Anda di halaman 1dari 2

 Definisi

Kanker yang berasal dari kelenjar, saluran, dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara
 Epidemiologi
Di Indonesia, kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap
maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit yaitu sebanyak 12.104 orang atau 28,7%
(Kemenkes RI, 2017)
 Faktor risiko (Kemenkes RI, 2019)
- Haid pertama pada usia <12 tahun
- Wanita yang tidak menikah
- Wanita menikah tetapi tidak memiliki anak
- Melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun
- Tidak menyusui
- Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam
waktu cukup lama
- Menopause pada usia >55 tahun
- Pernah operasi tumor jinak payudara
- Riwayat kanker keluarga
- Wanita dengan stress berat
- Konsumsi lemak dan alkohol berlebihan
- Perokok aktif dan pasif

 Gejala
- Teraba benjolan di payudara dan seringkali nyeri
- Perubahan tekstur kulit payudara mengeras seperti kulit jeruk
- Terdapat luka tak kunjung sembuh di payudara
- Keluar cairan tidak normal dari puting
- Muncul cekungan maupun tarikan di kulit payudara
(Kemenkes RI, 2017)
 Pemeriksaan & cara pemeriksaan (KPKN, 2015)
Sesudah dilakukan SADARI ataupun SADANIS dan ditemukan kelainan pada
payudara, di fasilitas layanan kesehatan pasien melalui tahapan:
- Anamnesis
Ditanyakan keluhan utama berupa adanya benjolan di payudara, kecepatan
tumbuh, ada/tidaknya rasa sakit, nipple discharge, retraksi puting, dan bentukan
menyerupai kulit jeruk di kulit payudara, serta benjolan ketiak dan bengkak di
lengan. Selain itu keluhan tambahan dapat berupa nyeri tulang belakang, sesak
dsb.
- Pemeriksaan fisik
Dilakukan pemeriksaan status generalis (karnofsky performance score).
Kemudian dilakukan pemeriksaan status lokalis di payudara kanan, kiri, lalu
keduanya, menentukan lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk massa tumor, dan batas
tumor, serta terfiksasi atau tidak ke kulit.
Ada/tidaknya perubahan kulit seperti kemerahan, dimpling, edema/nodul
satelit, peau d’orange, ulserasi, puting tertarik dengan erosi maupun krusta dan
discharge diamati. Selain itu ditentukan pula status kelenjar getah bening di
aksila, infraklavikula, dan supraklavikula mulai dari jumlah, ukuran, konsistensi
dan terfiksasi atau tidak.
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah sesuai perkiraan metastasis, serta tumor
marker yang apabila hasilnya tinggi dapat dilakukan pengulangan untuk follow
up. Pemeriksaan radiologi yang wajib untuk mengetahui metastasis adalah USG
payudara dan mamografi, foto toraks, serta USG abdomen. Pemeriksaan patologi
baku emas adalah histopatologi potong beku yang bertujuan menentukan
diagnosis lesi berukuran 1-5 cm, namun tidak dianjurkan pada lesi kurang dari 1
cm.

 Screening (Kemenkes RI, 2019)


Bertujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin
agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Benjolan sekecil apapun dikonsultasikan ke
dokter. Menunda berarti memberi kesempatan sel kanker berkembang dan mengurangi
kesempatan sembuh. Screening dapat berupa:
- SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Mengamati payudara secara teliti di depan cermin tanpa pakaian, kedua
tangan diangkat ke atas kepala. Periksa ada tidaknya benjolan maupun perubahan
pada kulit dan putting, dan payudara secara menyeluruh. Telapak tangan
dirapatkan hingga payudara menonjol ke depan dan kembali amati kembali ada
tidaknya benjolan, kulit mengerut seperti kulit jeruk atau cekungan seperti lesung
pipi dan puting susu tertarik ke dalam. Daerah putting sampai ke ujung putting
dipencet dan diurut perlahan-lahan untuk diamati apakah ada cairan tidak normal
yang keluar, seperti putih kekuning-kuningan yang kadang bercampur darah
seperti nanah. Bila wanita menyusui, bedakan dengan ASI (Kemenkes RI, 2019)
- SADANIS: Pemeriksaan Payudara Klinis
Dilakukan petugas kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan dengan Metode
Mammografi. Mammografi efektif dilakukan pada wanita usia di atas 35 tahun dan
dianjurkan 1 tahun sekali untuk menemukan ada tidaknya kelainan pada payudara.
Sedangkan usia di bawah 35 tahun dapat menggunakan USG payudara (Kemenkes RI,
2017)
 Tatalaksana
Penatalaksanaan dibedakan menurut stadium. Tindakan operasi disertai kemoterapi
adjuvant ataupun radiasi bila masih stadium dini dengan ukuran tumor tidak lebih dari 3
cm. Sementara untuk stadium lanjut bersifat paliatif dan sistemik secara kemoterapi dan
hormonal (KPKN, 2015)
 Testimoni
 Referensi

Anda mungkin juga menyukai