Jawab :
Keliat (2011) dalam Athiqah Nur Alami et al 2017 berpendapat ketahanan energi
terbagi menjadi dua paradigma yakni “energy as strategic commodity” dan “energy as
commercial commodity”. Kedua paradigma ini berbeda dalam penempatan argumennya
dimana berhubungan erat dengan arah pada berbagai rekomendasi kebijakan energi di negara
tertentu. Energy as strategic commodity atau paradigma energi sebagai komoditas strategis
berarti ketahanan energi harus diperoleh melalui upaya swadaya dengan mengamankan
produksi untuk kebutuhan dalam negeri. Hal ini terjadi karena seiring berjalannya waktu,
sumber daya minyak akan berpotensi mengalami kelangkaan dan berujung pada permintaan
yang tinggi, sehingga negara perlu mengamankan akses mereka ke area tertentu dengan
kemampuan produksi yang lebih besar (Dannreuther2013). Di sisi lain, energy as commercial
commodity atau paradigma energi sebagai komoditas pasar berfokus pada peran pasar sebagai
bagian dari liberalisasi dalam politik internasional. Pasar liberal berfungsi memfasilitasi
negara-negara penghasil dan konsumsen dalam sebuah forum yang dapat dikelola di mana
kedua belah pihak dapat berkomunikasi melalui transaksi ekonomi selain dengan cara
kerjasama antar negara.