Anda di halaman 1dari 7

Tegar Hermawan Tahir

22/504673/Tk/55211
Rombongan A2
Moody and Hill (1956)

Struktur geologi adalah bentuk kenampakan bumi yang telah mengalamiperubahan


bentuk dari bentuk asalnya yang diakibatkan suatu deformasi. Salahsatu bentuk dari struktur
geologi adalah sesar (fault). Sesar adalah bentukrekahan pada suatu lapisan batuan yang
menyebabkan suatu blok batuanbergerak relatif terhadap blok batuan yang lain.
Pergerakannya ada yangbergerak naik, turun dan mendatar. Sesar ini terjadi pada batuan yang
plastisataupun gaya yang diberikan pada lapisannya telah melebihi batas
maksimumelastisitasannya. Pergerakan secara tiba-tiba dapat mengakibatkan sutu
getaranyang disebut gempa bumi. Sesar ini merupakan rekahan pada batuan yang telah
mengalami suatu pergeseran. Tujuan analisis sesar adalah :

1. Menganalisis arah dan kedudukan bidang sesar


2. Mengetahui kinematika atau dinamika sesar yang sudah mengalami
pergeseran tersebut.
3. Menentukan zona dan jenis sesar, serta karaktaristik dari sesar yang terbentuk
4. Melakukan pengklasifikasian sesar secara geometri berdasarkan pembentukan
dan posisi sesar

Teori Pembentukan Sesar mendatar (Moody dan Hill)


Sesar mendatar adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan
kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, Sama dengan posisi
tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal.
Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga
istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini.
Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral
(menganan).
Moody dan Hill (1956), membuat model pembentukan sesar mendatar yang dikaitkan
dengan sistem tegasan. Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar orde I membentuk
sudut kurang lebih 30° terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik dekstral maupun sinistral
merupakan sesar utama yang pembentukannya dapat terjadi bersamaan atau salah satu saja.
Selanjutnya sesar orde II mempunyai ukuran yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu
terhadap sesar orde I. Lebih lanjut lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi.
Tegar Hermawan Tahir
22/504673/Tk/55211
Rombongan A2
Aplikasi tektonik lempeng dapat menggunakan teori Moody and Hill 1956. Indonesia
memiliki banyak sekali tumbukan lempeng yang masih aktif. Oleh karena itu pemodelan teori
ini dapat menjadi salah satu aplikasi dari bentuk sesar mendatar. Dengan pemodelan dari
Moody and Hill (1956) juga dapat menghasilkan unsur-unsur tektonik.

Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar orde I membentuk sudut kurang
lebih 30 terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik dekstral maupun sinistral merupakan sesar
utama yang pembentukannya dapat terjadi bersamaan atau salah satu saja. Selanjutnya sesar
orde II mempunyai ukuran yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu terhadap sesar
orde I. Lebih lanjut lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi. Beberapa struktur
berasosiasi dengan sesar orde I tergantung pada bentuk, skala dan lingkungan dimana sesar
itu berkembang.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Moody and Hill yang meneliti hubungan
tegasan utama terhadap unsur unsur struktur yang terbentuk maka muncul teori pemodelan
sistem Sesar Mendatar Moody and Hill sebagai berikut :

1. Jika suatu materi isotropik yang homogen dikenai oleh suatu gaya kompresi akan
menggerus (shearing) pada sudut 30 0 terhadap arah tegasan maksimum yang
mengenainya, bidang shear maksimum sejajar terhadap sumbu tegasan menengah dan
berada 45 0 terhadap tegasan kompresi maksimum. Rentang sudut 15 0 antara 45 0
Tegar Hermawan Tahir
22/504673/Tk/55211
Rombongan A2
bidang shear maksimum dan 30 0 bidang shear yang terbentuk dipercaya terbentuk
akibat adanya sudut geser dalam (internal friction).
2. Suatu kompresi stres yang mengenai suatu materi isotropik yang seragam, pada
umumnya dapat dipecahkan ke dalam tiga arah tegasan (sumbu tegasan maksimum,
menengah dan minimum). Kenampakan bumi dari udara adalah suatu permukaan
yang tegasan gerusnya nol, dan seringkali beradategaklurus/normal terhadap salah
satu arah tegasan. Akibatnya salah satu daritiga arah tegasan tersebut akan berarah
vertikal.
3. Orde kedua dalam sistem ini muncul dari tegasan orde kedua yang berarah 450dari
tegasan utama orde pertama atau tegak lurus terhadap bidang gerusmaksimal
orde pertama. Bidang gerus orde kedua ini akan berpola samadengan pola bidang
gerus yang terbentuk pada orde pertama.
4. Orde ketiga dalam sistem ini arahnya akan mulai menyerupai arah orde pertama,
sehingga tidak mungkin untuk membedakan orde keempat danseterusnya dari orde
pertama, kedua, dan orde ketiga. Akibatnya tidak akanmuncul jumlah tak
terhingga dari arah tegasan. Sistem ini dipecahkan ke dalamdelapan arah shear
utama, empat antiklinal utama dan arah patahan naik untuk segala province
tektonik. Dalam kenyataan di lapangan kenampakan orde pertama dan orde
kedua dapat kita bedakan dengan mudah, namunkenampakan orde ketiga dan
orde-orde selanjutnya pada umumnya sulit sekaliuntuk ditemukan

Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954), yaitu
model ini berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat reaktivasi
sesar pada batuan dasar atau dengan kata lain sesarnya merupakan sesar
primer. Apabila pembentukan sesar mendatar ini merupakan reaktivasi dari sesar pada batuan
dasar, maka konsep Moody dan Hill (1954) tidak tepat diterapkan. Untuk kepentingan
analisis dalam kasus ini digunakan model dari Price dan Cosgrove (1956).
Tegar Hermawan Tahir
22/504673/Tk/55211
Rombongan A2

Daftar Pustaka :

Filayati, Moh. Qo’id & Aton Patonah (2018). Struktur Geologi Daerah Cikadongdong Dan
Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Diakses pada 11 juli 2023 ,
https://jurnal.unpad.ac.id/geoscience/article/download/17250/8228

GeoInside (2016). Konsep Dasar Pembentukan Struktur Geologi. Diakses pada 11 juli 2023,
http://www.geoinside.web.id/2016/07/konsep-dasar-pembentukan-struktur.html

Suhendar, trianto (2015). Konsep Wrench Fault dari Moody and Hill (1956) pada Pulau Jawa.
Diakses pada 12 juli 2023, https://duniageologi.wordpress.com/2015/11/22/konsep-
wrench-fault-dari-moody-and-hill-1956-pada-pulau-jawa/

John James Prucha (1964). Moody and Hill System of Wrench Fault Tectonics:
DISCUSSION1. Diakses pada 12 juli 2023 :
https://pubs.geoscienceworld.org/aapgbull/article-abstract/48/1/106/35020/Moody-
and-Hill-System-of-Wrench-Fault-Tectonics

Gambar Klasifikasi Moody And Hill 1956 dari Reader Shell diakses pada 11 Juli 2023 :
https://123dok.com/document/qmk3kjwz-readle-shear.html
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.02, No. 03, Juni 2018: 169-177

pada Awal Tersier merupakan sesar normal Struktur yang berkembang di


yang membentuk graben dan half graben daerah Banten Selatan umumnya adalah
(Haryanto, 2014). Pola struktur ini sesar mendatar, sesar normal, dan sesar
merupakan sesar pada batuan dasar. naik (Gambar 2.1). Untuk sesar mendatar
Evolusi tektonik dan struktur arahnya relatif utara – selatan dan baratdaya
regional Blok Banten Selatan diperkirakan – timurlaut, dengan pergerakan dekstral dan
mulai dari Oligosen – Miosen hingga sinistral. Sesar normal pola dominannya
Plistosen Tengah. Struktur yang muncul berarah utara – selatan, sesar ini
terdiri dari lipatan, lipatan busur, sesar diperkirakan terjadi karena tektonik
normal, sesar naik, sesar mendatar, sesar ekstensional berarah barat – timur sebagai
diagonal, dan sesar bongkah. Sumbu lipatan implikasi gaya rilis dari kompresional
berarah barat – timur, baratlaut-tenggara, regional Pulau Jawa yang berarah utara –
dan baratdaya-timurlaut. Sesar berarah selatan. Sedangkan sesar naik hanya
utara – selatan, barat-timur, baratlaut- berkembang di batuan yang berumur tua
tenggara, dan baratdaya-timurlaut yaitu Eosen dan Oligosen yang polanya
(Sujatmiko dan Santosa, 1992). berarah barat – timur akibat adanya gaya
kompresional yang berarah utara – selatan.

Gambar 2.1 Pola Struktur pada Peta Geologi Regional Lembar Leuwidamar

3. METODE tahap penelitian laboratorium terdiri dari


pengolahan data struktur geologi dan sistem
Penelitian ini dikerjakan dalam tegasan, tahap interpretasi (stratigrafi,
beberapa tahap penelitian, diantaranya: struktur geologi dan tektonik), dan tahap
tahap persiapan berupa studi literatur yang
penyusunan laporan.
dapat menambah informasi geologi daerah
penelitian, tahap penelitian lapangan yaitu
pemetaan geologi dan struktur geologi,

170
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.02, No. 03, Juni 2018: 169-177

Gambar 4.6 Orde sesar mengacu pada konsep Moody dan Hill (1956)

pengangkatan terjadi dalam beberapa


5. KESIMPULAN periode sampai saat ini sehingga
membentuk Cekungan Bayah menjadi
Pola kelurusan di daerah penelitian
Bayah Dome.
sangat bervariasi namun di dominasi oleh
arah relatif utara-selatan dengan interval
UCAPAN TERIMAKASIH
azimuth N120°E – N130°E, dan arah barat- Kami ucapkan terima kasih kepada
timur dengan interval azimuth N80°E – pihak-pihak yang telah membantu
N100°E. kelancaran kegiatan penelitian di lapangan.
Stratigrafi daerah penelitian
memiliki dimulai dari pengendapan Satuan
Batulempung (Tebl) diatas batuan dasar DAFTAR PUSTAKA
metamorfik pada lingkungan delta hingga Andana, F.W., 2012. Tektonik Daerah
laut neritik. Proses pengendapan terus Banten Dalam Kurun Waktu Tersier.
berlangsung bersamaan dengan proses
pengangkatan yang terjadi. Proses

176
You do not have access to this content, please speak to your institutional

Anda mungkin juga menyukai