Anda di halaman 1dari 6

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

“Standar Akuntansi ETAP bagian 1”


Dosen Pengempu : I Dewa Nyoman Wiratmaja, S.E.,M.M.,AK.

Oleh :
KELOMPOK 11

Ni Made Sintia Utari (1807531041 / 03)


Ni Wayan Puspita Devi (1807531143 / 26)
Ni Putu Indah Febriani (1807531153 / 28)

Kelas EKA 329 (B4)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2020/2021
PEMBAHASAN

1. Definisi Standar Akuntansi ETAP


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia untuk perusahaan kecil dan menengah. SAK
ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Standar ETAP ini cukup sederhana dan pasti tidak akan
menyulitkan bagi penggunanya.
SAK ETAP merupakan Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan; dan (2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang
lebih sederhana antara lain:
a. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
b. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
c. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
d. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

Karakteristik SAK-ETAP :
a. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum
b. Menggunakan historical cost
c. Hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP
d. Lebih sederhana
e. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan

Apabila SAK ETAP ini telah berlaku efektif, maka lembaga keuangan seperti LPD
tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku.
Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk 2 perusahaan
dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.
2. Manfaat SAK ETAP
SAK ETAP dimaksudkan semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak upaya yang
harus dilakukan salah satunya ialah meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menengah dapat
menyusun laporan keuangannya sendiri juga diaudit dan mendapatkan opini dari auditor,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
dalam pengembangan usahanya.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
a) Lebih mudah mengimplementasikan dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
b) Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan
c) Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi
di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
d) SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak dalam
PSAK-IFRS

Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun terdapat beberapa
hal yang diadopsi atau dimodifikasi dari IFRS/IAS

3. BAB 1 Ruang Lingkup SAK ETAP


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. LPD dan BPR
merupakan lembaga perbankkan yang menerapkan SAK ETAP ini. Entitas tanpa
akuntabilitas publik mrupakan entitas yang memenuhi dua kriteria berikut yaitu :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika memenuhi dua
kriteria berikut yaitu :
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.

LPD tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan karena tidak memenuhi


kriteria tersebut. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017
tentang Lembaga Perkreditan Desa Pasal 9, modal LPD terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap. Modal inti bersumber dari modal disetor, modal donasi, modal
cadangan, dan laba/rugi tahun berjalan. Modal pelengkap bersumber dari cadangan
pinjaman ragu-ragu (CPRR), dan akumulasi penyusutan aktiva tetap. Selain itu
aktivitas LPD dalam kegiatan operasionalnya bersumber dari dana masyarakat atau
biasa dikenal dengan dana pihak ketiga berupa tabungan dan deposito (Yudiarta,
2018).

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial


statement) bagi pengguna eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Dalam LPD prajuru
LPD wajib menyampaikan laporan kegiatan, perkembangan keuangan dan kinerja
LPD kepada Bendesa dan LPLPD setiap satu bulan, tiga bulan dan tahunan. Prajuru
LPD wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Tahunan paling lambat 3
bulan setelah Tahun Buku LPD berakhir dalam Paruman Desa.

3. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Salah satu contohnya adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah
diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari. Entitas
yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan
eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut
dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan
mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.
Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit
di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.

Terdapat perbedaan antara SAK ETAP dengan SAK ETAP pada lembaga
perbankan yaitu terletak pada pos-pos yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan jenis kegiatan
dimana SAK ETAP pada lembaga perbankan ditujukan bagi lembaga keuangan
sejenis BPR yang bergerak dalam bidang perkreditan untuk menyusun laporan
keuangan sedangkan SAK ETAP ditujukan bagi semua entitas baik yang bergerak
dalam bidang jasa maupun manufaktur yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan. Perbedaan pos-pos tersebut data dilihat pada tabel.

SAK ETAP pada bidang


Elemen SAK ETAP
perkreditan
Neraca 1. Kas dan setara kas 1. Kas
2. Piutang usaha dan piutang 2. Kas dalam valuta asing
lainnya 3. Sertifikat Bank Indonesia
3. Persediaan 4. Pendapatan bunga yang akan
4. Properti investasi diterima
5. Aset tetap 5. Penempatan pada bank lain (giro,
6. Aset tidak berwujud tabungan, deposito dan sertifikat
7. Utang usaha dan utang deposito)
lainnya 6. Kredit
8. Aset dan kewajiban pajak 7. Agunan yang diambil alih
9. Kewajiban diestimasi 8. Aset tetap dan inventaris
10. Ekuitas 9. Aset tidak berwujud
10. Aset lain-lain
11. Kewajiban segera
12. Utang bunga
13. Utang pajak
14. Simpanan
15. Simpanan dari bank lain
16. Pinjaman diterima
17. Dana setoran modal-kewajiban
18. Kewajiban imbalan kerja
19. Pinjaman subordinasi
20. Modalpinjaman
21. Kewajiban lain-lain
22. Modal
23. Dana setoran modal-ekuitas
24. Laba/Rugi yang belum direalisasi
25. Surplus revaluasi aset tetap
26. Saldo laba
Laporan 1. Pendapatan 1. Pendapatan operasional
Laba/Rugi 2. Beban keuangan 2. Beban operasional
3. Bagian laba atau rugi dari 3. Pendapatan non -operasional
investasi yang 4. Beban non-operasional
menggunakanmetode ekuitas 5. Beban pajak penghasilan.
4. Beban pajak
5. Laba atau rugi neto

4. Penerapan SAK ETAP


Akuntansi yang tepat di perusahaan sangat penting untuk penyajian laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan untuk menyiapkan laporan keuangan
suatu perusahaan. Akuntansi perusahaan adalah cara entitas menyiapkan laporan keuangan
yang berhubungan dengan standar akuntansi keuangannya, yaitu SAK ETAP. Dengan
perjanjian ini, akan lebih mudah bagi perusahaan untuk mempersiapkan dan menyajikan
laporan keuangannya sehingga metode persiapan perusahaan dapat diterapkan. Jika SAK
ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya sehingga entitas
harus menetapkan SAK ETAP. Namun jika dampak tidak material maka entitas tidak
perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP.
Dalam transaksi atau peristiwa tidak diatur spesifik pada SAK ETAP, maka manajemen
dengan menggunakan judgement mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi antara lain :
 Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi
 Andal dalam laporan keuangan menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan juga arus kas dari suatu entitas
 Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya serta
tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya
 Netral yaitu bebas dari bias
 Mencerminkan kehati-hatian
 Bersifat lengkap dalam semua hal yang material

Anda mungkin juga menyukai