Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEUANGAN LPD

OLEH
KELOMPOK 8:
1. Ni Nyoman Gayatri Dinda Arsani (2207531126 / 19)
2. Ni Wayan Widya Krisna Dewi (2207531135 / 22)
3. Putu Adelia Kiranadevi Adnyana (2207531138 / 24)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si, CA.

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan ringkasan meteri kuliah yang berjudul “Laporan
Keuangan LPD” ini dengan baik.

Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan dan LPD.
Terlebih dari itu, paper ini disusun dengan harapan dapat menambahkan wawasan para pembaca
mengenai kajian konsep dari laporan keuangan dan prinsip-prinsip laporan keuangan pada
Lembaga Pengkreditan Desa (LPD).

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si.,
CA selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Perbankan dan LPD, tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kami mengenai Laporan Keuangan LPD.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi pemaparan materi maupun tata bahasa. Namun kami tetap berharap agar
paper ini mampu memberikan manfaat kepada pembaca. Oleh karena itu, kami dengan senang hati
menerima saran untuk paper ini dengan harapan sebagai bahan evaluasi bagi kami.

Jimbaran, 13 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Laporan Keuangan LPD .............................................................................................. 6
2.2 Jenis Laporan Keuangan LPD ..................................................................................... 8
2.3 Model Laporan Posisi Keuangan LPD ......................................................................10
2.4 Model Laporan Laba Rugi LPD ................................................................................13
2.5 Laporan Arus Kas LPD .............................................................................................. 17
2.6 Catatan Atas Laporan Keuangan ...............................................................................18
2.7 Bagan Akun pada Laporan Keuangan LPD ............................................................... 18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................20
3.2 Saran .......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) memiliki peran sentral dalam memperkuat struktur
ekonomi di wilayah pedesaan. Sebagai lembaga keuangan lokal, LPD memberikan akses keuangan
bagi masyarakat setempat, mendukung usaha mikro dan kecil, serta menggerakkan aktivitas
ekonomi lokal.

Laporan keuangan LPD merupakan instrumen vital yang memberikan pemahaman


mendalam tentang keuangan institusi ini. Informasi yang terdokumentasi dengan baik dalam
laporan tersebut mencakup neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang membantu
mengidentifikasi kinerja keuangan serta mengevaluasi risiko yang terkait dengan aktivitas
keuangan LPD. Sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi
desa, ketersediaan laporan keuangan yang transparan dan terperinci menjadi kunci dalam menarik
investasi, memperoleh kepercayaan masyarakat, dan memenuhi standar regulasi keuangan.

Laporan keuangan LPD juga menjadi landasan dalam pengambilan keputusan yang bijak.
Data yang terdokumentasi dalam laporan keuangan ini memberikan panduan yang diperlukan bagi
manajemen LPD dalam merencanakan strategi keuangan, alokasi sumber daya, serta pengelolaan
risiko keuangan. Dengan pemahaman yang kuat tentang kondisi keuangan lembaga, pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara lebih tepat dan terukur, memastikan kesinambungan operasional
LPD serta pertumbuhan ekonomi desa.

Di tengah perubahan dinamis dalam ekonomi global maupun lokal, LPD dihadapkan pada
berbagai tantangan, mulai dari teknologi keuangan hingga tuntutan regulasi yang semakin ketat.
Namun, laporan keuangan LPD juga membuka peluang bagi institusi ini untuk berinovasi,
meningkatkan transparansi, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan guna
memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam mendukung perekonomian
desa.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)?
2. Apa saja jenis dari laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)?
3. Bagaimana laporan posisi keuangan pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD)?
4. Bagaimana laporan laba-rugi pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)?
5. Bagaimana laporan arus kas pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)?
6. Bagaimana catatan atas laporan keuangan pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan
Desa (LPD)?
7. Bagaimana penomoran akun pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari pembahasan meteri ini yaitu;
1. Untuk mengetahui laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
2. Untuk mengetahui jenis dari laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
3. Untuk mengetahui laporan posisi keuangan pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan
Desa (LPD).
4. Untuk mengetahui laporan laba-rugi pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD).
5. Untuk mengetahui laporan arus kas pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD).
6. Untuk mengetahui catatan atas laporan keuangan pada laporan keuangan Lembaga
Perkreditan Desa (LPD).
7. Untuk mengetahui penomoran akun pada laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD).

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laporan Keuangan LPD
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2017 Pasal 1, Lembaga Perkreditan
Desa yang selanjutnya disebut LPD adalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman yang
berkedudukan di wewidangan Desa Pakraman. LPD merupakan Lembaga Keuangan Komunitas
(LKK), yang dibentuk dan dikelola oleh kesatuan masyarakat hukum adat di Bali, melayani
transaksi keuangan internal desa pakraman, terhadap warga desa pakraman, di dalam wilayah desa
pakraman. LPD melayani transaksi keuangan internal desa pakraman, terhadap warga desa
pakraman, di dalam wilayah desa pakraman. LPD berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan
desa yang berupa uang atau surat berharga lainnya, menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-
usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam kegiatan usahanya banyak menunjang
pembangunan desa. Usaha-usaha dilakukan dengan tujuan untuk mendorong pembangunan
ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif,
memberantas praktek ijon, gadai gelap, dan lain-lain.
Lembaga Perkreditan Desa telah berkembang dengan pesat dan telah memberi manfaat
yang sangat luas bagi LPD dan anggota-anggotanya. Data bulan Juli 2023 menunjukkan bahwa
LPD yang beroperasi di Bali berjumlah 1.439 (seribu empat ratus tiga puluh sembilan) dengan
total aset berjumlah Rp 5,18 triliun. Angka tersebut menggambarkan potensi LPD sebagai lembaga
keuangan komunitas yang melahirkan kebutuhan perlakuan hukum yang tepat untuk menjamin
kepastian kegiatan LPD. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penyesuaian-penyesuaian terhadap
kebutuhan baru yang berkembang dari praktek kegiatan LPD.
Kebijakan akuntansi LPD adalah prinsip-prinsip dasar dalam pelaporankeuangan yang
disusun berdasarkan ksepakatan bersama sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Beberapa
contoh yang menyangkut kebijakan akuntansi LPD diantaranya:
A. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan harga perolehan. Harga perolehan adalah
harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyiapkan
hingga aktiva tetap tersebut siap digunakan. Artinya konsep ini adalah setiap transaksi
pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli
sebuah mesin seharga Rp. 9.500.000 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan Rp.

6
400.000 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000. Sehingga nilai inilah yang dicatat
dalam akuntansi.
B. Pengakuan Pendapatan dan Beban.
Pencatatan pendapatan dan beban menganut metode akrual basis yaitu diakui pada saat
terjadinya transaksi dan bukan pada saat realisasi pembayaran. Dengan 2 poin penting:
• Tidak dibenarkan mengantisipasi pendapatan, akan tetapi biaya-biaya yang telah
direalisasi sebelum tanggal neraca walaupun belum dapat diketahui secara pasti,
jumlahnya, harus dilaporkan dengan cara estimasi yang wajar.
• Namun demikian pelaksanaan prinsip diatas harus tetap memperhatikan asas “proper
matching cost against revenue” yaitu biaya dan pendapatan dihadapkan secara tepat
dalam periode yang sama agar tidak menjadi pergeseran biaya atau pendapatan ke periode
yang lain.
C. Piutang Usaha
Piutang usaha berupa kredit yang diberikan dicatat sebesar nilai perolehan dikurangi dengan
cadangan atas kemungkinan piutang yang tidak dapat ditagih.
D. Beban Ditangguhkan (Biaya Praoperasi)
Semua beban yang dikeluarkan sebelum beroperasi komersial ditangguhkan pembebanannya
dan diamortisasi selama tahun dengan tarif amortisasi 25% setiap tahun dari nilai saat
transaksi.
E. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan di neraca berdasarkan harga peorlehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan. Aktiva tetap tidak termasuk tanah disusutkan dengan metode garis lurus. Biaya
pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba-rugi pada saat terjadinya. Jika aktiva tetap
sudah tidak dapat digunakan lagi, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya akan
dihapus dalam pembukuan. Laba atau rugi atas pengalihan aktiva tetap diakui pada periode
berjalan.
F. Akuntansi Utang Usaha
Utang usaha berupa simpanan dan deposito nasabah dinyatakan secara lengkap sehingga
menggambarkan seluruh kewajiban LPD pada akhir periode. Untuk mengetahui batas waktu
pembayaran, simpanan dan deposito dilakukan pengelompokkan sesuai dengan jatuh
temponya.

