Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

GAS TREATMENT PROCESS

Disusun Oleh :
Deriel Thio Miratmaka (191910801033)

Dosen Pengampu : Hadziqul Abror , S. SI, M. T

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
1. H2s Removal Technology

A. Apa itu H2S, Bahaya menurut tingkat paparan H2S untuk proses
pengolahan gas
H2S adalah senyawa kimia dengan rumus H2S, dan umumnya
dikenal sebagai hidrogen sulfida. H2S adalah gas beracun yang
tidak berwarna, mudah terbakar, dan memiliki bau busuk yang
khas, mirip dengan telur busuk. Dalam proses pengolahan gas,
H2S sering dijumpai sebagai produk sampingan dari pengolahan
minyak mentah, gas alam, dan hidrokarbon lainnya. H2S bisa
sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar, dan
toksisitasnya dapat bergantung pada tingkat paparan.
Berikut adalah tingkat bahaya paparan H2S dalam proses
pengolahan gas:

• 0-10 ppm: Level ini dianggap aman, dan paparan tidak


mungkin menyebabkan efek kesehatan yang signifikan.
• 10-50 ppm: Pada level ini, H2S dapat menyebabkan iritasi
mata, sakit kepala, dan iritasi saluran pernapasan.
• 50-100 ppm: Pada level ini, H2S dapat menyebabkan iritasi
mata yang parah, sakit kepala, pusing, dan mual.
• 100-300 ppm: Pada level ini, H2S dapat menyebabkan gagal
napas, edema paru, bahkan kematian.
• 300-500 ppm: Pada tingkat ini, paparan dapat menyebabkan
ketidaksadaran yang cepat, henti napas, dan kematian
dalam beberapa menit.
Penting untuk dicatat bahwa Tindakan pencegahan yang
memadai saat bekerja dengan H2S untuk mencegah paparan dan
memastikan keselamatan pekerja. Ventilasi yang tepat, alat
pelindung diri, dan tindakan keselamatan lainnya harus
tersedia untuk meminimalkan risiko paparan H2S sebelumnya. Itu
selalu terbaik untuk mengikuti protokol keselamatan dan
pedoman penanganan H2S untuk menghindari paparan apapun.

B. Pengolahan gas adsorpsi


Pengolahan gas adsorpsi adalah proses menghilangkan
kotoran atau kontaminan dari gas dengan menggunakan adsorben.
Adsorben adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk menarik
dan menahan molekul gas pada permukaannya.

Dalam proses ini, gas dilewatkan melalui lapisan bahan


adsorben, dimana pengotor diserap ke permukaan adsorben. Gas
bersih kemudian dilepaskan dari ujung lain tempat tidur.
Proses ini umumnya digunakan dalam industri seperti pemrosesan
kimia, petrokimia, dan gas alam, di mana gas perlu dimurnikan
sebelum diproses atau diangkut lebih lanjut. Beberapa pengotor
umum yang dapat dihilangkan dengan perlakuan gas adsorpsi
meliputi senyawa belerang, karbon dioksida, uap air, dan
hidrokarbon.

Ada berbagai jenis adsorben yang dapat digunakan untuk


pengolahan gas, termasuk karbon aktif, zeolit, gel silika, dan
saringan molekuler. Pemilihan adsorben tergantung pada
pengotor spesifik yang perlu dihilangkan dan komposisi aliran
gas. Secara keseluruhan, pengolahan gas adsorpsi adalah metode
yang efektif dan banyak digunakan untuk memurnikan gas, dan
memiliki aplikasi yang luas di berbagai industri.

C. Catalytic Oxidation
Oksidasi katalitik adalah proses pengolahan gas yang
menggunakan katalis untuk mendorong oksidasi polutan berbahaya
dalam aliran gas. Katalis biasanya terdiri dari bahan yang
memiliki luas permukaan yang tinggi, seperti karbon aktif atau
oksida logam, yang memicu reaksi kimia yang memecah polutan.

Dalam proses oksidasi katalitik, aliran gas yang


mengandung polutan dialirkan melalui bejana reaktor yang
mengandung katalis. Katalis membantu menurunkan energi
aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya reaksi oksidasi,
yang meningkatkan laju reaksi dan mengurangi suhu yang
diperlukan untuk proses tersebut. Oksidasi katalitik umumnya
digunakan untuk mengatasi polusi udara dari proses industri,
seperti pembuatan bahan kimia, penyulingan minyak bumi, dan
pengolahan air limbah. Proses ini dapat digunakan untuk
menghilangkan berbagai polutan, termasuk senyawa organik yang
mudah menguap (VOC), karbon monoksida, dan nitrogen oksida.

