Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN LUKA (NCA 635)

Adam Astrada, Ns., MHS, CNS, DHSc., FACCWS

Sesi 11

Burn Injury
(Luka Bakar)

www.esaunggul.ac.id
Tujuan Pembelajaran
❑ Menjelaskan patofisiologi Burn Injury (BI)
❑ Memahami komponen pengkajian BI
❑ Memahami prinsip penanganan/manajemen BI

www.esaunggul.ac.id
Definisi Burn Injury

A burn is an injury to the skin or other organic tissue


primarily caused by heat or due to radiation, radioactivity,
electricity, friction or contact with chemicals.
(WHO, 2018)

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/burns
Etiologi
Hypermetabolic
state in burn injury

Jeschke, M.G., van Baar, M.E., Choudhry, M.A. et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers 6, 11 (2020). https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
Pengkajian BI
Pengkajian Luka Bakar
❑Gunakan
✓ Staging ➔ Derajat Kedalaman
✓ Rule of Nines ATAU Lund-Browder Classification ➔ Total Body
Surface Area (TBSA) atau luas luka
✓ Rev-NPWAT atau Bates-Jensen ➔ progress penyembuhan luka
Jeschke, M.G., van Baar, M.E., Choudhry, M.A. et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers 6, 11 (2020). https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
Gambaran Klinis Luka Bakar

Superficial

Partial
Luka Bakar Deep & Full thickness
Lund and Browder diagrams for estimating burn size
in terms of TBSA

Jeschke, M.G., van Baar, M.E., Choudhry, M.A. et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers 6, 11 (2020). https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
Rule of Nines Lund-Browder Classification
(Form 2.1.2b)

Pediatric
(example)
Revised Photographic Wound Assessment Tool (Rev-NPWAT)
Form 2.1.3.
Klasifikasi BI Berdasarkan Severity (Keparahan)

Kriteria luka bakar ringan:


✓ TBSA ≤15% pada dewasa
✓ TBSA ≤10% pada anak
✓ Luka bakar full-thickness dengan TBSA ≤2% pada anak maupun dewasa tanpa
mengenai daerah mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau perineum
Klasifikasi BI Berdasarkan Severity (Keparahan)
Kriteria luka bakar sedang:
✓ TBSA 15–25% pada dewasa dengan kedalaman luka bakar full thickness <10%
✓ TBSA 10-20% pada luka bakar partial thickness pada pasien anak dibawah 10 tahun
dan dewasa usia diatas 40 tahun, atau luka bakar full-thickness <10%
✓ TBSA ≤10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau dewasa tanpa masalah
kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau perineum
Kriteria luka bakar berat:
✓ TBSA ≥25%
✓ TBSA ≥20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun
✓ TBSA ≥10% pada luka bakar full-thickness
✓ Semua luka bakar yang mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau
perineum yang dapat menyebabkan gangguan fungsi atau kosmetik.
✓ Semua luka bakar listrik
✓ Semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi
✓ Semua pasien luka bakar dengan kondisi buruk
Penanganan/Manajemen
Jeschke, M.G., van Baar, M.E., Choudhry, M.A. et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers 6, 11 (2020). https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
Manajemen Cairan: Resusitasi Cairan (dewasa)
Parkland formula: 3 - 4ml x kgBB x %TBSA
✓ Perhitungan kebutuhan cairan dilalukan pada waktu pasien mengalami trauma luka
bakar, bukan saat pasien datang.
✓ Disarankan menggunakan cairan RL
✓ 50% total perhitungan cairan dibagi menjadi 2 tahap dalam waktu 24 jam pertama.
✓ Tahap I diberikan 8 jam pertama
✓ Tahap 2 diberikan 16 jam setelahnya.
✓ Cairan harus diberikan menggunakan 2 jalur IV line (ukuran 16 G untuk dewasa)

Rumus maintenance dewasa (Post resusitasi fase akut 24 jam pertama):


