Anda di halaman 1dari 9

PALET KULTURAL IKLAN CETAK: METODE DESAIN

PENEELITIAN FORMATIF
Arsy

Yusria Syukur

Oesnoel Khatimah I.S

Achmad Basrah

Kurniawan Heriyanto

Abstrak

Paper ini membahas tentang penggunaan palet kultural pada iklan cetak dengan metode
desain penelitian formatif. Metode desain penelitian formatif digunakan untuk memastikan iklan
cetak yang dihasilkan efektif dan sesuai dengan budaya target audiens. Palet kultural digunakan
untuk menambahkan elemen budaya yang relevan dalam iklan cetak. Ini membahas tantangan
yang dihadapi oleh desainer dalam mengembangkan visual yang secara efektif berkomunikasi
dengan perspektif budaya yang berbeda dan menekankan perlunya mempertimbangkan lensa
budaya yang berbeda dalam komunikasi visual. Tujuan dari paper ini adalah untuk memberikan
pemahaman tentang penggunaan palet kultural pada iklan cetak dan metode desain penelitian
formatif dalam menciptakan iklan cetak yang efektif dan sesuai dengan budaya target audiens.
Paper ini juga menganalisis proses encoding, decoding, dan recoding dalam komunikasi visual
lintas budaya, menyoroti peran lensa budaya dan filter dalam membentuk pesan visual.
Pentingnya menggabungkan palet budaya dalam komunikasi visual untuk mengelola
persimpangan budaya secara efektif dan menyampaikan pesan yang sensitif secara visual juga
ditekankan.

Pendahuluan

Komunikasi visual adalah alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan, tetapi penting
untuk mempertimbangkan konteks budaya di mana pesan-pesan ini diterima. Metodologi palet
budaya berfungsi sebagai alat untuk mengungkap asumsi tersembunyi dan memanfaatkannya
secara positif dalam menciptakan komunikasi visual yang peka budaya. Iklan cetak masih
menjadi salah satu bentuk iklan yang banyak digunakan dalam dunia periklanan. Namun, dalam
merancang iklan cetak, perlu diperhatikan aspek budaya dari target audiens agar iklan tersebut
dapat diterima dan efektif. Salah satu cara untuk memastikan iklan cetak yang dihasilkan sesuai
dengan budaya target audiens adalah dengan menggunakan palet kultural dan metode desain
penelitian formatif. Palet kultural mengacu pada kisaran elemen budaya yang dapat digunakan
dalam iklan cetak untuk menarik perhatian target audiens.

Metode desain penelitian formatif digunakan untuk memastikan iklan cetak yang
dihasilkan efektif dan sesuai dengan budaya target audiens. Dalam paper ini, akan dijelaskan
secara rinci mengenai metode desain penelitian formatif yang digunakan dalam iklan cetak dan
bagaimana metode tersebut dapat membantu dalam menciptakan iklan yang efektif dan sesuai
dengan budaya target audiens dan bagaimana konsep palet budaya dapat membantu desainer
dalam menciptakan citra yang sensitif secara budaya dalam komunikasi visual lintas budaya.

. Selain itu, akan dijelaskan juga tentang konsep "palet kultural" dan bagaimana palet
kultural dapat digunakan dalam desain iklan cetak beserta pengaruhnya.. Diharapkan paper ini
dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang penggunaan palet
kultural dan metode desain penelitian formatif dalam menciptakan iklan cetak yang sensitif
budaya dan efektif.

Kajian literatur

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gharibi (2012) yang mengemukakan bahwa untuk
mengukur efektivitas iklan dapat menggunakan model AIDA. Penelitian ini menggunakan
metode kuesioner yang menunjukkan bahwa iklan yang menggunakan palet kultural yang tepat
dapat meningkatkan efektivitas iklan. Selain itu, dalam buku saku komunikasi visual yang ditulis
oleh Sandra Moriarty dan Lisa Rohe, dijelaskan bahwa penggunaan palet kultural dan metode
desain penelitian formatif dalam iklan cetak dapat membantu dalam menciptakan iklan yang
sensitif budaya dan efektif yang sesuai dengan budaya target audiens.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Riyanto (2008) juga menunjukkan bahwa daya tarik
iklan yang tinggi dapat mempengaruhi sikap merek terhadap suatu produk melalui iklan, dan
penggunaan palet kultural yang tepat dapat meningkatkan daya tarik iklan.

