Anda di halaman 1dari 17

SOLID DESICCANT

PADA PROSES DEHIDRASI NATURAL GAS

Makalah Desain Pengolahan & Transportasi


Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Desain Pengolahan dan Transportasi
Semester 5 Tahun Akademik 2016-2017

Oleh :
Belly Sony Rusyidi 124.14.004
Irfenda Setiawan 124.14.006
Gigih Ilham Ramadhan 124.14.012
Indra Yuda Permana 124.14.014
Fakhri Rafiansyah 124.14.020
Ganang Haryutomo 124.14.042
Diva Arief Rizky Saputra 124.14.046

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

3.9.1. Latar belakang


Gas bumi merupakan salah satu aspek dalam industri migas dengan jumlah
produksi yang melimpah dan lebih banyak daripada minyak bumi itu sendiri,
dengan harga jual yang tidak semahal minyak bumi, menjadikan gas bumi sebagai
primadona di sektor migas. Namun, pada kenyataannya dalam memproduksikan
gas bumi tidaklah sesimpel kelihatannya. Diperlukan proses demi proses selama
dan setelah produksi gas.
Proses itu diantaranya adalah mengeringkan gas dan menghilangkan air, karena
banyak sekali kandungan air yang ikut terbawa dalam gas. Oleh Karena itu
diperlukanlah suatu metode/alat untuk menghilangkan (men-dehidrasi gas) salah
satunya adalah Solid Desiccant .

3.9.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis kemukakan
adalah sebagai berikut.
1) Definisi Dehidrasi Gas
2) Apa Saja Jenis Dehidrasi Gas
3) Jenis-jenis dari Solid Desiccant
4) Mekanisme Kerja dari Solid Desiccant
5) Peristiwa Regenerasi Gas

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk Mengetahui Proses Dehidrasi Gas
2) Untuk Mengetahui apa itu Solid Desiccant dan Jenis-jenisnya
3) Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja dari Solid Desiccant
4) Untuk Mengetahui Bagaimana Regenerasi Gas
1
2

1.3 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab. Bab Satu, Pendahuluan.

Berisi latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.

Pada Bab dua akan disajikan tentang dasar teori dari proses dehidrasi gas, apa itu

dehidrasi gas, serta metode dehidrasi gas.

Pada Bab tiga, akan diberi pemaparan yang berkaitan dari rumusan dan batasan

masalah yang diberikan, yaitu pemaparan mengenai Proses Adsorpsi, Mekanisme

Adsorpsi, Apa itu Solid Desiccants, cara kerja solid desiccants, sifat fisik solid desiccants,

regenerasi gas.

Pada Bab empat yaitu adalah kesimpulan dari materi yang menjadi batasan dan

rumusan masalah pada makalah ini.

Pada Bab lima yaitu daftar pustaka, yang berisi sumber referensi dan rujukan dalam

pembuatan makalah ini.


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Dehidrasi Gas


Natural Gas Dehydration merupakan proses menghilangkan uap air yang terkandung
di dalam natural gas. Air merupakan zat yang paling umum yang mengontaminasi
hydrocarbon ketika diproduksi dari sumur. Ada dua alasan utama kenapa air harus
dihilangkan dari natural gas:
1) Pencegahan pembentukan Hidrat
Hidrat merupakan padatan yang terbentuk oleh kombinasi air (90%) dengan
molekul kecil dari hydrocarbon (10%). Hidrat tumbuh sebagai Kristal yang dapat
menjadi sumbatan pada orifice, valve dan daerah lainnya yang tidak mengalami
aliran penuh karena terjadi perubahan temperature dan tekanan.
2) Menghindari Korosi
Korosi sering terjadi ketika liquid water hadir bersama dengan gas asam.
Kebersamaan ini akan cenderung membentuk larutan asam yang sangat korosif,
terutama untuk baja karbon yang biasanya digunakan dalam pembangunan fasilitas
pengolahan oil & gas.