Secara keseluruhan, oksidasi katalitik adalah metode yang


hemat biaya dan efisien untuk mengolah aliran gas yang
terkontaminasi polutan berbahaya, karena menawarkan efisiensi
penyisihan yang tinggi dan kebutuhan energi yang rendah.

D. Membrane gas treatmen process


Proses pengolahan gas yang memanfaatkan membran dikenal
sebagai proses pemisahan gas membran. Proses ini menggunakan
membran khusus yang memungkinkan molekul gas tertentu
melewatinya sambil memblokir yang lain berdasarkan ukuran,
bentuk, dan sifat kimianya. Membran biasanya terbuat dari
polimer atau keramik dan dapat dirancang untuk menghilangkan
kotoran secara selektif dari aliran gas atau untuk memisahkan
gas individu dari campuran.

Proses pemisahan gas membran biasanya melibatkan


melewatkan campuran gas di atas membran yang secara selektif
permeabel terhadap gas yang diinginkan. Kekuatan pendorong
untuk pemisahan gas biasanya adalah perbedaan tekanan
melintasi membran, dengan gas yang diinginkan melewati membran
ke sisi tekanan yang lebih rendah. Aliran gas terpisah yang
dihasilkan kemudian dapat dikumpulkan dan dimurnikan.

Proses pemisahan gas membran digunakan dalam berbagai


aplikasi industri, termasuk pemrosesan gas alam, produksi
hidrogen, serta penangkapan dan penyimpanan karbon. Mereka
menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode pemisahan
gas tradisional, termasuk konsumsi energi yang lebih rendah,
selektivitas yang lebih tinggi, dan dampak lingkungan yang
berkurang.

2. Dehydration Technology

A. Apa itu “Dehydration Gas” ?


Dehidrasi gas adalah proses menghilangkan uap air dari
gas alam atau gas lainnya. Ini merupakan langkah penting dalam
pengolahan gas karena air dapat menyebabkan beberapa masalah,
seperti korosi pipa dan peralatan, pembentukan hidrat, dan
penurunan nilai kalor.

Ada beberapa metode untuk dehidrasi gas, termasuk


adsorpsi, penyerapan, dan pendinginan. Adsorpsi melibatkan
penggunaan bahan padat, seperti alumina aktif atau saringan
molekuler, untuk menyerap molekul air dari gas. Penyerapan
melibatkan penggunaan pengering cair, seperti glikol atau
amina, untuk menyerap uap air. Pendinginan melibatkan
pendinginan gas untuk mengembunkan uap air, yang kemudian
dihilangkan.

Pemilihan metode dehidrasi gas bergantung pada beberapa


faktor, seperti komposisi gas, tingkat dehidrasi yang
dibutuhkan, serta peralatan dan sumber daya yang tersedia.
Dehidrasi gas yang tepat sangat penting untuk memastikan
pengangkutan dan pemrosesan gas alam dan gas lainnya yang aman
dan efisien.
B. Glycol Dehydration
Dehidrasi glikol adalah proses umum yang digunakan dalam
pengolahan gas untuk menghilangkan uap air dari gas alam dan
gas lainnya. Proses ini digunakan untuk mencegah korosi pada
pipa dan peralatan, serta untuk memenuhi spesifikasi kualitas
gas dan nilai kalor.

Proses dehidrasi glikol melibatkan pengontakan aliran gas


dengan pengering cair, biasanya etilen glikol atau trietilen
glikol, dalam menara atau kontaktor yang dikemas. Pengering
menyerap uap air dari gas, memungkinkan gas dehidrasi keluar
dari menara.Larutan glikol, sekarang mengandung uap air yang
diserap, kemudian dikirim ke reboiler dimana air dihilangkan
dengan memanaskan larutan. Uap air kemudian dibuang,
meninggalkan larutan glikol untuk digunakan kembali dalam
proses dehidrasi.

Dehidrasi glikol adalah proses yang banyak digunakan dan


efektif untuk menghilangkan uap air dari aliran gas, tetapi
memiliki keterbatasan. Prosesnya intensif energi dan
membutuhkan pemantauan dan pemeliharaan yang cermat untuk
memastikan kinerja yang optimal. Selain itu, proses tersebut
mungkin tidak efektif untuk menghilangkan pengotor tertentu,
seperti hidrogen sulfida, yang mungkin memerlukan langkah
pengolahan tambahan.

C. Gas dehydration by desiccant material for gas treatment


Dehidrasi gas menggunakan bahan pengering adalah metode
umum yang digunakan dalam pengolahan gas untuk menghilangkan
uap air dari gas alam, biogas, atau jenis gas lainnya. Bahan
pengering yang digunakan untuk dehidrasi gas biasanya berupa
padatan yang memiliki afinitas tinggi terhadap molekul air,
seperti gel silika, alumina aktif, atau saringan molekuler.

Gas yang akan diolah dilewatkan melalui lapisan bahan


pengering, yang menyerap molekul air dari aliran gas. Bahan
pengering dapat diregenerasi dengan memanaskannya untuk
mengusir molekul air yang terserap, yang kemudian dapat
dilepaskan ke atmosfer.Salah satu keuntungan menggunakan bahan
pengering untuk dehidrasi gas adalah bahwa bahan tersebut
dapat mencapai kadar air yang sangat rendah dalam gas yang
diolah, yang penting untuk aplikasi tertentu di mana jumlah
uap air yang sangat sedikit pun dapat merugikan. Selain itu,
sistem berbasis pengering relatif sederhana dan perawatannya
rendah, menjadikannya pilihan populer untuk operasi pengolahan
gas skala kecil.
Namun, sistem berbasis pengering dapat menjadi intensif
energi, khususnya selama fase regenerasi, yang memerlukan
pemanasan bahan pengering pada suhu tinggi. Dalam beberapa
kasus, mungkin lebih hemat biaya untuk menggunakan metode
alternatif untuk dehidrasi gas, seperti sistem pendingin atau
sistem berbasis membran.

D. Dehidrasi gas alam menggunakan gel silika untuk pengolahan gas

Gas alam seringkali mengandung uap air, yang dapat


menimbulkan masalah selama pengangkutan dan pemrosesan. Salah
satu metode umum untuk menghilangkan air dari gas alam adalah
melalui penggunaan pengering, seperti gel silika.

Silica gel adalah bahan berpori dan sangat menyerap yang


mampu menghilangkan uap air dari aliran gas. Ketika gas alam
dilewatkan melalui lapisan gel silika, molekul uap air dalam
gas tertarik ke permukaan gel silika dan terserap ke dalamnya.

Proses dehidrasi gas alam menggunakan silika gel biasanya


melibatkan langkah-langkah berikut:

• Gas memasuki unit dehidrasi dan melewati tempat tidur


silika gel. Tempat tidur gel silika biasanya terkandung
dalam bejana, yang dapat berupa tetap atau bergerak.

• Saat gas melewati unggun gel silika, molekul uap air


diserap ke permukaan gel silika, meninggalkan gas kering.

• Setelah gel silika menjadi jenuh dengan uap air, perlu


dibuat ulang. Regenerasi dapat dicapai dengan memanaskan
gel silika ke suhu tinggi, yang akan mengusir molekul air
yang terserap.

• Gel silika yang diregenerasi kemudian dapat digunakan


kembali untuk siklus dehidrasi lebih lanjut.

Dehidrasi gas alam menggunakan silika gel adalah metode


yang hemat biaya dan efisien untuk menghilangkan uap air dari
gas alam. Namun, penting untuk merancang dan mengoperasikan
unit dehidrasi dengan benar untuk memastikan kinerja yang
optimal dan mencegah masalah seperti debu gel silika dan
penurunan tekanan.
E. Membrane dehydration

Dehidrasi membran adalah proses yang digunakan untuk


menghilangkan uap air dari gas alam atau gas lainnya. Ini
melibatkan penggunaan membran permeabel selektif yang
memungkinkan uap air melewatinya sambil memblokir gas lain.

Prosesnya biasanya melibatkan kompresi gas dan


melewatkannya melalui modul membran. Uap air berdifusi melalui
membran, meninggalkan aliran gas kering. Gas kering kemudian
dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti bahan bakar
untuk pembangkit listrik atau sebagai bahan baku untuk proses
kimia.

Pengolahan gas mengacu pada berbagai proses yang


digunakan untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan dari gas
alam atau gas lainnya. Ini bisa termasuk menghilangkan senyawa
belerang, karbon dioksida, uap air, dan kontaminan lainnya.
Pengolahan gas seringkali diperlukan untuk memenuhi
spesifikasi produk tertentu atau persyaratan peraturan.

Dalam konteks dehidrasi membran, pengolahan gas mungkin


melibatkan penghilangan kotoran yang dapat mengganggu kinerja
membran. Misalnya, senyawa belerang tingkat tinggi atau
kontaminan lain dapat mengotori membran, mengurangi
efektivitasnya. Perawatan gas mungkin melibatkan penghilangan
kontaminan ini sebelum dehidrasi membran untuk memastikan
kinerja yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai