Jurnal Fitri Wahyuni
Jurnal Fitri Wahyuni
NIP : 199408112023212006
Jabatan : Terampil Bidan
Instansi : RSUD Pondok Aren
Rangkuman
AGENDA 1
1. Pancasila
2. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Nilai dasar
Bela Negara meliputi :
1. Cinta tanah air;
2. Sadar berbangsa dan bernegara;
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Kemampuan awal Bela Negara.
Hal penting pada pengembangan kesadaran bela Negara berikutnya adalah
kesetiaan pada Pancasila sebagai ideologi Negara, sebagai dasar Negara yang
mempersatukan bangsa yang majemuk dengan kebhinekaanya. Pancasila telah terbukti
mampu menjaga integrasi dan integritas bangsa. Sebagai ideologi, Pancasila telah
menjadi.
3. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
A. Umum
Bentuk Negara kesatuan yang disepakati oleh para pendiri bangsa dan
kemudian ditetapkan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
juga memiliki makna pentingnya kesatuan dalam sistem penyelenggaraan Negara.
Perspektif sejarah Negara Indonesia mengantrakan pada pemahaman betapa
pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa yang didasarkan pada prinsip- prinsip
persatuan dan kesatuan bangsa dan nasionalisme. Kebijakan publik dalam format
keputusan dan/atau tindakan administrasi pemerintahan (SANKRI) memiliki
landasan idiil yaitu Pancasila landasan konstitusionil , UUD 1945 sebagai sistem
yang mewadahi peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun
2014 tentang aparatur Sipil Negara.
Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia,
merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil
dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi Indonesia
dalam percaturan global belum memuaskan. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran
PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar;
b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e)
profesionalitas jabatan. PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan
(inovasi). Isu-isu strategis kontemporer meliputi :
a. Korupsi
b. Narkoba
c. Terorisme dan Radikalisme
d. Money Loundry
e. Proxy War
f. Kejahatan Mass Communication
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara,
demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character
building. Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan
bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta
tanah air,kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara,
kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara. Salah satu nilai-nilai dasar bela negara
adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara
fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu
dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan
cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung
nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat. Dengan demikian, maka untuk bisa
melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita harus memiliki
kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memiliki etika,
etiket, moral dan nilai kearifan lokalsesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena
itu dalam Bab III ini sebagai wujud bahwa kita,memiliki kemampuan awal bela negara,
maka kita akan membahas tentang Kesehatan Jasmani dan Mental; Kesiapsiagaan
Jasmani dan Mental; Etika, Etiket dan Moral; serta Kearifan Lokal.
AGENDA II
A. Berorentasi Pelayanan
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu
layanan yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini( doing
something better and better).” Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini
diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi
tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
B. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Amanah
seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut
adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi
landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam
memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich (2011). Akuntabilitas dan Integritas
Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh
oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi,ntegritas, Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun
lingkungan kerja ASN yang akuntabel.
C. Kompeten
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar
(organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan
kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat. Berkinerja yang
BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
4. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer
Membantu kerja terbaik:
D. Harmonis
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja
dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih
luas. Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut
bersama kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan
bermasyarakat. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara
disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang
dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan
kesadaran persatuan berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-
lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena itu,
dengan diterapkannya kode etik
E. Loyal
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan
perundang undangangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN. Loyal merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
F. Adaptif
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat
diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan
publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain
sebagai berikut:
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
2. Mendorong jiwa kewirausahaan;
3. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu
di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan
adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai
tujuan baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Budaya organisasi merupakan
faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya
tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi
perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja.
G. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi
saat ini. Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta
mobilitas dan fleksibilitas.
AGENDA III
A. Smart ASN
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak
digital setiap warga negara. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5
langkah yang harus dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
c. Percepatan integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi,
dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi
persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital.
Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area
kompetensi yaitu:
1. kecakapan digital,
2. budaya digital,
3. etika digital
4. keamanan digital.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah
bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara
otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan,
sebagai warga Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan
kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada
nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa,
bernegara dan berbudaya di Indonesia.
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital
meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak
harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak
atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau
kesehatan atau moral publik.
Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna.
Kesejahteraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan
teknologi dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang
bertanggungjawab untuk menciptakan kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap
individu. Terdapat empat aspek kesejahteraan individu yang digambarkan dalam piramida
dan delapan prinsip praktik digital yang baik yang digambarkan pada lingkaran (Jisc, n.d).
B. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Pegawai ASN
berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi
Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa
Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administratif. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik,bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai
system pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana
semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan
dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana
kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Keterkaitan antar agenda yaitu untuk mewujudkan ASN dan masyarakat memiliki
pemahaman yang sama mengenai wawasan kebangsaan maka sinergi di antara keduanya akan
semakin erat. ASN sebagai salah satu penyelenggara pemerintah, memiliki tugas untuk
melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan publik dan mempererat persatuan dan
kesatuan bangsa di dalam masyarakat, serta juga mensosialisasikan pentingnya toleransi di
antara keberagaman masyarakat Indonesia, untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme serta mengembangkan kompetensi dalam
bidangnya. Kompetensi tersebut diukur berdasarkan kemampuan dalam menunjukkan sikap
perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran ASN untuk mendukung terwujudnya
smart governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan menunjukkan
penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Untuk
mendapatkan tugas tersebut dengan baik ASN perlu dibekali dengan pengetahuan terkait
wawasan kebangsaan, analisis isu kontemporer dan kesiapsiagaan bela negara. Dalam
menjalankan tugas ASN harus menjaga nama baik sesama ASN , nama baik pimpinan, nama
baik instansi, dan harus menjaga nama baik negara. Oleh karena itu, setiap ASN harus didasari
dengan nilai-nilai dasar ASN (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI agar terwujudnya tata Kelola
pemerintahan yang lebih baik dan berkembang.