2.2 Metode Dehidrasi


Beberapa metode yang umum digunakan untuk memudahkan proses dehidrasi :
1) Absorption, menggunakan Liquid Desiccants (misalnya: Glikol dan Methanol)
2) Adsorption, Menggunakan Solid Desiccants (misalnya: Alumina dan Silica Gel)
3) Cooling/Condensation, menggunakan Refrigeration atau turbo expansion.

Gambar 2.2.1

3
BAB III
ISI

3.1 Proses Dehidrasi Adsorpsi


Secara garis besar proses adsorpsi di lakukan pada sebuah fixed bed (unggun tetap)
yang berisi solid desiccant (adsorbent). Gas bumi yang akan dikeringkan di masukan
kedalam fixed bed yang berisi solid desiccant, selama melewati solid desiccant uap air
yang terkandung dalam gas terserap oleh solid desiccant baik pada permukaan luar maupun
di dalam pori pori nya, gas bumi terus mengalir dan keluar di bagian bawah kolom.
Setelah beberapa waktu solid desiccant menyerap air maka akan tercapai suatu
keadaan solid desiccant jenuh, supaya solid desiccant jenuh dapat di gunakan lagi maka
perlu di panasi sehingga air yang menempel menguap. Proses terakhir regenerasi ini, suatu
gas panas di alirkan ke dalam kolom melalui bagian bawah ke atas sambil mengalir gas
panas ini menguapkan air yang menempel pada solid desiccant. Jadi bila didinginkan
proses nya kontinyu, maka di perlukan minimal 2 buah kolom fixed bed, satu untuk proses
adsorpsi dan satu lagi sebagai proses regenerasi. Contoh diagram alir unit pengeringan
secara adsorpsi.
Gas bumi basah mengalir ke scrubber, scrubber berfungsi untuk memisahkan fasa
cair dan gas dari scrubber, gas mengalir masuk ke dalam adsorber di dalam kolom tersebut
gas bumi basah mengalir mengalir dari atas ke bawah melewati tumpukan solid desiccant,
uap air yang terdapat di dalam aliran gas akan terserap oleh solid desiccant, uap air tersebut
akan terkondensasi dan melekat keluar kolom menuju unit proses unit proses berikutnya
(unit pencairan gas bumi ).
Sekitar 5 sampai dengan 15% dari aliran gas bumi kering di alirkan ke heater untuk
di hasil kan dengan temperature 400 6000 C. gas ini selanjutnya di gunakan sebagai gas
regenerant yaitu gas untuk menyerap air pada proses regenerasi pada kolom adsorber. Jika
solid desiccant yang digunakan adalah slika gel maka suhu pemanasan 4000 C, sedangkan
jika solid desiccant nya adalah molekuler sieve pemanasan pada temperature 6000 C.
Di dalam kolom adsorber gas regenerant mengalir dari bawah ke atas melewati
tumpukan solid desiccant sambil menguapkan air yang terdapat dalam pori pori solid
desiccant, kolom ini selanjutnya di sebut kolom desorber, dari kolom desorber gas
regenerant mengalir ke cooler, akibat pendinginan di dalam cooler sebagian uap air yang
terbawa oleh gas regenerator akan terkodensasi kemudian di pisahkan di water kock out

4
5

drum, dan gas regenerant kemudian di recycle inlet scrubber bergabung dengan aliran gas
basah.
Pada waktu yang telah di tentukan suplai bahan bakar ke heater di hentikan
sehingga gas regenerator tidak mengalami pemanasan lagi, kemudian gas ini berfungsi
untuk mendinginkan solid desiccant di kolom adsorber.
Setelah solid desiccant di dalam kolom desorber mengalami pendinginan,
selanjutnya pada waktu yang telah di tentukan semua valve yang semula tertutup di buka
kembali, demikian juga semua valve yang semula terbuka kini di tutup sehingga terjadi
perubahan aliran pada unit pengeringan yang akibatnya adsorber mengalami regenerasi
(berubah menjadi desorber) sedangkan desorber berfungsi sebagai adsorber.

