Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Mengapliaksikan Bahasa Indonesia Dalam Berbicara Berpidato

Dosen Pengampuh: Saida Gani M.Sos.I

Oleh:
PUPUNG RAHMATULLAH GUGULE
NIM:B03423006

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS SAIN DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianyan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.makalah ini dibuat sebagai
pembelajaran bagi mahasiswa tingkat sarjana di Prodi Akuakultur Fakultas Sains dan Ilmu
Komputer, Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Mengapliaksikan Bahasa Indonesia Dalam Iklan”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
dosen mata kuliah kimia sains dan teknologi yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini
Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan umumnya

Gorontalo, 08 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................................iii
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................iii
1.3 Rujuan...........................................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian iklan............................................................................................................1
B. Hakikat dan tujuan iklan...............................................................................................1
C. Jenis-jenis iklan.............................................................................................................2
D. Informasi dalam iklan...................................................................................................2
E. Bahasa indonesia dalam iklan.......................................................................................3
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa iklan pada umumnya mengandung makna-makna tertentu. Dengan demikian
penggunaan bahasa iklan memiliki keterampilan khusus atau keahlian yang khusus dari
penggunanya. Sehubungan dengan hal itu Chaer (2010:15) menyatakan,“Bahasa iklan
merupakan salah satu wujud ragam bahasa jurnalistik yang ragam bahasanya digunakan oleh
insan kreatif, dalam hal ini wartawan, untuk penerbitan pers.” Sebagai salah satu wujud dari
ragam bahasa jurnalistik, bahasa iklan mempunyai sebuah bentuk komunikasi yang khas.
Bahasa yang dipakai dalam bidang periklanan disebut pula dengan ragam iklan. Bahasa iklan
merupakan bahasa yang dipakai untuk menyampaikan segala bentuk pesan tentang suatu
produk diberbagai media, baik media elektronik maupun media cetak. Iklan atau advertensi
pada dasarnya adalah suatu penawaran untuk menggunakan suatu produk, atau mengikuti
suatu layanan jasa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan
merupakan suatu penawaran atau pemberitahuan tentang produk kepada khalayak yang
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya. Perlu banyak cara digunakan agar iklan
yang disampaikan pada masyarakat itu berhasil. Oleh karena itu iklan dibuat semenarik
mungkin sehingga masyarakat tertarik dan ingin membeli produk yang ditawarkan.Iklan
yang terdapat pada berbagai bidang dan berbagai aspek kebudayaan merupakan topik yang
menarik untuk dikaji dan diteliti. Sehubungan dengan itu, iklan dapat diteliti dari disiplin
ilmu bahasa yakni pada aspek semantik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian iklan?
2. Apa itu hakikat dan tujuan iklan?
3. Bagaimana jenis-jenis iklan?
4. Bagaimana informasi dalam iklan?
5. Bagaimana bahasa indonesia dalam iklan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian iklan.
2. Mengetahui apa itu hakikat dan tujuan iklan.
3. Mengetahui bagaimana jenis-jenis iklan.
4. Mengetahui bagaimana informasi dalam iklan.
5. Mengetahui bagaimana bahasa indonesia dalam iklan.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IKLAN
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah

‘menggiring orang pada gagasan’. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah

“semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa

secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu (www.scribt.com/10agustus

2010). Periklanan merupakan warna tersendiri dalam media massa dalam proses

komunikasi, sebagai wujud 3 komunikasi yang melibatkan pemasang iklan, konsumen,

dan media itu sendiri

Dalam hubungannya dengan manusia dikenal dua media komunikasi, yaitu:

1. Media komunikasi auditif, yaitu komunikasi yang mempergunakan indera pendengar.

2.Media komunikasi visual, yaitu komunikasi yang mempergunakan indera penglihatan.

Pariwara atau iklan sebagai salah satu bentuk penawaran barang atau jasa, disadari

atau tidak turut menentukan keberhasilan penjualan suatu barang atau produk sehingga

pemilihan bahasanya perlu diperhatikan. Bahasa iklan harus memiliki kekhasan dan harus

mampu meninggalkan kesan pada penyimaknya. Hal itu sangat erat hubungannya dengan

tujuan iklan, yaitu sebagai sarana upaya menawarkan barang atau jasa kepada khalayak.

Salah satu bentuk pariwara atau iklan adalah iklan-iklan televisi, yaitu iklan yang

disampaikan melalui media elektronik televisi. Televisi banyak menyiarkan bermacam-

macam iklan untuk menawarkan barang atau jasa kepada penyimak atau khalayak dengan

disertai pemilihan bahasa yang menarik serta atraktif sehingga menimbulkan ketertarikan

para penyimak untuk mendapatkan barang atau jasa yang ditawarkan tersebut.

B. HAKIKAT DAN TUJUAN IKLAN


Memasarkan Produk atau Layanan: Tujuan utama iklan adalah untuk

mempromosikan produk atau layanan kepada calon pelanggan. Iklan mencoba

meyakinkan konsumen untuk membeli atau menggunakan produk atau layanan yang

ditawarkan.

Meningkatkan Kesadaran: Iklan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen

tentang merek atau produk tertentu. Ini bisa membantu dalam pembentukan citra merek

yang kuat.

1
Membangun Citra Merek: Iklan dapat digunakan untuk membangun citra merek yang

positif. Dengan cara ini, iklan membantu menciptakan persepsi positif di antara

konsumen tentang merek tersebut. Mendorong Penjualan: Salah satu tujuan utama iklan

adalah untuk meningkatkan penjualan. Iklan yang efektif dapat menghasilkan

peningkatan penjualan produk atau layanan yang diiklankan. Memberikan Informasi:

Iklan juga berfungsi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang produk atau

layanan, termasuk fitur, manfaat, dan cara penggunaannya.

Hakikat Iklan:

Komunikasi: Iklan adalah bentuk komunikasi yang disampaikan kepada audiens yang

dituju. Ini melibatkan pesan yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan iklan.

Memasarkan: Iklan adalah alat pemasaran yang penting. Ini membantu dalam

memasarkan produk atau layanan kepada konsumen potensial.

Kreativitas: Banyak iklan mencoba untuk menjadi kreatif dan menarik agar lebih efektif

dalam menarik perhatian audiens.

Bayaran: Iklan biasanya melibatkan biaya. Perusahaan membayar untuk menyebarkan

pesan mereka kepada audiens tertentu, baik melalui media cetak, televisi, online, atau

media lainnya.

Pengaruh: Iklan memiliki pengaruh besar dalam membentuk preferensi dan perilaku

konsumen. Ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan membantu membangun

loyalitas konsumen terhadap merek.

Target Audiens: Iklan sering ditujukan kepada kelompok audiens yang spesifik. Ini

dilakukan agar iklan dapat mencapai konsumen yang paling mungkin tertarik dengan

produk atau layanan yang ditawarkan.

Pesan: Pesan dalam iklan dapat berupa informasi, emosi, atau daya tarik visual yang

dirancang untuk mempengaruhi audiens.

C. JENIS-JENIS IKLAN
1. Media Cetak
Media cetak merupakan media yang memuat pesan bertopik tunggal dan satu
pemikiran secara bersamaan. Beberapa jenis media cetak antara lain :
a. Koran/surat kabar
Kelebihan: pembaca dapat memilih iklan sesuai dengan keinginan, bersifat
fleksibel dan tepat waktu, ukuran iklan dapat bervariasi, halaman untuk iklan dapat
ditambah atau dikurangi sehingga tidak terhalang oleh kendala waktu, dapat menjangkau

2
pasar local mulai dari masyarakat kota hingga pedesaan, biaya per orang yang terjangkau
relative murah.
Kelemahan: masa berlaku surat kabar sangat pendek karena sering kali dibuang setelah
dibaca, kalangan remaja dan mereka yang menginjak dewasa pada umumnya tidak atau
jarang membaca surat kabar.

b. Majalah
Kelebihan: cetakan gambar dapat dibuat berwarna sesuai dengan warna produk yang
diinginkan, dapat menjangkau pasar nasional dengan biaya per pembaca relative murah,
dapat dibaca diberbagai tempat dan waktu, berumur relative lebih lama (dari seminggu
sampai sebulan).
Kelemahan: iklan yang akan dimuat dalam majalah harus diajukan beberapa minggu
sebelum penerbitannya, karena majalah diterbitkan mingguan atau bulanan maka pesan
yang sedang hangat dibicarakan menjadi sulit utuk ditayangkan pada waktu yang tepat.

2. Media Elektronik
a. Radio
Kelebihan: radio didengan oleh masyarakat dari semua tingkat social, dapat dibawa dan
didengar di mana pun, biaya produksi iklan radio murah dan sangat fleksibel sehingga
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, efektif untuk menjangkau
pasar sasaran tertentu.
Kelemahan: radio menciptakan kesan audio yang seluruhnya ditentukan oleh kemampuan
pendengar untuk menangkap informasi setelah mendengarnya, pendengar sering kali
tidak sepenuhnya memperhatikan dengan cermat karena radio umumnya didengarkan
sebagai latar belakang aktivitas yang dikerjakan seperti bekerja, belajar, atau aktivitas
lain, kurang membawa pengaruh yang dapat memotofasi audience, tingkat daya tarik
yang rendah dapat menyebapkan sejumllah pesab terabaikan bahkan terlewatkan.

b. Televisi
Kelebihan: produk dapat ditunjukkan dan diterangkan pada waktu yang bersamaan, dapat
menjangkau wilayah geografis yang sangat luas dan fleksibel dalam penyampaian pesan.
Kelemahan: karena durasi yang singkat untuk setiap kali penayangan maka pesan yang
disampaikan harus diulang beberapa kali agar dapat diperhatikan dan diingat oleh
audience, hal in membuat biaya pembuatan dan penayangan iklan televisi sangat mahal.

