PENDAHULUAN
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehinggkan dibutuhkan zat
pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang
terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan
cairan non polar. Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana
lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang
berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh emulsi yang lain adalah pembuatan
es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin.
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem
emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah
juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan
emulsi selain itu juga dapat diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya
emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya
sebagai penstabil emulsi.
TINJAUAN PUSTAKA
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 )
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. (FI III. Halaman 9 )
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak, cairan yang satu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan yang lain ( sistem dispersi, formulasi
suspensi dan emulsi Halaman 56 )
1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak
menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila
diformulasikan menjadi emulsi.
2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut
diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
b. Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase terdispersinya maupun
pendispersinnya berupa fase cairan yang tidak saling melarutkan karena
kedua fase bersifat polar dan non polar.Emulsi ini dapat digolongkan
c. Emulsi padat
Gel elastic dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang pekat
contoh gel ini adalah gelatin dan sabun.Sedangkan gel non-elastis dapat
dibuat secara kimia sebagai contoh gel silica yang terbentuk karena
penambahan HCl pekat dalam larutan natrium silikat sehingga molekul –
molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk
gel.
Gaya tarik – menarik yang dikenal gaya Van der walss. Gaya
ini menyebabkan partikel – partikel koloid membentuk
gumpalan lalu mengendap
Gaya tolak – menolak yang terjadi karena adanya lapisan ganda
elektrik yang muatannya sama saling bertumpukan.
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi.
Terdiri atas :
Fase dispers / fase internal / fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat
cair lain.
Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.
2. Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris,
preservative (pengawet), anti oksidan. Preservative yang digunakan antara
lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas dan lain – lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat, L.tocopherol, asam
sitrat, propil gallat , asam galla
1) Oral
Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak
enak dapat tertutupi, minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam
tetesan-tetesan kecil lebih mudah dicerna.
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya
sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang
penggunaannya di kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal.
3) Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir.Contoh : Vit. A diserap cepat melalui jaringan, bila diinjeksi
dalam bentuk emulsi.
(Syamsuni, 2006)
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari
campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur.
1. Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi tipe o/w
2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung
banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang
dikehendaki.
Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan
air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem
dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa
berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan,
maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi
emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam
waktu yang sangat singkat .
a) Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya
ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan
mengendap.
b) Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda
elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid.
Ada beberpa faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yaitu sebagai berikut :
Metode ini cocok untuk emulsi yang dibuat dengan mucilago atau gom
yang tidak larut sebagai emulgator. Metode ini penting digunakan meski lebih
lembab dan tidak sebaik metode kontinental. Penting juga digunakan jika
emulgator yang tersedia hanya dalam bentuk air atau harus dilarutkan lebih
dahulu sebelum digunakan.
Caranya : Gom dibuat dengan jumlah kecil lalu sejumlah kecil minyak
di tambahkan dengan pengadukan teratur. Setelah emulsi sangat visko,
ditambahkan lagi dengan pengadukan teratur sampai semua minyak
tercampur. Setelah semua minyak ditambahkan, campuran dicukupkan
volumenya dengan air.
Metode ini cocok untuk emulsi yang dibuat dari emulgator gom kering.
Caranya : Gom kering (dengan jumlah setara dari 1 – 4 dari jumlah minyak),
dideskripsikan sekaligus dengan pengadukan teratur sampai semua minyak
tercampur dengan volume air ½ X jumlah minyak. Ditambahkan sekaligus
3. Metode Botol
4. Metode Botol
Metode ini digunakan jika emulsi yang dibuat terdiri dari dua jenis
emulgator (ada yang larut air dan ada yang larut minyak.
(Prescription : 221)
1. Cetil alcohol 15 -
2. Stearil alcohol 14 -
3. Asam stearate e 15 -
4. Lanolin anhidrat 10 8
5. Minyak mineral, ringan dan 12 -
berat 10 5
6. Minyak biji kapas 12 5
7. Pertolatum 12 4
8. Malam tawanLilin parafin 11 4
1. DIALISIS
2. ELEKTODIALISIS
3. PENYARING ULTRA
2.8 EMULGATOR
Dalam bidang industri salah satu sistem emulsi yang digunakan adalah
industri saus salad yang terbuat dari larutan asam cuka dan minyak. Dimana
asam cuka bersifat hidrofilik dan minyak yang bersifat hidrofobik, dengan
mengocok minyak dan cuka. Pada awalnya akan mengandung butiran minyak
yang terdispersi dalam larutan asam cuka setelah pengocokan dihentikan,
maka butiran-butiran akan bergabung kembali membentuk partikel yang lebih
besar sehingga asam cuka dan minyak akan terpisah lagi. Agar saus salad ini
kembali stabil maka dapat ditambahkan emulagator misalnya kuning telur
yang mengandung lesitin. Sistem koloid ini dikenal sebagai mayonnaise.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anief, 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah Mada
University press, Jogjakarta.
Lachman, Leon dkk, 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta
: UI-Press