3.2 Proses Adsorpsi


Fenomena adsorpsi pada gas merupakan fenomena yang terjadi terhadap sejumlah
volume atau bulk-concentration dimana molekul gas yang terkondensasi pada permukaan
gas-cairan dan berubah kedalam bentuk fasa cair. Jelasnya, adsorpsi merupakan fenomena
permukaan. Semua padatan memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi yaitu menangkap
uap dan cairan pada permukaanya. Adsoprtion system juga biasa disebut dengan Solid
Bed Hydration karena menggunakan solid desiccants, seperti: Silica Gel, Sorbead,
Activated Alumina dan Molecular sieves. Proses adsorption secara skematik dapat dilihat
di bawah ini:

Gambar 3.2.1
6

System adsorption ini biasanya terdiri dari dua buah tower contactor dimana seperti
gambar di atas, tetapi bisa saja terdiri dari tiga tower ataupun multi-tower. Satu tower difungsikan
untuk proses adsorption, sedangkan satu yang lainnya digunakan untuk proses regenerasi. Fungsi
dari masing-masing tower diubah satu sama lain ketika solid desiccant menjadi jenuh.
Secara garis besar, proses adsorpsi dilakukan pada salah satu tower (fixed-bed) yang
difungsikan sebagai proses adsorption. Natural gas yang akan dikeringkan dimasukkan ke dalam
tower yang berisi solid desiccant. Selama melewati solid desiccant, uap air yang terkandung di
dalam gas akan terserap oleh solid desiccant pada permukaan luar dari solid desiccant tersebut.
Natural gas terus mengalir hingga keluar pada bagian bawah tower.

3.3 Solid Desiccant


Solid Desiccant merupakan sebuah zat higroskopis yang menginduksi atau
mengeringkan keadaan di sekitarnya. zat ini merupakan padatan yang digunakan dalam
unit dehidrasi gas untuk menghilangkan air dan kelembaban. padatan pengering ini
ditempatkan di bed dimana wet gas akan melewatinya sehingga komposisi air, dan zat
impurities lainnya akan teradsorpsi
Syarat-syarat desikan padat untuk dehidrasi gas :
1) Mempunyai kapasitas adsorpsi yang tinggi pada keseimbangan
2) Mempunyai selektivitas tinggi
3) Mudah diregenerasi
4) Pressure drop rendah
5) Mempunyai sifat mekanik yang baik (kuat, tidak mudah remuk, stabilitas yang tinggi
selama penyimpanan)
6) Murah, tidak korosif, tidak beracun, inert, density bulk yang besar, dan tidak
mengalami perubahan volume pada saat meng-adsorp maupun men-deadsorp air.

Gambar 3.3.1
7

3.4 Sifat Fisik Solid Desiccant


Adsorbent atau partikel solid desiccant yang paling sering digunakan untuk mengeringkan
gas dilapangan minyak antara lain:
3.4.1 Silica gel dan Silica Bed
Silica gel dijual berupa powder, granural atau spherical bed dengan berbagai
ukuran. Tiap butirnya sangat keras dan bening seperti gelas. Material terdiri dari
SiO2 dan H2O.Proses penyerapan uap air dengan silica gel bergantung pada
tekanan partikal uap air dan temperatur operasi.
Semakin tinggi tekanan partikel uap air maka semakin besar uap air yang
terserap. Begitu juga semakin tinggi temperatur semakin rendah air yang terserap.
Silica gel mampu menyerap air sampai 10 ppm dan paling mudah untuk
diregenerasi. Selain mudah menyerap air silica gel juga mudah menyerap
hidrokarbon fraksi berat.

Gambar 3.4.1.
3.4.2 Activated Alumina
Alumina bersifat sangat polar dan akan mengikat air dan gas-gas asam dengan
kuat. Alumina digunakan bila kandungan air dalam gas umpan tidak terlalu tinggi
dan tidak diperlukan kandungan air yang terlalu rendah dalam gas produk.
Activated Alumina material berpori terdiri dari aluminium oksida dan sedikit
kandungan material lain. Pada material ini memerlukan panas yang lebih banyak
untuk proses regenerasi cenderung menyerap hidrokarbon fraksi berat.
Material ini memerlukan panas yang lebih banyak untuk proses regenerasi
cenderung menyerap hidrokarbon fraksi berat. Mampu memperoduksi dew point
air 1000F. Alumina merupakan material basa yang mudah bereaksi dengan asam
yang kadang dijumpai pada bahan kimia treating.
Dari beberapa jenis adsorbant jenis alumina memiliki sifat istimewa antara lain :
1. Dapat memisahkan komponen-komponen berdasarkan besar molekulnya.
8

2. Dapat memisahkan komponen berdasarkan polaritas dari senyawa.


3. Tidak korosif
4. Selektif terhadap air relatif tinggi, tidak beracun.
Apabila ada dua atau lebih molekul yang besarnya sama hingga keduanya dapat
masuk ke pori-pori alumina, maka alumina tersebut akan mengutamakan menyerap
molekul yang memiliki polaritas yang kuat.

Gambar 3.4.2
3.4.3 Molecular Sieve
Jika gas yang didehidrasi akan diproses lebih lanjut dalam unit cryogenic, maka
satu-satunya adsorben yang cocok adalah molecular sieve. Yang paling sering
digunakan adalah molecular sieve dengan ukuran pori 4 .
Moleculer sieve adalah material yang berbentuk Kristal Sodium Alumina
Silicate. Pori-porinya sangat kecil sehingga tidak mudah menyerap hidrokarbon
fraksi berat tetapi mudah terjadi fouling dipermukaan (Kebuntuan) oleh adanya oil
atau glicol yang terikut dalam aliran umpan.
Moleculer Sieve memerlukan panas tinggi untuk regenerasi. Dapat menyerap air
sehingga kandungan uap air dalam gas 1 ppmv. Materialnya bersifat basa sehingga
mudah bereaksi dengan asam.

Gambar 3.4.3
9

3.5 Mekanisme Adsorpsi Solid Dessicant


Proses adsorpsi adalah suatu proses memanfaatkan gaya adhesi atau gaya antar aksi
antara suatu permukaan benda padat dengan zat yang diserap, dalam proses pengeringan
gas secara adsorpsi (zat yang di serap adalah uap air di sebut sebagai adsorbat), sedangkan
benda padat yang melakukan penyerapan atau solid desiccant di sebut sebagai adsorpbent.
Keadaan solid desiccant di dalam adsorber ketika menyerap air dapat di gambar
kan seperti pada gambar (3.2.1), di dalam kolom adsorber solid desiccant di bagi menjadi
tiga daerah. Ke tiga daerah tersebut berturut turut adalah :
3.10.1. Saturation atau Equilibrium zone.
Saturation zone adalah daerah di mana solid desiccant pada daerah ini telah jenuh
dengan air atau dengan kata lain desiccant pada daerah ini mengalami kesetimbangan
dengan wet stream, sehingga sudah tidak mampu lagi menyerap air.
3.10.2. Mass transfer zone
Mass transfer zone adalah daerah dimana solid desiccant belum jenuh dengan air,
pada bagian yang paling atas pada keadaan solid desiccant hampir mencapai jenuh,
sedangkan makin kebawah tingkat ke jenuhan dari solid desiccant maikn rendah kadar
airnya yang telah tertangkap oleh solid desiccant.
3.10.3. Active zone.
Active zone adalah daerah di mana pori pori pada solid desiccant belum terisi air,
pada daerah ini desiccant belum berfungsi menyerap uap air.