(1500xTBSA) + ((25+%LB) x TBSA))
Manajemen Cairan (lanjt)
Pemasangan kateter urin menjadi sangat penting pada pemantauan dan menjadi suatu
keharusan dilakukan pada:
1) Luka Bakar >10% pada anak-anak, dan
2) Luka Bakar > 20% pada dewasa.
✓ Urine Output (UO) harus dipertahankan dalam level 0.5-1.0 ml/kgBB/jam pada dewasa dan
1.0-1.5 ml/kgBB/jam pada anak untuk menjaga perfusi organ.
✓ Lakukan pemeriksaan diagnosis laboratorium: Darah perifer lengkap, analisis gas darah,
elektrolit serum, serum lactate, albumin, SGOT, SGPT, Ureum/ Creatinin, glukosa darah,
urinalisa, dan foto toraks.
✓ Asidosis yang jelas (pH <7.35) pada analisis gas darah menunjukkan adanya perfusi jaringan
yang tidak adekuat yang menyebabkan asidosis laktat, maka harus dilakukan pemantauan
hemodinamik dan titrasi cairan resusitasi/jam jika diperlukan, sampai tercapai target Urine
Output (UO) harus dipertahankan dalam level 0.5-1.0 ml/kgBB/jam pada dewasa dan 1.0-
1.5 ml/kgBB/jam pada anak.
Jeschke, M.G., van Baar, M.E., Choudhry, M.A. et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers 6, 11 (2020). https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
Perhitungan Kebutuhan Kalori Pasien dengan BI

Estimates basal energy


Men:
expenditure; can be adjusted
66.5 + 13.8(weight in kg) + 5(height in cm) − 6.76(age in years)
by both activity and stress
Harris Benedict
factor, multiply by 1.5 for
Women:
common burn stress
655 + 9.6(weight in kg) + 1.85(height in cm) − 4.68(age in years)
adjustment

Injury Factor :
• < 20% BSA : 1.5
• 20-40% BSA : 1.6-1.7
• > 40% BSA : 1.8-2.1

Clark A, Imran J, Madni T, Wolf SE. Nutrition and metabolism in burn patients. Burns Trauma. 2017 Apr 17;5:11. doi: 10.1186/s41038-017-0076-x.
Hypermetabolic response after severe burn, trauma, and sepsis

Clark A, Imran J, Madni T, Wolf SE. Nutrition and metabolism in burn patients. Burns Trauma. 2017 Apr 17;5:11. doi: 10.1186/s41038-017-0076-x.
Wound Bed Management
Prinsip Manajemen Luka Bakar

❑Fase akut sudah teratasi


❑Steril
❑Dry-to-wet: maksimalkan autolotic debridement
❑Pencegahan infeksi
❑Manajemen nyeri
❑Tidak ada dressing maupun salep yang superior
❑Penggunaan silversulfadiazine (SSD) tidak dianjurkan
(MUST-HAVE) DRESSING OF CHOICE
MADU
CALCIUM ALGINATE SORBACT • Relatif murah
• Relatif murah • Antimikrobial dan promosi granulasi
• Sangat versatile ➔ dapat dicampur • Relatif mahal • Versatile
dengan salep, madu, dsb. • Mempercepat epitelisasi • Evidence meta analysis banyak
• Non-adhesive • Untuk luka superfisial tersedia (Lindberg, 2015; Jull, 2015)
• Menghentikan pendarahan minor • Untuk luka infektif & granulasi
• Standarisasi lokal belum ada

SILVER-BASED FOAM
• Harga relative mahal
• Relatif murah
• Antimikrobial poten, lebih cocok untuk luka infektif, mengontrol
• Bersifat suportif ➔ drainase dan menjaga kelembaban
infeksi jika digunakan 2 minggu pertama
• Semi adhesif
• Evidence yang tersedia ekstensif/banyak
• Untuk mengisi rongga/tunnel
• Healing time tidak berbeda dengan dressing lain (Carter, 2010)
Carter, M et al. Silver treatments and silver-impregnated dressings for the healing of leg wounds and ulcers: A systematic review and meta-analysis. Journal of the American Academy of Dermatology; 2010; 10(4): 668-679. DOI: 10.1016/j.jaad.2009.09.007
Lindberg, T et al. A systematic review and meta-analysis of dressings used for wound healing: the efficiency of honey compared to silver on burns. Contemporary Nurse; 2015; 51(2-3): 121-134. DOI: 10.1080/10376178.2016.1171727
Jull, AB et al. Honey as a topical treatment for wounds (Review). Cochrane Database of Systematic Reviews; 2015; 3: 10 – 12. DOI: 10.1002/14651858.CD005083.pub4.Copyright
Autologous split-thickness skin grafts

Jeschke, M.G., van Baar, M.E., Choudhry, M.A. et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers 6, 11 (2020). https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
Email: adam.astrada@esaunggul.ac.id

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai