahan

peningkatan
20. Subsidi Harga 1. Subsidi harga sembako Bandung PD penanggung

Sembako di Dispangtan Sejahtera Jawab urusan

diaplikasikan dalam Pangan

Program Penguatan PD penanggung

Cadangan Pangan dan Jawab urusan

ATM Beras. Pengadaan Perdagangan

beras diperuntukkan

pengisian ATM Beras dan

apabila terjadi bencana

2. Anggaran subsidi

bersumber dari

APBD

Provinsi Jawa Barat.


112

Disdagin Kota Bandung

memfasilitasi dalam hal

penyaluran komoditi yang

disubsidi di seluruh

Kecamatan Se- Kota

Bandung

21. Kartu Bandung Kartu Bandung sejahtera Bandung PD penanggung

Sejahtera bagi bagi warga tidak mampu Sejahtera Jawab urusan

Warga Tidak yang multifungsi (untuk Sosial

Mampu akses bansos, akses atm

beras, akses proteksi

kesehatan, akses Koperasi

Juara, dan halhal

kebutuhan yg terkait

dukungan kepada warga

tidak mampu

22. Menciptakan 1 Seluruh kelurahan tercapai Bandung PD penanggung

Koperasi Juara dalam 5 tahun Sejahtera Jawab urusan

Setiap Kelurahan KUMKM

23. 1 Koperasi di Seluruh kelurahan tercapai Bandung PD penanggung

Setiap Tempat dalam 5 tahun Sejahtera Jawab urusan

Ibadah di KUMKM

Kelurahan
113

24. Peningkatan Guru ngaji di Kota Bandung Bagian Kesra

Intensif untuk Guru Bandung berjumlah Agamis

Ngaji kurang lebih 12.000

orang dengan database

yang berasal dari FKDT,

GMM, serta Guru

Madrasah

25. Gratis Sertifi kasi Dari 3.802 masjid yang Bandung

Tanah Tempat ada di Kota Bandung, Agamis

Ibadah belum seluruhnya

memiliki tanah yang

bersertifi kat begitupula

beberapa rumah ibadah

agama lain. Dalam

mewujudkan Bandung

Agamis Pemerintah Kota

Bandung menfasilitasi

sertifi kasinya secara

gratis

26. Gerakan Dengan telah Bandung

Meyemarakan dikeluarkannya program Agamis

Tempat Ibadah Gerakan Sholat Subuh

Berjama’ah, Gerakan
114

Maghrib Mengaji dan

Berjama’ah Shalat Waktu

merupakan bagian dari

upaya Pemerintah Kota

Bandung untuk

meyemarakan tempat

ibadah. Kegiatan ini tidak

lepas pula dari bantuan

berbagai pihak terkait,

seperti Kementerian

Agama Kota Bandung,

MUI, dan Ormas Islam

Sumber : Autentifikasi Perda 3 tahun 2019 RPJMD 2018 – 2023

Dari 26 Program Prioritas Wali Kota Bandung, sebanyak 4(empat)

program tidak secara langsung dikerjakan melalui program perangkat daerah,

yaitu gerakan menyemarakan tempat ibadah yang tidak membutuhkan anggaran

khusus, gratis sertifi kasi tanah tempat ibadah yang dilakukan dengan mekanisme

hibah, penambahan 25.000 sambungan air bersih baru yang diampu oleh PDAM

Tirta Wening, serta menuntaskan revitalisasi pasar tradisional yang menjadi

kewenangan PD, Pasar bermartabat.


115

Nomenklatur program pembangunan daerah Kota Bandung tahun 2019

dan tahun 2020 berbeda dengan nomenklatur program pembangunan daerah tahun

2021-2023. Hal ini disebabkan oleh penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur

Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah, yang selanjutnya

dimutakhirkan melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun

2020, yang dimulai dari APBD tahun 2021 sampai dengan saat ini. Adapun

beberapa program pembangunan daerah Kota Bandung dalam rangka mendukung

pencapaian setiap misi disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.16

Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif Kota Bandung

Capaian Kondisi Kondisi

Kinerja Kinerja Kinerja

Misi Sasaran Program Program Awal Awal

Ke - Pembangunan Tahun RPJMD RPJMD

Daerah 2023 (Target)

(Target)

1. Membangun Meningkatnya 1. Program PAUD - 56 % 89,89 %

masyarakat yang kualitas 2. Program - 102,12 % 103,13 %

humanis, agamis, pendidikan Pembinaan

berkualitas dan masyarakat dan

berdaya saing Pengembangan

Pendidikan SD
116

3. Program - 103,10 % 102,65 %

Pembinaan dan

Pengembangan

Pendidikan SMP

4. Program Inovasi - 100 % 100 %

pendidikan

5. program - 50,59 % 58,44 %

peningkatan mutu

pendidik dan

tenaga

kependidikan

Meningkatnya 1. program upaya - N/A -

derajat kesehatan

kesehatan masyarakat

masyarakat 2. program - 7,95 % -

promosi dan

pemberdayaan

masyarakat

3. program - 70 % -

pengembangan

lingkungan

sehat, upaya

kesehatan kerja
117

dan keshatan

olahraga

4. program - N/A 100 %

pengadaan

sarana prasarana

rumah sakit/

rumah sakit

jiwa/ rumah

sakit paru-

paru/rumah sakit

mata

5. program - N/A 100 %

pengadaan,

peningkatan,

dan perbaikan

sarana prasarans

fasilitas

kesehatan

6. program - N/A 77,40 %

pengelolaan

sumber

daya

kesehatan
118

7. program - 58,61 69,79

pengendalian point point

pencemaran dan

perusakan udara

8. program - 103,601 95.640,95

pengembangan ton ton

kinerja

pengelolaan

persampahan

9. program - 120 menit 60 menit

pengelolaan

sarana dan

prasarana

sumber daya air

10. program - 2.000 3.062

promosi pasangan pasangan

keluarga akseptor akseptor

berencana (KB)

Meningkatnya 1. program 4,00 % N/A 4,00 %

masyarakat peningkatan
119

kota yang ketentraman dan

humanis ketertiban umum

2. program 77, 43 % N/A 77,43 %

koordinasi

ketentraman dan

ketertiban umum

3. program 81, 21 % N/A 81, 21 %

pemberdayaan

desa dan

kelurahan

4. program 74, 83 % 69, 04 % 74. 83 %

pengembangan

kebudayaan

5. program 8, 42 % 1, 60 % 8, 42%

pengembangan

kesenian

tradisional

6. program 100 % 100 % 100 %

penguatan

ideology

pancasila dan

karakter

kebangsaan
120

2. Mewujudkan Meningkatnya 1. program - 12, 60 11, 78

tata kelola kapasitas dan peningkatan

pemerintahan yang akuntabilitas akuntabilitas

melayani, efektif, kinerja kinerja birokrasi

efisien, dan bersih birokrasi 2. program - 3, 4144 3,4013

peningkatan (ST) (ST)

