Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FRITY MAYA MAFRUHAH

NIM : 210606110038
MATA KULIAH : QURA’N DAN HADIST
PRODI : TEKNIK ARSITEKTUR

MUFASSIR QURA’N DAN HADIST TENTANG ARSIITEKTUR


Q.S. AN-NAHL 68

 Ayat dan Arti

‫َو َأْو َح ى َر ُّبَك ِإَلى الَّنْح ِل َأِن اَّتِخ ِذ ي ِم َن اْلِج َباِل ُبُيوًتا َوِم َن الَّش َج ِر َوِمَّم ا َيْع ِرُش وَن‬

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon


kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).”

 Penjelasan menurut para ulama’ tafsir

1. Menurut As-Sa’di dalam tafsir As-Sa’di


Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa lebah telah medapatkan ilham dari Allah
berupa bimbingan yang ajaib. Kemudian Allah memberikan kemudahan bagi lebah
untuk menuju padameng rumput dan taman untuk mencari makan dan kembali ke
sarangnya yang sangat bagus dan unik atas petunjuk Allah. Selain itu Wahbah
Zuhayli dalam Tafsir al-wajiz juga turut memberikan keterangan bahwa Allah telah
memberikan kemudahan habitat dan makanan bagi lebah, kemudian Allah juga
memberikan arahan kepada lebah supaya merenovasi rumahnya dengan sedemikian
mengagumkan.

2. Menurut Al-Mahalli dan As-Suyuthi dalam tafsir Jalalalyn


Beliau menafsirkan kata “an” di atas sebagai “an” mashdariyah atau mufassiriyah
yang artinya ilham yang diberikan kepada lebah berupa sarang untuk tempat tinggal.
Sarang tersebut bisa bertempat di bukit-bukit, pohon-pohon, atau tempat-tempat yang
telah disediakan maunusia.

3. Menurut Quraish Shihab dalam tafsir Al-misbah


Menafsirkan bahwa lebah telah diberikan Allah ilham untuk menyelesaikan semua
persoalan hidupnya. Termasuk juga yang dimudahkan Allah bagi lebah adalah
membuat sarang di gunung-gunug, celah-celah pepohonan, maupun pucuk-pucuk
rumah manusia.

4. Menurut Ibnu Katsir


Beliau menafsirkan bahwa yang dimaksud 'wahyu' dalam ayat ini ialah ilham, yaitu
petunjuk, dan bimbingan dari Allah kepada lebah agar membuat sarangnya di bukit-
bukit, juga di pohon-pohon serta di tempat-tempat yang dibuat manusia yang
kemudian berkat adanya ilham dari Allah ini lebah membangun rumah (sarang)nya
dengan sangat rapi struktur dan susunannya, sehingga tidak terdapat cela padanya.
Kemudian Allah ‫ ﷻ‬menganugerahkan insting kepada lebah untuk makan dari sari
buah-buahan dan menempuh jalan-jalan yang telah dimudahkan oleh Allah baginya,
sehingga lebah dapat menempuh jalan udara yang luas, ataupun padang sahara yang
membentang luas, lembah-lembah, dan gunung-gunung yang tinggi. Lalu masing-
masing lebah dapat kembali ke sarangnya tanpa menyimpang ke arah kanan atau ke
arah kiri, melainkan langsung menuju sarangnya, tempat ia meletakkan telur-telurnya
dan madu yang dibuatnya.

 Pendapat saya dalam konteks Arsitektural

 Setelah membaca tafsiran beberapa mufassir tentang surat An-Nahl diatas


saya memaknai bahwasanya kita (manusia) diperintahkan untuk membuat
sebuah tempat untuk berlindung (rumah) dengan cara memanfaatkan alam
yang telah Allah ciptakan atau sediakan layaknya perintah kepada lebah yaitu
“Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia.”
 Kemudian pada kata-kata “tempat-tempat yang dibikin manusia “ saya
maknai bahwasanya kita (manusia) hendaklah membangun rumah didekat
pemukiman manusia lain-nya agar memudahkan kita untuk saling tolong
menolong satu sama lain selain itu juga untuk menjaga hubungan sosial antar
manusia (Hablum minannas).
 Kemudian makna dari kata “makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempalah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan.” Yaitu kita
(manusia) hendaklah membangun rumah sesuai dengan lahan yang kita
miliki dan tidak menrusak atau memakai lahan orang yang bukan hak milik
kita. Begitupun dengan desain bangunannya, hendaklah didesain dengan
memperhatikan lingkungan sekitar dan tidak merusaknya atau berdampak
buruk pada lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai