Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah suatu kegiatan mengelola
termasuk menyimpan, menggunakan dan atau membuang bahan yang karena sifat
1. Pengertian atau konsentrasinya dan ayau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun (B3) berupa proses penyimpanan, penggunaan, penanganan, dan
2. Tujuan
pembuangan limbah B3 untuk mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan
yang akan muncul sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Nelle
Nomor
Tentang Kebijakan Penunjang Pelayanan Klinis
1. Permenkes RI Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Refernsi
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Petugas menyimpan bahan berbahaya dan beracun (B3) pada tempat khusus
yang aman
2. Petugas melakukan pemisahan dan pengelompokan penempatan B3 untuk
menghindari reaktivitas
3. Petugas memberi symbol / label B3 pada tempat penyimpanan
5. Prosedur/ 4. Petugas menyiapkan kartu stok penggunaan bahan berbahaya dan beracun
Langkah- 5. Petugas menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan dan
langkah lain – lain pada saat menggunakan B3
6. Petugas pengguna B3 membersihkan, mengamankan alat – alat kerja,
lingkungan kerja dan wadah sisa B3 jika telah selesai
7. Petugas membuang limbah B3 ditempat yang sudah ditentukan
8. Petugas melepas alat pelindung diri setelah melakukan pengelolaan dan
mencuci tangan
6. Diagram Alir
1. Rawat Inap
7. Unit Terkait 2. Laboratorium
3. Ruang Tindakan
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya
SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP tersebut, contoh untuk
SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala
Puskesmas No ........ ... tentang Pelayanan Imunisasi.
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka,
e) Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan prose kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaiama diuraikan di atas, dapat ditambahkan antala lain:
bagan alir, dokumen terkait,
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk memudahkan
dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar
dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
h) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya dengan SOP
tersebut
i) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi SOP
(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol. Bentuk
balok :
(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari
tiap tahapan diagram makro, bentuk simbul sebagai berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
o Keputusan : Ya
?
Tidak
o Penghubung :
o Dokumen : Arsip :