D. INFORMASI DALAM IKLAN


Ada empat unsur yang menjadi pembangun wacana iklan, yaitu pengiklan, barang
atau jasa yang diiklankan, iklan, dan sasaran iklan. Termasuk di dalam unsur pengiklan
adalah pihak yang punya produk barang jasa yang diiklankan dan biro jasa periklanan
atau pembuat iklan. Masing-masing subunsur itu biasanya hadir dengan keperluannya
masing-masing. Pemasang iklan hadir dengan keperluan agar produk, jasa, atau imbauan-

3
imbauannya dapat sampai ke sasaran iklan secara efektif, yaitu tidak saja agar mereka
membaca, mendengar, memahami, tetapi juga agar mereka mengkonsumsi atau
melakukan aksi tertentu yang dikehendaki. Dari kacamata pemasang iklan ini, efektifitas
iklan dilihat seberapa kuat reaksi positif terhadap iklannya.

Banyak pembuat iklan yang tidak peduli terhadap apa yang diiklankan sebab mereka
hadir dengan tujuannya sendiri, yaitu memproduksi iklan yang memuaskan pemesan
iklan. Dengan demikian, biro iklan akan mendapat pemasukan untuk menghidupi
perusahaannya. Hal ini tidak berarti bahwa biro iklan tidak punya pengetahuan tentang
konsumen – sesungguhnya bahkan ada biro iklan yang amat bertenggung jawab pada
masyarakat sehingga berani menolak membuat iklan-iklan tertentu – tetapi
pengetahuannya tentang selera konsumen hanya merupakan faktor pendukung saja dalam
memproduksi iklan.

Iklan sendiri – baik iklan yang komersial, nonkomersial, maupun iklan korporasi –pada
dasarnya adalah satu bentuk wacana direktif atau imperatif yang tertuang dalam bahasa
audio, visual, dan verbal. Fungsi direktif dann imperatif iklan disampaikan melalui media
suara (audio), media gambar (visual), dan media bahasa (verbal). Bahasa yang digunakan
di dalam iklan selalu memberi sugesti atau mengarahkan masyarakat agar mengkonsumsi
atau melakukan aksi tertentu. Sebagai mana komunikasi yang efektif, iklan yang efektif
harus mempu membangun persepsi masyarakat konsumen menjadi seperti yang
dikehendaki pemasang dan pembuat iklan, yaitu bahwa menggunakan barang dan jasa
yang diiklankan atau melakukan aksi seperti yang dimbau dalam iklan akan
mendatangkan sangat banyak manfaat kepada konsumen dan juga masyarakat secara
umum. Terlepas dari apakah deskripsi merupakan fakta atau sekedar deskripsi bombastis
tentang fakta itu, jika iklan mampu memunculkan persepsi dan aksi positif itu, maka
retorika iklan itu telah mencapai tujuan bisnis.

Bagian dalam iklan, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu
bagian deskripsi dan bagian direktif. Dalam iklan-ikaln panjang, misalnya iklan dalam
bentuk advertorial, bagian deskripsi lebih dominan daripada bagian direktifnya. Bahkan,
bagian direktifnya sering kali juga ditiadakan. Iklan seperti itu umumnya ditujukan
kepada konsumen yang telah mempunyai kematangan analisis sehingga makna imperatif
dari iklan itu dapat dibangun sebdiri dengan mengembangkan hubungan kausalitas dari
fakta yang diuraikan dalam iklan. Dalam iklan-iklan pendek, biasanya bagian direktif
menjadi lebih dominan kecuali jika makna direktifnya dapat dipahami secara mudah atau
telah menjadi pemahaman bersama. Boleh dikatakan, semakin panjang iklan semakin
dominan unsur deskriptifnya.

4
E. Bahasa indonesia dalam iklan
Untuk menjadi pembicara yang baik , seorang pembicara harus menguasai
masalah yang sedang dibicarakan, dan harus berbicara dengan jelas dan tepat. Beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor
kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan
berbicara, meliputi; ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang
sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor-faktor non-kebahasaan
meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada
lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimik yang
tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.