Proses pembentukan ke-3 daerah tersebut adalah sebagai berikut yaitu adsorber
di operasikan, maka daerah di sepanjang kolom adsorber merupakan daerah active zone,
setelah adsorber di operasikan maka pada bagian atas solid bed desiccant akan terbentuk
mass transfer zone, kemudian selang beberapa waktu berikutnya desiccant yang berada di
bagian teratas dari daerah mass transfer zone akan berangsur angsur menjadi jenuh dengan
air dan mulailah daerah saturated zone.
Seiring dengan terbentuk nya daerah saturated zone di bagian atas maka akan
diikuti dengan terbentuknya daerah mass transfer zone baru pada bagian bawah. Jadi ketika
adsorber di operasikan akan terjadi perubahan ke-3 daerah tersebut yaitu :
1. Daerah saturated zone makin lama makin panjang.
2. Daerah mass transfer zone panjangnya tetap, tetapi daerah ini mengalami pergeseran
dari atas ke bawah.
3. Daerah aktifitas zone makin lama makin pendek.
10

Pada saat batas bawah dari daerah mass transfer zone mencapai ujung bawah
dari tumpukan solid desiccant mencapai break trough dan waktu yang diperlukan oleh
desiccant mencapai break trough di katakan sebagai break trough time.

3.6 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Proses Adsorpsi


Ketika wet gas kontak dengan solid desiccant, air akan terserap hingga terjadi
kesetimbangan. Kesetimbangan ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Temperatur kontak.( oF , oC)
Desiccant water content atau static capacity, dinyatakan dalam wt H2O/wt dry desiccant
Water content of gas

3.7 Aliran Wet Gas didalam Tower


Pada waktu gas basah masuk melalui lapisan partikel desiccant padat, yang terjadi
adalah Adsorpsi dinamik. Partikel terdekat dengan lubang masuk gas atau di puncak tower
akan tersaturasi dengan air dan kadar air di desiccant tsb akan seimbang denganyang ada
di uap air gas. Dengan ini adsorpsi berhenti pada solid desiccant disini.Pengisapan air
dilanjutkan oleh lapisan kedua. Di Mass Transfer Zone (MTZ) ini konsentrasi kadari air
di gas akan berkurang dari mulai katakana Co ke keseimbangan dengan desiccant yang
baru diregenerasi, katakan C5.
Dibawah daerah MTZ ini desiccant hanya akan menghadapi gas yang sudah kering
jadi tetap diregenerasikan desiccantnya. Gambar ini memperlihatkan bagaimana MTZ
bergerak kebawah selama aliran dan akhirnya menyentuh dasar tower dan lalu
breakthrough terjadi. Kalau gas tetap dialirkan makan akhirnya kadar air di gas yang keluar
mencapai Co kembali. Dalam hal ini seluruh tower sudah jenuh air dan MTZ hilang. Untuk
ini harus dipindahkan ke tower lain untuk dehidrasinya dan mulailah di tower semula
dilakukan regenerasi.

Gambar 3.7.1
11

3.8 Komponen Peralatan yang Digunakan pada Pemisahan Secara Solid Desiccant
Inlet Separator
Berfungsi untuk melindungi desiccant dari kotoran seperti free water, compressor oils,
absorption oil, liquid hydrocarbon, paraffin, corrosion inhibitor, glycol, amines, pipeline
rouges, iron sulfide, iron oxide, frac sands, drilling mud, pipeline scale, elemental sulfur
dan lain-lain.
Adsorption Tower
Adsorption tower merupakan tempat penyerapan uap air dari gas. Terdiri dari bed support,
gas stream, adsorbent loading dan removal conections dan moiture probe. Bentuk dari
adsorption tower diperlihatkan oleh Gambar 9 berikut:

Gambar 3.8.1
Regeneration Heater
Merupakan pembangkit panas yang digunakan untuk meregenerasi tower yang telah jenuh
oleh uap air. Unit regeneration header yang kecil mampu menghasilkan panas sekitar 8
MM Btu/hr.
Regeneration Cooler
Pada umumnya udara lingkungan, air atau natural gas bisa digunakan, udara lingkungan
umumnya digunakan untuk mendinginkan regeneration steam ke dalam 15 20 oF
temperatur udara.
Regeneration Separator
Separator horizontal 3 fasa merupakan ukuran yang cocok untuk mengakomodasi riak dan
gelombang. Dengan Rule of Thumb, dump valve harusnya berukuran 5 kali rata-rata laju
pembuangan cairan. Debu desiccant dan atau cairan hidrokarbon bisa menyumbat dump
line. Secara berkala, pH test pada air keluaran bisa membantu potensi korosi.
12

Switching Valves
Kualitas valve yang bagus akan meminimalkan permasalahan operasi. Service yang sulit,
sering terjadi dimana valve sangat panas (600 oF) regenerasi panas pada satu sisi dan inlet
gas lingkungan ( 100 oF) pada bagian yang lain. Biasanya three-way valve memiliki
banyak masalah daripada two-way valve. Hal ini dikarenakan kebocoran, ball valve metal
disarankan untuk digunakan.
Piping
Gunakan ANSI B31.3 Piping code jika mendisain ekspansion loop dan anchors. Pipa bisa
diinsulasi guna keamanan pribadi di lapangan dan untuk heat conservation.
Instrumentasi
Melakukan switching solid desiccant bed dari adsorpsi untuk regenerasi dan vice versa bisa
dikontrol dengan menggunakan adsorption time, regenerating heating dan cooling time,
gas moisture content, regeneration temperatur atau dengan berbagai kombinasi. Switching
valve bisa dioperasikan secara manual atau secara otomatis. Berikut adalah data yang harus
direkam secara reguler:
1. Inlet-gas flow rate, temperatur, pressure
2. Exit-gas water content
3. Regeneration gas flow rate, pressure
4. Regeneration tower inlet dan outlet temperatur
5. Regeneration cooler outlet temperatur.

3.9 Operasi dan Desain Solid Dessicant


3.9.1. Memilih desiccant harus dipilih yang awet dan baik kerjanya, faktor pemilihan
antara lain:
Inlet-gas pressure, temperatur dan komposisi
Kebutuhan outlet water dew point
Hydrocarbon recovery requirement
Capital dan operating cost.
3.9.2. Desain Unit Solid Desiccant
Pertimbangan desain khusus diperlukan bila kondisi yang tak diinginkan dibawah
ini berlaku :
Temperatur gas masuk di atas 100 derajat F
Tekanan gas masuk dibawah 100 psia
Terdapat kadar cukup banyak CO2,H2s atau diatas 0,3% berat C7+
13

3.10 Regenerasi Gas dari Solid Dessicant


3.10.1. Conventional solid desiccant unit dengan regenerasi wet gas

Gambar 3.10.1
Pada gambar ini menunjukkan solid disiccant yang menggunakan jenis wet,
atau inlet gas untuk regenerasinya. Untuk melepaskan cairan dan tambahan
sedikit padatan maka aliran gas harus masuk melalui suatu separator atau
scrubber dahulu.
3.10.2. Low dew point gas dehydrator dengan dry gas regeneration

Gambar 3.10.2
Pada gambar ini memperliahatkan cara dry product gass yang digunakan untuk
regenerasi, suatu regeneration compressor (biasanya 40-50 psi) menaikkan
tekanan dari gas kering yang keluar yang kemudian dipanaskan terlebih dahulu
di regenaration heater dan dalam hal ini gas masuk dari bawah absorber yang
akan dikeringkan sehingga bisa membawa uap air atau kontaminant cairan
lainnya yang tidak pernah sampai di dasar tabungnya.
14

3.10.3. Low dew point gas dehydrator dengan low pressure gas regeneration

Gambar 3.10.3
Pada gambar ketiga ini, merupakan cara lain dari proses desiccant, dengan cara
menggunakan gas dari luar khusus untuk regenerasinya. Untuk ini suatu
demerhanizer overhead gas, yang digunakan. Biasanya ini ada pada tekanan
sedikit rendah dari pada wet gas alirannya (500-1200 psia). Keperluan untuk
merubah tekanan bed dilakukan dengan blowdown dan repressure valves.

