Bahasa tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat, karena bahasa merupakan media komunikasi. Salah satu fungsi bahasa adalah untuk saling bekerja sama bertukar informasi antara satu dengan lainnya. Proses pertukaran informasi tersebut bisa dalam bentuk apa saja, di mana saja seperti dalam media cetak contohnya adalah koran dan berita online, media audiovisual seperti televisi. Salah satu bentuk pertukaran informasi adalah iklan. Iklan yang disiarkan atau ditulis diberbagai media tentu saja disajikan dengan menggunakan bahasa. Televisi memberikan informasi mengenai banyak hal termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh produsen. Informasi mengenai suatu produk lebih dikenal dengan istilah iklan. Melalui iklan, produsen memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas selaku calon konsumen. Tujuan dibuat iklan adalah agar calon konsumen tertarik untuk menggunakan produk. Penggunaan bahasa Indonesia dalam iklan perlu dibuat lebih menarik, karena digunakan untuk menawarkan sebuah produk. Untuk mempengaruhi pembeli agar mau membeli produk yang diiklankan, bahasa yang sering digunakan dalam iklan adalah persuasif. Mulyana (2005: 1) menyatakan bahwa wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, tertinggi, atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan, mempunyai awal akhir yang nyata baik disampaikan secara lisan maupun tulis. Selain itu, wacana adalah satuan bahasa yang lengkap yang di dalamnya terdapat konsep atau gagasan yang utuh. Sebagai satuan bahasa yang lengkap sebuah wacana akan dapat dipahami isinya apabila sudah terbaca secara keseluruhan, karena jika terbaca sebagian atau bagian kecil saja kemungkinan besar akan terjadi perbedaan pemahaman antara penulis dan pembaca. Penggunaan bahasa yang menarik dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dapat mendorong pembaca untuk membeli produk yang ditawarkan, termasuk produk makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Namun ada masyarakat yang tidak memahami secara cermat iklan produk-produk tersebut, karena telah terpengaruh oleh bahasa iklan yang begitu menarik. Alasan inilah yang melatarbelakangi peneliti memilih iklan makanan di televise sebagai objek dalam penelitian. Jika diamati iklan memiliki struktur berupa judul/ butir utama (opening), butir penjelas/bagian badan iklan (body), dan butir penutup (close). Pada iklan di televisi, pengaturan tersebut tampak lebih bebas. Hal ini disebabkan penyusunan iklan tidak lepas dari aspek seni dan kreativitas. Di samping hal tersebut struktur iklan juga tidak lepas dari proposisi penyusun. Wacana adalah suatu pengunaan baik secara lisan maupun tulisan (Deese, 1984: 72). Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Cook (1989) wacana adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi bik secara lisan maupun tulisan. Pendengar iklan perlu mengetahui struktur iklan beserta proposisi pembangunnya agar dapat mempertimbangkan keputusan untuk membeli atau tidak sebuah produk tertentu. Selain itu, perlu memahami konteks yang melingkupi sebuah iklan agar pendengar mengerti kesan yang ingin ditimbulkan pembuat iklan, kemudian perlu mengetahui fungsi yang ingin dicapai oleh pembuat iklan. Analisis wacana iklan ini dilakukan untuk mengetahui struktur, konteks, dan fungsi bahasa yang dikomunikasikan dalam iklan makanan dan minuman yang terdapat di televisi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa iklan adalah sebuah bentuk komunikasi, sedangkan wacana adalah segala bentuk komunikasi. Jadi, kesimpulannya adalah iklan merupakan sebuah wacana. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa iklan merupakan bentuk komunikasi persuasive yang bersifat masal dilakukan melalui saluran tertentu dapat berupa pemasaran, pelayanan publik, atau informasi dengan tujuan-tujuan tertentu. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur iklan makanan dan pada televisi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mendeskripsikan fungsi bahasa yang terdapat dalam iklan produk makanan dan minuman pada televisi. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimanakah struktur wacana dalam iklan makanan Burger King? 2. Bagaimanakah fungsi bahasa dalam iklan makanan Burger King? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas tujuan penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan struktur wacana dalam iklan makanan Burger King 2. Untuk mendeskripsikan fungsi bahasa dalam iklan makanan Burger King 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan nantinya diharapkan dapat memberikan dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang struktur wacana dalam sebuah kalimat, dan fungsi bahasa yang dituangkan dalam sebuah penggunaan bahasa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu tentang wacana khususnya struktur wacana dalam sebuah kalimat, terutama dalam sebuah iklan makanan, sebagai bahan perbandingan dalam meneliti masalah yang sama dengan iklan yang berbeda b. Bagi Pembaca Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi pembaca untuk mengetahui informasi tentang suatu iklan berdasarkan struktur wacana dan fungsi bahasa pada iklan makanan Burger King.
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik