Anda di halaman 1dari 73

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas Rahmat dan hidayah-Nya penyusunan buku “kisah
Inspiratif”. Sebuah kisah dari parah tokoh yang penuh dengan
perjuangan.

Bersholawat kita kepada manusia terbaik sepanjang sejarah,


yang merupakan sosok inspirasi bagi semua manusia, serta
padanya terdapat seluruh suri tauladan bagi kita semua Ialah
Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua menjadi umatnya
yang terbaik.

Selamat membaca dan mengambil hikmah dari cerita-cerita


dalam buku ini. Semoga berguna bagi kehidupan kita semua.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................2

Seorang Anak Yang Mencari Cahaya........................................................3

Alam Jaya......................................................................................................3

Perjalanan Sang Pemberani........................................................................10

Hasniati Wulandari....................................................................................10

Remaja Tambang...........................................................................................26

A. Herman....................................................................................................26

Harapan Sepenuh Hati Dari Yang Terkasih..........................................33

Nurul Fadhilah............................................................................................33

Perjuangan Seorang Guru di Pulau Terpencil........................................36

Nur Syafika.................................................................................................36

Tangan Mungil Pencetus Pulau Terpencil................................................41

Rusni Bagenda.............................................................................................41

Momentum.......................................................................................................60

Viska Annisa Nur........................................................................................60

PENUTUP.........................................................................................................64

TENTANG PENULIS....................................................................................65

3
Seorang Anak Yang Mencari Cahaya
Alam Jaya
Di sebuah sudut terpencil di wilayah utara Konoha,
terhampar sebuah desa kecil yang jarang sekali diperhatikan
oleh dunia luar. Namun, di desa ini, terdapat seorang anak muda
yang memiliki impian besar. Namanya adalah Sakti, seorang anak
kedua dari tiga bersaudara dalam keluarganya.
Keberuntungannya adalah semua saudaranya adalah laki-laki,
sehingga ia memiliki banyak teman dan sahabat dekat dalam
keluarganya yang hidup sederhana dan biasa-biasa saja.
Kehidupan keluarga Sakti adalah cerminan dari kehidupan
sebagian besar penduduk desa tersebut. Ayahnya adalah
seorang petani yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya. Sakti tumbuh dalam keadaan sederhana, namun ia
memiliki impian yang besar di dalam hatinya. Ia bercita-cita
menjadi seorang dokter, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan
untuk membantu orang-orang di desanya yang seringkali tidak
memiliki akses terhadap perawatan medis yang memadai.
Namun, tantangan besar menghadangnya. Desa mereka
terletak di tempat yang terpencil, jauh dari pusat peradaban.
Sumber daya yang tersedia sangat terbatas, dan akses
pendidikan yang baik pun sulit ditemukan. Terkadang, Ia merasa
seperti mimpinya adalah bintang yang terlalu tinggi di langit
yang gelap. Tetapi, ketekunan dan semangatnya tidak pernah
surut, dan ia siap menghadapi segala rintangan untuk menggapai
mimpinya.
Sakti tidak pernah menyerah menghadapi rintangan yang
datang silih berganti dalam perjalanannya untuk menjadi

4
seorang dokter. Meskipun ia pernah merasa rendah diri dan
tidak yakin akan kemampuannya, ia bertekad untuk terus
belajar dan meningkatkan diri. Dengan dukungan dari teman-
teman sekelas dan beberapa guru yang melihat potensinya,
Sakti berhasil mengatasi tantangan akademis yang pernah
membuatnya hampir menyerah.
Namun, rintangan yang lebih besar menanti. Ketika Sakti
berhasil masuk ke salah satu sekolah menengah atas yang
memiliki program ilmu kedokteran, ibunya tiba-tiba jatuh sakit
parah. Ibu Sakti adalah sosok yang selalu mendukung impian
anaknya, dan sekarang ia membutuhkan perawatan intensif.
Ayah Sakti yang bekerja sebagai petani tidak mampu
menanggung biaya pengobatan yang besar, dan keluarga mereka
terpaksa harus mengeluarkan semua tabungan untuk merawat
ibu Bima.
Meskipun dalam situasi yang sulit, Sakti tidak pernah
melepaskan impiannya. Ia mencari solusi dengan gigih, mencoba
mendapatkan bantuan dari organisasi amal dan lembaga sosial di
desanya. Teman-temannya juga memberikan dukungan moral dan
mengumpulkan dana untuk membantu biaya perawatan ibunya.
Dalam perjuangan panjang ini, Bima belajar tentang ketekunan,
kekuatan keluarga, dan kebaikan yang ada di sekitarnya.
Perjuangan panjang dilewati ibunya dengan melawan sakit
dan harapan agar anaknya sukses terus mengahantui pikiran
ibunya. Dengan perawatan intens dan doa serta dukungan dari
teman-teman serta masyarakat desa alhamdulilah ibunya
sembuh, Sakti kembali fokus pada pendidikannya. Ia melewati
semua ujian dan tugas dengan baik, mendapatkan beasiswa, dan
meraih prestasi akademik yang mengesankan. Semakin ia

5
mendekati impian menjadi seorang dokter, semakin ia yakin
bahwa ketekunan dan semangat yang selalu ada dalam dirinya
akan mengantarnya ke sana. Dan ketika hari kelulusannya tiba,
Bima telah menjadi contoh nyata bahwa impian dapat terwujud
dengan tekad dan ketekunan yang kuat.
Ketika Sakti semakin mendalam dalam studinya di sekolah
kedokteran, nasib baik akhirnya tersenyum padanya. Ia bertemu
dengan salah satu dokter terkenal di desa tersebut, Dr. Alam,
yang melihat potensi luar biasa dalam dirinya. Dr. Alam adalah
seorang praktisi medis yang sangat dihormati dan diakui dalam
masyarakat. Ia melihat tekad dan semangat besar yang
membara di mata Bima dan merasa bahwa Bima adalah
seseorang yang berpotensi besar.
Dr. Alam dengan tulus hati memutuskan untuk menjadi
mentor Sakti. Mereka sering bertemu, dan Dr. Alam mulai
memperkenalkan Sakti pada dunia praktik medis yang
sebenarnya. Sakti dapat menyaksikan sendiri bagaimana
seorang dokter bekerja di rumah sakit, merawat pasien, dan
membuat keputusan yang penting untuk menyelamatkan nyawa.
Semua ini membuka mata Sakti tentang betapa besarnya
tanggung jawab yang dimiliki seorang dokter, tetapi juga betapa
pentingnya pekerjaan tersebut dalam membantu orang lain.
Selain pengalaman di rumah sakit, Dr. Alam juga
memberikan bimbingan akademik yang berharga kepada Sakti.
Ia memberikan materi tambahan, membantu Sakti memahami
konsep-konsep medis yang kompleks, dan menjawab semua
pertanyaan yang timbul dalam benaknya. Semua itu
membantunya meningkatkan pemahamannya tentang ilmu
kedokteran.

6
Sakti tidak hanya belajar tentang kedokteran dari Dr.
Alam, tetapi juga tentang nilai-nilai etika yang penting dalam
profesi medis. Dr. Alam mengajarkan pentingnya integritas,
empati, dan kejujuran dalam merawat pasien. Ia mengambil
semua pelajaran ini dengan sungguh-sungguh dan berjanji untuk
menjadi dokter yang dapat diandalkan dan peduli terhadap
pasien-pasiennya.
Mentorship dari Dr. Alam memberikan Sakti dukungan
yang sangat dibutuhkannya dalam perjalanan menuju impian
menjadi seorang dokter. Semakin banyak ia memahami dunia
kedokteran, semakin kuat tekadnya untuk mencapai tujuannya.
Dengan panduan dan inspirasi dari Dr. Alam, Ia merasa semakin
siap untuk menghadapi ujian-ujian yang akan datang dalam
perjalanan menuju impian besar dalam hidupnya.
Setelah berhasil menyelesaikan sekolah menengah atas,
Sakti tidak berhenti dalam mengejar impiannya. Ia meneruskan
pendidikannya ke perguruan tinggi dengan tekun, walaupun
rintangan-rintangan baru terus menghadangnya. Salah satu
hambatan terbesar adalah kesulitan keuangan. Keluarganya
masih berjuang untuk mengatasi beban biaya pendidikan yang
semakin besar di tingkat perguruan tinggi. Namun, Ia tidak
pernah menyerah. Ia bekerja paruh waktu, mencari beasiswa,
dan menjalani segala macam pekerjaan sambilan untuk
membantu mengurangi beban keluarganya.
Selain itu, Sakti juga menghadapi tekanan sosial. Beberapa
orang di desanya mungkin meragukan impian besar seorang anak
dari desa terpencil seperti Sakti. Namun, ia menggunakan
keraguan mereka sebagai motivasi tambahan untuk terus maju.

7
Bima tahu bahwa ia memiliki potensi yang besar, dan ia akan
membuktikannya kepada mereka yang meragukannya.
Selama menjalani studinya di perguruan tinggi, Sakti juga
terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di desanya. Ia merasa
penting untuk memberikan kembali kepada masyarakat yang
selalu mendukungnya. Ia menjadi relawan di klinik kesehatan
desa, memberikan perawatan medis dasar kepada warga yang
membutuhkan. Hal ini tidak hanya memberikan pengalaman
praktis dalam kedokteran, tetapi juga memperkuat tekadnya
untuk menjadi dokter yang melayani masyarakat.
Perjuangan Sakti menjadi semakin inspiratif bagi banyak
orang di desanya. Ia adalah contoh hidup bahwa dengan tekad
yang kuat dan kerja keras, seseorang dapat mengatasi berbagai
hambatan dan mencapai impian mereka. Ia terus berusaha dan
memahami bahwa perjalanan ini bukanlah tentang dirinya
sendiri, tetapi juga tentang bagaimana ia dapat memberikan
manfaat kepada orang lain. Melalui perjuangannya yang luar
biasa, Sakti semakin mendekati impian besarnya untuk menjadi
seorang dokter yang akan membantu dan merawat orang-orang
yang membutuhkan.
Bertahun-tahun perjuangan keras, keringat, dan air mata
yang telah Sakti curahkan akhirnya membuahkan hasil manis. Ia
berhasil lulus dari sekolah kedokteran dengan prestasi yang
gemilang. Gelar dokter yang lama dinanti akhirnya menjadi
miliknya. Namun, Sakti tahu bahwa gelar itu bukanlah akhir dari
perjuangannya, melainkan awal dari panggilan dan tanggung
jawab yang lebih besar.
Setelah lulus, Sakti kembali ke desanya sebagai seorang
dokter yang bersemangat. Ia segera memulai praktiknya di

8
klinik desa, dan segera menjadi sumber harapan bagi banyak
warga desanya. Impiannya untuk membantu orang-orang sakit
yang membutuhkan mulai terwujud. Ia merawat pasien dengan
penuh perhatian dan empati, membantu mereka pulih dari
penyakit, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang selama ini telah memeluknya dalam
perjuangannya.
Sakti juga terus terlibat dalam kegiatan sosial di desanya.
Ia menyelenggarakan berbagai program kesehatan, memberikan
penyuluhan tentang pentingnya pola hidup sehat, dan berperan
aktif dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di
desanya. Sakti tahu bahwa peran seorang dokter tidak hanya
tentang memberikan perawatan medis, tetapi juga tentang
memberikan pendidikan dan dukungan untuk masyarakat yang
lebih sehat.
Kesuksesan Sakti tidak hanya membawanya menjadi dokter
yang dihormati di desanya, tetapi juga membawa perubahan
positif dalam kehidupan banyak orang. Ia adalah bukti hidup
bahwa impian besar dapat terwujud dengan tekad dan kerja
keras yang kuat. Setiap hari, ia terus menginspirasi generasi
muda di desanya untuk bermimpi besar dan mengatasi rintangan
yang mungkin ada di depan mereka. Sakti adalah contoh nyata
bahwa dengan tekad, semangat, dan komitmen untuk
memberikan yang terbaik bagi sesama, seseorang dapat meraih
kesuksesan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Sakti, dengan tekad dan kerja keras yang tak kenal lelah,
telah menuliskan kisah hidup yang luar biasa. Kisahnya adalah
bukti hidup bahwa impian besar dapat diwujudkan, bahkan dalam
situasi yang sulit sekalipun. Dia telah menunjukkan kepada kita

9
semua pentingnya memelihara semangat perjuangan dan
mengatasi segala rintangan yang mungkin menghadang.
Ingatlah, setiap orang memiliki potensi besar dalam
dirinya, dan impian besar adalah pendorong yang kuat untuk
meraih kesuksesan. Kerja keras dan ketekunan adalah kunci
untuk membuka pintu-pintu kesempatan. Sakti adalah bukti
bahwa perjuangan itu sepadan, dan hasil akhirnya akan
membawa manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat di
sekitarnya.
Selain itu, kita juga harus selalu ingat akan pentingnya
membantu orang lain. Sakti tidak hanya mencapai impian
pribadinya, tetapi juga memberikan manfaat kepada
masyarakatnya. Memberikan tangan kepada mereka yang
membutuhkan adalah salah satu cara terbaik untuk membangun
dunia yang lebih baik.
Jadilah seperti Sakti, menjadi teladan bagi orang lain, dan
buktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan niat tulus untuk
membantu, siapapun bisa menjadi apapun. Hidup ini adalah
perjalanan panjang yang penuh dengan rintangan, tetapi dengan
semangat dan komitmen yang kuat, kita dapat mengatasi segala
hal yang menghadang. Mari terus berjuang untuk impian kita,
sambil memberikan tangan kepada mereka yang membutuhkan,
sehingga kita semua dapat bersama-sama menciptakan dunia
yang lebih baik untuk generasi mendatang.

10
Perjalanan Sang Pemberani
Hasniati Wulandari
Mengenai Tokoh Utama: Kehidupan Awal dan Impian
Besarnya

D i sebuah desa kecil bernama Adonara, yang terletak di


tengah area pertambangan di sebuah pulau terpencil,
hidup seorang ibu muda bernama Aretha. Kehidupannya di desa
ini dimulai sejak ia menikah dengan suaminya, dan ia tumbuh
dalam suasana yang penuh dengan cerita-cerita tentang
pertambangan dan hidup sederhana.
Aretha adalah anak yang tumbuh dari keluarga yang begitu
keras sebelum menempati sebuah rumah di desa itu. Ayahnya
selalu mengajarkan Aretha untuk menjadi wanita yang baik,
mengajarkannya tentang kehidupan selanjutnya setelah
berumah tangga, dan menceritakan tentang impian besar yang ia
miliki. Impian ayahnya adalah agar anak-anaknya bisa memiliki
masa depan yang lebih baik daripada hidup di dalam tambang.
Meskipun Aretha tumbuh dalam lingkungan yang keras, ia
memiliki impian yang besar. Ia bermimpi untuk membawa
perubahan positif ke desanya. Impiannya adalah membuka
warung makan di tengah desa Adonara. Ia ingin menciptakan
tempat yang ramah dan nyaman bagi para penambang dan
penduduk desa untuk bersantai dan menikmati hidangan lezat.
Seiring berjalannya waktu, Aretha bekerja keras untuk
mewujudkan mimpinya. Ia belajar memasak dari ibunya dan
mencoba berbagai resep dari bahan-bahan lokal. Ia juga mulai
mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari pekerjaan

11
sampingan yang ia lakukan. Setiap malam, ia duduk di bawah
bintang-bintang dan memvisualisasikan warung makan impian itu.
Ketika Aretha akhirnya memiliki cukup uang untuk
membuka warung makan, ia merasa sangat gembira. Ia menamai
warungnya "Makanan Adonara" sebagai penghormatan kepada
desanya. Warung itu menjadi pusat perhatian di desa, dan tidak
hanya penambang, tetapi juga penduduk desa lainnya mulai
datang untuk menikmati hidangan lezat buatannya.

Warung Makanan Adonara


Sumber: Wulan, 2023 (dokumen pribadi)

Melalui usaha keras dan dedikasi, Aretha tidak hanya


mewujudkan impian pribadinya tetapi juga membantu
meningkatkan kualitas hidup penduduk desa Adonara. Warung
makan miliknya menjadi tempat untuk berbagi cerita, tawa, dan
harapan. Ia membuktikan bahwa bahkan di lingkungan yang

12
keras sekalipun, impian besar dapat tercapai dengan tekad dan
kerja keras.
Kehidupan Aretha dan "Makanan Adonara" semakin
berkembang. Warung makan itu tidak hanya menjadi tempat
untuk makan, tetapi juga menjadi pusat komunitas. Aretha
menyadari bahwa ia memiliki kesempatan untuk memberikan
pendidikan kepada anak-anak desa yang kurang beruntung.
Setiap sore, setelah warungnya tutup, ia membuka kelas belajar
untuk anak-anak desa.
Aretha berbagi pengetahuan tentang membaca, menulis,
dan matematika dengan penuh semangat. Ia berharap anak-anak
desa dapat memiliki akses kepada pendidikan yang akan
membuka pintu bagi masa depan yang lebih cerah. Impiannya
bukan hanya tentang menciptakan warung makan yang sukses,
tetapi juga tentang mengubah hidup anak-anak desa Adonara.
Kisah Aretha dan "Makanan Adonara" menyebar ke luar
desa. Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang datang dari
berbagai tempat untuk melihat warung makan ini dan mendengar
cerita inspiratifnya. Banyak di antara mereka yang memberikan
dukungan finansial dan bantuan lainnya untuk mendukung upaya
Aretha dalam pendidikan anak-anak.
Dengan bantuan dari orang-orang yang berbagi visinya,
Aretha berhasil memperluas kelas belajarnya dan bahkan
membangun perpustakaan kecil di desa. Anak-anak desa
Adonara mulai menunjukkan perkembangan yang mengesankan
dalam prestasi akademik mereka, dan harapan untuk masa depan
yang lebih baik pun semakin terwujud.
Aretha tidak pernah lupa pada akar dan impian besarnya.
Warung makan "Makanan Adonara" terus beroperasi dengan

13
sukses, sementara Aretha terus berkomitmen untuk mengubah
hidup anak-anak desa melalui pendidikan. Ia adalah contoh nyata
bahwa satu orang dengan impian besar dan tekad kuat dapat
mengubah seluruh komunitasnya dan membawa perubahan
positif kepada banyak orang.

Pertemuan Tak Terduga: Perjalanan Pertama Menuju


Keberanian

P ada suatu pagi yang cerah, ketika matahari baru muncul di


langit desa Adonara, Aretha mendapat kabar yang tak
terduga. Seorang pejabat pemerintah daerah akan datang ke
desa untuk meninjau proyek-proyek sosial yang berjalan. Kabar
ini membuat hati Aretha berdebar-debar. Ia merasa ini adalah
kesempatan emas untuk mendapatkan dukungan dan sumber
daya yang lebih besar untuk proyek pendidikannya.
Aretha, yang biasanya berbicara dengan percaya diri di
hadapan pelanggan di warung makan, merasa gugup menghadapi
pertemuan ini. Namun, ia tahu ini adalah saatnya untuk
menunjukkan kepada pejabat pemerintah betapa pentingnya
pendidikan bagi desa mereka. Dengan hati yang berdebar,
Aretha menyusun rencana presentasi untuk menjelaskan visi dan
impian pendidikannya.
Ketika pejabat pemerintah tiba, Aretha memberanikan diri
untuk berbicara. Dengan penuh semangat, ia menjelaskan
bagaimana pendidikan telah membantu anak-anak desa Adonara
dan bagaimana impian itu dapat terus berkembang dengan
dukungan yang lebih besar. Ia menggambarkan warung makan

14
"Makanan Adonara" sebagai pusat pendidikan dan budaya yang
dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka.
Pejabat pemerintah terkesan dengan semangat dan tekad
Aretha. Mereka berjanji untuk memberikan dana tambahan
untuk pengembangan proyek pendidikan ini, serta mendukung
Aretha dalam menjalankannya. Pertemuan itu adalah langkah
pertama menuju pengakuan yang lebih luas atas upaya Aretha
dan mimpi besarnya untuk desa Adonara.
Aretha merasa bangga dan bersyukur karena pertemuan
tak terduga ini membawa dukungan yang sangat dibutuhkannya.
Ia menyadari bahwa perjuangan untuk mencapai impian besar
tidak pernah mudah, tetapi dengan keberanian untuk berbicara
dan memperjuangkan apa yang benar, ia telah membuka pintu
bagi masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak desa.
Perjalanan Aretha untuk menciptakan perubahan positif di
desa Adonara belum selesai. Dukungan dari pejabat pemerintah
ini memberikan semangat baru padanya untuk terus maju dan
menginspirasi lebih banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Ia
tahu bahwa setiap langkah kecil menuju impian besarnya akan
membawa perubahan yang lebih besar dan membawa keberanian
kepada banyak orang di desa itu.
Aretha terus bekerja keras untuk mengembangkan proyek
pendidikan di desa Adonara. Dukungan dari pemerintah daerah
membantu membangun lebih banyak fasilitas pendidikan,
termasuk perluasan perpustakaan dan penyediaan alat-alat
belajar yang lebih baik bagi anak-anak desa.
Selain itu, Aretha mulai berkolaborasi dengan penduduk
desa lainnya untuk memperluas cakupan program pendidikan.
Bersama-sama, mereka mengorganisir lokakarya dan pelatihan

15
untuk orang dewasa yang belum memiliki kesempatan untuk
belajar sebelumnya. Semangat belajar melanda desa Adonara,
dan penduduknya semakin yakin bahwa pendidikan adalah kunci
untuk masa depan yang lebih baik.
Namun, perjalanan Aretha tidak selalu mulus. Ia
menghadapi tantangan seperti kurangnya sumber daya, cuaca
yang ekstrem di pulau itu, dan tetap mengelola warung makan
seiring dengan proyek pendidikannya. Namun, setiap kali ia
merasa putus asa, ia cukup melihat ke wajah anak-anak yang
lapar akan ilmu di desanya untuk mendapatkan energi baru.
Beberapa tahun berlalu, dan desa Adonara mengalami
transformasi yang luar biasa. Anak-anak yang dulunya memiliki
sedikit harapan kini memiliki peluang lebih besar untuk masa
depan yang cerah melalui pendidikan. Masyarakat desa semakin
bersatu dan bersemangat untuk mencapai mimpi-mimpi mereka.
Aretha tidak hanya menjadi pemimpin di desa Adonara
tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang-orang di berbagai
daerah. Cerita perjalanannya menyebar luas, mengilhami banyak
orang untuk berani bermimpi besar dan bertindak untuk
mencapainya. "Makanan Adonara" dan proyek pendidikan yang
dimulainya bukan hanya tentang menciptakan perubahan di
desanya sendiri, tetapi juga tentang memberikan harapan
kepada banyak komunitas di seluruh dunia.
Cerita hidup Aretha adalah bukti nyata bahwa dengan
keberanian, tekad, dan cinta kepada sesama, seseorang dapat
mengubah dunia, bahkan dari sebuah desa kecil di tengah area
pertambangan di sebuah pulau terpencil. Dan meskipun
perjalanan ini masih akan terus berlanjut, Aretha tahu bahwa ia
telah membuat perbedaan besar dalam kehidupan banyak orang,

16
dan itu adalah impian terbesarnya yang telah menjadi
kenyataan.

Hambatan dan Rintangan: Mengatasi Cobaan Hidup

A retha telah mengalami banyak cobaan dan rintangan


dalam perjalanan hidupnya untuk mencapai impian besar.
Salah satu tantangan yang paling sulit adalah ketika sebuah
badai dahsyat melanda desa Adonara. Angin kencang dan hujan
deras menghancurkan sebagian besar fasilitas pendidikan yang
telah dibangun. Aretha merasa hancur melihat hasil kerja
kerasnya rusak begitu saja.
Namun, Aretha tidak menyerah begitu saja. Ia
mengumpulkan penduduk desa untuk bekerja sama memperbaiki
kerusakan dan membangun kembali fasilitas pendidikan yang
rusak. Dalam proses ini, mereka menjadi lebih kuat dan lebih
bersatu daripada sebelumnya. Badai itu, meskipun
menghancurkan, juga membuktikan ketahanan dan tekad mereka
untuk memajukan desa mereka.
Selain itu, Aretha juga menghadapi perlawanan dari
beberapa pihak yang tidak suka dengan perubahan yang ia bawa.
Beberapa penambang yang merasa ancaman terhadap gaya hidup
mereka yang lama mencoba menghalanginya. Namun, Aretha
tidak terpengaruh. Ia terus bekerja untuk meyakinkan mereka
bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih
baik, bukan ancaman.
Hambatan dan rintangan ini hanya menguatkan tekad
Aretha untuk terus maju. Ia tahu bahwa perjalanan untuk
mencapai impian besar tidak akan selalu mulus, tetapi ia tidak

17
pernah menyerah. Ia terus berjuang dengan penuh semangat
dan keyakinan bahwa apa yang ia lakukan adalah benar dan
penting.
Ketika ia melihat anak-anak desa Adonara tumbuh menjadi
individu yang berpendidikan dan berdaya saing, semua hambatan
dan rintangan yang pernah dihadapinya terasa seolah-olah
adalah pelajaran berharga. Ia menyadari bahwa ketabahan dan
ketekunan adalah kunci untuk mengatasi cobaan hidup dan
mencapai impian besar.
Aretha tidak hanya membantu mengubah desa Adonara,
tetapi juga menginspirasi banyak orang dengan ceritanya. Ia
adalah bukti hidup bahwa ketika seseorang memiliki impian
besar dan tekad kuat, ia dapat mengatasi segala hambatan dan
rintangan yang muncul di sepanjang jalan. Kisah hidup Aretha
terus menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa
satu orang dapat membuat perbedaan yang besar dalam dunia
ini jika ia memiliki hati yang besar dan semangat yang tak
tergoyahkan.
Aretha terus menghadapi berbagai tantangan dalam
perjalanan hidupnya, tetapi ia juga mendapatkan dukungan yang
semakin besar dari komunitasnya. Para penduduk desa Adonara,
yang awalnya mungkin skeptis terhadap perubahan, kini melihat
dampak positif yang telah diciptakan oleh upaya Aretha.
Mereka mulai berpartisipasi aktif dalam proyek pendidikan,
membantu membangun kembali fasilitas yang rusak dan berbagi
pengetahuan mereka dengan generasi muda.
Namun, ada satu hambatan besar lagi yang harus dihadapi
oleh Aretha yaitu akses ke sumber daya yang cukup untuk
memperluas proyek pendidikan. Meskipun dukungan dari

18
pemerintah daerah telah membantu, masih ada kekurangan dana
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang semakin bertambah.
Aretha merasa bahwa ia mencapai batas kemampuannya untuk
mengatasi masalah ini.
Untungnya, berita tentang perjuangan Aretha mencapai
lebih banyak orang di luar desa. Sebuah organisasi nirlaba yang
peduli dengan pendidikan mendengar tentang ceritanya dan
datang untuk memberikan bantuan tambahan. Dengan dukungan
finansial dan sumber daya dari organisasi ini, Aretha dapat
melanjutkan dan memperluas proyek pendidikannya lebih jauh.
Aretha tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi
juga memperkenalkan program pelatihan keterampilan untuk
membantu anak-anak desa memiliki lebih banyak peluang
pekerjaan di masa depan. Ia berharap bahwa dengan
memberikan keterampilan praktis kepada generasi muda,
mereka akan menjadi lebih mandiri dan memiliki kesempatan
untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Ketika ia menghadapi hambatan-hambatan ini, Aretha tidak
pernah melupakan impian awalnya, yaitu membuka warung makan
"Makanan Adonara." Warung itu tetap menjadi tempat
berkumpulnya penduduk desa dan sumber pendapatan yang
mendukung proyek pendidikan. Aretha tahu bahwa impian ini
adalah bagian dari perjalanan hidupnya yang tidak boleh
terlupakan.
Aretha terus menghadapi berbagai rintangan dalam
perjalanan hidupnya, tetapi ia tahu bahwa impian besarnya
untuk menciptakan perubahan positif di desa Adonara dan
memberikan pendidikan kepada generasi muda adalah sesuatu
yang patut diperjuangkan. Dengan tekad dan semangatnya yang

19
tak tergoyahkan, ia terus bergerak maju, menginspirasi banyak
orang untuk berani bermimpi besar dan mengatasi cobaan hidup
dengan keberanian.

Inspirasi dari Kegagalan: Menjadi Lebih Kuat dari


Sebelumnya

M eskipun Aretha telah mencapai banyak hal dalam


perjalanannya untuk mencapai impian besar, ia juga
menghadapi beberapa kegagalan yang mengajarkannya pelajaran
berharga. Salah satu kegagalan terbesarnya adalah ketika
proyek pendidikannya mengalami kesulitan keuangan yang serius.
Meskipun telah menerima dukungan dari berbagai pihak,
anggaran proyek terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
peserta pendidikan.
Aretha merasa sangat bertanggung jawab terhadap anak-
anak desa Adonara dan tidak ingin melihat impian pendidikan
mereka hancur. Meskipun ia telah berusaha keras untuk
mengelola anggaran dengan bijaksana, kegagalan dalam
mengatasi masalah keuangan ini membuatnya merasa putus asa.
Ia merenung tentang kemungkinan harus menghentikan proyek
tersebut.
Namun, Aretha tidak pernah menyerah begitu saja. Ia
menyadari bahwa kegagalan adalah bagian alami dari perjalanan
menuju sukses. Ia meminta bantuan dari para penduduk desa
yang telah menjadi bagian penting dari proyeknya. Mereka
bersama-sama mencari solusi kreatif untuk mengatasi masalah
keuangan. Melalui perundingan yang panjang dan kerja keras

20
bersama, mereka berhasil mengubah proyek pendidikan menjadi
lebih efisien dan berkelanjutan.
Kegagalan itu mengajarkan Aretha bahwa ketika seseorang
menghadapi kegagalan, ia dapat belajar lebih banyak daripada
saat segala sesuatu berjalan lancar. Aretha menjadi lebih
bijaksana dan tangguh. Ia juga mulai berbicara secara terbuka
tentang pengalamannya dengan kegagalan, memotivasi orang lain
untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintangan.
Seiring berjalannya waktu, proyek pendidikan di desa
Adonara terus berkembang dan menjadi semakin berhasil.
Anak-anak desa semakin terinspirasi oleh semangat Aretha
untuk terus maju meskipun menghadapi kesulitan. Mereka mulai
mengejar impian mereka sendiri, mengetahui bahwa
keberhasilan membutuhkan kerja keras, tekad, dan ketahanan
dalam mengatasi kegagalan.
Aretha juga melanjutkan perjuangannya dengan "Makanan
Adonara" dan warung makan tersebut terus menjadi tempat
penting dalam komunitas desa. Warung itu menjadi bukti hidup
bahwa kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan jika
seseorang tidak pernah menyerah.
perjuangannya untuk menciptakan perubahan positif di
desa Adonara menjadi lebih dikenal di seluruh pulau. Banyak
media lokal dan nasional mulai meliput kisahnya, mengangkatnya
sebagai contoh inspiratif tentang bagaimana satu individu dapat
mengatasi segala rintangan untuk mencapai tujuannya.
Berita tentang Aretha juga mencapai seorang pengusaha
sukses yang tumbuh besar di pulau itu. Pengusaha ini, bernama
Jarrel, memiliki visi untuk membantu memajukan daerah-daerah
terpencil di pulau itu. Ketika ia mendengar tentang perjuangan

21
Aretha dan impian besar untuk desa Adonara, ia merasa
terinspirasi dan tertarik untuk membantu.
Jarrel menghubungi Aretha dan menawarkan dukungan
finansial yang besar untuk proyek pendidikannya. Ia juga
membantu mendirikan yayasan amal untuk memastikan proyek
tersebut berkelanjutan dan dapat berdampak jangka panjang.
Dengan dukungan Jarrel, proyek pendidikan Aretha menjadi
lebih besar dan lebih berkualitas.
Aretha, yang selalu bersifat rendah hati, menerima
bantuan ini dengan penuh terima kasih. Ia tahu bahwa dengan
dukungan tambahan ini, ia dapat mencapai lebih banyak anak-
anak di desa dan memberikan pendidikan yang lebih baik.
Namun, ia tidak pernah lupa asal-usulnya dan tetap menjadi
bagian aktif dari setiap aspek proyek pendidikan tersebut.
Berkat dukungan Jarrel dan semangat tak tergoyahkan
Aretha, desa Adonara mengalami perubahan yang luar biasa
dalam beberapa tahun terakhir. Pendidikan menjadi prioritas
utama, dan anak-anak desa mendapatkan peluang yang lebih
besar untuk masa depan yang cerah. Masyarakat desa semakin
bersatu dan bersemangat untuk mencapai impian mereka.
Cerita hidup Aretha, yang telah melewati berbagai cobaan,
hambatan, dan kegagalan, akhirnya menjadi inspirasi bagi
banyak orang di seluruh pulau dan bahkan di luar sana. Ia
mengajarkan kepada semua orang bahwa dengan tekad yang
kuat, keberanian untuk mengatasi kegagalan, dan dukungan dari
mereka yang percaya pada impian kita, kita dapat mencapai hal-
hal yang luar biasa dan menciptakan perubahan positif dalam
dunia ini.

22
Aretha terus menjadi teladan, tidak hanya untuk desa
Adonara tetapi juga bagi semua yang mendengar kisahnya. Ia
membuktikan bahwa satu individu dengan impian besar dan
semangat tak tergoyahkan dapat mengubah dunia, dan bahwa
kegagalan hanyalah salah satu langkah menuju kesuksesan yang
sejati.
Meninggalkan Jejak: Pengaruh Tokoh Inspiratif pada Dunia

A retha terus bekerja dengan tekadnya untuk memajukan


desa Adonara dan proyek pendidikannya.
dukungan finansial dari Jarrel dan berbagai donatur lainnya,
Dengan

proyek pendidikan terus tumbuh dan berkembang. Fasilitas


pendidikan modern dibangun, guru-guru terlatih diberdayakan,
dan anak-anak desa semakin berprestasi di sekolah.
Pengaruh positif Aretha juga semakin terasa di sekitar
pulau tersebut. Semakin banyak desa yang terinspirasi untuk
memulai proyek pendidikan serupa. Cerita Aretha telah menjadi
semacam legenda di kalangan anak-anak, yang bermimpi menjadi
seperti "Ibu Aretha" di masa depan.
Pada suatu hari yang bersejarah, Aretha menerima
undangan untuk berbicara di sebuah konferensi pendidikan
internasional. Ia diberikan kesempatan untuk berbagi
pengalaman dan inspirasinya dengan para pemimpin dunia dan
pendidik dari berbagai negara. Dalam pidatonya, Aretha
menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan dalam
mengubah kehidupan, serta bagaimana seorang individu dengan
tekad dan semangat dapat membuat perbedaan besar.
Ceramah Aretha di konferensi tersebut meraih perhatian
luas dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Banyak

23
organisasi internasional yang tertarik untuk mendukung proyek-
proyek pendidikan di daerah-daerah terpencil seperti desa
Adonara. Aretha dan Jarrel membentuk kemitraan dengan
organisasi-organisasi ini untuk memperluas dampak positif
proyek pendidikan mereka.
Seiring berjalannya waktu, Aretha melihat hasil nyata dari
perjuangannya. Anak-anak desa Adonara tumbuh menjadi
generasi yang terdidik dan berdaya saing. Desa mereka
berkembang menjadi komunitas yang sejahtera, dan impian
Aretha untuk memajukan desa Adonara telah menjadi
kenyataan.
Pada akhir cerita ini, Aretha menyadari bahwa ia telah
meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia. Ia adalah
contoh hidup bahwa satu individu dengan impian besar dan
tekad yang tak tergoyahkan dapat mengubah kehidupan banyak
orang. Ia telah membantu menciptakan perubahan positif di
desa Adonara dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia
untuk bertindak dan berani bermimpi besar.
Cerita hidup Aretha adalah kisah tentang keberanian,
ketekunan, dan kemampuan untuk mengatasi cobaan hidup. Ia
adalah bukti nyata bahwa satu orang dapat membuat perbedaan
besar dalam dunia ini, dan bahwa kita semua memiliki potensi
untuk menjadi tokoh inspiratif bagi orang lain. Dengan mengejar
impian kita dan berbagi keberhasilan serta kegagalan kita, kita
dapat meninggalkan jejak positif yang abadi dalam sejarah.
Pada suatu hari, setelah puluhan tahun berjuang dan
memberikan dampak besar pada dunia, Aretha kembali ke desa
Adonara. Ia melihat desa itu telah berubah dengan luar biasa.
Sekolah-sekolah telah berkembang menjadi pusat pendidikan

24
yang canggih, dan anak-anak desa memiliki akses ke
pengetahuan yang lebih luas. Masyarakat desa telah
berkembang pesat, dengan pekerjaan yang lebih baik dan
kualitas hidup yang meningkat.
Aretha merasa bangga dan penuh rasa syukur saat melihat
perubahan yang telah ia bantu ciptakan. Namun, ia juga tahu
bahwa pekerjaannya belum selesai. Impiannya untuk desa
Adonara adalah agar generasi mendatang dapat melanjutkan
warisan pendidikan dan perubahan positif yang telah dimulai.
Dalam perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan dan
inspirasi, Aretha telah membuktikan bahwa satu individu dengan
tekad yang kuat dapat mengubah dunia, meskipun dari
lingkungan yang paling terpencil. Ia juga telah mengajarkan
kepada banyak orang tentang pentingnya berani bermimpi besar,
mengatasi kegagalan, dan selalu berbagi keberhasilan mereka
dengan orang lain.
Kisah hidup Aretha tidak hanya tentang perubahan di satu
desa kecil. Ini adalah cerita yang mengilhami banyak orang di
seluruh dunia untuk berani mengambil tindakan dan membuat
perbedaan dalam masyarakat mereka sendiri. Aretha telah
meninggalkan jejak yang abadi dalam sejarah, sebuah warisan
yang akan diingat oleh generasi-generasi yang datang
setelahnya.
Dan dalam cerita inspiratif ini, Aretha menunjukkan
kepada kita bahwa kita semua memiliki potensi untuk menjadi
tokoh yang menginspirasi, meninggalkan jejak positif dalam
dunia, dan menciptakan perubahan yang berarti. Ia adalah bukti
hidup bahwa impian besar dapat terwujud jika kita memiliki
tekad dan semangat yang tak tergoyahkan. Dan dengan itu,

25
cerita hidup Aretha mengakhiri kisahnya dengan pesan bahwa
kita semua dapat menjadi pahlawan dalam cerita hidup kita
sendiri.

26
Remaja Tambang
A. Herman

Hai nama ku andi. Ini kisah ku, seorang remaja desa


terpencil yang di kekelingi tanah Dollar (Sebutan daerah yang
kaya akan mineral nikelnya) yang berkeinginan untuk kuliah tapi
di sadarkan oleh realitas kehidupan keluargaku. Aku anak
pertama dari tiga bersaudara. Bapak ku setiap harinya ke laut
untuk mencari ikan dan ibuku seperti ibu-ibu pada umunya yang
mengurus rumah tangga. Pengahsilan keluarga ku jauh dari cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup kami, walaupun keluarga kami
termasuk dalam penerima roalti dari perusahaan.
Aku sekarang duduk dibangku kelas 12 SMA. Setiap
harinya, aku, rendi dan anna harus menempuh jarak sekitar 4
KM untuk sampai ke sekolah. Kami hanya sekian dari anak-anak
didesa yang melanjutkan ke jenjnag SMA. Kami ke sekolah
terkadang menumpang mobil perusahaan untuk ke sekolah. Sopir
perusahaan sangat ramah dan selalu membantu masyarkat di
desa jika butuh transportasi, termasuk kami para pelalajar di
desa yang bersekolah di desa sebelah.
Bang rama adalah satu dari sekian banyak driver bekerja
di perusahaan PT. Bumi Sinar Jaya yang selalu mengantar kami.
Salah satu perusaan yang cukup besar di desaku. Dan juga dia
kerja sebagai driver yang tugasnya menjemput dan mengantar
karyawan dari mess ke lokasi Perusahaan atau area Tambang.
“Ayok naik ke mobil semua, biar abang rama antar ke
sekolahnya”, ajakan abang rama.
“Siap bang”, ucap kami sambil naik ke mobil

27
“Kalian sekarang sudah kelas 12 kan, tak lama lagi lulus.
Tanya bang rama sambil mengendarai mobil.
“Iya bang rama”, jawab kami spontan
“Tidak lama lagi kita sampai disekolah, semangat
belajarnya yah”, ucap bang rama dengan semangat. Akhirnya,
Kami pun sampai di sekolah.
“Siap bang rama, Terima kasih atas tumpangannya”, jawab
kami sambil beranjak ke area sekolah.
“Bang rama, baik yah”, ucap anna
“Iya, selain baik, dia juga sering memotivasi kita untuk
semangat belajar”, jawab rendi
“Iya, bang rama sangat baik dan sabar juga, dia sering
memberikan tumpangan ke sekolah” Jawab ku sambil beranjak
ke ruangan kelas.
Semester ini menjadi semester akhir aku dan teman
sekelasku di sekolah ini. Tak terasa, sisa 2 bulan lagi kami akan
dipisahkan oleh cita-cita masing-masing. Tak terlelakkan lagi,
perpisahan pasti ada untuk mereka yang mengejar impian.
Sebelumnya, tidak pernah terbayangkan setelah lulus
sekolah, apa yang akan aku lakukan ? akan bekerja dimana atau
akan berkuliah dimana. Itu masih menjadi tanda Tanya dalam
hidupku setelah lulus. Hampir semua teman sekelasku sudah
mempersipkan diri mendaftar di salah satu perguruan tinggi di
kota. Sempat terlintas dibenak ku untuk ikut-ikutan teman
sekelasku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Namun, aku mencoba untuk sadar diri. Kondisi ekonomi
keluargaku yang jauh dari kata mampu. Kuliah hanya akan
menambah beban kedua orang tua ku nantinya. Akhirnya aku
bertekad untuk bekerja dan memperkaya diri

28
***
Seminggu setelah kelulusan sekolah, aku mencoba untuk
mencari lowongan kerja di perusahaan. Mulai dari perusahaan
ternama hingga perusahaan yang namanya terasa asing. Aku
mencari infromasi di papan infromasi setiap perusahaan hingga
ke karyawan yang aku kenal di desa. Alhamdullilah, setelah tak
lama mencari. Aku menemukan beberapa selebaran informasi
lowongan dari perusahaan. Spontan, aku mengeluarkan kertas
dan pena dari dalam tas kecilku. Lalu mencatat alamat email
serta persyaratan dari lowongan perusahaan tersebut.
Kemudian bergegas kembali ke rumah, mempersiapkan
persyaratan adaministrasi, Ijazah, Surat Lamaran, CV, dan foto
formal ku.
Aku menuju ke rumah Anna, untuk meminjam laptopnya.
Anna adalah anak dari kepala dusun di desaku.
“Assalamualaikum, anna”, Ucapku sambil mengetok pintu
rumahnya
“Waalaikumsalam, annanya di kamar. Tunggu Tante
panggilkan yah. Ayok masuk nak andi”, Jawab ibu anna kepadaku
sambil memanggil anna di kamarnya
“Nak, ada andi di ruang tamu. Tokk tokk tokk ”, Ucap ibu
anna sambil mengetuk pintu kamar anna
“Iya bu, sebentar aku pakai jilbab dulu”, jawab anna
“Hi andi, ada datang kerumah”, ucap anna kepadaku
“Mau minjem laptopmu anna, aku mau upload berkas
pendaftaran karyawan di perusahan tambang di desa”, Jawab ku
“Kamu mau kerja ditambang andi ? aku kira kau akan lanjut
kuliah di kota”, ucap anna