7
G. Penyampaian Laporan Keuangan LPD
Laporan keuangan LPD disampaikan kepada:
• Bendesa Adat
• Gubernur Provinsi Bali
• Bupati Kabupaten
• Camat
• Lurah
• Badan Pengawas LPD
• Kelian Banjar
• Krama Desa (Melalui paruman Banjar)
Sampai saat ini LPD belum sepenuhnya menerapkan dasar pengakuan akrual dalam
laporan keuangannya. Dasar pengakuan yang digunakan kebanyakan menggunakan cash basis
yang dimodifikasi.Dengan diberlakukan IFRS, ke depan kemungkinan laporan keuangan LPD
akan menunjukkan ke arah fair value.

2.2 Jenis Laporan Keuangan LPD


LPD harus menyampaikan laporan kepada Desa Pakraman melalui Pengawas Internal dan
kepada Gubernur, Bupati/Walikota serta MUDP melalui LPLPD mencakup:
A. Laporan bulanan, terdiri dari:
• Laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman; Laporan kegiatan dan perkembangan
pinjaman adalah laporan yang menyajikan kegiatan LPD dan perkembangan kegiatan
pinjaman dari dana Bantuan Langsung Masyarakat yang berasal dari APBN, APBD,
Swadaya Masyarakat maupun Partisipasi dari dunia usaha dan dana yang bergulir secara
periodik (per bulan). Indikator utama yang dapat dihasilkan secara langsung dari laporan
ini adalah saldo pinjaman, tingkat pengembalian pinjaman dan jumlah tunggakan
• Neraca percobaan; Neraca percobaan merupakan sebuah daftar semua akun buku besar.
Daftar ini berisi nama akun dan nilainya. Nilai yang disajikan adalah saldo debit maupun
kredit. Saldo debit ditampilkan di sisi (kolom) debit dan saldo kredit ditampilkan di sisi
kredit.

8
• Laporan neraca; Laporan neraca merupakan bagian dari laporan keuangan LPD yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan LPD tersebut
pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas.
• Laporan laba/rugi; Laporan laba/rugi merupakan bagian dari laporan keuangan LPD
yangdihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur penerimaan
dan biaya sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
B. Laporan tiga bulanan, mencakup:
• Laporan penilaian kesehatan LPD (CAMEL); Laporan penilaian kesehatan LPD
merupakan salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan atau perkembangan usaha LPD
baik dalam pengelolaan keuangan maupun manajemen usaha. Penilaian tingkat kesehatan
LPD hanya bisa dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan yang diterbitkan oleh
LPD tersebut, sehingga adanya laporan keuangan LPD menjadi sangat penting dalam
pengambilan keputusan LPD kedepannya. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 11
Tahun 2013, untuk menilai tingkat kesehatan LPD pada dasarnya menggunakan 5 aspek
penilaian yang disebut CAMEL yang meliputi Capital, Assets Quality, Management,
Earnings, dan Liquidity.
• Laporan penilaian peringkat risiko LPD; Laporan penilaian risiko merupakan suatu
penilaian yang dilakukan untuk menilai tingkat risiko yang dapat timbul dalam kegiatan
operasi LPD. Risiko-risiko yang dimaksud yakni risiko pinjaman yang diberikan, risiko
likuiditas, risiko operasional dan risiko modal.
C. Laporan tahunan, mencakup:
• Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja LPD; Laporan rencana kerja
dan anggaran pendapatan belanja merupakan laporan yang memuat pencapaian rencana
kerja dan anggaran pendapatan belanja LPD selama satu periode (satu tahun).
• Laporan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun; Laporan pertanggungjawaban akhir tahun
merupakan laporan yangmemuat pertanggungjawaban pengurus terhadap penggunaan
sumberdaya yang dimiliki LPD selama tahun berjalan.
• Laporan Hasil Pertanggung Jawaban Audit Pengawas Internal; Laporan hasil
pertanggungjawaban audit internal merupakan laporan yang memuat hasil audit
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh komisi audit internal LPD.