3.11 Racun Dessicant


Beberapa senyawa yang terikut dalam feed maupun yang digunakan sebagai
inhibator dapat meracuni atau menurunkan kemampuan desiccant yaitu :
Senyawa Hidrokarbon Fraksi Berat
Adanya senyawa hidrokarbon fraksi berat yang dapat teradsorpsi baik
dipermukaan maupun di pori-porinya. Adsorbate ini sangat sukar untuk diregenerasi.
Adanya adsorbate ini akan menurunkan kapasitas adsorbatent.
Methanol
Adanya methanol didalam gas akan menurunkan kapasitas desiccant. Karenanya
tekanan uap methanol harus diperhitungkan pada saat desain.
Oksigen
Oksigen didalam gas umpan meskipun dalam jumlah yang sangat kecil akan
menimbulkan masalah pada unit pengeringan, terutama pada gas yang disiapkan untuk
proses cryogenic. Gas oksigen bereaksi dengan senyawa hidrokarbon membentuk
H2O (air) dan karbon dioksida (CO2). Yang mudah teradsorpsi sehingga pada
beberapa kasus mempersulit tercapainya proses dew point air yang diinginkan.
BAB IV
KESIMPULAN

Dalam memproduksikan gas bumi, maka ada komponen lain yang terikut yang disebut
zat pengotor (impurities) zat pengotor ini diantaranya adalah air. Dimana air ini sangat
mengganggu dalam proses produksinya Karena dapat menyebabkan korosi, scaling, dsb. Oleh
Karena itu dibutuhkan pengeringan atau dehidrasi dari gas, terutama pada produksi natural wet
gas. Natural Gas Dehydration merupakan proses menghilangkan uap air yang terkandung di
dalam natural gas. Air merupakan zat yang paling umum yang mengontaminasi hydrocarbon
ketika diproduksi dari sumur
Proses dehidrasi ini dibagi menjadi dalam beberapa metode, dan salah satu metode yang
dibahas pada makalah kali ini yaitu Adsorpsi. Adsorpsi merupakan pengikatan molekul
terhadap suatu zat padat. Berbeda dengan absorpsi yang merupakan penyerapan molekul dan
menggunakan liquid sebagai medianya, adsorpsi ini menggunakan media padatan yang disebut
sebagai Solid Dessicant. Media ini dapat menginduksi atau mengeringkan keadaan di
sekitarnya. zat ini merupakan padatan yang digunakan dalam unit dehidrasi gas untuk
menghilangkan air dan kelembaban. padatan pengering ini ditempatkan di bed dimana wet gas
akan melewatinya sehingga komposisi air, dan zat impurities lainnya akan teradsorpsi.
Ada beberapa sifat atau jenis dalam solid desiccant ini diantaranya yaitu, silica gel,
sorbed, activated alumina, dan molecular sieve. Dalam memilih solid desiccant perlu
diperhatikan untuk pemilihannya oleh karena itu dibutuhkan desain yang cocok untuk setiap
karakteristik gas. Namun solid desiccant sendiri memiliki kelemahan yaitu apabila salah dalam
mendesain akan menyebabkan racun yang sudah dijelaskan pada bab 3, dan juga solid
desiccant memiliki batas jika sudah mencapai batas saturasinya solid desiccant harus segera
diganti.

15
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

http://abdulrohim-betawi.blogspot.co.id/2011/04/pengeringan-gas.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Desiccant
http://petrowiki.org/Dry_dessicant_dehydration
http://www.glossary.oilfield.slb.com/Terms/s/solid_desiccant.aspx

16

Anda mungkin juga menyukai