kinerja

penyelenggaraan

pemerintah

daerah

3. program - 17, 46 % 20 %

penataan

penguasaan,

pemilikan,

penggunaan, dan

pemanfaatan

tanah

4. program - 80 % 78 %

dukungan

reformasi

birokrasi dan

pencegahan

korupsi
121

5. program - 80 80,19

pelayanan

perizinan

6. program 55,50 N/A 55,50

pengembangan

sumber daya

manusia

7. program 1,37 N/A 1,37

penyelenggaraan

persandian

untuk

pengamanan

informasi

8. program 21,00 N/A 21,00

pengelolaan

arsip

9. program 2.054 T 2.436 T 2.054 T

pengelolaan

pendapatan

daerah

10. program 94, 00 % N/A 94,00 %

pencatatan sipil
122

3. Membangun Meningkatkan 1. Program - N/A -

perekonomian yang perekonomian pemberdayaan

tinggi, kokoh, dan kota UMKM

berkeadilan 2. Program - 1 sentra -

pengembangan

sentra-sentra

industry

potensial

3. Program - USD 446 -

peningkatan dan jt

pengembangan

ekspor
123

4. Program - 2. 970 Ton -

pengembangan

budidaya

perikanan

5. Program - 68. 08 -

penigkatan kw/h

produksi

pertanian atau

perkebunan

6. Program - 36.750 -

peningkatan ekor

produksi

peternakan

7. Program - 9. 76% -

penataan

kawasan

pemukiman

Meningkatkan 1. Program - 180 orang 626 orang

kesempatan peningkatan

kerja kualitas dan

produktivitas

tenaga kerja
124

2. Program padat - 300 orang 300 orang

karya

3. Program - 25 % 70, 58 %

pengembangan

ekonomi

kreatif - 100 % 100 %

4. Program

pengembangan

kreativitas dan

inovasi pemuda - 45 kel 48 kel

5. Program

pemberdayaan

bidang pangan

pertanian dan

perikanan
Meningkatnya 1. Program 67,54 % - 67,54 %

pertumbuhan peningkatan

dan daya Tarik

pemerataan destinasi

perekonomian pariwisata

kota 2. Program 2 dokumen N/A 3 dokumen

pengembangan

iklim
125

penanaman

modal

3. Program 1,815 Rp. N/A 1,815 Rp.

promosi Triliun Triliun

penanaman

modal

4. Program 0,3 % N/A 0,3 %

pengembangan

ekspor

5. Program 15,60 % N/A 15,60 %

pengawasan dan

pemeriksaan

koperasi

4. Mewujudkan Meningkatnya 1. program - 75 % 77,59 %

Bandung nyaman ruang kota pengawasan dan

melalui yang nyaman pengendalian

perencanaan tata dan pemanfaatan ruang

ruang, berkelanjutan 2. program - 44,73 % 50,34 %

pembangunan pengelolaan Ruang

infrastruktur serta Terbuka Hijau

pengendalian (RTH)

pemanfaatan ruang

yang berkualitas
126

dan berwawasan 3. program - 80 -

lingkungan pelayanan

perizinan

4. program - N/A -

pengelolaan

areal

pemakaman - 1 dok 2 dok

5. Program

perencanaan

tata ruang - 64 – 100 -

6. program %

pemberdayaan

kewilayahan
Meningkatnya 1. program - 100 % 88%

infrastruktur pembangunan

kota terpadu sarana dan

dan prasarana

berkualitas pekerjaan umum

2. program - 120 menit 60 menit

pengelolaan

sarana dan

prasaraa sumber

daya air
127

3. program - 8,8 % 28,99 %

perlindungan

dan konservasi

sumbae daya

alam

4. program sarana - 44.000 ttk 46.790 ttk

dan prasarana

penerangan

jalan umum

5. program - 70 % -

pengembangan

lingkungan

sehat

6. program - 64, 23 % 83, 01 %

penyelenggaraan

dan peningkatan

kualitas

perumahan

7. program - N/A 24 jam

penyelenggaraan

penanggulangan

pra dan tanggap

darurat bencana
128

8. program - 15 menit 14, 22

peningkatan menit

kesiap siagaan

operasi

pemadaman dan

penyelamatan

Meningkatnya 1. program - 2, 16 % 9, 76 %

layanan air penataan

bersih kawasan

pemukiman

2. program - 42 % -

penurunan

tingkat

kehilangan air

3. program - 15.000 SR -

peningkatan

cakupan

pelayanan

4. program - 3.042 -

penignkatan Ltr/det

kapasitas

produksi
129

5. Mengembangkan Meningkatnya 1. program - N/A -

pembiayaan kota partisipasi pemberdayaan

yang partisipatif, dan kelembagaan

kolaboratif, dan kolaborasi dan partisipasi

terintegrasi masyarakat masyrakat

dalam

pembangunan

Meningkatnya 1. program - 100 % -

partisipasi peningkatan

dan kerja sama

kolaborasi pemerintah

swasta dalam daerah

pembangunan 2. program - 58 238

koordinasi perusahaan perusahaan

perumusan dan

implementasi

kebijakan

ekonomi

3. program - 400 -

peningkatan

promosi dan

kerja sama

investasi
130

4. program - N/A -

pelayanan

perizinan

Meningkatnya - - - -

partisipasi

kolaborasi

pembangunan

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 – 2023

Selain program pembangunan daerah pada tabel diatas yang di biayai oleh

APBD Kota, berikut merupakan program strategis lain yang sumber

pendanaannya di luar APBD Kota, antara lain yang bersumber dari APBD

Provinsi, KPBU, dan Swasta. Rencana proyek strategis Kota Bandung Tahun

2018 – 2023.
131

Tabel 3.17

Rencana Proyek Strategis Kota Bandung tahun 2018 – 2023

APBD

No. Kegiatan Provinsi APBN KPBU Swasta Target

I. Proyek strategis

Nasioanal

1.1 Infrastruktur

Ketenagalistrikan

1. Pembangkit, transmisi, √ √ 2023

gardu induk, dan

distribusi nasional

II Infrastruktur strategis

provinsi

2.1 Jalan tol

1. Bandung Intra Urban √ √ 2023

Toll Road (BIUTR) (27,3

km)

2. Gedebage – Tasikmalaya √ √ √ 2023

– Cilacap (184 km)

3. Tol NS – Link kota √ 2023

Bandung (14,3 km)

2.2 Jalan strategis


132

1. Jalan Sukasari – √ 2021

Lembang (18,3 km)

2. Pembangunan Fly over:

a. Kopo (1,3 km) √ √ 2021

b. Buah batu – √ √ 2022

Kiaracondong

(1,96 km)

2.3 Kereta api

1. Reaktivitas jalur KA √ √ 2022

Bandung – Ciwidey

2. Double track lintas √ 2023

Padalarang – Bandung –

Cicalengka

2.4 Prasarana dan sarana

Kereta api dalam kota

1. LRT Bandung Raya √ √ √ 2022

2.5 Infrastruktur

perumahan dan

permukiman

1. Penyediaan perumahan √ √ √ 2023

bagi MBR (buruh

industry) dan ASN


133

2. 6 Sarana dan prasarana

perumahan dan

permukiman

1. Pembangunan alun- alun √ 2020 - 2022

2. Pembangunan Creative √ 2020 - 2022

centre

3. Pembangunan pusat √ 2020 - 2022

budaya

4. Pembangunan masjid √ 2021

Raya al – Jabar

2.7 Sistem air limbah

1. SPALD – T (Komunal – √ √ 2021

DAS Citarum)

Sumber : Perubahan RPJMD 2018 – 2023


134

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) di Badan

Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota

Bandung dengan judul laporan “Strategi dan Arah Kebijakan Program

Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2023” penulis menarik

kesimpulan bahwa :

1. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) merupakan

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka periode selama

5 (lima) tahunan yang berisi penjabaran dari visi, misi, dan program kepala

daerah dengan berpedoman pada RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah) serta memperhatikan RPJMN (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional.

2. RPJMD menekankan tentang pentingnya menterjemahkan secara arif

tentang visi, misi, dan agenda Kepala Daerah terpilih dalam tujuan,

sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan

dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolak ukur kinerja untuk

mengukur keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun ke depan.

3. Pembangunan Daerah merupakan suatu peroses dimana pemerintah daerah

dan masyarakatnya mengelola sumberdaya - sumberdaya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor


135

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut

dan diarahkan untuk memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya

alam dan mengembangkan sumber daya manusia dengan meningkatkan

kualitas hidup, keterampilan, prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari

pemerintah.

4. Strategi dan arah kebijakan yang dipilih dalam mencapai sasaran

pembangunan jangka menengah Kota Bandung dilakukan dengan

menggunakan pendekatan yang dirumuskan dengan memformulasikan

short term outcome untuk strategi dan intermediate term outcome untuk

arah kebijakan dengan menggunakan alat analisis berupa Logic Model dan

program Pohon Kinerja (Cascading Kinerja). Berdasarkan pendekatan

tersebut strategi dan arah kebijakan yang dipilih dalam mencapai sasaran

pembangunan jangka menengah Kota Bandung dapat sekaligus menjawab

isu strategis pembangunan melalui tujuan, sasaran, dan strategi setiap misi

Kota Bandung tahun 2023.

5. Dalam rangka menentukan arah kebijakan pembangunan daerah

khususnya Kota Bandung mengenai fokus atau tema pembangunan

tahunan dalam satu periode perlu memperhatikan beberapa faktor

diantaranya pencapaian indikator sasaran yang termuat dalam tiap misi.

Hal ini penting, sebagai dasar untuk menentukan langkah yang harus

dilakukan untuk mencapai target indikator sasaran misi dimaksud,

sehingga semakin jelas tahapan dan ukuran target yang akan dicapai setiap

tahunnya.
136

6. Program pembangunan daerah dilaksanakan untuk menjawab visi misi

kepala daerah yang merupakan upaya pemecahan permasalahan terhadap

isu strategis daerah yang kemudian diturunkan ke dalam tujuan dan

sasaran strategis dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur. Selain

dalam rangka menjawab isu strategis daerah tersebut, program

pembangunan daerah juga diarahkan untuk penerapan standar pelayanan

minimal (SPM) dan untuk menjawab program prioritas kepala daerah yang

telah disampaikan pada proses politik yang telah menjadi kewenangan

kabupaten/kota khususnya Kota Bandung.

4.2 Saran/Rekomendasi

Berdasarkan keimpulan dari hasil pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja

(KPK) di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

(Bappelitbang) Kota Bandung, maka penulis mengajukan beberapa saran :

1. Beberapa program yang sudah berhasil terselenggara dengan baik di Kota

Bandung mengenai program focus pembangunan Kota Bandung serta

program prioritas yang sudah terlaksana di Kota Bandung, kiranya dapat

terus dipertahankan agar dapat rutin terlaksana dengan terus berupaya

untuk menyempurnakan setiap konsepnya secara maksimal.

2. Untuk beberapa program prioritas Wali Kota Bandung yang secara tidak

langsung belum dikerjakan melalui program perangkat daerah untuk

segera dilaksanakan agar semua program yang menjadi prioritas Wali

Kota
137

Bandung dapat terealisasi dengan lancar dan alangkah baiknya salah satu

program prioritas tersebut dapat terealisasi di tahun 2023.


138

DAFTAR PUSTAKA

1. bappeda.bulelengkab.go.id, “Pengertian RPJMD”, 20 September 2017.

bappeda@bulelengkab.go.id (diakses pada 13 Juli 2022) dari :

https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-

rpjmd-

26#:~:text=RPJMD%20%28Rencana%20Pembangunan%20Jangka%20M

enengah%20Daerah%29%20merupakan%20dokumen,berpedoman%20pa

da%20RPJP%20Daerah%20serta%20memperhatikan%20RPJM%20Nasio

nal

2. bappelitbang.bandung.go.id, “Selayang Pandang Bappelitbang Kota

Bandung”, 2022, bappelitbangkotabandung@gmailcom. (diakses pada 13

Juli 2022) dari :

https://bappelitbang.bandung.go.id/v2/gambaran-litbang-kota-bandung

3. Feradis, 2021, “Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah”, kumparan.com, 18 Februari 2021. (diakses pada 13 Juli 2022)

dari:

https://kumparan.com/feradis-nurdin/penyusunan-rencana-pembangunan-

jangka-menengah-daerah-1vCKcsg4ZOW

4. free.facebook.com, “Logo Bappelitbang Kota Bandung”, 18 September

2019. (diakses pada 13 Juli 2022) dari :

https://m.facebook.com/941889379252611/photos/2386156188159249/
139

5. id.wikipedia.org “Daerah”, 24 Maret 2020. (diakses pada 13 Juli 2022)

dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah

6. kumpulanpengertian.com, “Pengertian dan Tujuan Pembangunan Daerah”,

April 2015. (diakses pada 13 Juli 2022) dari :

https://www.kumpulanpengertian.com/2015/04/pengertian-dan-tujuan-

pembangunan-daerah.html

7. peraturan.bpk.go.id, “PERDA tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018 – 2023”, 20 Maret 2019.

(diakses pada 13 Juli 2022) dari :

AUTENTIFIKASI PERDA 3 TAHUN 2019 RPJMD 2018 - 2023 [EDIT 6

MEI 2019] CETAK (4).pdf

8. Softfile : ”Salinan Perubahan RPJMD Kota Bandung Tahun 2018 – 2023”

(Data dari Ibu Muflihah; Staff Pembingbing KP di Badan Perencanaan

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota

Bandung).

9. Softfile : Universitas Pasundan Bandung, “Pedoman Kuliah Praktek Kerja

Magang”, Bandung : Universitas Pasundan Bandung.


140

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)

dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Pasundan


141

Lampiran 2. Formulir Kesediaan Instansi Menerima Mahasiswa Kuliah

Praktek Kerja (KPK)


142

Lampiran 3. SK Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)


143

Lampiran 4. SK Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)


144

Lampiran 5. SK Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK)


145

Lampiran 6. Kartu Kehadiran Kuliah Praktek Kerja (KPK)


146

Lampiran 7. Kartu Kehadiran Kuliah Praktek Kerja (KPK)


147

Lampiran 8. Kartu Perkembangan Kuliah Praktek Kerja (KPK)


148

Lampiran 9. Bukti Dokumentasi Saat Pelaksanaan KPK Ketika Penulis

Sedang Merekap Surat RKPD Tahun 2022 dan 2023


149

Lampiran 10. Bukti Dokumentasi Saat Pelaksanaan KPK Ketika Penulis


Mengikuti Rapat TJSL dan menjadi Notulen

Anda mungkin juga menyukai