PEMBAHASAN

Palet kultural dan Metode desain penelitian formatif

Metode desain penelitian formatif adalah metode penelitian yang diterapkan pada tahap
pembuatan iklan untuk memastikan bahwa iklan yang dibuat sesuai dan efektif dengan budaya
audiens sasaran. Metode ini melibatkan pengambilan data dari audiens sasaran selama proses
pembuatan iklan, sehingga pembuat iklan dapat mengubah dan menyesuaikan iklan berdasarkan
umpan balik yang didapat. Dalam konteks iklan cetak, metode desain penelitian formatif dapat
membantu pembuat iklan untuk mengetahui preferensi dan kebutuhan budaya audiens sasaran.
Dengan mendapatkan umpan balik dari audiens sasaran, pembuat iklan dapat mengubah elemen
iklan seperti gambar, warna, dan bahasa yang dipakai agar cocok dengan budaya audiens
sasaran. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas iklan dan membuatnya lebih dapat diterima oleh
audiens sasaran. Metode desain penelitian formatif juga dapat membantu pembuat iklan untuk
menghindari kesalahan dalam membuat iklan yang tidak cocok dengan budaya audiens sasaran.
Palet kultural adalah rentang elemen budaya yang dapat dipakai dalam iklan cetak untuk menarik
perhatian audiens sasaran. Elemen-elemen tersebut meliputi bahasa, simbol, warna, gambar, dan
gaya. Dalam memakai palet kultural, pembuat iklan harus memperhatikan preferensi dan
kebutuhan budaya audiens sasaran. Dengan memperhatikan elemen-elemen budaya yang penting
bagi audiens sasaran, pembuat iklan dapat membuat iklan cetak yang lebih efektif dan sesuai
dengan budaya audiens sasaran. Metode desain penelitian formatif memungkinkan desainer
untuk melakukan evaluasi panel ahli untuk budaya tertentu dan meminta para ahli untuk menilai
gambar dalam hal kelayakan, keterwakilan, dan potensi ofensifnya. Hasilnya adalah pengurutan
gambar yang mewakili simbol dan warna yang dapat diterima dan tidak dapat diterima sesuai
dengan evaluasi panel ahli. Dengan demikian, desainer dapat memakai informasi ini untuk
membuat iklan yang lebih sensitif secara budaya dan efektif dalam menjangkau audiens yang
dituju. Dengan demikian, palet kultural dan metode desain penelitian formatif memungkinkan
desainer untuk memahami, menghormati, dan merespons keberagaman budaya dalam iklan
cetak, sehingga menciptakan iklan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga sensitif
secara budaya dan efektif dalam mengkomunikasikan pesan kepada audiens yang beragam.

Dalam konteks palet lintas budaya, perhatian diberikan pada penggabungan elemen-elemen
visual yang dapat merangkul dan mewakili beragam budaya. Ini melibatkan penyesuaian simbol,
warna, dan gaya desain agar dapat diterima secara luas oleh budaya dominan dan subkultur yang
dituju. Proses ini memungkinkan untuk menciptakan pesan visual yang sensitif terhadap nuansa
budaya yang berbeda, sehingga dapat mengelola persimpangan budaya dengan lebih efektif.

Pesan visual yang disampaikan oleh desainer akan diterima oleh penerima dengan
menggunakan lensa budaya mereka sendiri. Penerima akan menguraikan pesan visual tersebut
berdasarkan pada pengalaman, nilai, dan norma budaya mereka.

Oleh karena itu, peran lensa dan filter budaya sangat penting dalam membentuk pesan
visual, karena mereka mempengaruhi bagaimana pesan tersebut diinterpretasikan oleh penerima.
Dalam menghadapi tantangan persimpangan budaya, penting bagi desainer untuk memahami
budaya target audiens dan menggabungkan palet budaya dalam desain komunikasi visual agar
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Palet lintas budaya
memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pesan visual tidak hanya sensitif terhadap
budaya dominan, tetapi juga mampu merangkul dan menghormati keberagaman budaya yang
ada.

Metode desain penelitian formatif memungkinkan desainer untuk melakukan evaluasi


panel pakar untuk budaya tertentu dan meminta para pakar untuk menilai gambar dalam hal
kelayakan, keterwakilan, dan potensi ofensifnya. Hasilnya adalah pengurutan gambar yang
mewakili simbol dan warna yang dapat diterima dan tidak dapat diterima sesuai dengan evaluasi
panel ahli. Dengan demikian, desainer dapat menggunakan informasi ini untuk menciptakan
iklan yang lebih sensitif secara budaya dan efektif dalam mencapai audiens yang dituju .

Pengaruh palet kultural pada efektivitas iklan cetak

Palet kultural memainkan peran penting dalam efektivitas iklan cetak karena memungkinkan
desainer untuk membuat pesan visual yang lebih sesuai dengan budaya. Dengan memakai palet
kultural, desainer dapat menciptakan simbol, warna, dan gaya desain yang cocok dengan nilai-
nilai dan simbol-simbol budaya yang penting bagi audiens sasaran. Hal ini dapat meningkatkan
penerimaan pesan visual oleh berbagai kelompok budaya, sehingga iklan cetak dapat lebih
efektif dalam menarik perhatian dan mempengaruhi audiens secara positif. Selain itu, palet
kultural juga membantu dalam menghindari penggunaan simbol dan warna yang dapat dianggap
tidak sensitif atau ofensif oleh kelompok budaya tertentu. Dengan demikian, iklan cetak yang
memakai palet kultural dapat mengurangi risiko kesalahan interpretasi atau penolakan pesan
visual oleh audiens yang berasal dari latar belakang budaya yang beragam.

Proses encoding, decoding, dan recoding dalam komunikasi lintas budaya

Dalam komunikasi visual lintas budaya, prosesnya melibatkan encoding, decoding, dan
kadang-kadang recoding. Encoding, atau desain pesan, dimulai dengan pengembangan pesan
visual yang diinginkan dan bingkai fungsional yang menyertainya. Pesan juga disesuaikan oleh
lensa budaya encoder yang membentuk dan menyoroti makna pesan dalam hubungannya dengan
kode budaya encoder. Dimensi penting dari lensa budaya, khususnya untuk komunikasi visual,
adalah bingkai estetika yang ditempatkan di sekitar pesan visual. Hasil dari fungsional ini,
langkah budaya, dan estetika dalam proses desain pesan adalah kumpulan simbol yang dapat
diterima oleh perancang pesan melalui pesan yang ditampilkan. Dalam proses decoding, pesan
visual diterima oleh penerima dengan menggunakan lensa budaya mereka sendiri. Penerima akan
memecahkan pesan visual tersebut berdasarkan pada pengalaman, nilai, dan norma budaya
mereka. Peran lensa dan filter budaya sangat penting dalam membentuk pesan visual, karena
mereka mempengaruhi bagaimana pesan tersebut ditafsirkan oleh penerima

Konsep palet budaya dalam menciptakan citra yang positif

Metodologi penggunaan palet kultural dalam komunikasi visual melibatkan


pengembangan kumpulan simbol dan warna yang sesuai dengan budaya, serta elemen grafis
lainnya seperti tata letak dan gaya artistik, yang mungkin menunjukkan nuansa budaya. Proses
ini melibatkan serangkaian wawancara dan pengumpulan visual yang digunakan dalam
penyusunan bank gambar. Selanjutnya, panel ahli diidentifikasi untuk meninjau bank gambar
dan mengidentifikasi simbol dan warna yang baik (tepat dan tidak menyinggung) dan buruk
(tidak pantas dan menyinggung). Langkah terakhir adalah membuat palet warna dan simbol yang
menyediakan berbagai grafik yang sesuai dengan budaya sekaligus mengidentifikasi warna dan
simbol yang tidak sesuai atau tidak pantas yang perlu dihindari.

Konsep palet kultural dapat membantu desainer dalam menciptakan citra yang sesuai
dengan budaya dalam komunikasi visual antar budaya dengan memungkinkan mereka untuk
mengidentifikasi simbol dan warna yang dapat diterima secara budaya, serta elemen grafis
lainnya, sehingga dapat menciptakan pesan visual yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi
juga mampu mengakomodasi dan menghormati keberagaman budaya yang ada. Dengan
menggunakan metode kualitatif, palet kultural dikembangkan untuk menyusun kumpulan simbol
dan warna yang sesuai dengan budaya, serta elemen grafis lainnya seperti tata letak dan gaya
artistik, yang mungkin menunjukkan nuansa budaya. Proses penilaian melibatkan serangkaian
wawancara dan pengumpulan visual yang digunakan dalam penyusunan bank gambar.
Selanjutnya, panel ahli diidentifikasi untuk meninjau bank gambar dan mengidentifikasi simbol
dan warna yang baik (tepat dan tidak menyinggung) dan buruk (tidak pantas dan menyinggung).

Hasilnya adalah pengembangan palet kultural yang menyediakan berbagai grafik yang
sesuai dengan budaya sekaligus mengidentifikasi warna dan simbol yang tidak sesuai atau tidak
pantas yang perlu dihindari. Dengan demikian, palet kultural memungkinkan desainer untuk
memahami, menghormati, dan merespons keberagaman budaya dalam komunikasi visual,
sehingga menciptakan citra yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga sesuai dengan
budaya.

Representasi dalam komunikasi lintas budaya

Representasi dalam komunikasi lintas budaya, khususnya dalam periklanan dan desain
grafis, dapat memengaruhi persepsi dan penerimaan pesan visual oleh berbagai kelompok
budaya karena simbol, warna, dan gambar yang dipakai dalam pesan visual dapat memiliki arti
yang berbeda-beda di antara kelompok budaya yang berbeda. Hal ini dapat memengaruhi
bagaimana pesan visual dimengerti, diterima, dan ditafsirkan oleh audiens dari latar belakang
budaya yang beragam. Dalam konteks periklanan dan desain grafis, representasi yang tidak
sesuai dengan budaya dapat menyebabkan pesan visual dianggap tidak relevan, tidak menarik,
atau bahkan ofensif oleh kelompok budaya tertentu. Sebaliknya, representasi yang
memperhatikan keberagaman budaya dan menghormati nilai-nilai serta simbol-simbol budaya
dapat meningkatkan penerimaan pesan visual oleh berbagai kelompok budaya.

Dengan demikian, representasi yang tepat dalam komunikasi lintas budaya dapat
memainkan peran penting dalam memastikan pesan visual dapat Tantangan dalam Komunikasi
Visual Lintas Budaya Pesan visual yang disampaikan oleh desainer akan diterima oleh penerima
dengan menggunakan lensa budaya mereka sendiri. Penerima akan memecahkan pesan visual
tersebut berdasarkan pada pengalaman, nilai, dan norma budaya mereka. Oleh karena itu, peran
lensa dan filter budaya sangat penting dalam membentuk pesan visual, karena mereka
mempengaruhi bagaimana pesan tersebut ditafsirkan oleh penerima.

Tantangan dalam Komunikasi Visual Lintas Budaya

Dalam menghadapi tantangan lintas budaya, penting bagi desainer untuk memahami
budaya audiens sasaran dan menggabungkan palet budaya dalam desain komunikasi visual agar
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens sasaran. Temuan yang terkait
dengan tantangan yang dihadapi oleh desainer dalam mengembangkan visual yang sesuai dengan
budaya dan pentingnya menggabungkan palet budaya dalam komunikasi visual sangat penting.
Proses pengembangan visual yang berkomunikasi secara efektif dengan perspektif budaya yang
berbeda adalah tugas yang rumit. Desainer sering menghadapi tantangan untuk menentukan
simbol dan warna mana yang dapat dipakai untuk berkomunikasi secara visual dengan
sensitivitas sementara juga berinteraksi dengan audiens non-Hispanik tentang budaya komunitas
Hispanik.

Tantangan dalam komunikasi visual lintas budaya meliputi pengkodean pesan,


penggunaan simbol dan warna yang tepat, serta pengakuan terhadap peran lensa budaya dalam
proses komunikas.

Kesimpulan

Paper ini menjelaskan tentang metode desain penelitian formatif dan palet kultural yang
digunakan dalam iklan cetak untuk menciptakan iklan yang sesuai dan efektif dengan budaya
audiens sasaran. Paper ini juga memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang penggunaan metode dan konsep tersebut dalam iklan cetak yang sensitif budaya dan
efektif. Palet kultural memungkinkan desainer untuk membuat pesan visual yang lebih sesuai
dengan budaya dengan menggunakan simbol, warna, dan gaya desain yang relevan dengan nilai-
nilai dan simbol-simbol budaya audiens sasaran. Hal ini dapat meningkatkan penerimaan pesan
visual oleh berbagai kelompok budaya, sehingga iklan cetak dapat lebih efektif dalam menarik
perhatian dan mempengaruhi audiens secara positif. Simpulannya, paper ini menunjukkan bahwa
metode desain penelitian formatif dan palet kultural adalah alat yang berguna untuk menciptakan
iklan cetak yang sensitif budaya dan efektif. Paper ini juga menunjukkan pentingnya memahami,
menghormati, dan merespons keberagaman budaya dalam komunikasi visual. Dengan
menggunakan metode dan konsep tersebut, desainer dapat menghindari kesalahan dalam
merancang iklan cetak yang tidak sesuai atau ofensif bagi kelompok budaya tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

MORIARTY, S., & ROHE, L. BAB 7 Palet Budaya dalam Periklanan Cetak: Metode Desain Penelitian
Formatif. Ken Smith; Sandra Moriarty; Gretchen Barbatsis; dan Keith Kenney, Handbook of Visual
Communication–Theory, Methods, and Media, London: Lawrence Erlbaum Associates., 111.

Rio, A. O. (2017). Kajian Budaya Visual Dalam Ilmu Komunikasi: Posisi Dan Metode Penelitian. Sociae
Polites, 195-206.

Ekonomi, Dan, et al. “J U R N a L.” Maret, vol. 13, no. 1, p. 486155,

stieykpn.ac.id/journal/index.php/jeb/issue/viewFile/126/442. Accessed 12 Nov. 2023.

“Encoding, Decoding Dalam Komunikasi Dan Perbedaanya.” FISIP UMSU Terbaik Di Medan,

26 Aug. 2023, fisip.umsu.ac.id/2023/08/26/encoding-decoding-dalam-komunikasi-dan-

perbedaanya/. Accessed 12 Nov. 2023.

Kartika, Ayu, et al. PERAN EFEKTIVITAS IKLAN DALAM MEMEDIASI DAYA TARIK IKLAN

TERHADAP BRAND ATTITUDE PADA IKLAN MEREK AQUA (STUDI PADA

KONSUMEN AQUA) DI KOTA DENPASAR A.A Gede Agung Artha Kusuma (2) (1)(.

Vol. 5, no. 1, 2016, pp. 176–206, media.neliti.com/media/publications/242519-none-

adbb0606.pdf. Accessed 12 Nov. 2023.

Komunikasi Dalam Desain Komunikasi Visual.

Anda mungkin juga menyukai