Sintesis : Faktor yang menunjang keefektifan berbicara di atas, baik yang bersifat
kebahasaan maupun yang nonkebahasaan, keduanya tidak boleh diabaikan apabila
seseorang ingin menjadi pembicara yang terampil. Dalam meraih keinginan tersebut
harus dengan proses berlatih yang dilakukan secara berkesinambungan dan
sistematisKeberhasilan sebuah iklan diawali dengan keberhasilan seorang penulis naskah
iklan (copywriter). Seorang penulis naskah iklan dituntut punya kemahiran berbahasa
yang memadai. Dengan modal kemahiran berbahasa yang memadai, penulis naskah iklan
dapat memainkan bahasanya hingga memperoleh efek yang diinginkan. Dalam iklan
Indonesia, kemahiran berbahasa Indonesia saja ternyata tidak cukup. Pemahaman atau
penguasaan ragam bahasa bahkan juga berbagai bahasa daerah di Indonesia menjadi
kemahiran penting juga bagi penulis naskah iklan Indonesia. Kadang-kadang ambiguitas
yang dibangun dari keragaman bahasa, menjadi pengingat verbal yang baik. Keberhasilan
iklan susu bendera, yang memanfaatkan kata tulang ‘paman’ (Batak), teh (Sunda), dan
beli ‘paman’ (Bali) menjadi bukti bahwa penguasaan bahasa daerah juga menjadi faktor
positif keunggulan iklan Indonesia. Iklan semacam itu, tidak sekadar mengubah persepsi
komsumen, tetapi juga memberi pengetahuan positif kepada konsumen.

Dalam setiap iklan, memunculkan unsur pengingat (catcher) baik yang berupa suara
(audio), gambar (visual), maupun bahasa (verbal) menjadi amat penting sehingga suatu
saat, dengan hanya mendengar, melihat, atau membaca pengingat itu, konsumen langsung
terhubung dengan produk yang diiklankan. Untuk mencapai efek pengingat visual,
seringkali tampilan gambar dieksploitasi dengan mengabaikan relasi dengan aspek-aspek
tertentu. Efek pengingat verbal diciptakan dengan memanfaatkan ungkapan bahasa
daerah

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menggunakan bahasa Indonesia dalam iklan memiliki sejumlah keuntungan, terutama
jika iklan ditujukan untuk pasar Indonesia. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari
mengaplikasikan bahasa Indonesia dalam iklan:
1. Mencapai Target Audience: Menggunakan bahasa Indonesia memungkinkan iklan untuk
lebih mudah diakses dan dipahami oleh target audiens lokal di Indonesia. Ini membantu
dalam menjangkau dan mempengaruhi mereka dengan lebih efektif.
2. Kepuasan Pelanggan: Bahasa Indonesia yang digunakan dengan baik dalam iklan dapat
menciptakan ikatan emosional antara merek dan pelanggan. Pelanggan merasa dihormati
dan diakui melalui komunikasi dalam bahasa mereka sendiri.
3. Keterhubungan Budaya: Bahasa adalah bagian penting dari budaya. Menggunakan
bahasa Indonesia dalam iklan juga bisa membantu merek untuk terlihat lebih terkait
dengan budaya Indonesia, sehingga menguatkan identitas merek di pasar lokal.
4. Keefektifan Komunikasi: Dalam banyak kasus, pesan iklan yang disampaikan dalam
bahasa asli pelanggan lebih efektif daripada yang diterjemahkan. Ini meminimalkan
risiko kesalahan atau kehilangan makna dalam terjemahan.
5. Kepatuhan Regulasi: Beberapa negara mewajibkan penggunaan bahasa lokal dalam iklan
sebagai bagian dari regulasi. Menggunakan bahasa Indonesia dapat memastikan
kesesuaian dengan aturan dan peraturan setempat.
6. Dukungan Kreativitas: Bahasa Indonesia yang kreatif dan relevan dalam iklan dapat
meningkatkan daya tarik dan daya ingat iklan tersebut. Merek dapat berinovasi dalam
pesan-pesan yang disampaikan.

Namun, perlu diperhatikan bahwa pemilihan bahasa dalam iklan harus selaras dengan strategi
pemasaran dan target audiens. Jika target audiens internasional, penggunaan bahasa
Indonesia mungkin tidak selalu menjadi pilihan terbaik. Kesimpulannya, penggunaan bahasa
Indonesia dalam iklan harus menjadi bagian dari strategi pemasaran yang matang dan sesuai
dengan konteks pasar yang dituju.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.ums.ac.id/14214/2/BAB_I.pdfeprints.uny.2023
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/843/wacana-iklan-dalam-bahasa-
http://repository.unim.ac.id/112/3/3.%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai