Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN BAJA RINGAN

Bahan dasar baja ringan adalah Carbon Steel, Carbon Steel


adalah baja yang terdiri dari elemen-elemen yang prosentase
maksimum selain bajanya sebagai berikut: 1.70% Carbon, 1.65%
Manganese, 0.60% Silicon, 0.60% Copper. Carbon adalah unsur
kimia dengan nomor atom 6, tingkat oksidasi 4.2 dan Mangan
adalah unsur kimia dengan nomor atom 25, tingkat oksidasi
7.6423. Carbon dan Manganese adalah bahan pokok untuk
meninggikan tegangan (strength) dari baja murni. Penambahan
prosentase Carbon akan mempertinggi Yield Stress tetapi akan
mengurangi daktilitas. Rangka atap baja ringan yang diproduksi
di Indonesia menggunakan bahan dasar baja dengan kekuatan G-
550 Mpa atau setara dengan 5500 Megapascal sesuai standar AISI
(American Iron and Steell Institute). Adapun coating
(pelapis/pelindung) baja ringan dari karat yang beredar adalah
zinc/galvanis, zincalume, dan zincalume dengan penambahan
magnesium. Lapisan coating ini melindungi bahan dasar baja
ringan dari karat. Baja ringan diciptakan untuk memudahkan
perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki
derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa,
sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan
tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis.
Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari
0,4mm – 1mm (Theodolite).
baja ringan yang umum digunakan adalah bentuk "Canal" atau
"C" dan "Omega". Kesemua bentuk ini dapat dipergunakan
sebagai penyusun konstruksi baja ringan dengan kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Bentuk ini dianggap sebagai
profil baja ringan. Profil Canal C merupakan profil tertua pada
material batang baja,
Penampang profil ini juga sudah digunakan pada baja konvensional jauh
sebelulm istilah baja ringan hadir yang hingga saat ini masih dipakai.
Pada profil C kelebihan utamanya adalah pada saat digabungkan, dua
profil C yang saling berhadapan disatukan menjadi "box" atau "kotak".

Gambar di atas menunjukkan profil baja ringan berpenampang C single.


Sementara gambar di bawah ini menunjukkan gambar profil C yang
digabungkan menjadi satu, sehingga membentuk box/kotak.
Profil Canal "C" digunakan sebagai rangka utama pada konstruksi kuda-
kuda baja ringan. Sementara untuk konstruksi pendukung seperti reng
sebagai tempat kedudukan penutup atap/genteng digunakanlah profil
"Omega", berikut gambarnya.

Gambar di atas menunjukkan penampang reng (dalam dunia konstruksi


disebut juga dengan batten), dimana nantinya genteng akan ditempatkan
di atasnya, batten/reng ini juga akan dipergunakan sebagai ikatan angin
(windbrace/crossbrace), dan batang pengaku lainnya.
Sementara terkait dimensi ukuran, seperti tebal baja ringan yang lazim
digunakan pada konstruksi baja ringan ini umumnya memiliki ketebalan
0.75mm hingga 1.00 mm pada batang utama kuda-kuda konstruksi.
Sedang pada batten/reng ketebalan yang digunakan mulai 0.40 hingga
0.60mm.
Sementara untuk ukuran tinggi profil juga bervariasi mulai dari 70mm
hingga 100mm, dan pada batten/reng tinggi mulai 31mm hingga 60mm.
Variasi ukuran ini ditujukan menyesuaikan dengan kebutuhan lebar
bentang rangka yang berhubungan dengan beban/kekuatan yang
disokongnya.

Beberapa kelebihan & kekurangan penggunaan baja ringan dalam


konstruksi bangunan
Kelebihan :

 Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang


harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah (jadi lebih
irit strukturnya)
Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).

 Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja…?.)
 Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
 Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak
berubah karena panas dan dingin (itu kata aplikatornya lho).
Kekurangan :
 Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu,
sistem rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa
penutup plafon.
 Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu
bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya
maksudnya jika salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan,
maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan
strukturnya langsung dilakukan oleh structural engineer dari
aplikatornya)
 Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong
dan dibentuk berbagai profil.
 Mutu dan Kualitas dari struktur atap baja ringan kurang terjamin.

JENIS BAHAN BAJA RINGAN.

Untuk saat ini, jenis baja ringan yang beredar dipasaran indonesia
dikerucutkan menjadi 2 jenis yakni
 Zincalume Stell (nama sebuah merek dagang selengkapnya
download disini)
 Baja Galvanis
 Baja Galvalume

1. ZINCALUME STELL adalah baja lapis yang mengandung logam


campuran 55 % alumunium dan 45 % seng dengan kelas coating
AZ 150 yang diproses dengan teknogi tinggi. Dengan komposisi
yang akurat dan teknologi yang tinggi , ZINCALUME Steel
memberikan perlindungan dari korosi.Diproduksi melalui proses
baja celup panas ( Hot-Dipping ) secara kontinyu pada
temperatur tertentu ZINCALUME Steel mengkombinasi sifat -
sifat utama logam baja , Zinc dan Alumunium, yaitu : kekuatan
dari baja , proteksi korosi prima dan ketahanan temperatur
tinggi dari Alumunium, serta perlindungan Zinc pada bagian
lipatan baja dan daerah goresan dengan aksi katodiknya .
Material Baja Ringan Galvalume inilah yang popular dengan sebutan
ZINCALUME®, salah satu merek dagang Bluescope Steel Ltd, Perusahaan
pioneer produsen baja ringandengan lapisan Zinc dan Aluminium.
Sifat Aluminium yang tahan karat dikombinasikan dengan Zinc yang keras
menjadikan kombinasi dari kedua bahan tersebut lebih tahan karat, kuat
dan lebih ringan dibandingkan dengan Galvanis. Bahkan beberapa
referensi menyatakan bahwa Baja Ringan ZINCALUME® memiliki
ketahanan karat/korosi mencapai 4 kali lipat dibanding baja berlapis
Galvanis

Ada 3 metode pengujian yang biasa digunakan untuk mengukur


kemampuan baja lapis dalam menghadapi korosi pada
pembuatannya.

1. Uji Penyemprotan Larutan Garam ( Salt Spray Testing )

Pengujian laboratorium ini mengacu pada metode pengujian


ASTM B117 dan AS1580. hasilnya menunjukkan bahwa setelah
2000 jama disemprot oleh larutan garam, ZINCALUME Steel
tetap memiliki tampilan yang jauh lebih baik dibandingkan
denga baja Galvanis yang disemprot dengan larutan garam
walaupun hanya selama 240 jam saja.
2. Uji Wilayah Pantai ( Severe Marine Exposure )
Setelah 6 tahun diuji dengan cahaya langsung di wilayah pantai Bellambi
Point, baha Galvanis sudah sangat kentara kehilangan lapisannya dan
disertai pula oleh munculnya karat merah pada lapisan teratasnya,
sedangkan ZINCALUME Steel masih tetap dalan kondisis yang baik tanpa
sedikitpun tanda-tanda adanya korosi.

3. Uji Lapangan
Setelah 20 tahun terpasang di sebuah bangunan, tampak nyata bahwa atap
yang terbuat dari ZINCALUME Steel masih dalam kondisi yang sangat baik
sedangkan atap yang terbuat dari baja Galvanis sudah menunjukkan
munculnya karat merah yang signifikan. Dari hasil ketiga test yang bisa
dipertanggungjawabkan tersebut diatas menunjukkan bahwa ZINCALUME
Steel yang diproduksi dengan mengacu pada Australian Standard AS 1397 dan
Standard Indonesia SNI no 07.4096.1996 adalah merupakan produk yang
superior dalam menghadapi korosi apalagi jika dibandingkan dengan baja
Galvanis.

Kelebihan Produk Zincalume :

1. Tahan Terhadap Korosi


Memiliki kekuatan empat kali lebih baik dari baja galvanis pada kondisi
yang sama
2. Anti - finger marking (Resin)
yaitu tidak bersifat membekas jika disentuh
3. Lebih Ekonomis
Sangat ringan sehingga memberikan kita meter per segi yang lebih luas.
4. Penampilannya yang Atraktif
Permukaan ZINCALUME Steel yang dipenuhi kembangan halus memberikan
penampilan yang berbeda dan sangat menarik.
5. Ketahanan terhadap temperatur tinggi (dari sifat alumunium)
Dapat dibuat menjadi berbagai kebutuhan (fleksibel)
6. Mudah dibentuk
7. Kemampuan memantulkan panas.

2. BAJA GALVANIS

Istilah Galvanisasi dari beberapa referensi yang didapatkan


menyebutkan bahwa Galvanisasi adalah proses aplikasi pelapisan seng
pelindung pada baja (sebagian referensi menyebutkan Galvanis adalah
istilah untuk baja ringan yang diberi lapisan seng (zinc). Untuk galvanis
finishingnya terdiri dari: 98% unsur coatingnya adalah seng/zink dan 2%
adalah unsur alumunium). Lapisan tersebut ditujukan untuk
mencegah korosi galvanik berkarat dan. Istilah tersebut diambil
dari nama seorang ilmuwan berkebangsaan Italia Luigi Galvani.
Galvanisasi dengan produk akhirnya yang sering disebut
sebagai Galvanis, melibatkan proses elektrodeposisi dan elektrokimia,
metode yang paling lazim digunakan saat ini adalah hot-dipgalvanisasi,
dimana bagian-bagian baja direndam dalam bak seng cair.
Meskipun telah dilakukan proses pelapisan zinc pada baja (galvanis)
tersebut, pada tempo 1 tahun biasanya akan tetap timbul karat, namun
karena karat yang dihasilkan berwarna putih (AlO3 & ZnO) sering
dianggap tidak berkarat karena yang dikenal berkarat masyarakat luas
hanyalah besi dengan warna coklat

3. GALVALUM STELLGalvalum merujuk


pada material baja dengan pelapisan yang
mengandung unsur alumunium dan zinc,
terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah
aluminium, 43,5% adalah unsur seng/zink
dan 1,5% unsur silikon.
Material Baja Ringan Galvalume inilah yang popular dengan sebutan
ZINCALUME®, salah satu merek dagang Bluescope Steel Ltd, Perusahaan
pioneer produsen baja ringandengan lapisan Zinc dan Aluminium.
Sifat Aluminium yang tahan karat dikombinasikan dengan Zinc yang keras
menjadikan kombinasi dari kedua bahan tersebut lebih tahan karat, kuat
dan lebih ringan dibandingkan dengan Galvanis. Bahkan beberapa
referensi menyatakan bahwa Baja Ringan ZINCALUME® memiliki
ketahanan karat/korosi mencapai 4 kali lipat dibanding baja berlapis
Galvanis.

Anda mungkin juga menyukai