9
2.3 Model Laporan Posisi Keuangan LPD
Laporan posisi keuangan atau neraca adalah laporan yang menunjukkan aktiva, utang, serta
modal dari suatu entitas pada periode tertentu. Posisi keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD),
di saat tanggal tertentu akan ada waktu tutup buku dan menunjukkan sisanya pada akhir tahun
fiskal atau tahun kalender, umumnya disebut dengan Balance Sheet. Bagian-bagian laporan posisi
keuangan, yaitu:
A. Aktiva Lancar (Current Asset)
Aktiva lancar ini berupa uang kas dan aktiva-aktiva lain yang diharapkan akan dapat
direalisasikan menjadi kas, dijual atau dikonsumsi selama periode usaha perusahaan yang
normal (1 tahun). Adapun kategori aktiva lancar, yaitu:
1) Kas, adalah uang tunai yang disimpan di kantor atau brankas, ataupun simpanan bank yang
berbentuk tabungan atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat.
2) Antar Bank Aktiva:
a. Tabungan, adalah simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak
dibelanjakan dan bisa dilakukan oleh perorangan maupun instansi, yang tidak terikat
waktu atau bisa diambil kapan saja.
b. Deposito, adalah simpanan pada bank yang berbentuk deposito yang dapat diambil
pada kurun waktu tertentu, seperti satu bulan, tiga bulan, dan 6 bulan.
3) Pinjaman yang meliputi:
a. Pinjaman yang diberikan, adalah jenis utang yang melibatkan semua jenis benda
berwujud atau lebih sering dikaitkan dengan pinjaman moneter
b. Cadangan piutang ragu-ragu, adalah piutang yang disanksikan atau diragukan
penerimanya karena kegagalan usaha atau memang merupakan suatu kesengajaan
debitur tidak membayarnya.
B. Aktiva Tetap (Current Asset)
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam waktu lama. Aset ini
digunakan dalam kegiatan normal perusahaan serta mempunyai nilai material, contohnya
tanah, Gedung, mesin, kendaraan dan peralatan. Aktiva tetap meliputi:
1) Aktiva tetap dan inventaris:

10
a. Harga Perolehan, dengan jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang itimbul
untuk memperoleh barang atau jasa. Pada saat terjadi transaksi, jumlah ini akan
dicatat sebagai aktiva
b. Akumulasi Penyusutan, bagian dari perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke
penyusutan sejak aktiva diperoleh.
2) Aktiva lain-lain, adalah aktiva yang tidsak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva lancer,
aktiva jangka panjang, aktiva beruwjud, dan aktiva tak berwujud.
C. Utang
Pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang, disebabkan oleh
kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan
mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa yang akan datang.
Utang ini merupakan akibat dari transaksi-transaksi yang sudah terjadi.
D. Simpanan Berjangka
Simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank bersangkutan.
E. Pinjaman yang Diterima
Dana yang diterima dari pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan
persyaratan perjanjian pinjaman.
F. Passiva lain-lain
Pos neraca bank disisi passive juga berfungsi sebagai tempat penampungan kewajiban-
kewajiban bank dengan ukuran tertentu dianggap tidak dapat dimasukkan ke dalam pos-pos
passive lainnya.
G. Modal Dasar
Seluruh nilai nominal saham perseroan yang disebut dalam anggaran dasar. Pada prinsipnya,
modal dasar merupakan jumlah total saham yang dapat diterbitkan perseroan.
H. Cadangan Umum
Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi
pajak, yang mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai
dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar tiap bank.

11
I. Laba Rugi
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjad, dan dari semua transaksi oleh badan usaha selama satu periode.
Untuk kenaikan yang terjadi akibat dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik tidak
termasuk laba. Sedangkan, rugi adalah jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima, dalam asuransi dapat pula diartikan sebagai
besarnya pembayaran yang harus diberikan oleh penanggung kepada tertanggung atas
terjadinya hal yang diasuransikan.
Bentuk Laporan Posisi Keuangan LPD

12
2.4 Model Laporan Laba Rugi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-
biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan
biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi
yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya. Laporan laba
rugi menunjukkan kemajuan atau kemunduran keuangan suatu perusahaan atau LPD. Adapun
elemen-elemen laporan laba rugi, yaitu:
A. Pendapatan
Aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang selama suatu
periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan
utama lainnya oleh suatu badan usaha. Misalnya pendapatan operasional yang terdiri dari hasil
bunga dari bank lain atau pihak ketiga bukan bank, dan lainnya.

13
B. Biaya
Aliran keluar atau pemakaian aktiva atau timbulnya utang selama suatu periode yang berasal
dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan utama lainnya oleh
suatu badan usaha. Misalnya biaya operasional yang terdiri dari biaya bunga kepada bank
lainnya, pihak ketiga, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, dan
sebagainya.
C. Laba Rugi
Laba (Gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Sedangkan, Rugi (Loss) adalah penurunan
modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu
badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha
selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada pemilik.

14
Bentuk Laporan Laba Rugi LPD

15
16
2.5 Laporan Arus Kas LPD
Arus kas yaitu arus masuk dan arus keluar kas (cash equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Tujuan utama laporan arus kas
adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan itu, aliran kas diklasifikasikan dalam
tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan
investasi, pembelanjaan (financing), dan kegiatan usaha. Dalam sebuah Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) laporan arus kas tidak diwajibkan ada. Dalam kesempatan ini penulis membuatkan model
berdasar pengalaman audit LPD

17
2.6 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca,
laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan beberapa hal,
diantaranya:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar.

2.7 Bagan Akun pada Laporan Keuangan LPD


Chart of account atau bagan akun adalah satu daftar rangkaian akun-akun yang sudah
dibuat atau disusun secara sistematis dan teratur dengan menggunakan simbolsimbol huruf, angka,
atau panduan antara keduanya yang bermanfaat untuk membantu pemrosesan data, baik secara
manual maupun melalui sistem komputer, agar lebih mudah diproses, dikontrol, dan dilaporkan.
Chart of Account mengandung informasi mengenai suatu account. Informasi tersebut terangkum
dalam chart of account segments. Adapun nama-nama akun pada Lembaga Perkreditan Desa
adalah sebagai berikut:
Kode Akun yang Secara Umum ditetapkan pada LPD
Kode Akun Nama Akun
1.1 Kas
1.01.01 Kas di Tangan
1.01.01 Bank Giro
1.01.01 Bank Tabungan
1.01.01 Deposito
1.01.02 Pinjaman yang Diberikan
1.01.03 Surat-sura Berharga
1.01.04 Cadangan Pinjaman Ragu-ragu
1.02.01 Aktiva Tetap
1.02.02 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
1.02.00 Rupa-rupa Aktiva

18
2.2 Passiva
2.01.01 Tabungan Sipadat
2.01.02 Tabungan Sukarela
2.01.03 Simpanan Berjangka
2.01.05 Pinjaan Luar
2.01.06 Hutang Biaya
2.01.07 Titipan
3.3 Modal
3.01.01 Modal Disetor
3.01.02 Modal Donasi
3.02.01 Cadangan Umum / Modal
3.02.02 Cadangan Tujuan / Khusus
3.03.01 Laba Tahun Lalu
3.03.02 Rugi Tahun Lalu
4.4 Pendapatan
4.01.01 Pendapatan Bungan Pinjaman
4.01.02 Pendapatan Bunga Lainnya
4.02.00 Pendapatan Administrasi
4.03.00 Pendapatan Lain-lain
5.5 Biaya
5.01.01 Biaya Bunga Tabungan
5.01.02 Biaya Bunga Simpanan Berjangka
5.01.03 Biaya Bunga Lainnya
5.02.00 Biaya Bunga (Kepada Bank)
5.03.00 Biaya Tenaga Kerja
5.04.00 Biaya Kantor
5.05.00 Biaya Perjalanan / Transportasi
5.06.00 Biaya Penyusutan
5.07.00 Biaya Pemasaran/Promosi
5.08.00 Biaya Pinjaman Ragu-ragu
5.09.00 Biaya Jasa dan Umum
5.10.00 Biaya Lain-lain

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
LPD merupakan lembaga yang mengelola fungsi keuangan di suatu Desa Pakraman untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Kebijakan akuntansi LPD, kesepakatan
bersama, dan standar yang berlaku menjadi dasar penyusunan laporan keuangan LPD. Kebijakan
akuntansi LPD diantaranya: dasar penyusunan laporan keuangan, pengakuan pendapatan dan
beban, piutang usaha, beban ditangguhkan, aktiva tetap, akuntansi utang usaha, dan penyampaian
laporan keuangan LPD kepada pihak masyarakat setempat, bendesa, adat, dan sebagainya. Dasar
pengakuan yang umumnya digunakan ialah cash basis yang dimodifikasi sesuai kebutuhan LPD,
dengan tetap memperhatikan standar berlaku. Adapun jenis-jenis laporan LPD yakni, laporan
bulanan meliputi laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman, neraca percobaan, laporan neraca,
dan laba rugi, laporan tiga bulanan meliputi laporan penilaian Kesehatan LPD dan laporan
penilaian tingkat risiko LPD, dan laporan tahunan meliputi laporan rencana kerja dan anggaran
pendpatan belanja, laporan pertanggungjawaban akhir tahun, dan laporan hasil
pertanggungjawaban audit pengawasan internal.
Model laporan posisi keuangan LPD menunjukkan sisa akhir dari suatu keuangan LPD
pada akhir tahun fiskal. Bagian-bagian laporan posisi keuangan terdiri dari: 1) aktiva lancar
meliputi kas, aktiva bank, dan aktiva tetap, dan pinjaman, 2) aktiva tetap meliputi inventaris dan
aktiva lain-lain, 3) utang, 4) simpanan berjangka, 5) pinjaman yang diterima, 6) passive lain-lain,
7) modal dasar, 8) cadangan umum, dan 9) laba rugi. Model laporan laba rugi LPD menunjukkan
selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dalam suatu periode tertentu. Ketika
pendapatan lebih besar maka LPD akan mengalami keuntungan, sedangkan jika biaya yang lebih
besar maka LPD akan mengalami kerugian. Elemen-elemen laporan laba rugi terdiri dari: 1)
pendapatan yakni pemasukan atau kenaikan aktiva, 2) biaya yakni pengeluaran atau pemakaian
aktiva, dan 3) laba atau rugi.
Laporan arus kas masuk dan keluar LPD memiliki tujuan menyajikan informasi yang
relevan atas penerimaan dan pengeluaran kas lembaga sealam suatu periode tertentu. Aliran kas
LPD dibedakan menjadi tiga yaitu penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan investasi,
pembelanjaan, dan kegiatan usaha. Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi detail
mengenai dasar penyusunan dan kebijakan yang digunakan, informasi yang tidak disajikan dalam

20
tiap laporan keuangan, dan informasi yang tidak disajikan tetapi diperlukan dalam rangka
penyajian secara wajar. Daftar akun dalam LPD sudah disusun secara sistematis dan teratur untuk
emmudahkan dalam pemrosesan data, baik secara manual ataupun melalui sistem. Hal ini
ditujukan untuk memudahkan dalam proses kontrol dan proses pelaporan. Chart of Account
mengandung informasi mengenai suatu akun seperti kode dan keterangannya.

3.2 Saran
Kinerja suatu LPD dalam dilihat dari kondisi keuangan LPD melalui laporan-laporan yang
disajikan. Diharapkan semua LPD yang ada di Indonesia, khususnya bali dapat menerapkan
standar yang berlaku dalam pembuatan laporan keuangan LPD. Setiap jumlah yang dicatat dan
dilaporkan hendaklah sesuai dengan keadaan nyata, tanpa melibatkan kecurangan atau
kepentingan pribadi atau golongan, mengingat LPD ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
ekonomi suatu desan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa pakraman tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sukandia, I Nyoman (2012) Kedudukan Hukum dan Fungsi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
sebagai Lembaga Perekonomian Komunitas dalam Masyarakat Hukum Adat di
Bali. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Pemerintah Indonesia. (2017). Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017
tentang Lembaga Perkreditan Desa.

Prianthara, Teddy. 2019. Sistem Akuntansi LPD. Denpasar: ESBE (CV. Setia Bakti)

22

Anda mungkin juga menyukai