29
“Kamu tau sendiri kondisi keluarga anna, kami keluarga
kurang mampu, walaupun setiap bulan keluarga ku terima
Royalti, tetapi masih kurang untuk keluarga dan adik-adik yang
bersekolah.Apalagi jika aku lanjut untuk kuliah, pasti keluarga
akan terbebani untuk biayanya”, Jawab sambil dengan serius.
Royalti adalah sebutan penghasilan yang diberikan oleh
perusahaan kepada masyarakat yang ada di lingkup atau dekat
dari area tambang nikel perusahaan.Setiap bulannya, warga desa
ku akan menerima royalty dari perusahaan 3 Juta/ Kartu
Keluarga.
“Iya andi, Tunggu yah. Aku ke kamar dulu ambilkan,
sekalian mau minum apa andi ?, Jawab anna sambil menawarkan
minum.
“Tak usah repot-repot anna”, jawab ku
“ Tak apa, tunggu yah aku buatkan”, ucap anna sambil
beranjak ke arah kamarnya.
Beberapa menit kemudian, anna datang dengan membawa
laptop dan Teh manis buatannya.
“Ini laptopnya andi, dan ini teh manisnya, diminum yah”,
ucapnya sambil membuka tutup toples di meja.
“Terima Kasih anna”, Jawab ku. Aku pun langsung
mengupload persyaratan administrasi ke email perusahaan. Dan
berharap, semoga ada kabar baik dari perusahaan.
***
Seminggu setelah mengupload berkas administrasi, aku
mendapat notifikasi dari hp ku, dengan teks” Selamat anda lolos
menjadi karyawan di PT. Bumi Sinar Jaya”, aku sangat
bersyukur dapat lolos menjadi karyawan di PT. Bumi Sinar Jaya.
Aku buru-buru memberikan tahukan ke ibu dan bapak ku.

30
“Ibu.. Bapak.., Alhamdulillah, andi lolos pendaftaran
karyawan di PT. Bumi Sinar Jaya’, Ucapku sambil teriak
memanggil orang tua ku dengan rasa syukur
“Alhamdulliah nak’, Ucap ibu kepadaku
“Alhamdulliah, kerja dengan baik yah dan tetap jaga
kesehatan di tempat kerja nantinya”, Ucap bapak
“Iya bu.. pak..”, jawabku
Akhirnya aku akan beralih status menjadi remaja tambang
salah satu karyawan di PT. Bumi Sinar Jaya. Aku langsung
mempersiapkan barang-barang yang akan digunakan selama di
Mess PT. Bumi Sinar Jaya. Jadi, Setiap Karyawan perusahaan
akan di tempatkan di Mess karyawan sebagai tempat istirahat
dari kerja dan lokasi yang akan didatangi driver perusahaan
untuk mengantar dan menjemput karyawan ke lokasi Area
Tambang.
Sekarang, aku harus bangun pagi untuk bergerak dan
mengenjar rezeki. Bangunnya jauh lebih pagi ketimbang waktu
sekolah dulu. Sekrang aku harus bangun sekitar jam 4 subuh lalu
sholat dan mempersiapkan diri Karen Mobil perusahaan
menjemput karyawan di mes pada pukul 05.45. Dari mess ke
area Tambang menghabiskan waktu tempuh selama 1.30 jam.
Masih cukup baik karena aku bias melanjutkan istirahat di mobil
sejenak. Tak lama kami sampai di area tambang, kami breafing
dengan pengawas dan membagi pekerjaan. Kami pun menuju area
kerja yang sudah di tentukan.
Karyawan bekerja dengan sistem shif, dibagi menjadi dua
shif yaitu Shif pagi dan shif malam. Setelah dua bulan bekerja,
dan dirasa sudah cukup berorientasi dengan lingkungan kerja,
barulah aku diberikan shift malam. Shift malam sangat

31
berbahaya bagi kesehatan karyawan. Kenapa ? karena, pastinya
tubuh kita tidak di setting untuk beraktivitas di malam hari.
Kecelakaan kerja pun dapat terjadi akibat ketiak shift malam
yang sangat rawan pagi para driver material tambang membawa
kendaraan di jalur yang sangat curam. Belum lagi debu yang ada
di area tambang yang bertebaran. Karena pad malam hari debu-
debu tidak terlihat, seolah seperti tidak ada debu.Shift malam,
menjadi aktivitas pekerja tambang yang sangat menguras
energy dengan kondisi harus menahan tidur dan tetap
menyelesaikan pekerjaan.
Shif malam, menguras energy cukup besar. Kembali ke
mess saat pagi untuk istirahat lalu prepare kembali ke area
tambang sorenya. Sama sekali tak ada waktu beraktivitas siang
karena lelah.
***
Setelah tiga bulan bertempur habis-habisan, kini tiba
saatnya untuk liburan. Liburan kerja aku gunakan untuk kembali
ke rumah. Gimana yah kondisi kedua orang tua dan adik-adikku ?
Semoga selalu di beri kesehatan dan rezeki oleh Allah Swt.
Itulah yang selalu terlintas dibenakku ketika jauh dari rumah.
Sampai dirumah aku disambut hangat dan bahagia oleh ibu
dan bapak. Aku memeluk dan bahagia ketika bertemu lagi begitu
pun adik-adikku.
“Bagaimana kerjanya di tambang ? Betah?”, Tanya bapakku
“Betah pak. Gajinya besar, hahaha..”, Jawabku sambil
cengengesan.
“Alhamdulliah kalau sudah betah nak”, Bapak tertawa
bahagia.

32
Ibu membawakan Secangkir teh hangat dan kue, lalu
bergabung dengan kami mengobrol. Ibu dan Bapak
mendengarkan semua cerita, pengalaman ku selama bekerja di
Perusahaan Tambang.

33
Harapan Sepenuh Hati Dari Yang Terkasih
Nurul Fadhilah

Di sebuah ibu kota negara yang penuh dengan gedung-


gedung pencakar langit dan lalu lintas yang sibuk, terdapat
seorang pemudi bernama Bima. Kehidupan Bima tidak pernah
mudah sejak awal. Kisahnya dimulai dengan perpisahan
orangtuanya saat dia masih berusia 6 bulan dalam kandungan
ibunya.
Ibu kotanya, Jakarta, menjadi latar belakang untuk
perjuangan yang menginspirasi yang dilalui Bima selama 19 tahun
terakhir. Kehidupan Bima dipenuhi dengan kenangan yang jelas
tentang orangtuanya yang pernah bersama. la sering mendengar
cerita tentang saat mereka masih bahagia bersama, saat canda
tawa dan kasih sayang melingkupi keluarganya. Namun, ketika
orangtuanya memutuskan untuk berpisah, itu semua berubah.
Ibunya, Siti, adalah sosok wanita yang kuat. Meskipun dia harus
menghadapi beban perpisahan yang begitu berat, dia bertekad
untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Siti bekerja
keras, kadang-kadang bekerja dua pekerjaan sekaligus, untuk
memastikan bahwa Bima memiliki makanan di atas meja dan
pakaian di badannya. Namun, dia juga tahu bahwa kasih sayang
dan perhatian yang dia berikan pada Bima jauh lebih berharga
daripada materi.
Bima tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan
berkepribadian. Dia menghadapi berbagai kesulitan di masa
kecilnya, namun tetap menjaga semangat yang ceria. Selama
hari-hari sulit itu, Bima sering ditemukan di perpustakaan

34
sekolah, menghabiskan waktu dengan buku-buku yang
memberinya pelarian dari realitas yang sulit. Di sekolah, Bima
menunjukkan potensi besar. Dia adalah siswa yang cerdas dan
rajin, selalu meraih peringkat atas dalam kelasnya. Guru-guru
melihat potensi besar dalam dirinya dan memberinya dukungan
ekstra. Siti selalu mendorong Bima untuk mengejar
pendidikannya, meyakinkannya bahwa pengetahuan adalah kunci
untuk membangun masa depan yang lebih baik. Pada usia 19
tahun, Bima berhasil meraih beasiswa untuk kuliah di salah satu
universitas terbaik di ibu kota. Dia memilih jurusan psikologi
karena ia ingin memahami lebih dalam mengenai dinamika
keluarga dan perasaan yang dirasakan oleh anak-anak yang
mengalami perceraian orangtua. Namun, perjalanan kuliahnya
tidak mudah. Meskipun dia mendapat beasiswa, kehidupan di ibu
kota tetaplah mahal. Bima bekerja paruh waktu di perpustakaan
universitas dan memberikan les privat untuk mendukung biaya
hidupnya dan membantu ibunya. Setiap malam, dia pulang ke
rumah kecil mereka, mencoba mengatasi kenyataan bahwa
orangtuanya tidak lagi bersama.
Ketika Bima memasuki tahun ketiga kuliahnya, dia mulai
terlibat dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan anak-anak
yang mengalami perceraian orangtua. Dia ingin memberikan
dukungan kepada mereka yang menghadapi situasi serupa dan
memastikan bahwa mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian.
Saat ini, Bima telah berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan
prestasi yang cemerlang. Dia menerima gelar sarjana dalam
psikologi dan bermimpi untuk membuka klinik konseling keluarga
di masa depan. Meskipun perpisahan orangtuanya tetap menjadi
bayangan yang menghantuinya, Bima telah belajar untuk

35
menjadikannya sebagai sumber kekuatan. Dia tahu bahwa kisah
hidupnya adalah bagian dari perjalanan yang menginspirasi orang
lain untuk mengatasi rintangan dalam hidup mereka. Kisah hidup
Bima mengajarkan kita tentang ketangguhan, tekad, dan cinta
seorang anak terhadap ibunya. Meskipun dia lahir dari
perpisahan orangtuanya, Bima telah membangun masa depan
cerah dan berusaha untuk membuat dunia menjadi tempat yang
lebih baik
Saat ini, Bima telah berhasil menyelesaikan kuliahnya
dengan prestasi yang cemerlang. Dia menerima gelar sarjana
dalam psikologi dan bermimpi untuk membuka klinik konseling
keluarga di masa depan. Meskipun perpisahan orangtuanya tetap
menjadi bayangan yang menghantuinya, Bima telah belajar untuk
menjadikannya sebagai sumber kekuatan. Dia tahu bahwa kisah
hidupnya adalah bagian dari perjalanan yang menginspirasi orang
lain untuk mengatasi rintangan dalam hidup mereka. Kisah hidup
Bima mengajarkan kita tentang ketangguhan, tekad, dan cinta
seorang anak terhadap ibunya. Meskipun dia lahir dari
perpisahan orangtuanya, Bima telah membangun masa depan
cerah dan berusaha untuk membuat dunia menjadi tempat yang
lebih baik untuk mereka yang menghadapi situasi yang serupa.
Dia adalah bukti bahwa cinta dan perjuangan dapat membawa
seseorang melampaui bayangan masa lalu dan meraih impian
masa depan.
Dengan penuh pengharapan dan tekad dari ibu bima
membuat mimpi-mimpi bima terwujud dan segala
pengharapannya terkabulkan, kesulitan yang dialaminya menjadi
pembelajaran berharga dan memupuk jiwa kedewasaannya dan
membentuk karakter Tangguh dari bima dan ibunya.

36
Perjuangan Seorang Guru di Pulau Terpencil
Nur Syafika

Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan, hiduplah


seorang anak bernama Muhammad Hafidz yang akrab disapa
Hafidz. Ia berasal dari keluarga sederhana yang ayahnya
bernama Umar seorang guru di Sekolah Menengah Atas,
Sementara ibunya bernama Zahrah adalah seorang pekerja
kantoran yang tekun dan berdedikasi. Hafidz adalah anak
tunggal dalam keluarga ini,sejak kecil dia telah menunjukkan
kecerdasan yang luar biasa. Ia selalu mendapatkan nilai
tertinggi di sekolahnya dan rajin belajar setiap hari. Guru-guru
di sekolahnya sering memuji kegigihannya dan Hafidz memiliki
potensinya yang besar dalam dunia pendidikan. Tidak hanya
cerdas, Hafidz juga memiliki sifat yang ramah dan penuh
semangat. Ia sering membantu teman-temannya dengan
sukarela, baik dalam belajar maupun dalam berbagai kegiatan
sosial. Semua orang yang mengenalnya tahu bahwa dia adalah
orang yang penuh dengan integritas dan nilai-nilai yang kuat.
Sejak masuk sekolah dasar, Hafidz selalu menjadi juara
pertama di kelasnya. Ia memiliki semangat belajar yang luar
biasa dan selalu memberikan yang terbaik dalam setiap
pelajaran. Meskipun hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-
pasan,hafidz tidak pernah mengeluh. Ia tahu bahwa pendidikan
adalah kuncinya untuk mencapai impian. Di sekolah Hafidz
bergabung dengan klub penelitian sains dan menjadi bagian dari
tim kompetisi sains sekolah. Prestasi Hafidz semakin bersinar

37
di dunia sains, dan ia meraih banyak penghargaan dalam
berbagai kempetisi sains tingkat regional dan nasional
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya dengan
prestasi gemilang, hafidz berhasil mendapatkan beasiswa untuk
melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi
terkemuka. Disana ia mengambil jurusan PGSD karena sejak
kecil Hafidz bercita-cita untuk menjadi guru, Hafidz
terinspirasi dari ayahnya yang penuh perjuangan dalam mendidik
dan mencerdaskan anak-anak. Ia semakin menunjukkan
kecerdasan dan tekadnya untuk sukses. Kuliah menjadi
tantangan yang besar,tetapi hafidz tidak pernah menyerah.
Selama masa kuliahnya, hafidz tidak hanya mengejar
prestasi akademis, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan
ekstrakurikuler. Ia menjadi anggota tim debat dan berhasil
memenangkan beberapa kompetisi debat tingkat nasional.
Keberhasilan-keberhasilan ini semakin mengukuhkan tekadnya
untuk sukses.
Setelah lulus dengan gelar sarjana, Hafidz merasa wajib
untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat. Ia
memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya dan menjadi
seorang guru. Umar sang ayah sangat bangga dengan keputusan
tersebut, ia tahu betapa berharganya profesi guru dalam
membentuk generasi masa depan.
Hafidz pun mengikuti pendidikan guru dan mendapatkan
lisensi sebagai guru. ia lalu mulai mengajar di sebuah sekolah
menengah, meskipun awalnya ia harus menghadapi berbagai
tantangan,hafidz tidak pernah menyerah,ia berdedikasi untuk
memberikan pendidikan terbaik kepada para siswanya, sama
seperti yang pernah diterimanya dari ayah dan ibunya.

38
Beberapa tahun berlalu, hafidz mendengar tentang
sebuah program pemerintah yang menawarkan kesempatan
kepada guru untuk mengajar di pulau-pulau terpencil yang
seringkali terpinggirkan. Hafidz merasa terpanggil untuk ikut
serta dalam program ini. Hafidz pun meminta restu orang tua
nya untuk mengikuti program ini, ayahnya dengan senang hati
mengizinkan anaknya untuk melakukan pekerjaan mulia tersebut
walaupun ada perasaan yang sukar untuk melepaskan anak
semata wayangnya, ibu Hafidz awalnya tidak merestuinya untuk
mengajar di pulau terpencil karena tidak ingin berpisah dengan
anaknya, tapi setelah Hafidz memberikan pengertian kepada
ibunya mengenai keinginannya mengajar anak-anak di pulau yang
kurang akan pendidikan, ibu Hafidz pun dengan berat hati
mengizinkan anaknya untuk mengikuti program tersebut.
Setelah melalui beberapa seleksi ketat, Hafidz diterima
sebagai salah satu guru yang akan ditempatkan di pulau
terpencil yang jauh dari keramaian kota metropolitan. Meskipun
perasaan cemas dan ragu sempat menyelimuti pikirannya, hafidz
tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk benar-benar
memberikan perubahan positif kepada anak-anak di daerah
terpencil.
Tiba di pulau terpencil, Hafidz segera merasa dihadapkan
pada berbagai tantangan seperti infrastruktur pendidikan yang
terbatas,suku,dan budaya local yang berbeda menjadi hal-hal
yang perlu dihadapinya.cuaca, debu dan polusi seringkali
mengganggu proses belajar mengajar, Namun Hafidz tidak
menyerah,ia bekerja keras untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif dan mendekatkan diri kepada masyarakat
setempat.

39
Hafidz berhasil membangun hubungan yang kuat dengan
masyarakat setempat. Ia menjadi figure yang dihormati karena
dedikasinya dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak
pulau tersebut. Ia juga terlibat dalam kegiatan komunitas dan
membantu dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Awalnya Hafidz mengalami culture shock ketika
berhadapan dengan anak-anak di pulau tersebut karena mereka
kurang mendapatkan akses pendidikan yang layak dan banyak di
antara mereka bahkan tidak berminat untuk bersekolah.
Orangtua di pulau tersebut juga memiliki pandangan bahwa jika
anak-anak sudah bias membaca dan menghitung itu sudah
cukup,apalagi jika anak perempuan tidak perlu bersekolah tinggi
karena pada akhirnya dia akan mengurus rumah tangga. hafidz
merasa semakin tertantang untuk membangkitkan semangat
belajar anak-anak dan memberikan pemahaman kepada orangtua
bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, terutama
untuk perempuan karena perempuan akan menjadi madrasah
pertama untuk anak-anaknya.
Seiring berjalannya waktu, Hafidz melihat perkembangan
positif dalam prestasi dan minat belajar murid-muridnya.
Mereka mulai menunjukkan potensi yang luar biasa meskipun
berada di lingkungan yang sulit. Hal tersebut menjadi bukti
bahwa pendidikan adalah kunci untuk perubahan yang lebih baik.
Tentu saja perjalanan Hafidz tidak lepas dari tantangan
pribadi. Ia sering merindukan keluarganya yang tinggal jauh di
kota metropolitan. Teman-teman dan gaya hidup yang biasa ia
nikmati juga menjadi kenangan yang terkadang membuatnya
merasa kesepian. Namun, cinta terhadap pekerjaannya dan

40
impian untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-
anak di pulau tersebut selalu mendorongnya untuk terus maju.
Kesimpulannya, kisah Hafidz adalah inspirasi bagi banyak
orang karena dengan ketekunan,dedikasi dan cinta terhadap
pendidikan, ia berhasil mengubah kehidupan anak-anak di pulau
tersebut. Ceritanya mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah
investasi berharga yang dapat membuka pintu
kesuksesan,bahkan di lingkungan yang sulit sekalipun.

41
Tangan Mungil Pencetus Pulau Terpencil
Rusni Bagenda
Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu’alaiku Warahmatullahi Wabarakatuh

Suatu hari, hiduplah seorang anak yang sangat periang


dan pemberani bernama Roni dan tinggal di pulau terpencil
tepatnya di desa Dayatam. Roni merupakan anak pertama dari
bapak Rudi dan ibu Ina. Roni memiliki 2 saudara laki-laki yang
usianya selisih 4 tahun dari adik-adiknya. Usia Roni saat ini ialah
memasuki usia 9 tahun, kini Roni sedang menduduki bangku kelas
4 SDN (Sekolah Dasar Negeri) 3 Dayatan. Roni berasal dari
keluarga yang sederhana. Bapak dari Roni merupakan kepala
dusun di desa Dayatan, sedangkan Ibu Roni merupakan Ibu
rumah tangga. Saat Roni masih berumur 1 tahun, Roni tinggal di
rumah neneknya, yaitu nenek dari ibunya. Pada saat itu Roni
belum tahu apa-apa, karena masih terbilang sangat kecil. Roni,
diasuh oleh neneknya sebab nenek Roni merasa kesepian di
rumah, karena ia hidup sebatangkara. Maka dari itu, tidak heran
jika Roni memanggil neneknya dengan sebutan “Mama” dan
memanggil ibu kandungnya dengan sebutan “Ibu”.

Saat Roni menduduki bangku sekolah kelas 1, ia masih


tinggal bersama neneknya. Akan tetapi, pakaian sekolah dan
atribut lainnya ada di rumah Ibunya. Hal ini sengaja dilakukan
agar Roni selalu datang di rumah ibunya. Disisi lain, saat itu Roni
memiliki bibi dari saudari ibu kandungnya. Bibi Roni sendiri
sudah berumah tangga namun sejak Roni kecil, ia sering
membantu nenek Roni untuk merawatnya. Terkadang, Roni

42
merasa kebingungan dengan silsilah keluarganya, karena sejak
kecil ia tinggal bersama neneknya yang awalnya ia mengira
neneknya itu ialah ibu kandungnya. Bibi Roni merupakan orang
yang sangat tegas, karena menurutnya itu adalah salah satu
bentuk kasih sayangnya kepada Roni. Akan tetapi, menurut Roni
hal yang dilakukan bibinya itu ialah hal yang membuat Roni
menjadi sulit dalam berkembang sebagaimana anak seusianya.

Roni merupakan anak yang tidak bisa diam di dalam


rumah, ia sering kali keluar rumah mengelilingi kampung pada
sore hari dan sekaligus mengunjugi rumah Bapak dan Ibunya.
Suatu ketika, Bapak Roni menyadari bahwa anaknya sering sekali
berkeliling kampung dengan berjalan kaki sendirian. Hal ini yang
membuat Bapak Roni berinisiatif untuk membelikan Roni sepeda
agar memudahkan roni ketika berkeliling kampung dan juga
mengunjungi rumah bapak dan ibunya. Setelah Roni tahu bahwa
bapaknya membelikan sepeda, Roni sangat gembira melihatnya
sepeda yang diverikan oleh bapaknya. Roni tidak menyangka
bahwa ia akan memiliki sepeda dan bisa berkeliling desa serta
mengunjungi rumah bapak dan ibunya dengan mudah.

Hari demi hari, Roni mengayuh sepedanya dengan penuh


rasa gembira. Ia menggunakan sepedanya tidak hanya untuk
mengelilingi desa dan mengunjungi rumah Bapak dan ibunya, akan
tetapi ia juga menggunakan sependanya untuk pergi ke sekolah.
Sepeda yang dimiliki Roni, ia gunakan sebagai alat
transportasinya dari rumah neneknya menuju ke rumah bapak
dan ibunya serta mengelilingi kampung. Roni memiliki aktivitas
yang cukup berbeda dengan teman sebayanya. Ia sering kali
mengelilingi kampung untuk mencoba mengeksplor dirinya. Roni

43
memiliki jiwa penasaran yang cukup tinggi. Ia selalu mencoba
hal-hal yang belum pernah ia lakukan.

Aktivitas Roni hari demi hari dimulai dari, saat pagi ia


berangkat ke rumah bapak dan ibunya untuk sarapan, mandi, dan
memakai seragam sekolah lalu menuju ke sekolahnya. Saat
pulang sekolah, ia singgah di rumah bapak dan ibunya untuk
mengganti pakaian lalu kembali ke rumah neneknya. Hal ini bukan
suatu hal yang sulit bagi Roni, karena ia sudah memiliki sepeda.
Setibanya Roni di rumah neneknya, ia langsung makan siang
setelah itu istirahat dan dilanjutkan sholat Dzuhur. Roni
merupakan anak yang sangat sholeh karena tidak pernah
meninggalkan sholat. Disiang hari, Roni jarang sekali untuk tidur
siang, karena menurutnya itu yang membuat terkadang dia sakit
kepala. Maka dari itu, untuk mengisi kekosongannya, ia sering
sekali mengerjakan PR dari gurunya kemudian mandi sore dan
bergegas keluar mengelilingi desa dengan menggunakan
sepedanya.

Roni memiliki banyak teman, dan sering kali bermain


bersama di sore hari. Akan tetapi, terkadang Roni merasa cepat
bosan. Ia lebih menyukai menikmati keindahan alam sambil
mengeksplor dirinya. Dengan rasa percaya diri dan rasa ingin
tahu yang begitu tinggi, tidak heran jika Roni jarang bermain
gadget seperti teman-teman sebayanya. Roni, tidak hanya
terfokus pada dunianya sekarang yaitu bermain, tetapi Roni
juga selalu membantu bapak dan ibunya dalam pekerjaan rumah.
Biasanya, Roni selalu membantu bapaknya dalam memancing ikan
di dermaga, selain itu, Roni juga membantu ibunya dalam
menjaga warung roti. Roni tidak pernah mengeluh dengan

44
pekerjaan yang dilakukannya, karena menurut Roni pekerjaan
yang dilakukannya merupakan salah satu bentuk rasa sayangnya
kepada orang tua.

Suatu ketika, Roni diajak oleh bapaknya untuk naik ke


gunung memperbaiki pipa air yang bocor. Hal ini yang membuat
Roni semakin senang karena ia bisa melihat keindahan alam dari
atas pegunungan. Di sana, Roni melihat banyak pepohonan yang
rindang, dan juga melihat sumber mata air yang begitu besar.
Tak lupa pula, Roni sering mengabadikan momen dengan
menggunakan gadget pemberian dari bapaknya. Setelah pulang
dari gunung, Roni dan bapaknya bergegas balik ke desa.
Setibanya di desa, Roni mengambil sepedanya lalu kembali
rumah neneknya dan bersiap-siap untuk sholat magrib. Setiap
harinya, setelah sholat magrib Roni selalu menyempatkan
waktunya untuk belajar mengaji bersama kakak-kakak yang
merupakan tetangga Roni. Setelah masuk waktu sholat isya, Roni
segera menyudahi belajar mengaji dan dilanjutkan dengan ia
sholat isya.

Sepulangnya Roni dari masjid, ia menyempatkan untuk


singgah di rumah temannya dan bermain kelereng. Akan tetapi,
setibanya ia di rumah neneknya, Roni mendapat neneknya sedang
sakit dan tak berdaya. Hal ini yang membuat Roni kaget melihat
neneknya yang sedang sakit. Roni lalu memanggil bibinya untuk
membantu merawat neneknya yang sedang sakit. Mendengar hal
itu, membuat Bibi Roni panik lalu bergegas pergi ke rumah untuk
merawat nenek Roni. Setibanya di rumah, bibi Roni melihat
keadaan ibunya (nenek Roni) sudah terbaring lemah di atas
tempat tidur lalu ia memanggil bidan untuk mengecek nenek Roni

45
dan setelah dicek ternyata, nenek Roni mengalami tekanan
darah rendah dan demam tinggi.

Bibi Roni yang mendegar akan sakit yang dialami oleh


ibunya (nenek Roni), ia terlihat sangat marah dan langsung
menyalahkan Roni karena tidak menjaga neneknya dengan baik.
“Roni, mengapa nenekmu bisa sakit? Apakah kamu tidak
menjaganya?” (kata bibi Roni). Roni pun menjawab “ Aku selau
menjaga nenek, hanya saja terkadang aku keluar bermain sambil
berkeliling desa”. Mendengar hal itu, bibi Roni semakin marah.
Ia memarahi Roni habis-habisan dan bahkan memukul Roni
sehingga membuatnya menangis dan menjerit kesakitan. Roni
yang sudah tidak tahan dipukul oleh bibinya, ia langsung
bergegas pergi ke rumah bapak dan ibunya dengan menggunakan
sepedanya. Setibanya ia di rumah, bapak dan ibu Roni terkaget
melihat anak pertamanya menangis menjerit kesakitan dan
melihat tubuh Roni yang memerah akibat dipukuli oleh bibinya.
Lalu, bapak dan ibu Roni pun bertanya kepada Roni “Roni, kenapa
kamu menangis dan kenapa tubuhmu memerah?”. Roni pun
menjawab “Bibi memarahiku habis-habisan, memukulku dan
menyalahkanku karena nenek sakit ”. Mendengar hal itu, bapak
dan ibu Roni pun sangat marah dan menenangkan Roni yang
sedang menangis serta menyuruh Roni untuk beberapa hari ke
depan untuk tinggal di rumah mereka.

Esok paginya, Roni tidak ke sekolah karena tubuhnya


masih terasa sakit bekas pukulan bibinya semalam dan masih
takut untuk keluar. Bapak Roni, sejak pagi buta ia pergi ke
rumah nenek Roni untuk bertemu bibi Roni dan sekaligus
menjenguk nenek Roni. Sedangkan ibu Roni menjaga Roni dan

46
adik-adik Roni. Setibanya bapak Roni di rumah nenek Roni, yang
pertama ia lakukan ialah menjenguk nenek Roni dan ternyata
sudah mulai membaik kondisinya. Akan tetapi, Bibi Roni tidak
terlihat di rumah itu, sehingga ia menanyakan keberadaan bibi
Roni kepada nenek Roni. “Di manakah bibi Roni?” (tanya bapak
Roni). Nenek Roni pun menjawab “Bibi Roni sedang pergi ke
pasar membeli sayur” (ucap nenek Roni dengan nada pelan).
Mendengar akan hal itu, bapak Roni tetap akan menunggu bibi
Roni balik ke rumah dan akan membahas kejadian yang dialami
oleh Roni.

Dua jam kemudian, setibanya bibi Roni di rumah nenek


Roni, ia terkejut melihat bapak Roni yang duduk bersama nenek
Roni. Ia lalu bertanya kepada Bapak Roni “Mengapa kau di sini?”
(ucap bibi Roni dengan penuh keheranan). Lalu bapak Roni pun
menjawab “Aku ke sini untuk menjenguk nenek Roni dan
sekaligus ingin membahas mengenai kejadian tadi malam” (ucap
bapak Roni dengan nada lantang). Mendengar hal itu, bibi Roni
mengajak bapak Roni untuk pergi ke ruang tamu dan membahas
kejadian semalam. Sesampainya mereka di ruang tamu, bapak
roni lalu membahas mengenai kejadian tadi malam. Bapak Roni
bertanya kepada bibi Roni “Mengapa kamu memarahi anakku dan
memukulinya sampai ia menangis menjerit kesakitan?” (ucap
Bapak Roni dengan nada marah). Lalu bibi Roni pun menjawab
“Aku hanya kesal kepada Roni karena ia tidak menjaga nenek
dengan baik yang mengakibatkan nenek menjadi sakit” (ucap bibi
Roni dengan nada pelan).

Mendengar penyataan bibi Roni, bapak Roni pun tidak


terima lalu ia bertanya kembali “Hanya karena kesal sampai-

47
sampai kamu memukul anakku? Mengapa kamu menyalahkan
anakku yang tidak menjaga ibumu (nenek Roni), anakku masih
kecil dan masih belum tau apa-apa” (ucap bapak Roni dengan
kesal). Lalu bibi Roni pun menjawab “Aku hanya kecewa
kepadanya, aku harap dia bisa mengerti bahwa dia harus
menjaga neneknya” (ucap bibi Roni dengan nada gemetar).
“Apakah kamu tidak berpikir bahwa anakku bisa saja trauma
dengan kejadian ini hanya karena kamu kesal kepadanya?” (ucap
bapak Roni). “Tentu aku tahu, maka dari itu aku memukulinya
agar ia paham dengan apa yang aku sampaikan” (ucap bibi Roni
dengan tegas).

Bapak Roni yang mendengar pernyataan dari bibi Roni


semakin membuat bapak Roni naik pitam. “Roni itu anakku, aku
bapaknya. Tidak sepantasnya kamu memukulinya seperti itu jika
kamu hanya ingin dia mengerti dengan apa yang kamu sampaikan.
Jika kamu terus memukulinya, maka dia akan semakin tidak mau
mendengarkanmu” (ucap bapak Roni dengan lantang). “Aahh
sudahlah, memang kamu bapaknya, tapi yang merawat Roni sejak
balita ialah aku dan ibuku (nenek Roni), berarti aku punya hak
juga untuk memarahi anakmu Roni” (ucap bibi Roni dengan
kesal). Bapak Roni yang kaget mendengar ucapan bibi Roni
membuatnya semakin marah “Hey, dulu kamu dan ibumu yang
meminta kepadaku dan ibunya Roni untuk membiarkan kalian
merawat Roni hingga dia dewasa dan berharap Roni akan
dirawat dengan sebaik mungkin. Tapi ternyata, semua itu di luar
dugaanku, kamu bahkan semudah itu memukul anak pertamaku
hanya dengan alasan kamu kesal. Apakah itu pantas kamu
lakukan?” (ucap bapak Roni dengan tegas). Lalu bibi Roni
menjawab “Yah, aku akui aku yang salah tapi salahkah jika aku
memarahinya?” (ucap bibi Roni sambil menundukkan pandangan).

Tidak lama kemudian bapak Roni pun berkata “Jika kamu


memarahinya dengan tujuan untuk menasehatinya, aku tidak

48
masalah. Tetapi jika kamu sampai memukulinya aku tidak
terima!” (ucap bapak Roni dengan tegas). Seketika bibi Roni pun
terdiam mendengar ucapan dari Bapak Roni yang begitu sangat
marah. Namun, disaat bersamaan di dalam rumah tersebut
nenek Roni yang masih sakit keluar dari kamar dan mencoba
menenangkan bapak Roni yang sedang marah pada bibi Roni.
Rupanya sejak awal Nenek Roni sudah mendengar semua
percakapan antara bapak Roni dan bibi Roni. Nenek Roni pun
menyuruh bapak Roni pulang ke rumahnya untuk menenangkan
pikiran, sedangkan bibi Roni disuruh masuk kamar. Bapak Roni
pun bergegas pulang ke rumah dengan muka yang masih sangat
marah. Sejak saat itu bapak Roni memutuskan tali silaturrahmi
dengan nenek dan bibi Roni.

Setibanya bapak Roni di rumah, ia langsung mencari Roni


tetapi ia tak melihatnya. Kemudian ia bertanya kepada ibu Roni
“Di mana Roni? (ucap bapak Roni dengan cemas). Ibu Roni pun
menjawab “Roni ada di dalam kamar, sejak tadi Roni belum
keluar dari kamar” (ucap ibu Roni). Setelah itu, ibu Roni
menyuruh bapak Roni untuk membujuk Roni untuk makan dan
mandi, tetapi bapak menolak dan berkata “Jangan, biarkan saja
dulu Roni tidur, sepertinya Roni masih sedih” (ucap bapak Roni
dengan suara pelan). Beberapa saat kemudian Roni pun
terbangun dan mencari orang tuanya di warung dan melihat
mereka sedang duduk bercerita. Roni pun datang menghampiri
orang tuanya. Bapak Roni yang menyadari akan datangnya Roni
langsung memangku Roni.

Beberapa hari berlalu, Roni pun kembali beraktivitas


seperti biasa. Ia kembali mengayuh sepedanya untuk berkeliling
desa dan bermain bersama temannya. Akan tetapi, setelah
kejadian yang dialaminya, ia pun tak pernah lagi kembali ke
rumah neneknya. Ia pun merasa bahagia karena tidak pernah
lagi bertemu dengan bibinya. Namun, teman-teman Roni mulai

49
menyadari dan bertanya “Roni, kenapa akhir-akhir ini kamu
tingal di rumah bapak dan ibumu?” (ucap teman Roni dengan rasa
penasaran). Roni pun terdiam dan bingung apa yang harus ia
jawab kepada teman-temannya agar mereka tak tahu apa yang
baru-baru ia alami. Tak lama kemudian Roni pun menjawab “Aku
tinggal di rumah bapak dan ibuku karena aku sedang merindukan
tidur bersama orang tuaku” (ucap Roni sambil senyum).
Mendengar ucapan Roni, teman-temannya pun ikut tersenyum
dan lanjut bermain.

Suatu ketika, datanglah seorang wanita pendatang baru


di desanya dan saat itu Roni melihatnya di dermaga. Roni yang
penasaran akan wanita itu, ia pun datang menghampirinya dan
bertanya “Halo kak, kakak siapa dan dari mana?” (ucap Roni).
Wanita itupun menjawab “Halo juga dek, saya dari pulau
seberang datang ke sini untuk sekedar jalan-jalan” (ucap wanita
itu sambil senyum kepada Roni). Roni pun bertanya kembali
“Siapa nama kakak dan di mana kakak akan tinggal?” (ucap Roni).
Wanita itu pun menjawab “Nama saya Cuni dan saya akan tinggal
di rumah keluarga saya” (ucap wanita itu). Roni yang melihat kak
Cuni kesusahan mengangkat barang bawaannya, mencoba
membantu dengan cara mengikat barang kak Cuni di sepedanya
dan membawanya ke rumah keluarga kak Cuni. Kak Cuni pun
sangat senang melihat Roni yang begitu ramah dan baik mau
membantunya membawa barang. Setibanya di rumah keluarga
kak cuni, Roni pun pamit pulang kepada kak Cuni dan kak Cuni
pun berterimakasih kepada Roni.

Malam hari pun tiba, Roni yang tengah berada di masjid


melihat Kak Cuni sendirian. Ia pun bergegas menghampiri kak
Cuni dan menyapanya “Kak Cuni” (ucap Roni sambil tersenyum).
Kak Cuni yang sedang dudukpun menoleh arah sumber suara dan
ternyata yang memanggilnya adalah anak kecil yang di jumpainya
di dermaga dan kak Cuni pun menjawab “Iya” (ucap kak Cuni

50
sambil tersenyum). Kak Cuni yang begitu senang tidak menduga
akan bertemu lagi dengan Roni dan tak butuh waktu lama untuk
mereka akrab. Kak Cuni pun bertanya kepada Roni “Roni, di mana
rumahmu?” (ucap kak Cuni). Roni pun terdiam dan bingung untuk
menjawab karena saat ini ia sedang tinggal di rumah bapak dan
ibunya. Lalu Roni pun menjawab menjawab “Rumahku dekat
kantor desa kak” (ucap Roni dengan ragu). Kemudian kak Cuni
bertanya kepada Roni “Roni, apakah kamu tahu di mana biasanya
orang mandi laut?” (ucap kak Cuni). Roni pun menjawab “Kalau
aku biasanya mandi laut di dekat dermaga kak” (ucap Roni).
Setelah itu tak lama kemudian kak Cuni pun mengajak Roni untuk
mandi laut besok sore dan Roni pun meng-iyakannya.

Esok harinya Roni seperti biasa ia kembali aktif di


sekolah dan pulang menggunakan sepedanya, di dalam perjalanan
ia melihat kak Cuni yang sedang berjalan kaki menuju warung
yang ternyata itu warung milik ibu Roni. Roni pun memanggil kak
Cuni “Kak Cuni, sedang apa?” (ucap Roni sambil tersenyum). Kak
Cuni pun menjawab “Aku ingin membeli Roti, mengapa kamu di
sini?” (ucap kak Cuni dengan heran). Roni pun menjawab “Kak,
aku tinggal di sini, dan warung ini milik ibuku” (ucap Roni sambil
tersenyum). Mendengar hal itu, kak Cuni pun tersenyum dan
berkata “Ooh kamu tinggal di sini” (ucap kak Cuni). Roni pun
membantu ibunya melayani kak Cuni dan setelah itu Roni pun
bertanya kepada kak Cuni “Kak Cuni, apakah hari ini kakak mau
mandi laut?” (ucap Roni). Kak Cuni pun menjawab “Harus dong”
(ucap kak cuni sambil tersenyum). Di tengah percakapan, ibu
Roni pun bertanya kepada kak cuni “Kamu dari mana, dan di sini
tinggal di mana?” (ucap ibu roni). Kak cuni pun menjawab “Aku
tinggal di rumah ujung dekat jembatan” (ucap kak cuni). Tak
lama kemudian, roni pun mengajak kak cuni untuk makan
bersama, akan tetapi kak cuni buru-buru pulang karena ada yang
mesti ia kerjakan.

51
Di sore harinya, Roni pun mendatangi kak cuni dan
setibanya ia di tempat kak cuni, ternyata kak cuni sedang
bersiap-siap untuk pergi mandi laut. Kak cuni yang melihat Roni,
segera memanggilnya dan berkata “Roni, apakah kamu jadi mandi
laut?” (ucap kak cuni). Roni un menjawab “Iya kak”. Mendengar
hal itu, kak cuni pun mengajak roni untuk pergi mandi laut. Roni
pun membawa sepedanya dan memberikan kepada kak cuni untuk
memboncengnya. Lalu kak cuni pun mengayuh sepeda roni hingga
ke dermaga. Sesampainya di sana, mereka pun l mandi laut
bersama. Roni pun merasa senang dengan kehadiran kak cuni
karena selama ini terkadang roni mandi sendirian, dan sekarang
roni memiliki teman.

Di tengah asiknya mereke berenang, kak cuni pun


bertanya kepada roni “Roni, mengapa kamu jarang bermain
dengan teman sebayamu?” (ucap kak cuni). Roni pun menjawa
“Teman-temanku suka bdermain gadget kak, sedangkan aku
lebih suka berkeliling desa” (ucap roni). Kak cuni pun bertanya
kembali pada Roni “Apa hobi kamu roni?” (ucap kak cuni). Roni
pun menjawab “Aku suka berkeliling desa, berenang, memancing,
bernyanyi, dan bermain layangan” (ucap Roni). Tak terasa hari
semakin sore, kak cuni dan roni pun bergegas kembali ke
dermaga dan bersiap untuk pulang. Roni pun pulang bersama kak
cuni, di dalam perjalanan kak cuni pun bertanya kepada roni
“Roni, apakah kamu sudah pintar ngaji?” (ucap kak cuni). Roni
pun menjawab “Aku masih belajar ngaji kak” (ucap roni). Kak
cuni pun menawarkan diri untuk mengajari roni ngaji dan roni
pun meng-iyakan.

Setibanya di rumah, roni pun membersihkan diri dan


bersiap menuju masjid dan begitupun kak cuni yang bersiap-siap
menuju masjid. Sehabis sholat, kak cuni pun mengajari roni
mengaji dan setelah itu mereka balik ke rumah. Pada keesokan
harinya, kak cuni sedang mencari penjual ikan, akan tetapi di

52
desa itu jarang sekali ada yang menjual ikan. Di saat yang
bersamaan roni melihat kak cuni yang tengah berada di depan
rumah, kemudian roni bertanya “Kak cuni, sedang apa?” (ucap
roni). Kak cuni pun menjawab “Aku sedang mencari penjual ikan,
apakah kamu tahu di mana penjual ikan?” (ucap kak cuni). Roni
pun memberitahu kak cuni “Kak cuni, di sini jarang ada penjual
ikan kak, biasanya aku dan bapakku suka memancing kak” (ucap
roni). Mendengar hal itu, kak cuni pun kebingungan di mana ia
bisa mendapatkan ikan selain memancing, akan tetapi Roni
menyadari bahwa kak cuni sedang kebingungan. Maka dari itu,
roni berinisiatif untuk mengajak kak cuni memancing bersama.

Mendengar hal itu, kak cuni pun semakin senang karena


roni mau membantunya mendapatkan ikan dan bahkan
mengajaknya memancing. Hal ini merupakan momen yang sangat
baru bagi kak cuni karena sebelumnya ia belum pernah
memancing. Di saat waktu yang bersamaan, roni pun menanyakan
kepada kak cuni “Kak, kapan kita bisa memancing?” (ucap roni).
Kak cuni pun menjawab “Hari ini pun boleh dek, tapi kapan?”
(ucap kak cuni). Roni pun menjawab “Kak, aku biasanya mancing
ikan pada malam hari di dermaga” (ucap roni). Kak cuni pun
berkata “Kalau gitu malam ini saja kita mmancing” (ucap kak
cuni). Setelah percakapan itu, roni pun balik ke rumah da
menyiapkan dua tali pancing dan umpan untuk digunakan malam
nanti.

Malam hari pun tiba, roni pergi memanggil kak cuni di


rumah untuk bersama-sama ke dermaga. Setelah mereka sampai
di dermaga, roni langsung mengaitkan umpannya di mata kait
kemudian melemparnya ke laut dengan harapan semoga
umpannya dimakan oleh ikan. Begitupun juga mata pancing yang
dipegang oleh kak cuni, kak cuni berusaha mencoba mengikuti
roni mengaitkan umpan dan kemudian di lempar. Setelah mereka
membuang umpan, mereka menunggu sambil bercerita tentang

53
keseharian roni seperti apa dan bagaimana roni bisa pandai
mancing. Semua aktivitas keseharian roni tertuang dalam cerita
malam itu. Tak lama kemudian tali pancing kak cuni bergerak,
dengan ketidahtahuannya kak cuni cara menarik ikan agar tidak
terlepas, ia menyerahkan kepada roni untuk segera
membantunya. Roni pun dengan cepat mengambil tali pancing
yang diberikan kak cuni dan langsung menariknya. Tak disangka
ternyata ikan yang didapat cukup besar, hal ini membuat kak
cuni semakin senang.

Tak berselang lama dengan ikan pertama, tali pancing roni


pun ikut bergerak. Kak cuni yang melihat akan hal itu, semakin
panik karena ikan yang memakan umpan roni sangat besar, tidak
sebanding dengan tali pancing digunakan. Akan tetapi
beruntungnya roni malam ini, ia bisa mendapatkan ikan itu.
Selama memancing, kak cuni tak mampu menahan tawanya
karena melihat tingkah roni yang begitu lincah dalam memancing
ikan. Semua umpan yang dimakan oleh ikan, roni yang menariknya
dan kak cuni pun membantu memasukkan ikan hasil tangkapan di
dalam kantung. Hal ini yang membuat kak cuni semakin kagum
pada roni. Mengapa tidak, anak sekecil itu dengan tangan
mungilnya mampu menarik ikan yang menyambar umpannya. Tak
terasa, ikan yang dipancing olehnya sangat membuahkan hasil.
Akan tetapi roni belum merasa puas dengan hasil tangkapannya,
ia masih ingin menambah umpannya. Roni memang anak yang
benar-benar memiliki jiwa semangat yang sangat tinggi.
Meskipun ia kewalahan dalam menarik ikan, ia tak mengeluh dan
tidak menyerah. Menurut roni, jika ada kesempatan kenapa
tidak, hal ini yang membuat roni semakin bersemangat menarik
umpannya.

Tak terasa waktu begitu cepat bergerak, ikanpun banyak


didapat, dan roni pun sudah merasa cukup hasil tangkapan malam
ini. Akhirnya kak cuni pun membereskan tempat mancing dan

54
mereka pun balik ke rumah. Sepanjang perjalanan menuju ke
rumah, mereka tertawa bersama karena mengingat momen
mancing tadi. Setibanya mereka di tempat tinggal kak cuni, roni
pun memberikan semua ikan hasil tangkapannya kepada kak cuni.
Akan tetapi kak cuni menolak, karena menurutnya semua ikan
yang didapat merupakan hak milik roni. Namun, roni tetap
memaksa kak cuni untuk mengambilnya dan pada akhirnya kak
cuni mengambil ikan pemberian dari roni. Roni membuat kak cuni
semakin kagum padanya karena roni merupakan anak yang sangat
murah hati.

Hari libur pun telah tiba, roni yang tiap paginya ke


sekolah berubah menjadi bermain layangan. Roni sangat senang
menyambut hari libur, karena di hari libur roni selalu mengisi
waktu luangnya dengan hobinya yang salah satunya ialah bermain
layangan. Ia sangat senang bermain layangan karena bisa sambil
berkhayal menjadi pilot yang menerbangkan pesawatnya. Ia
sangat pandai sekali dalam membuat layangan dalam berbagai
bentuk layangan. Semua bahan dan alat ia siapkan dan membawa
ke tempat tinggal kak cuni. Ia berniat mengajak kak cuni
bermain layangan, akan tetapi kak cuni tidak tahu bagaimana
cara menerbangkan layangan. Roni selalu meyakinkan kak cuni
bahwa kak cuni pasti bisa, ia bahkan membuatkan kak cuni
layangan yang bagus. Melihat tingkah roni yang begitu semangat
dan licah dalam membuat layangan. Kak cuni semakin terheran-
heran dengan roni yang masih kecil mampu membuat layangan
sendiri dengan cepat.

Setelah layangan yang dibuat oleh roni telah jadi, roni


pun mengajak kak cuni pergi ke lapangan untuk menerbangkan
layangannya. Sesampainya di lapangan, ternyata angin kurang
mendukung. Akan tetapi, tidak memtahkan semangat roni untuk
menerbangkan layangannya. Entah apa yang merasuki roni
sehingga ia begitu bersemangat bermain layangan. Kak cuni pun

55
mengikuti cara roni menerbangkan layangan namun ia tak pernah
bisa menerbagkannya. Roni yang melihat kak cuni kesusahan
menerbangkan layangannya, mencoba membantunya untuk
menerbangkan layangan dan pada akhirnya layangan kak cuni
bisa terbang berkat roni. Cukup lama roni dan kak cuni
menernagkan layangannya, akan tetapi cuaca tiba-tiba
memburuk. Angin tiba-tiba sangat kencang dan membuat tali
layangan roni dan kak cuni putus. Hal ini tidak membuat roni dan
kak cuni sedih, malah membuat mereka tertawa terbahak-
bahak.

Setelah bermain layangan, roni dan kak cuni kembali


istirahat ke tempat tinggal kak cuni dan makan bersama dengan
menu ikan hasil tankapan semalam. Di saat mereka sedang
makan, kak cuni menyelipkan candaan dengan roni yang membuat
Roni dan kak cuni semakin akrab seperti kakak beradik, tak bisa
dipungkiri setiap harinya tanpa sengaja mereka selalu bersama.
Sesudah makan, roni pun membantu kak cuni mencuci piring dan
menyapu. Kak cuni kaget dengan yang dilakukan Roni seperti ia
terlihat sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah. Tak lama
kemudian, roni pun pamit untuk pulang ke rumah dengan menaiki
sepeda andalannya. Namun, sebelum ia pulang, ia sempat
mengajak kak cuni untuk pergi ke dermaga malam ini untuk
menikmati keindahan malam dan kak cuni pun men-iyakan.

Malam hari pun tiba, kak cuni dan roni bersama-sama


pergi ke dermaga untuk mengisi kekosongan. Setibanya di
dermaga mereka langsung duduk dan sambil bercerita kembali.
Tak lama kemudian, roni pun mulai bernyanyi lagu kesukaannya
dan kebetulan lagu itu tengah viral. Mendengar suara merdu
roni, Kak cuni pun ikut mengiringi roni bernyanyi sambil
memukul-mukul tempat duduk. Lirik lagu yang sangat melekat
diingatan kak cuni ialah “ Ba pinjam ta pe barang, nyanda jaga
sipulang kita jadi mainan, ni iko iko ngape mau kita jadi mainan”

56
(lirik nyanyian roni). Suara roni memiliki ciri khas tersendiri dan
sulit untuk ditiru. Di tengah-tengah nyanyian roni terkadang
tertawa melihat tingkah kak cuni yang mengiringinya bernyanyi.
Kak cuni jarang bernyanyi, sebab lagu yang dinyayikan oleh roni
ialah lagu viral sedangkan kak cuni hanya mengetahui lagu lawas.

Roni dan kak cuni tidak bisa berlama-lama di dermaga


sebab hari semakin malam dan cuaca kurang mendukung.
Akhirnya kak cuni memutuskan untuk mengajak roni pulang ke
rumah. Sepanjang perjalanan pulang roni tak henti bernyanyi,
dia sangat senang sekali memiliki teman yang bisa memahaminya.
Roni merasa sangat nyaman bersama kak cuni karena kak cuni
selalu berperan sebagai kakak yang baik. Hal ini yang membuat
roni selalu mengajak kak cuni kemanapun mengingat kak cuni
datang di desa untuk sekedar jalan-jalan. Sesampainya mereka
di rumah masing-masing, roni roni pun menceritakan kak cuni
pada bapak dan ibunya. Mendengar cerita roni, bapak dan ibu
roni menjadi sangat senang karena roni bisa memiliki teman
sekaligus kakak yang bisa memahami hobi roni.

Keesokan harinya, roni mendapat informasi dari bapaknya


bahwa akan ada perlombaan yang akan diadakan di desa untuk
anak-anak. Mendengar hal itu, roni pun sangat senag karena
sejak dulu roni ingin mengikuti lomba. Saking semangatnya roni,
ia sampai mengikuti semua lomba mulai dari lomba makan
kerupuk, lomba adzan, dan lomba wudhu. Bapak roni yang
mendengar keinginan anaknya, membuat bapak roni semakin
senang dan mendukung roni sepenuhnya. Bahkan, bapak roni
mengantar roni mendaftar dan menunggu roni hingga selesai
pendaftaran. Roni sangat besar menaruh harapan bahwa ia akan
bisa memenangkan perlomabaan ini. Setelah balik dari tempat
pendaftaran, roni meminta izin kepada bapak dan ibunya untuk
pergi ke tempat tinggal kak cuni. Tanpa berpikir panjang, orang

57
tua roni mengizinkannya. Dengan bahagianya, ia lalu mengambil
sepedanya dan pergi ke tempat tinggal kak cuni.

Sesampainya roni di kediaman kak cuni, ia langsung


memberi tahunya “Kak cuni, kakak tahu tidak bahwa akan ada
lomba yang di adakan oleh desa khusus anak-anak” (ucap roni
dengan sangat bahagia). lalu kak cuni bertanya “Apakah kamu
ikut lomba itu?” (ucap kak cuni) dan roni pun menjawab “Aku
ikut semua perlombaan itu kak” (ucap roni sambil senyum). Kak
cuni yang mendengar cerita roni pun ikut bahagia dan
mendukung roni untuk menjadi juara. Di waktu yang bersamaan,
roni mengajak kak cuni untuk datang diperlombaan karena
dengan hadirnya kak cuni membuat roni semakin bahagia. tanpa
berpikir panjang kak cuni pun meng-iyakan keinginan roni. Hari
itu, roni sepanjang hari tak pernah berhenti senyum. Di
perjalanan pulang pun ia mengayuh sepedanya sambil tersenyum
seperti telah mendapatkan uang sekarung.

Setibanya roni di rumah, roni mulai mempersiapkan


dirinya untuk menghadapi perlombaan terutama lomba adzan
yang tidak bisa dipungkiri lawannya adalah temannya sendiri
yang boleh dikata semuanya memiliki suara yang merdu. Bapak
dan ibu roni yang melihat roni begitu semangat menghadapi
lomba, membuat mereka terharu dan sanagt bahagia melihat
anak tersenyum lepas. Mereka bahkan tidak mau mengganggu
roni demi menjaga konsentrasi roni selama latihan. Hari demi
hari roni latihan, namun ia belum merasa puas. Ia terus berlatih
tanpa berhenti, ia mencoba meminta masukan pada bapak dan
ibunya mengenai bagaimana cara wudhu yang benar dan mencoba
meminta masukan mengenai suaranya pada saat
mengumandangkan adzan. Bapak dan ibu roni pun mulai
mengomentari roni tentang bagaimana caranya adzan, dari
situlah roni terus menerus berlatih sampai tiba saatnya esoknya
lomba.

58
Keesokan harinya, dimana lomba akan segera di mulai, roni
dan orang tuanya sudah berada di lapangan akan tetapi kak cuni
belum berada di lapangan, roni yang menyadari akan hal ini,
segera mencari kak cuni. Tak disangka ternyata kak cuni sedang
kurang sehat yang mengakibatkan kak cuni tidak bisa datang di
kegiatan lomba. Roni yang mengetahui bahwa kak cuni sedang
kurang sehat merasa cemas dengan keadaan kak cuni saat ini.
Namun, karena roni sudah berlatih dengan keras, mau tak mau ia
harus tetap ikut lomba. Bapak dan ibu roni yang melihat roni
dengan wajah yang begitu datar dan kurang semangat kemudia
menghampirinya dan bertanya kepadanya “Roni mengapa kamu
kurang bersemangat?” (ucap ibu roni). Roni pun menjawab “Aku
kurang bersemangat karena kak cuni tidak datang untuk
melihatku ikut lomba hari ini karena ia sedang sakit” (ucap roni).
Mendengar hal itu, orang tua roni lansung meyakinkan roni
bahwa ia bisa menang dan bisa menyenangkan hati kak cuni
ketika ia menang. Dengan wajah yang sedih ia mencoba untuk
tetap semangat mengikuti lomba.

Saat perlombaan dimulai, lomba yang pertama kali dimulai


ialah lomba makan kerupuk. Roni yang sudah yakin dengan
persiapannya untuk tidak makan sebelum lomba merasa yakin
bahwa ia bisa menang. Ketika perlombaan sedang berlangsung,
roni sangat bersemangat melahap kerupuk yang di ikat di atas
kepalanya. Awalnya ia merasa kesusahan dalam menjangkau
kerupuknya, namun karena ia melihat dukungan dari orang
tuanya, membuat roni semakin bersemangat dan setelah
bebderapa kali mencoba, teryata ia bisa dan sangat cepat
menghabiskan kerupuknya. Diperlombaan kedua yaitu lomba
wudhu, pada saat perlombaan sedang berlangsung roni tiba-tiba
keliru dengan urutan wudhunya yang membuat ia panik dan tidak
bisa mengkontrol dirinya. Ia pun mencoba diam dan menutup
matanya sembari mengingat kembali hafalannya. Tak butuh

59
waktu lama, roni pun mengingat urutan wudhunya kemudian
menyelesaikannya dengan cukup baik.

Selanjutnya dilomba adzan, roni merupakan peserta


urutan ke delapan. Melihat teman-teman roni, ia tiba-tiba
merasa gugup karena teman-teman roni memiliki suara yang
begitu merdu. Akan tetapi, tanpa diduga ternyata kak cuni
datang melihat roni mengikuti lomba adzan walaupun masih
dalam keadaan kurang sehat. Roni yang menyadari akan
kedatangan kak cuni merasa kembali bersemangat hingga ia
melupakan kegugupannya. Tiba saatnya giliran roni, ia
mengumandangkan adzan dengan begitu merdu cengan tinkat
rasa percaya diri yang begitu tinggi yang membuat ia tidak
mengalami kendala selama mengumandangkan adzan. Orang tua
roni dan kak cuni merasa senang dengan usaha roni yang begitu
tidak sia-sia dapat membuahkan hasil yang maksimal. Tak
disangka ternyata roni mendapat juara setelah perhitungan
poin, dimana lomba makan kerupuk roni mendapat juara 1, juara
2 lomba wudhu, dan juara 1 lomba adzan.

Setelah perlombaan selesai, ternyata kak suci


mendatangi roni untuk memberi tahu bahwa ia akan pulang
besok sore karena waktu liburannya sudah cukup dan ia harus
kembali ke kampunya halamannya. Roni yang mendengar akan hal
itu, merasa sedih dan kaget ketika kak cuni harus balik ke
kampungnya. Roni tidak tahu harus berkata apa kepada kak cuni
agar ia bisa tinggal lebih lama lagi di desa ini. Orang tua roni
juga yang mendengar kak cuni akan balik ke kampung halamannya
merasa sedih karena selama adanya kak cuni, ia selalu
tersenyum setiap harinya. Roni merasa seperti ia benar-benar
merasakan masa kecilnya karena kak cuni selalu menemani roni
dalam mengeksplor dirinya. Akan tetapi, kak cuni pun tak bisa
mengabulkan permintaan roni dan orang tua roni karena kak cuni
harus benar-benar balik ke kampung halamannya.

60
Momentum
Viska Annisa Nur

"Momentum" adalah kisah menginspirasi tentang seorang


pria bernama Amir yang memulai hidupnya dari titik nol. Amir
tumbuh dalam lingkungan sulit, tanpa dukungan keluarga atau
sumber daya yang memadai. Meskipun keadaan sulit, Amir
memiliki tekad yang kuat untuk mengubah hidupnya.

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki


bernama Amir. Ia berasal dari keluarga yang sangat Sederhana,
dan mereka tinggal di sebuah gubuk sederhana. Meskipun hidup
dalam keterbatasan, Amir memiliki semangat dan impian yang
besar. Ia selalu berpikir bahwa kehidupannya tidak harus
terjebak dalam kemiskinan.

Amir merupakan Seorang anak pertama yang harus


menafkahi kedua adik dan orangtuanya yang sudah tidak dapat
bekerja lagi di karenakan usia orang tua yang sudah Lansia.
Keseharian Amir hanyalah berjualan Es Lilin dan hanya bisa
mendapatkan keuntungan 20-40 Dalam sehari. Dengan
keuntungan yang sangat terbatas Amir sering kekurangan dalam
menafkahi Keluarganya.

Cerita dimulai dengan Amir yang hidup dalam


Kesederhanaan dan ketidakpastian. Dia merasa terjebak dalam
lingkaran kemiskinan dan ingin keluar dari situasi tersebut.
Dalam perjalanan hidupnya, Amir bertemu dengan seorang

61
Teman Lamanya yang bijaksana, Rezkhy. Rezkhy melihat
potensi yang besar dalam diri Amir dan menjadi mentornya.

Melalui bimbingan teman Lamanya, Amir mulai mengubah


paradigma dan pola pikirnya. Dia belajar mengatasi rintangan
dengan tekad yang kuat dan kerja keras. Amir memulai
perjalanan belajar intensif, memanfaatkan setiap kesempatan
untuk meningkatkan pengetahuannya dan keterampilannya.

Dia menyadari bahwa untuk mengubah hidupnya, dia perlu


meningkatkan dirinya sendiri. Amir memutuskan untuk belajar
secara intensif, memanfaatkan sumber daya yang tersedia di
sekitarnya. Dia menghadiri lokakarya, seminar, dan mengikuti
kursus online untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya.

Perjalanan Amir tidak mulus. Dia menghadapi banyak


rintangan dan kegagalan di sepanjang jalan. Namun, Amir tidak
menyerah. Setiap kali dia mengalami kegagalan, dia belajar dari
kesalahan tersebut dan menjadi lebih kuat. Amir
mengembangkan ketahanan mental yang luar biasa dan semakin
tangguh dalam menghadapi tantangan.

Meskipun menghadapi banyak tantangan dan kegagalan di


sepanjang jalan, Amir tidak menyerah. Dia terus belajar,
beradaptasi, dan mengambil peluang yang muncul. Keberhasilan
pertamanya datang dalam bentuk kesempatan kerja yang
menjanjikan. Amir bekerja keras dan menunjukkan dedikasi

62
yang luar biasa, membuatnya dihargai oleh rekan kerja dan
atasan.

Dalam perjalanan hidupnya, Amir mendapatkan


kesempatan kerja yang Bisa membantu ia untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Dia bekerja keras dan menunjukkan
dedikasi yang luar biasa dalam pekerjaannya. Dengan
kemampuan komunikasi yang baik dan sikap positif, Amir
berhasil membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan
atasan. Keahlian dan integritasnya membuatnya dihargai dan
diakui oleh orang-orang di sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, Amir terus mengumpulkan


keahlian dan pengalaman yang berharga. Dia memanfaatkan
jaringan sosial yang dibangun dengan baik dan memperluas
peluangnya. Amirpun Mendapatkan peluang untuk berkerja Di
suatu perusahaan tambang nikel dan mencoba untuk
mendaftarkan dirinya.

Tak lama setelah pendaftaran di tutup Amir pun


mendapatkan informasi bahwa ia telah di panggil untuk datang
kembali ke perusahaan untuk melalukan tes wawancara, Amir
pun Bergegas dengan penuh semangat dan menyakinkan dirinya
bahwa ia adalah orang yang sangat Hebat. Dua minggu kemudian
pun Amir mendapat informasi bahwa dirinya lulus menjadi
karyawan di perusahaan Dan memberitahukan kabar gembira ini
kepada adik dan kedua orangtuanya.

63
Amir pun Menjalani hidupnya sebagai seorang karyawan,
dengan semangat yang gigih dengan harapan masih ada peluang
besar yang akan menghampiri kehidupan seorang Amir, Tidak
lama kemudian, Amir mendapatkan peluang bisnis yang
mengubah hidupnya jauh lebih baik.

Setelah mencapai kesuksesan dalam karirnya, Amir


merasa siap untuk langkah berikutnya dalam perjalanan
hidupnya. Dia memiliki keberanian dan semangat yang tak
tergoyahkan untuk memulai bisnisnya sendiri. Meskipun
menyadari risiko besar yang ada, Amir meluncurkan perusahaan
yang bertujuan untuk memberikan solusi inovatif bagi
masyarakat.

Dia memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang


telah dia kembangkan selama ini, Amir berhasil membangun
perusahaan yang sukses. Keberhasilannya tidak hanya
memberikan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri,
tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas di
sekitarnya.

Perusahaan Amir tumbuh pesat dan menjadi sukses.


Keberhasilan finansial bukanlah satu-satunya hal yang dia capai.
Amir juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar
melalui bisnisnya. Dia memberikan kesempatan kepada orang-
orang yang kurang beruntung dan berkontribusi dalam
membangun komunitas yang lebih baik. Amir menjadi sumber
inspirasi bagi banyak orang dan berbagi ceritanya untuk
mendorong orang lain untuk bermimpi besar dan mengubah hidup
mereka sendiri.

64
PENUTUP
Dalam perjalan hidup ini, para pemuda dalam kisah ini
telah menjadi pahlawan. Mereka menjadi pelopor, yang dengan
semangat tak kenal lelah, yang telah mengukir sejarah walaupun
mungkin nama mereka tidak akan tercatat dalam buku sejarah.
Tokoh yang berani bermimpi besar, tekad yang kuat, dan
menjalani sebuah perjalanan dengan penuh semangat.

Melalui banyak tantangan dan rintangan, mereka


menemukan kekuatan dalam sebuah persatuan. Para pemuda
merupakan cermin dari harapan dan potensi. Mereka adalah
penjaga api semangat, yang akan menerangi jalan untuk generasi
bangsa.

Maka mari kita bergabung dengan para pemuda dalam


tokoh ini. Menghadapi masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian, dan sama-sama bersatu menciptakan dan
membangun generasi baru yang tangguh.

Semoga penutup buku ini memberikan kesan yang


mendalam tentang perjalanan hidup ini.

65
TENTANG PENULIS

Alam Jaya Akrab disapa Alam merupakan


anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir
pada tanggal 12 Desember 2022 di desa
Waode Kalowo, Kec. Bonegunu, Kab. Buton
Utara. Anak dari ayah La Udo dan Ibu
Waode Nuria. Alam pernah Bersekolah di
SDN 08 Bonegunu (2007-2014), SMPN 02
Bonegunu (2014-2017), SMAN 01
Bonegunu (2017-2020). Saat ini menempuh pendidikan tinggi di
IAIN Kendari pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Alam aktif dibeberapa kegiatan organisasi kampus
baik internal maupun eksternal. Dilembaga internal yakni
Koordinator Komisi Perundang-undangan SEMA FATIK (2021-
2022), anggota pengurus wilayah Forum Nasional SEMA
Tarbiyah(FORNASSETA) PTKIN Se-Indonesia Wilayah 1
Indonesia Timur (2022-sekarang),SEMA Institut Agama Islam
Negeri Kendari (2022-2023), Di lembaga Eksternal KAMMI
(2021-2022), HMI (2022-Sekarang), Anggota Himpunan
Mahasiswa Kepulauan Buton (2022-sekarang).

66
Nama : Hasniati Wulandari
NIM : 2020010101183
Fakultas/Prodi : FATIK/PAI
Motto : Memaafkan bukan berarti
melupakan, dan sakit dibalas maaf itu juga tidak adil. “Diam di
depan, tapi tidak diam di atas sajadah”.

67
Andi Herman Akrab disapa Anher, lahir
pada tanggal 07 Oktober 2000. Saat ini
sedang menempuh pendidikan tinggi di
kampus IAIN Bone, Program Studi
Hukum Tata Negara Siyasah Syar’iyyah.
Pengalaman berorganisasi pernah
menjadi Koord. Infokom rayon fakultas
syariah dan hukum islam PMII
Komisariat IAIN Bone (2022-2023),
koord. Infokom HM-PS HTN Siyasah Syar’iyyah IAIN Bone
(2022-2023), Sekretaris 1 federasi olahraga mahasiswa IAIN
Bone (2023-2024), Sekretaris Umum HM-PS HTN Siyasah
Syar’iyyah IAIN Bone (2023-2024), Staf infokom PMII
Komisariat IAIN Bone (2023-2024).

68
Nurul Fadhilah akrab disapa Dila lahir di
Watampone, 22 Juni 2002. Nurul Fadhilah
merupakan anak tunggal dari pasangan bapak
Drs. Mansur MS, M.Pd. dan ibu Andi Marwiah
S.Sos., M.Si. Dila pernah bersekolah di TK
Adhiyaksa (2007-2009), SDN 13 Biru (2009-
2014), MTsN 1 Bone (2014-2017), MAN 1 Bone
(2017-2020), dan sekarang menempuh pendidikan di perguruan
tinggi Institut Agama Islam Negeri Bone Semester 7 Program
Studi Hukum Tata Negara. Dila aktif di beberapa kegiatan
keorganisasian yaitu Forum GenRe Kab.Bone (2018-Sekarang),
Forum Kajian Konstitusi dan Hak Asasi Manusia (2022-
Sekarang), Lembaga Kajian Qur’ani (2021-Sekarang). Di Tahun
2023 dila diamanahkan sebagai Duta GenRe Provinsi Sulawesi
Selatan, bertugas memperkenalkan subtansi kehidupan remaja
menuju generasi Indonesia yang inklusif dan dan siap
menghadapi tantangan Bonus Demografi tahun 2045.

69
Nur Syafika lahir 08 Januari 2002 di Malaysia.Nur
Syafika merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara, Ayahnya bernama Hapide dan Ibunya
bernama Kartini. Pernah bersekolah di TK Al-
Iradha (2007-2009), SD INP 12/79 Parippung
(2009-2014), SMPN 1 Barebbo (2014-2017), MAN
1 Bone (2017-2020), dan sekarang menempuh pendidikan di
perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri Bone Jurusan
Perbankan Syariah Semester 7.Organisasi yaitu Forum Kajian
Ilmiah Ulul Albab IAIN Bone (2020-Sekarang), HMPS-PS
Sebagai Sekretaris Devisi Keilmuan (2021-2022), DEMA FEBI
sebagai Koordinator Media Informasi dan Jaringan (2022-
2023), PMII sebagai sekretaris umum Rayon FEBI (2022-
2023), Korps PMII Putri (KOPRI) sebagai wakil sekretaris
(2023-Sekarang).

70
Nama : Rusni Bagenda
NIM : 2020010108010
Fakukultas/ Prodi : FATIK/ BLG
TTL : Desa Wakalambe, 14 Desember 2002
Alamat : Desa Wakalambe, Kec. Kapontori. Kab.
Buton
Motto : Berjalan atas kemauan sendiri bukan
berjalan di atas kemauan orang lain. Berusaha yakin dan percaya
bahwa semua yang terjadi atas kehendak Allah SWT.

71
Vhiska Annisa Nur lahir 13 Maret 2003 Di
Kab.Kolaka. Vhiska Annisa Nur merupakan anak
Pertama dari Empat bersaudara, Ayahnya
bernama Darwis dan Ibunya bernama Linda.
Pernah bersekolah di TK Meohai (2008-2009),
SD 1 Mulia Jaya (2009-2014), SMPN 1 Dangia
(2014-2017), SMA Negeri 1 Ladongi (2017-2020), dan sekarang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi Institut Agama Islam
Negeri Kendari Jurusan Perbankan Syariah Semester 7.
Organisasi yaitu Unit kegiatan mahasiswa (UKM) Seni Institut
Agama Islam Negeri Kendari, Sebagai HUMAS (2021-2022)
Dan Sebagai Sekretaris Umum ( 2023-Sekarang ).

72
73

Anda mungkin juga menyukai