Anda di halaman 1dari 20

DESAIN BIMTEK PROFESIONAL 1 (PENDALAMAN MATERI SUBSTANTIF PAI) PADA SD, SMP, SMA, DAN

SMK PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU PAI (PPKB-GPAI) DIREKTORAT


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI 2021
DESAIN BIMTEK PROFESIONAL 1 (PENDALAMAN MATERI SUBSTANTIF PAI) PADA SD, SMP, SMA, DAN
SMK PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU PAI (PPKB-GPAI) Hak Cipta
dilindungi Undang-Undang All Rights Reserved Pengarah: Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP.,
M.T Penanggung jawab: Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd Tim Penulis: H. Mustahdi, M.Ag |
mustahdi2010@gmail.com Dr. Asep Nursobah Diterbitkan oleh: Kementerian Agama Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat i SAMBUTAN Prof.
Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., MT Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
Pendidikan memiliki peran penting bagi penyiapan generasi bangsa. Sebagai ujung tombak transformasi
nilai dan pengetahuan, guru mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan yang sangat penting dalam
mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam hal ini,
peningkatan profesionalitas guru termasuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) menjadi sebuah
keharusan. Profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. GPAI seharusnya
juga mampu menjadikan pendidikan agama sebagai instrumen transformasi sosial. Tanggung jawab
GPAI tidak hanya berhenti dalam aspek kognitif akan tetapi lebih jauh dari itu, yaitu membentuk
karakter peserta didik. Karena itu GPAI tidak boleh berhenti belajar dan mencukupkan pengetahuan
yang dimiliki. Sebaliknya GPAI harus terus memperkuat dan meningkatkan kompetensi serta kualitasnya.
GPAI juga dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan mengajarnya, hal ini agar pembelajaran yang
ia bawakan dapat sesuai dengan perkembangan peserta didik, baik secara psikologis, teknologis,
maupun sosiologis. Untuk itu, diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru
secara terprogram dan berkelanjutan. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus
berkomitmen meningkatkan kualitas GPAI. Hal ini diperlukan agar Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak
mengalami stagnasi baik dari sisi kualitas guru, kurikulum, ataupun metode pembelajaran. Sebaliknya
penyelenggaraan PAI perlu terus disempurnakan dengan metode dan pengetahuan terbaru. Komitmen
ini diwujudkan dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama
Islam (PPKB-GPAI). PPKB-GPAI merupakan salah satu program yang dirancang untuk mewujudkan
terbentuknya GPAI yang profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai ujung tombak keberhasilan
pembelajaran. PPKB-GPAI merupakan inisiasi yang baik untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas
GPAI di sekolah. Melalui PPKB-GPAI ini diharapkan menjadi sarana bagi terwujudnya GPAI yang
kompeten dan profesional. ii Kami mengapresiasi terbitnya modul Bimtek PPKB-GPAI ini. Semoga buku
ini dapat digunakan dengan baik sebagai panduan dalam rangkaian bimtek PPKB-GPAI dan pada
akhirnya secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Jakarta,
September 2021 iii KATA PENGANTAR Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd Plt. Direktur Pendidikan
Agama Islam Kementerian Agama RI Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK)
memiliki peran penting bagi penumbuhan perilaku beragama di tengah kehidupan berbangsa dan
bernegara yang majemuk. Oleh karena itu, Ikhtiar untuk meningkatkan kualitas Guru Pendidikan Agama
Islam (GPAI) di sekolah terus dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama. Hal ini diwujudkan dengan berbagai inovasi agar
penyelenggaraan PAI di sekolah mengalami kemajuan secara berkelanjutan sesuai dengan tantangan
dan perkembangan dunia pendidikan. Salah satunya adalah melalui Progarm Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PPKBGPAI). PPKB-GPAI diproyeksikan sebagai
bentuk peningkatan kualitas penyelenggaraan PAI, utamanya dari sisi kompetensi dan profesionalitas
GPAI. Program yang dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam ini merupakan wujud
penguatan layanan standar kompetensi GPAI agar kualitas, kompetensi, dan karir mereka semakin
meningkat. Secara umum tujuan PPKB-GPAI adalah untuk meningkatkan kualitas layanan PAI di sekolah
dalam rangka peningkatan mutu PAI. Program ini difokuskan untuk pengembangan keprofesian GPAI
yang mencakup 6 (enam) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi spiritual, dan kompetensi leadership. Proses dan
kegiatan dalam program ini dirancang untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
profesional GPAI di sekolah yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan dalam rangka
peningkatan kinerja dan pemenuhan kompetensi profesional GPAI di sekolah. Dalam implementasinya,
PPKB-GPAI membutuhkan desain bimtek yang sesuai dengan standar kompetensi dan profesionalitas.
Untuk itu diperlukan suatu modul bimtek yang dapat memandu proses bimtek PPKB-GPAI, sekaligus
mengatur pelaksanaan bimtek secara tertib dan tersistem. Atas dasar itu, Direktorat Pendidikan Agama
Islam menerbitkan buku Modul Bimtek PPKB-GPAI. Buku modul kali ini merupakan penyempurnaan
(revisi) dari modul yang sebelumnya telah dipakai pada tahun 2018. Pada modul kali ini dijabarkan
tentang integrasi moderasi beragama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah sebagai
salah satu isu sentral yang diarusutamakan oleh Kementerian Agama. iv Selayaknya sebuah modul, buku
ini berisi dua bagian yaitu bagian desain bimtek dan bagian materi bimtek. Modul ini merupakan
pegangan bagi pelatih dan peserta bimtek PPKB-GPAI. Dalam modul ini diuraikan secara terperinci
tentang metode, bahan, dan konten penyelenggaraan bimtek PPKB-GPAI bagi Pelatih Nasional (PN),
Pelatih Provinsi (PP), maupun Pelatih Daerah (PD) tingkat kabupaten/kota. Buku ini selain
mempermudah proses bimtek, juga diharapkan dapat menjadi standar kualitas penyelenggaraan bimtek
PPKB-GPAI, sehingga dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Atas terselesaikannya modul ini, kami
haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya modul ini. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan nantinya dapat meningkatkan mutu PAI. Amin. Jakarta,
September 2021 v DAFTAR ISI Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam.......................................................................... i Kata Pengantar Direktur
PAI ..........................................................................................................iii Daftar
Isi .................................................................................................................................................v Bagian 1
Petunjuk Penggunaan Desain Bimtek..........................................................................................1 Bagian 2
Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................................3
Bagian 3 Struktur
Program.................................................................................................................................4 Bagian 4
Pendekatan dan Alur Bimtek ..........................................................................................................5 Bagian
5 Deskripsi Setiap Sesi ..........................................................................................................................7 A.
Sesi 1 : Kebijakan Kementerian Agama ................................................................................7 B. Sesi 2 :
Moderasi Beragama .....................................................................................................8 C. Sesi 3 : Konsep
dan Ruang Lingkup Materi PAI .............................................................. 16 D. Sesi 4 : Pola Pikir dan
Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI .......................................... 22 E. Sesi 5 : Analisis SKL, Capaian
Pembelajaran, dan Kaitannya dengan Ruang Lingkup Materi
PAI..................................................................................................... 27 F. Sesi 6 : Identifikasi Kesulitan
Pembelajaran PAI.............................................................. 33 G. Sesi 7 : Pendalaman Materi Substantif
PAI....................................................................... 37 Bagian 6 Bahan dan Alat
Bimtek................................................................................................................... 42 1 BAGIAN 1 Petunjuk
Penggunaan Desain Bimtek Untuk mengoptimalkan penggunaan desain bimtek ini, disarankan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Tujuan dan Sasaran Desain bimtek. Tujuan desain bimtek ini
memberikan informasi tentang acuan dalam menyajikan materi “Pendalaman materi substantif PAI pada
SD, SMP, SMA, dan SMK” yang berkaitan dengan struktur program dan alokasi waktu, pendekatan dan
alur bimtek, informasi tentang tujuan, materi, metode, tagihan, kegiatan sesi dan alat/bahan bimtek dari
materi setiap sesi. Sasaran desain bimtek ini diperuntukkan bagi pihak penyelenggara Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pelatih Pendidikan Agama Islam (PPKB-GPAI) pada SD, SMP,
SMA, dan SMK mulai dari tingkat pusat sampai daerah. 2. Struktur Program Struktur program berisi
materi yang disajikan dalam bimtek materi “Pendalaman materi substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan
SMK” dan alokasi waktu setiap sesi. Materi tersebut adalah (1). Kebijakan Kementerian Agama; (2).
Moderasi Beragama; (3). Konsep dan ruang lingkup materi PAI; (4). Pola pikir dan karakteristik disiplin
keilmuan PAI; (5). Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan kaitannya dengan ruang lingkup materi PAI;
(6). Identifikasi kesulitan pembelajaran PAI; dan (7). Pendalaman materi substantif PAI pada SD, SMP,
SMA, dan SMK. 3. Pendekatan dan Alur Bimtek Desain bimtek ini menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis aktif learning, dimana desain bimtek ini menggunakan satu kerangka yang sangat
sederhana, yaitu disebut ICARE. Pola ICARE mencakup lima elemen kunci suatu pengalaman belajar yang
baik, yang dapat diterapkan dalam suatu bimtek. Pola ICARE singkatan dari Introduction, Connection,
Application, Reflection, dan Extension akan dijelaskan secara luas pada uraian berikutnya. 4. Deskripsi
Setiap Sesi Penjabaran setiap sesi bidang bimtek materi “Pendalaman materi substantif PAI pada SD,
SMP, SMA, dan SMK” meliputi tujuan, materi, metode (disesuaikan), tagihan, dan kegiatan sesi. 2 5.
Bahan dan Alat Bimtek Dalam pelaksanaan bimtek membutuhkan bahan dan alat untuk dijadikan
penunjang kegiatan bimtek. Alat peraga digunakan untuk mempemudah pelatih bimtek untuk
menyampaikan materi bimtek. 3 BAGIAN 2 Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan desain bimtek ini
disusun agar dapat digunakan bagi pihak-pihak penyelenggara kegiatan bimtek PPKB-GPAI pada SD,
SMP, SMA, dan SMK sebagai acuan untuk. a. Menyajikan materi setiap sesi dalam bidang Moderasi
Beragama, dan pendalaman materi substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. b. Memberikan
informasi terkait struktur program dan alokasi waktu yang disediakan. c. Memberikan gambaran yang
komprehensif tentang pendekatan dan alur bimtek yang digunakan dalam menyajikan materi bimtek. d.
Mendapatkan informasi tentang tujuan, materi, metode, tagihan, kegiatan sesi dan alat/bahan bimtek
dari materi setiap sesi bidang perencanaan pembelajaran. 2. Sasaran Desain bimtek ini diperuntukkan
bagi pihak penyelenggara PPKB-GPAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK mulai dari tingkat pusat sampai
daerah yang meliputi: a. Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
Kementerian Agama RI. b. Bidang PAI/PAKIS/PENDIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. c.
Bidang PAI/PAKIS/PENDIS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. d. Kelompok Kerja Pengawas PAI
(Pokjawas PAI) dan learning community di lingkup KKG dan MGMP PAI. 4 BAGIAN 3 Struktur Program
Struktur program yang disajikan dalam bimtek Profesional 1 (Pendalaman Materi Substantif PAI pada
SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri dari: No. Materi Alokasi 1. Sesi 1: Kebijakan Kementerian Agama 2 2. Sesi
2. Moderasi Beragama 4 3. Sesi 3: Konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK 3
4. Sesi 4: Pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan PAI 4 5. Sesi 5: Analisis SKL, Capaian Pembelajaran
dan kaitannya dengan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK 2 6. Sesi 6: Identifikasi
kesulitan pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK 2 7. Sesi 7: Pendalaman materi substantif PAI
pada SD, SMP, SMA, dan SMK 15 Jumlah 32 5 BAGIAN 4 Pendekatan dan Alur Bimtek Desain bimtek ini
menggunakan pendekatan berbagai macam metode bimtek interaktif. Cara ini dilakukan tidak hanya
untuk memotivasi peserta dalam mengikuti bimtek, namun juga memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mengalami langsung berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh pelatih di
dalam kelas. Untuk menyusun bimtek di tiap sesi, desain bimtek ini menggunakan kerangka sederhana
yang disebut ICARE. Pola ICARE meliputi lima unsur kunci dari pengalaman pembelajaran yaitu
Introduction, Connection, Application, Reflection, dan Extension. Kerangka ICARE dijelaskan secara
terperinci di bawah ini. 1. Introduction (Pendahuluan) Pada tahap ini, pelatih menanamkan pemahaman
tentang isi dari sesi/kegiatan kepada para peserta. Bagian ini harus berisi deskripsi latar belakang, tujuan
yang akan dicapai pada sesi ini. Tahap Introduction (pendahuluan) harus singkat dan sederhana sehingga
tidak banyak menghabiskan waktu. Pada tahap ini juga pelatih harus berusaha untuk memfokuskan
perhatian dan membangkitkan minat peserta untuk mengikuti sesi ini dengan bersemangat. 2.
Connection (Pengaitan) Sebagian besar bimtek merupakan rangkaian proses kegiatan yang
berkesinambungan. Oleh karena itu, bimtek yang baik perlu dimulai dari apa yang sudah diketahui
peserta atau dimulai dari kemampuan awal peserta. Pada tahap ini, pelatih sebaiknya menghubungkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta. Untuk hal ini pelatih dapat
melakukan brainstorming yang sederhana. Sesudah itu, pelatih dapat melanjutkan dengan memberikan
presentasi atau penjelasan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa presentasi yang dilakukan pelatih
seharusnya tidak terlalu lama. 3. Application (Penerapan) Tahap ini adalah bagian yang paling penting
dalam proses bimtek. Setelah peserta memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap
Connection, mereka perlu diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan serta
kecakapan tersebut secara individual, berpasangan atau dalam kelompok. Bagian application harus
mendapatkan porsi waktu yang paling lama pada saat peserta bekerja pelatih melakukan mentoring. 6 4.
Reflection (Refleksi) Pada tahap ini peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah
mereka pelajari. Tugas pelatih adalah menilai sejauhmana keberhasilan bimtek. Kegiatan refleksi dapat
dilakukan secara individual, berpasangan ataupun kelompok. Pelatih dapat meminta peserta untuk
melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari secara lisan. Mereka juga dapat
melakukan kegiatan penulisan mandiri di mana peserta menulis sebuah ringkasan dari hasil bimtek.
Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis singkat di mana pelatih memberi pertanyaan berdasarkan isi
pelajaran/sesi. Poin penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa pelatih perlu menyediakan
kesempatan bagi para peserta untuk mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari. 5. Extension
(Pengayaan) Tahap Extension adalah tahap kegiatan di mana pelatih menyiapkan kegiatan yang dapat
dilakukan peserta setelah pelajaran/sesi berakhir, yang bertujuan untuk memperkuat dan memperluas
pemahaman peserta tentang materi bimtek. Kegiatan Extension dapat meliputi penyediaan bahan
bacaan tambahan, tugas penelitian atau latihan. 7 BAGIAN 5 Deskripsi Setiap Sesi Pada bagian 5 ini akan
dipaparkan masing-masing sesi bidang pendalaman materi substantif PAI yang meliputi: (1). Kebijakan
Kementerian Agama; (2). Moderasi Beragama (3). Konsep dan ruang lingkup materi PAI; (4). Pola pikir
dan karakteristik Disiplin keilmuan PAI; (5). Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan kaitannya dengan
ruang lingkup materi PAI; (6). Identifikasi kesulitan pembelajaran PAI; dan (7). Pendalaman materi
substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. A. Sesi 1: Kebijakan Kementerian Agama Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) guru adalah pengembangan kompetensi bagi guru
sesuai dengan kebutuhan dan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Tujuannya untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional guru dalam mengemban tugas sebagai
pendidikan. Arah Pendidikan Nasional ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia Indonesia
yang memiliki karakter yaitu: 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Masa Esa, 2) berakhlak
mulia, 3) sehat, 4) berilmu, 5) cakap, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) menjadi warga negara yang demokratis,
dan 9) bertanggungjawab. Dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut,
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD-TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK yang
selanjutnya di sebut PAI pada Sekolah, merupakan sub sistem dari Sistem Pendidikan Nasional
memberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. PAI pada sekolah merupakan program
pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi keyakinan tentang keesaan Allah Swt. sebagai
sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Nilai-nilai tersebut dapat
dimanifestasikan melalui akhlak yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter
bangsa Indonesia. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam
(PPKB-GPAI) pada sekolah merupakan suatu keharusan bagi guru sebagai tenaga pendidik profesional
sebagiamana diamanatkan perundang-undangan. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017, Peraturan Menteri Agama No. 38 tahun 2018 dalam rangka meningkatkan kompetensi dan
kinerja guru, Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020- 8 204. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tahun 2020-
2024. Keputusan Menteri Agama Nomor 529 Tahun 2021 Tentang Kelompok Kerja Penguatan Program
Moderasi Beragama Pada Kementerian Agama. B. Sesi 2: Moderasi Beragama 1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang harus dimiliki setelah mengikuti sesi moderasi beragama pada SD, SMP, SMA,
dan SMK adalah peserta dapat menggali nilia-nilai moderasi beragama dalam materi PAI sebagai
program unggulan untuk meningkatkan kualitas diri dan layanan Pendidikan Agama Islam di sekolah
dalam rangka meningkatkan mutu Guru Pendidikan Agama Islam. 2. Indikator Keberhasilan Indikator
keberhasilan materi moderasi beragama pada SD, SMP, SMA, dan SMK adalah meningkatkan
kompetensi guru PAI untuk: a. Memiliki komitmen terhadap prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Cinta Tanah Air, b. Memiliki sikap toleransi, yakni sikap
menghormati perbedaan, memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan
keyakinannya, dan menyampaikan pendapat, menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama, c.
Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik
secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan, d. Penerimaan dan ramah
terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan
pokok ajaran agama. 3. Materi a. Konseptual Moderasi Beragama b. Pengalaman Empirik Moderasi
Beragama c. Strategi Penguatan dan Implementasi Moderasi Beragama 4. Metode Ada banyak metode
yang bisa digunakan dalam menyampaikan sesi moderasi beragama pada Materi PAI di SD, SMP, SMA,
dan SMK, dibawah ini beberapa alternatif metode yang bisa digunakan, antara lain sebagai berikut. a.
Diskusi Peserta melakukan diskusi tentang informasi yang didapat dari beberapa 9 referensi terkait
moderasi beragama , antara lain buku yang diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI moderasi beragama Cet. Pertama-Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019 dan beberapa
pengalaman empiris terkait moderasi beragama pada SD, SMP, SMA, dan SMK di satuan pendidikan
masing-masing. Langkah-langkahnya: 1) Langkah persiapan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
persiapan diskusi diantaranya: a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun tujuan khusus. b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. c) Menetapkan masalah yang akan dibahas. d) Mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi. 2) Pelaksanaan diskusi Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah: a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi. b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi. c)
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. d) Memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. e)
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. 3) Menutup diskusi Akhir
dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut: a)
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi. b) Mereview
jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya. Metode ini digunakan agar suasana bimtek lebih aktif dan hidup karena semua peserta dan
pelatih ikut terlibat, memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan ide dalam
memecahkan masalah. 10 b. Brainstorming Curah pendapat dan gagasan secara spontan dari peserta
berkaitan dengan pemahaman, gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua
peserta tentang konsep moderasi beragama, pengalaman empirik moderasi beragama, strategi
penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI SD, SMP, SMA, dan SMK Langkah-
langkahnya: 1) Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini pelatih menjelaskan masalah yang
berkaitan dengan konseptual moderasi beragama, pengalaman empirik moderasi beragama, strategi
penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI di SD, SMP, SMA, dan SMK, kemudian
mengajak peserta agar aktif untuk memberikan tanggapannya. 2) Identifikasi. Peserta diajak
memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan peserta
ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Ketua kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan
hanya untuk meminta penjelasan. 3) Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan
disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain. 4) Verifikasi.
Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang
saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang
diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran
bisa dimintai argumentasinya. 5) Konklusi (Penyepakatan). Ketua kelompok beserta peserta lain
mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua
sepakat, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Metode brainstorming sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk
berpendapat, melatih daya kritis dan analisis peserta, mendorong peserta agar dapat menghargai
pendapat orang lain dan menstimulasi peserta agar dapat berpikir secara holistik. c. Scaffolded Reading
Peserta membaca teks berupa; konseptual moderasi beragama, pengalaman empirik moderasi
beragama, strategi penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI SD, SMP, SMA,
dan 11 SMK (yang sudah dipersiapkan untuk disampaikan/ dipresentasikan). Metode pembelajaran
membaca yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan membaca peserta melalui
penyusunan aktivitas membaca secara bertahap. Metode ini untuk memastikan bahwa peserta
mempunyai kemampuan dalam memahami dan menginterpretasi suatu pernyataan dalam bentuk teks
singkat. Langkah-langkahnya: Tahap Prabaca 1) Pemilihan Teks Pada tahap ini pelatih memilih teks yang
akan digunakan sebagai bahan bimtek yakni teks tentang konseptual moderasi beragama, pengalaman
empirik moderasi beragama, strategi penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI
SD, SMP, SMA, dan SMK. 2) Orientasi Teks Pada tahap ini, pelatih memberikan penjelasan umum
tentang isi teks, misalnya sumbernya alasan mengapa teks tersebut yang dipilih. Kegiatan orientasi teks
dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas yakni melalui substansinya. Tahap Membaca 1) Membaca
Teks Pada tahap ini peserta mulai membaca teks dengan menggunakan berbagai kecepatan membaca,
yakni membaca cepat pada bagian teks yang sudah dikuasai dan membaca lambat untuk menambah
pemahaman pada bagian teks yang belum dipahami. a. Orientasi Bahasa Pada tahap ini, peserta
membahas tentang penemuan kata kunci, serta memformulasi teks melalui pemaknaan terhadap kata
kunci tersebut. b. Membangun Pemahaman Pada tahap ini, peserta ditugaskan untuk menggunakan
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya memahami bacaan teks.
Beberapa strategi tersebut misalnya membaca ulang teks, menggarisbawahi teks, mengabaikan kata
sulit, memaknai kalimat, dan mengoreksi kesalahan sendiri dengan bantuan. 12 c. Menguji Perhatian
dan Persepsi peserta terhadap Bacaan Pada tahap ini, pelatih menguji tingkat pemahaman peserta
terhadap isi bacaan melalui penilaian yang ditujukan untuk menguji seberapa besar peserta
memerhatikan teks dan bagaimana persepsi peserta tentang bacaan yang dibacanya. d. Index Card
Match Metode ini menggunakan media kertas yang berukuran besar (A3, karton dan sejenisnya) yang
disajikan dalam bentuk kotak-kotak mapping, dan peserta akan mencocokkan potongan kertas dengan
kotak-kotak yang sesuai dengan pernyataan yang sudah tersedia. Materi yang dari model ini adalah
pemahaman tentang konseptual moderasi beragama, pengalaman empirik moderasi beragama, strategi
penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-
langkahnya: a. Pelatih menyiapkan bagan mapping dan potongan kartu sejumlah peserta dalam kelas
dan kartu tersebut dibagikan ke semua kelompok. b. Kartu yang diterima peserta dalam kelompok
disusun secara diacak. c. Peserta dalam kelompok berdiskusi untuk menentukan potongan kartu
tersebut untuk ditempelkan ke dalam bagan berbentuk mind mapping d. Setiap kelompok memeriksa
ulang dan memastikan kartu-kartu yang ditempelkan sudah sesuai e. Setelah selesai, hasil kerja setiap
kelompok diserahkan kepada kelompok lain untuk diperiksa dan dicocokkan dengan kunci jawaban f.
Presentasi hasil kerja kelompok dan penguatan oleh pelatih. Tujuan penggunaan metode ini untuk
melatih peserta agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi. Selain tujuan
di atas Index Card Match juga digunakan untuk mengarahkan atensi peserta terhadap materi yang
dipelajarinya dan cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi meteri pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. e. Tanya Jawab Peserta membaca text berupa konseptual moderasi beragama,
pengalaman empirik moderasi beragama, strategi penguatan dan implementasi moderasi Beragama
pada Materi PAI SD, SMP, SMA, dan SMK (yang sudah dipersiapkan untuk disampaikan/
dipresentasikan). Metode ini untuk memastikan bahwa peserta mempunyai kemampuan dalam
memahami dan menginterpretasi suatu pernyataan dalam bentuk teks singkat. 13 Langkah-langkahnya:
1. Pelatih Menyiapkan pertanyaan berkaitan dengan konseptual moderasi beragama, pengalaman
empirik moderasi beragama, strategi penguatan dan implementasi moderasi beragama 2. Pelatih
menyiapkan juga kunci jawabannya agar jawaban peserta sesuai dengan kunci jawaban yang sudah
dipersiapkan. 3. Memberikan pertanyaan kepada peserta secara acak, misalnya menggunakan metode
talking stick, talking ball, snowball throwing, atau metode lain (disesuaikan) 4. Pelatih menampung
beberapan jawadan peserta 5. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak
menyimpang dari pokok materi. 6. Menyediakan kesempatan bertanya bagi peserta. Metode ini
digunakan agar suasana ruang bimtek hidup karena peserta aktif berfikir dan menyampaikan pikiran
melalui berbicara. Kemudian baik sekali untuk melatih peserta agar berani mengemukakan pendapatnya
dan akan membawa ruang bimtek ke dalam suasana diskusi. f. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Diharapkan dengan metode ini peserta dapat menemukan permasalahanpermasalahan dan juga
solusinya tentang konseptual moderasi beragama, pengalaman empirik Moderasi beragama, strategi
penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-
langkahnya: a. Orientasi peserta didik terhadap masalah Pada tahap ini, pelatih harus menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta mengetahui apa tujuan utama
penyampaian materi ini, apa permasalahan yang akan dibahas, bagaimana pelatih mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar kepada peserta. Pelatih harus bisa memberikan
motivasi peserta untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih. b. Mengorganisasikan
peserta Pada tahap ini, pelatih membantu peserta mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta membentuk
kelompok kecil, membantu peserta yang lain untuk membaca masalah 14 yang ditemukan pada tahap
sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. c.
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Pada tahap ini, pelatih mendorong peserta untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan
membagikan ide mereka sendiri untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini pelatih membantu peserta dalam
menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang
telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta memberi argumen
terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, atau model. e.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini, pelatih meminta peserta
untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
Pelatih dan peserta menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan
setiap kelompok. Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa agar pelatih memberikan penguatan,
Dengan demikian peserta memiliki konsep yang bulat tentang kompetensi dasar yang dipelajari. 5.
Tagihan Tagihan pada sesi ini berkaitan dengan produk yang harus diselesaikan dan dihasilkan
Konseptual moderasi beragama, Pengalaman Empirik moderasi beragama, Strategi Penguatan dan
Implementasi moderasi beragama pada Materi PAI SD, SMP, SMA, dan SMK umum PPKB GPAI pada SD,
SMP, SMA, dan SMK, diantaranya: 1. Lembar kerja Konseptual moderasi beragama, Pengalaman Empirik
beragama, Strategi Penguatan dan Implementasi moderasi beragama pada Materi PAI SD, SMP, SMA,
dan SMK. 2. Lembar kerja tugas individu menjawab pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan. 3. Presentasi tahapan konseptual moderasi beragama, pengalaman empirik moderasi
beragama, strategi penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI SD, SMP, SMA,
dan SMK. 6. Kegiatan Sesi 15 Kegiatan pada setiap sesi konseptual moderasi beragama, pengalaman
empirik moderasi beragama, strategi penguatan dan implementasi moderasi beragama pada materi PAI
SD, SMP, SMA, dan SMK meliputi: a. Capaian pembelajaran yang berisi tujuan dan indikator keberhasilan
b. Pokok-pokok materi c. Uraian materi d. Aktivitas pembelajaran e. Rangkuman f. Tugas, dan g. Umpan
balik dan tindak lanjut 16 C. Sesi 3: Konsep dan Ruang Lingkup Materi PAI 1. Kompetensi Dasar
Kompetensi yang harus dikuasi setelah mengikuti sesi ini adalah peserta dapat mengevaluasi konsep dan
ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 2. Indikator Keberhasilan a.
Mencermati konsep dan ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK, b.
Menilai konsep dan ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK, c.
Merumuskan konsep dan ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK,
d. Mengevaluasi konsep dan ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan
SMK, e. Mendesain materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK kaitannya dengan
ajaran Islam secara komprehensif. 3. Materi a. Dasar Pendidikan Agama Islam b. Tujuan Pendidikan
Agama Islam c. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam 4. Metode Metode yang digunakan
dalam sesi Konsep dan Ruang Lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK adalah sebagai berikut:
a. Brainstorming Curah pendapat dan gagasan secara spontan dari peserta berkaitan dengan
pemahaman, gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta tentang
konsep dan ruamg lingkup materi PAI. Langkah-langkahnya: 1) Pemberian informasi dan motivasi. Pada
tahap ini pelatih menjelaskan masalah yang berkaitan dengan Konsep dan Ruamg Lingkup Materi PAI,
kemudian mengajak peserta agar aktif untuk memberikan tanggapannya. 17 2) Identifikasi. Peserta
diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan peserta
ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Ketua kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan
hanya untuk meminta penjelasan. 3) Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan
disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain. 4) Verifikasi.
Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang
saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang
diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran
bisa dimintai argumentasinya. 5) Konklusi (penyepakatan). Ketua kelompok beserta peserta lain
mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua
sepakat, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Metode brainstorming sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk
berpendapat, melatih daya kritis dan analisis peserta, mendorong peserta agar dapat menghargai
pendapat orang lain dan menstimulasi peserta agar dapat berpikir secara holistik. b. Discovery Learning
Penyampaian materi konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK menggunakan
pembelajaran berbasis penemuan ini memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Stimulation
(stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama peserta dihadapkan pada fenomena yang mengandung
permasalahan, yaitu Konsep dan Ruang Lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Dari materi
tersebut peserta diberikan rangsangan yang menimbulkan kebingungan dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Pelatih dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu peserta dalam mengeksplorasi bahan. 2) Problem statement
(pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulation pelatih memberi kesempatan kepada
peserta untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang 18 relevan dengan konsep dan ruang
lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). 3) Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta melakukan eksperimen atau eksplorasi, pelatih memberi kesempatan kepada para
peserta untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. 4) Data processing (pengolahan data )
Pengolahan data dan informasi yang telah diperoleh para peserta baik melalui wawancara, observasi,
dan sebagainya, lalu ditafsirkan. 5) Verification (pembuktian) Pada tahap ini peserta melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan,
dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi
yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah
terjawab atau tidak, apakahterbukti atau tidak. 6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semuakejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. c.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Diharapkan dengan metode ini peserta dapat menemukan
permasalahanpermasalahan dan juga solusinya tentang konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD,
SMP, SMA, dan SMK. Langkah-langkahnya: 1) Orientasi peserta didik terhadap masalah Pada tahap ini,
pelatih harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta
mengetahui apa tujuan utama penyampaian materi ini, apa permasalahan yang akan dibahas,
bagaimana pelatih mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar kepada
peserta. Pelatih harus bisa memberikan 19 motivasi peserta untuk terlibat aktif dalam pemecahan
masalah yang dipilih. 2) Mengorganisasikan peserta Pada tahap ini, pelatih membantu peserta
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah
diorientasi, misalnya membantu peserta membentuk kelompok kecil, membantu peserta yang lain
untuk membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat
hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. 3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Pada tahap ini, pelatih mendorong peserta untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini
pelatih membantu peserta dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya,
sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan
kategorinya. Peserta memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam
bentuk laporan, video, atau model. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada
tahap ini, pelatih meminta peserta untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya. Pelatih dan peserta menganalisis dan mengevaluasi terhadap
pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok. Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa
agar pelatih memberikan penguatan, Dengan demikian peserta memiliki konsep yang bulat tentang
kompetensi dasar yang dipelajari. d. Reflective Thinking Dengan metode ini peserta dapat memberikan
pemikirannya terkait konsep dan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK melalui
pengalaman dan pemecahan masalah yang berlangsung secara reflektif. Peserta mengaitkan beberapa
pengetahuan yang sudah ada untuk merumuskan suatu masalah baru berdasarkan masalah yang
diberikan. Setelah peserta merumuskan masalah, untuk memecahkan masalah tersebut, juga
dibutuhkan kembali berpikir reflektif. Jika peserta dapat merumuskan dan memecahkan masalah baru,
maka peserta tersebut telah 20 melibatkan kemampuan berpikir reflektif. Langkah-langkahnya: 1)
Peserta mendapatkan masalah yang berkaitan dengan konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD,
SMP, SMA, dan SMK. 2) Selanjutnya peserta menyelidiki dan menganalisa permasalahannya tersebut. 3)
Peserta menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan
berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. 4) Peserta memberikan jawaban atau
hipotesis sesuai dengan pemikiran masing-masing. 5) Peserta menyampaikan simpulan dan pelatih
memberikan penguatan e. Diskusi Peserta berdiskusi tentang menyelesaikan lembar kerja yang
berkaitan dengan konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-
langkahnya: Langkah persiapan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya: a)
Merumuskan tujuan yang akan dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. b)
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. c)
Menetapkan masalah yang akan dibahas. d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan diskusi adalah: a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi. b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi. c) Melaksanakan diskusi
sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. e) Mengendalikan pembicaraan kepada
pokok persoalan yang sedang dibahas. Menutup diskusi 21 Akhir dari proses pembelajaran dengan
menggunakan diskusi hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) Membuat pokok-pokok
pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi. b) Mereview jalannya diskusi dengan
meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. Metode ini
digunakan agar suasana bimtek lebih aktif dan hidup karena semua peserta dan pelatih ikut terlibat,
memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan ide dalam memecahkan masalah. 5.
Tagihan Tagihan ini berkaitan dengan produk yang harus diselesaikan dan dihasilkan peserta pada sesi
konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, diantaranya: a. Lembar kerja
identifikasi konsep dan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, b. Lembar kerja konsep
dan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK c. Lembar kerja kasus perkembangan fisik
dan kesehatan 6. Kegiatan Sesi Kegiatan pada sesi konsep dan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP,
SMA, dan SMK ini meliputi: a. Capaian Pembelajaran yang berisi tujuan dan indikator keberhasilan b.
Pokok-pokok materi c. Uraian materi d. Aktivitas pembelajaran e. Rangkuman f. Tugas, dan g. Umpan
balik dan tindak lanjut 22 D. Sesi 4: Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI 1. Kompetensi
Dasar Tujuan materi ini adalah merumuskan pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan Pendidikan
Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 2. Indikator Keberhasilan a. Mencermati pola pikir dan
karakteristik disiplin keilmuan Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK, b. Menilai pola
pikir dan karakteristik disiplin keilmuan Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK, c.
Merumuskan pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA,
dan SMK, d. Mengevaluasi pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan Pendidikan Agama Islam pada
SD, SMP, SMA, dan SMK. 3. Materi a. Pola pikir Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK b.
Pendidikan moral menurut pandangan Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK c. Pentingnya menumbuhkan
pendidikan moral di Era Globalisasi d. Moralitas Al-Qur’án serta Tauladan Muhammad e. Tantangan
pendidikan moral pada Pendidikan Agama Islam f. Faktor-faktor penyebab turunnya moral di
Masyarakat Indonesia g. Karakteristik Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK 4. Metode
Metode yang digunakan dalam sesi Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI pada SD, SMP,
SMA, dan SMK adalah sebagai berikut: a. Problem Based Learning Tahapan atau sintak penyampaian
materi Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI dengan menggunakan model problem based
learning (PBL) antara lain: 1) Tahap-1, orientasi siswa pada masalah Pelatih menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan perlengkapan yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi
atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta untuk terlibat dalam 23 pemecahan
masalah yang dipilih. 2) Tahap-2, mengorganisasi siswa untuk belajar Pelatih membantu peserta untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3)
Tahap-3, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Pelatih mendorong peserta untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah. 4) Tahap-4, mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pelatih membantu
peserta dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 5) Tahap-5, menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah Pelatih membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan b. The Power of Two Langkah
pembelajaran dengan menggunakan model The Power of Two pada penyampaian materi Pola Pikir dan
Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK Melalui langkah-langkah sebagai
berikut: 1) Langkah pertama, membuat problem. Dalam prosesnya, pelatih memberikan satu atau lebih
pertanyaan kepada peserta yang membutuhkan refleksi (perenungan) dalam menentukan jawaban. 2)
Langkah kedua, pelatih meminta peserta untuk melakukan perenungan dan menjawab pertanyaan
sendiri-sendiri. 3) Langkah ketiga, pelatih membagi perserta berpasang-pasangan. Pasangan kelompok
bisa ditentukan atau bisa juga diacak. Dalam proses bimtek setelah semua peserta melengkapi
jawabannya, bentuklah ke dalam pasangan dan mintalah mereka untuk berbagi (sharing) jawaban
dengan yang lain. 4) Langkah keempat, pelatih meminta pasangan untuk berdiskusi mencari jawaban
baru. Dalam proses belajar, pelatih meminta peserta untuk membuat jawaban baru untuk masing-
masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-masing individu. 5) Langkah kelima, pelatih
meminta peserta untuk mendiskusikan hasil 24 sharingnya. Dalam proses pembelajaran, siswa diajak
untuk berdiskusi secara klasikal untuk membahas permasalahan yang belum jelas atau yang kurang
dimengerti. Semua pasangan membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang
lain. Untuk mengakhiri pembelajaran pelatih bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran. Metode ini digunakan dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara
maksimal melalui kegiatan bimtek oleh teman sejawat dengan anggota dua orang di dalamnya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. c. Talking Ball Alat/media yang digunakan dalam metode ini yaitu
bola. Bola tersebut digunakan sebagai alat dan juga sebagai media untuk melakukan presentasi. Peserta
yang presentasi yaitu peserta yang mendapatkan bola setelah digilirkan. Materi yang dipresentasikan
adalah Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-
langkahnya: 1) Pelatih menyampaikan materi tentang Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI
pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 2) Pelatih menjelaskan tahapan “talking ball” 3) Setiap perwakilan
kelompok mengambil sebuah bola yang sudah disediakan oleh pelatih. 4) Bola digilirkan dalam satu
kelompok, setelah musik dimainkan 5) Proses menggilirkan bola berhenti apabila musik berhenti 6)
Setiap peserta dalam kelompok yang mendapatkan bola bertugas mempresentasikan materi tentang
Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 7) Setiap perwakilan
kelompok yang sudah menyampaikan hasil diskusinya diberikan reward. Metode ini digunakan karena
mampu sebagai pendorong dan penguat peserta terhadap materi yang disampaikan. Melatih ketelitian
dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar kerja, mampu melatih peserta
berpikir efektif. d. Diskusi 25 Peserta berdiskusi menjawab pertanyaan berkaitan dengan Pola Pikir dan
Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-langkahnya: 1) Langkah
persiapan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya: a) Merumuskan tujuan
yang akan dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. b) Menentukan jenis diskusi
yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. c) Menetapkan masalah yang akan
dibahas. d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi. 2)
Pelaksanaan diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah: a)
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi. b) Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi. c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. 3) Menutup diskusi Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai
kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi. b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. Metode ini digunakan agar suasana
bimtek lebih aktif dan hidup karena semua peserta dan pelatih ikut terlibat, memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menyumbangkan ide dalam memecahkan masalah. 26 5. Tagihan Tagihan ini
berkaitan dengan produk yang harus diselesaikan dan dihasilkan peserta pada sesi Pola Pikir dan
Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, diantaranya: a. Presentasi Pola Pikir
dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI. b. Lembar Pola Pikir Disiplin Keilmuan PAI. c. Lembar kerja
Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI. 6. Kegiatan Sesi Kegiatan pada sesi Pola Pikir dan Karakteristik
Disiplin Keilmuan PAI meliputi: a. Capaian Pembelajaran yang berisi tujuan dan indikator keberhasilan b.
Pokok-pokok materi c. Uraian materi d. Aktivitas pembelajaran e. Rangkuman f. Tugas, dan g. Umpan
balik dan tindak lanjut 27 E. Sesi 5: Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya Dengan Ruang
Lingkup Materi PAI 1. Kompetensi Dasar Kompetensi yang harus dikuasai seteleh mengikuti sesi ini
adalah menganalisis SKL, Capaian Pembelajaran, kaitannya dengan ruang lingkup materi Pendidikan
Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 2. Indikator Keberhasilan a. Menjelaskan Keterkaitan antara
SKL, Capaian Pembelajaran dengan ruang linglup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA,
dan SMK b. Mencermati SKL, Capaian Pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP,
SMA, dan SMK, c. Menilai SKL, Capaian Pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam pada SD,
SMP, SMA, dan SMK, d. Mengevaluasi SKL, Capaian Pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam
pada SD, SMP, SMA, dan SMK, e. Mendesain materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan
SMK kaitannya dengan ajaran Islam secara komprehensif sesuai dengan SKL Capaian Pembelajaran. 3.
Materi a. SKL, Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. b.
Keterkaitan SKL, Capaian Pembelajaran 4. Metode Metode yang digunakan dalam sesi Analisis SKL,
Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK
adalah sebagai berikut: a. Diskusi Peserta berdiskusi menjawab pertanyaan berkaitan dengan Analisis
SKL, Capaian Pembelajaran, kaitannya Sekolah Dasar DASAR (SD). Langkahlangkahnya: 1) Langkah
persiapan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya: a) Merumuskan tujuan
yang akan dicapai, baik tujuan yang bersifat 28 umum maupun tujuan khusus. b) Menentukan jenis
diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. c) Menetapkan masalah yang
akan dibahas. d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.
2) Pelaksanaan diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah: a)
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi. b) Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi. c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. 3) Menutup diskusi Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai
kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi. b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. Metode ini digunakan agar suasana
bimtek lebih aktif dan hidup karena semua peserta dan pelatih ikut terlibat, memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menyumbangkan ide dalam memecahkan masalah. b. Brainstorming Curah
pendapat dan gagasan secara spontan dari peserta berkaitan dengan pemahaman, gagasan, pendapat,
informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta tentang mekanisme dan langkah Analisis SKL,
Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK.
Langkah-langkahnya: 1) Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini pelatih menjelaskan 29
masalah yang berkaitan dengan tentang mekanisme dan langkah analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan
kaitannya dengan ruang lingkup materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK kemudian mengajak peserta
agar aktif untuk memberikan tanggapannya. 2) Identifikasi. Peserta diajak memberikan sumbang saran
pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan peserta ditampung, ditulis dan jangan
dikritik. Ketua kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta
penjelasan. 3) Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh
kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain. 4) Verifikasi. Kelompok secara
bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji
relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah
salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai
argumentasinya. Metode brainstorming sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada peserta
untuk berpendapat, melatih daya kritis dan analisis peserta, mendorong peserta agar dapat menghargai
pendapat orang lain dan menstimulasi peserta agar dapat berpikir secara holistik. c. Inquiry Learning
Peserta melakukan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri isi materi yang akan dimasukkan ke
dalam komponen yang terdapat dalam Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang
lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-langkahnya: 1) Orientasi Mengamati Lembar
Kerja kaitannya format Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang lingkup Materi
PAI. 2) Merumuskan masalah. Setiap kelompok mendapatkan kertas plano (membuat format LK) dan
mencari bahan yang terdapat dalam potongan kertas 3) Merumuskan hipotesis Pada tahapan ini peserta
dilatih untuk membuat suatu hipotesis atau jawaban sementara dari materi terseut. Pelatih juga dapat
membantu peserta membuat hipotesis dalam memberikan jawabannya. 4) Mengumpulkan data Pada
tahap ini peserta melakukan aktivitas mengumpulkan informasi 30 yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang telah dibuatnya. Dalam pembelajaran inquiry tahapan ini merupakan suatu proses yang
sangat penting untuk mengembangkan kemampuan intelektual peserta karena pada tahap ini peserta
dilatih untuk menggunakan seluruh potensi berfikir yang dimilikinya. 5) Menguji hipotesis Langkah ini
merupakan langkah yang melatih kemampuan rasional peserta, dimana hipotesis yang telah dibuat
kemudian diuji dengan cara dibandingkan dengan data yang ada lalu kemudian ditunjukkan. Pada tahap
ini juga dilatih sikap jujur dan percaya diri pada peserta sehingga peserta dapat menguji hipotesis nya
berdasarkan data dan fakta. 6) Merumuskan kesimpulan Pada langkah ini peserta dituntut untuk
mendeskripsikan temuan yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis, sehingga dapat
mencapai kesimpulan yang akurat. Model ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir
peserta untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan di pelajarinya, melatih kepekaan diri,
mengurangi rasa kecemasan, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan partisipasi
belajar, meningkatkan tingkah laku yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar. d.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Diharapkan dengan metode ini peserta dapat menemukan
permasalahanpermasalahan dan juga solusinya tentang Konsep dan Ruang Lingkup Materi PAI pada SD,
SMP, SMA, dan SMK. Langkah-langkahnya: 1) Orientasi peserta didik terhadap masalah Pada tahap ini,
pelatih harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta
mengetahui apa tujuan utama penyampaian materi ini, apa permasalahan yang akan dibahas,
bagaimana pelatih mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar kepada
peserta. Pelatih harus bisa memberikan motivasi peserta untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah
yang dipilih. 2) Mengorganisasikan peserta Pada tahap ini, pelatih membantu peserta mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi,
misalnya membantu peserta membentuk 31 kelompok kecil, membantu peserta yang lain untuk
membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat
hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut.. 3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Pada tahap ini, pelatih mendorong peserta untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini
pelatih membantu peserta dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya,
sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan
kategorinya. Peserta memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam
bentuk laporan, video, atau model. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada
tahap ini, pelatih meminta peserta untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya. Pelatih dan peserta menganalisis dan mengevaluasi terhadap
pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok. Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa
agar pelatih memberikan penguatan, Dengan demikian peserta memiliki konsep yang bulat tentang
kompetensi dasar yang dipelajari. e. Gallery Walk Peserta melakukan kunjungan/pergerakan ke
kelompok lain untuk menganalisis hasil kerja (Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan
ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK yang sudah diselesaikan. Langkah-langkahnya: 1)
Membagi peserta menjadi beberapa kelompok (jumlah dan anggota kelompok disesuaikan) 2)
Memberikan kertas lembar kerja/format program semester kepada setiap kelompok 3) Setiap kelompok
untuk mendiskusikan isian format program semester 4) Setiap kelompok mengisi format program
semester. 5) Setiap kelompok untuk menempel hasil kerjanya di dinding 6) Setiap mereka untuk
berputar mengamati hasil kerja kelompok lain 7) Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang
ditanyakan 32 oleh kelompok lain 8) Peserta dalam kelompok secara bersama-sama untuk mengoreksi
hasil kerja kelompok lain 9) Memberikan klarifikasi dan simpulan Metode ini digunakan agar peserta
berinteraksi dan mensintesis konsep, membuat pembelajaran lebih efektif. Keterampilan berpikir tingkat
tinggi terlibat. Peserta didorong untuk bergerak tanpa harus duduk di satu tempat untuk waktu yang
lama, menghilangkan kebosanan yang membuat belajar tidak menarik. Gallery Walk (Pameran berjalan)
juga dapat memotivasi keaktivan peserta dalam proses belajar sebab bila sesuatu yang baru ditemukan
berbeda antara satu dengan yang lainnya maka dapat saling mengkoreksi antara sesama peserta baik
kelompok maupun antar peserta itu sendiri. 5. Tagihan Tagihan ini berkaitan dengan produk yang harus
diselesaikan dan dihasilkan peserta pada sesi Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan
ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, diantaranya: a. Presentasi Konsep Analisis SKL,
Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. b.
Lembar kerja Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang lingkup Materi PAI pada
SD, SMP, SMA, dan SMK c. Lembar kerja jawaban berkaitan dengan perlunya dan kebermaknaan dalam
Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya dengan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA,
dan SMK 6. Kegiatan Sesi Kegiatan pada setiap sesi Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan Kaitannya
dengan ruang lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK meliputi: a. Capaian Pembelajaran yang
berisi tujuan dan indikator keberhasilan b. Pokok-pokok materi c. Uraian materi d. Aktivitas
pembelajaran e. Rangkuman f. Tugas, dan g. Umpan balik dan tindak lanjut 33 F. Sesi 6: Identifikasi
Kesulitan Pembelajaran PAI 1. Kompetensi Dasar Kompetensi yang harus dikuasai seteleh mengikuti
materi ini adalah mengevaluasi Kesulitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA,
dan SMK. 2. Indikator Keberhasilan a. Mencermati Kesulitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
pada SD, SMP, SMA, dan SMK, b. Memetakan Kesulitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SD,
SMP, SMA, dan SMK, c. Mengevaluasi Kesulitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP,
SMA, dan SMK, d. Merumuskan Kesulitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA,
dan SMK. 3. Materi a. Kesulitan Penguasaan Materi Al-Qur’an dan Hadis b. Kesulitan Memahami Konsep
Aqidah c. Kesulitan Menerapkan Perilaku Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari d. Kesulitan Memahami
konsep fiqh e. Kesulitan Memahami dan Menerapkan Ibrah (pelajaran) 4. Metode Metode yang
digunakan dalam sesi Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK adalah
sebagai berikut: a. Card Sort Peserta menyusun kartu-kartu yang telah disediakan yang isi materi
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI. Langkah-langkahnya: 1) Pelatih menyiapkan kartu berisi
komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 2) Seluruh kartu diacak
/dikocok agar bercampur. 3) Bagikan kartu kepada peserta dalam kelompok dan pastikan setiap
kelompok mendapatkannya. 4) Peserta mulai mencari dengan mencocokan kartu-kartu tersebut. 5)
Setiap kelompok memastikan kartu yang dicocokkan tersebut sudah benar. 34 6) Lakukan koreksi
bersama setelah semua kelompok mengerjakannya. 7) Setiap kelompok untuk menjelaskan hasil
sortiran kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya. 8) Berikan Apresiasi setiap hasil
kerja peserta 9) Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut. Dengan metode card sort peserta
dapat bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat. Pelaksanaannya sangat
sederhana dan peserta mudah dalam mengelompokkan pokokpokok materi sehingga mudah dalam
memahami materi yang diajarkan. b. Inquiry Learning Peserta melakukan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri mengisi format Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan
Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Bahan untuk mengisinya diantaranya dalam
Permendikbud RI No. 37 Tahun 2018 lampiran 24, 31 dan 40. Kemudian melengkapinya dengan mengisi
materi pokok. Langkah-langkahnya: 1) Orientasi Mengamati lembar kerja/format kaitannya silaus satuan
pendidikan. 2) Merumuskan masalah Setiap kelompok mendapatkan kertas plano (membuat format LK)
dan mencari bahan 3) Merumuskan hipotesis Pada tahapan ini peserta dilatih untuk membuat suatu
hipotesis atau jawaban sementara dari materi terseut. Pelatih juga dapat membantu peserta membuat
hipotesis dalam memberikan jawabannya. 4) Mengumpulkan data Pada tahap ini peserta melakukan
aktivitas mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang telah dibuatnya.
Dalam pembelajaran inquiry tahapan ini merupakan suatu proses yang sangat penting untuk
mengembangkan kemampuan intelektual peserta karena pada tahap ini peserta dilatih untuk
menggunakan seluruh potensi berfikir yang dimilikinya. 5) Menguji hipotesis Langkah ini merupakan
langkah yang melatih kemampuan rasional peserta, dimana hipotesis yang telah dibuat kemudian diuji
dengan cara dibandingkan dengan data yang ada lalu kemudian ditunjukkan. Pada 35 tahap ini juga
dilatih sikap jujur dan percaya diri pada peserta sehingga peserta dapat menguji hipotesisnya
berdasarkan data dan fakta 6) Merumuskan kesimpulan Pada langkah ini peserta dituntut untuk
mendeskripsikan temuan yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis, sehingga dapat
mencapai kesimpulan yang akurat Model ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir
peserta untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan di pelajarinya, melatih kepekaan diri,
mengurangi rasa kecemasan, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan partisipasi
belajar, meningkatkan tingkah laku yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar. c. Project
Based Learning Peserta melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk
memperoleh berbagai hasil belajar melalui menggunakan proyek (kegiatan) Pelatih menyiapkan kartu
berisi komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-
langkahnya: 1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question) Pembelajaran
dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada peserta
dalam menyelesaikan contoh Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan
Pembelajaran PAI. 2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara pelatih dan peserta. Dengan demikian peserta diharapkan akan
merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang cara mengisi lembar kerja Pelatih
menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI. 3) Menyusun Jadwal (Create
a Schedule) Pelatih dan peserta secara kolaboratif menyepakati waktu penyelesaian lembar kerja. 4)
Memonitor peserta dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) 5)
Pelatih bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta selama menyelesaikan
proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta pada setiap proses. Dengan kata lain
pelatih berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta. Agar mempermudah 36 proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. Model ini digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. Manfaat lain adalah memberikan
pengalaman kepada peserta bimtek dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber- sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 5. Tagihan Tagihan ini
berkaitan dengan produk yang harus diselesaikan dan dihasilkan peserta pada sesi Pelatih menyiapkan
kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK.
diantaranya: Presentasi Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran
PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Lembar kerja Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi
Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Tugas Pelatih menyiapkan kartu berisi
komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 6. Kegiatan Sesi
Kegiatan pada setiap sesi Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran
PAI meliputi: a. Capaian Pembelajaran yang berisi tujuan dan indikator keberhasilan b. Pokok-pokok
materi c. Uraian materi d. Aktivitas pembelajaran e. Rangkuman f. Tugas, dan g. Umpan balik dan tindak
lanjut 37 G. Sesi 7 : Pendalaman Materi Substantif PAI 1. Kompetensi Dasar Kompetensi yang harus
dikuasai seteleh mengikuti materi ini adalah peserta mampu mengevaluasi standar isi materi PAI pada
SD, SMP, SMA, dan SMK dan pendalaman materi Substantif Pendidikan Agama Islam 2. Indikator
Keberhasilan a. Mencermati isi pendalaman materi substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, b.
Memetakan isi pendalaman materi substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, c. Mengevaluasi isi
pendalaman materi substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK, d. Merumuskan isi pendalaman materi
substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 3. Materi a. Standar Isi Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan
SMK sesuai dengan Permendikbud nomor 37 tahun 2018 b. Materi substantife Al-Qur’an Hadis, aqidah,
akhlak, fiqh, dan sejarah peradaban Islam. 4. Metode Metode yang digunakan dalam sesi pendalaman
materi Substantif Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK adalah sebagai berikut: a.
Brainstorming Curah pendapat dan gagasan secara spontan dari peserta berkaitan dengan pemahaman,
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta tentang Pendalaman
Materi Substantife Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-langkahnya: 1)
Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini pelatih menjelaskan masalah yang berkaitan dengan
Pendalaman Materi Substantife Pendidikan Agama Islam kemudian mengajak peserta agar aktif untuk
memberikan tanggapannya. 2) Identifikasi. Peserta diajak memberikan sumbang saran pemikiran
sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan peserta ditampung, 38 ditulis dan jangan dikritik.
Ketua kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan. 3)
Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi
bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain. 4) Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau
kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan
permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan
yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.
Metode brainstorming sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk
berpendapat, melatih daya kritis dan analisis peserta, mendorong peserta agar dapat menghargai
pendapat orang lain dan menstimulasi peserta agar dapat berpikir secara holistik. b. Inquiry Learning
Peserta melakukan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri isi materi yang akan dimasukkan ke
dalam komponen yang terdapat dalam format program tahunan. Isi materi yang dimaksud adalah bab
dan subbab atau pelalajaran dan subpelajaran, materi pokok, satu unit KD dan jumlah minggu belajar
efektifnya. Langkah-langkahnya: 1) Orientasi Mengamati Lembar Kerja kaitannya format program
tahunan yang isinya adalah bab dan subbab atau pelalajaran dan subpelajaran, materi pokok, satu unit
KD dan jumlah minggu belajar efektifnya. 2) Merumuskan masalah. Setiap kelompok mendapatkan
kertas plano (membuat format LK) dan mencari bahan yang terdapat dalam potongan kertas 3)
Merumuskan hipotesis Pada tahapan ini peserta dilatih untuk membuat suatu hipotesis atau jawaban
sementara dari materi terseut. Pelatih juga dapat membantu peserta membuat hipotesis dalam
memberikan jawabannya. 4) Mengumpulkan data Pada tahap ini peserta melakukan aktivitas
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang telah dibuatnya. Dalam
pembelajaran inquiry tahapan ini merupakan suatu proses yang sangat penting untuk mengembangkan
kemampuan intelektual peserta 39 karena pada tahap ini peserta dilatih untuk menggunakan seluruh
potensi berfikir yang dimilikinya. 5) Menguji hipotesis Langkah ini merupakan langkah yang melatih
kemampuan rasional peserta, dimana hipotesis yang telah dibuat kemudian diuji dengan cara
dibandingkan dengan data yang ada lalu kemudian ditunjukkan. Pada tahap ini juga dilatih sikap jujur
dan percaya diri pada peserta sehingga peserta dapat menguji hipotesisnya berdasarkan data dan fakta.
6) Merumuskan kesimpulan Pada langkah ini peserta dituntut untuk mendeskripsikan temuan yang telah
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis, sehingga dapat mencapai kesimpulan yang akurat.
Model ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir peserta untuk mencari dan menemukan
sendiri materi yang akan di pelajarinya, melatih kepekaan diri, mengurangi rasa kecemasan,
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan partisipasi belajar, meningkatkan tingkah
laku yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar. c. Project Based Learning Peserta melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar
melalui menggunakan proyek (kegiatan) Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi
Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Langkah-langkahnya: 1) Penentuan
Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada peserta dalam menyelesaikan contoh
Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI. 2) Mendesain
Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pelatih dan peserta. Dengan demikian peserta diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang cara mengisi lembar kerja Pelatih menyiapkan kartu berisi komponen
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI. 3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Pelatih dan peserta
secara kolaboratif menyepakati waktu 40 penyelesaian lembar kerja. 4) Memonitor peserta dan
kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) 5) Pelatih bertanggungjawab
untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta pada setiap proses. Dengan kata lain pelatih berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik
yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. Model ini digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai. Manfaat lain adalah memberikan pengalaman kepada peserta
bimtek dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. d. Gallery Walk Peserta melakukan
kunjungan/pergerakan ke kelompok lain untuk menganalisis hasil kerja (Pendalaman Materi Substantif
Pendidikan Agama Islam) yang sudah diselesaikan. Langkah-langkahnya: 1) Membagi peserta menjadi
beberapa kelompok (jumlah dan anggota kelompok disesuaikan) 2) Memberikan kertas lembar
kerja/format Pendalaman materi substantife Pendidikan Agama Islam kepada setiap kelompok 3) Setiap
kelompok untuk mendiskusikan isian format Pendalaman materi substantif Pendidikan Agama Islam 4)
Setiap kelompok mengisi format Pendalaman materi substantife Pendidikan Agama Islam 5) Setiap
kelompok untuk menempel hasil kerjanya di dinding 6) Setiap mereka untuk berputar mengamati hasil
kerja kelompok lain 7) Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh
kelompok lain 8) Peserta dalam kelompok secara bersama-sama untuk mengoreksi hasil kerja kelompok
lain 9) Memberikan klarifikasi dan simpulan Metode ini digunakan agar peserta berinteraksi dan
mensintesis konsep, membuat pembelajaran lebih efektif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi 41
terlibat. Peserta didorong untuk bergerak tanpa harus duduk di satu tempat untuk waktu yang lama,
menghilangkan kebosanan yang membuat belajar tidak menarik. Gallery Walk (Pameran berjalan) juga
dapat memotivasi keaktivan peserta dalam proses belajar sebab bila sesuatu yang baru ditemukan
berbeda antara satu dengan yang lainnya maka dapat saling mengkoreksi antara sesama peserta baik
kelompok maupun antar peserta itu sendiri. 5. Tagihan Tagihan ini berkaitan dengan produk yang harus
diselesaikan dan dihasilkan peserta pada sesi Pendalaman materi substantife Pendidikan Agama Islam,
diantaranya: a. Presentasi Pendalaman materi substantif Pendidikan Agama Islam b. Mekanisme dan
langkah Pendalaman materi substantife Pendidikan Agama Islam c. Lembar kerja materi pendalaman d.
Lembar kerja jawaban berkaitan dengan perlunya dan kebermaknaan dalam pendalaman materi
substantive. 6. Kegiatan Sesi Kegiatan pada setiap sesi pendalaman materi substantife Pendidikan
Agama Islam meliputi: a. Capaian Pembelajaran yang berisi tujuan dan indikator keberhasilan b. Pokok-
pokok materi c. Uraian materi d. Aktivitas pembelajaran e. Rangkuman f. Tugas, dan g. Umpan balik dan
tindak lanjut 42 BAGIAN 6 Bahan dan Alat Bimtek Dalam penyelenggaran bimtek professional 1
(pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK diperlukan bahan dan alat bimtek
sebagai berikut: 1. Bahan Bimtek a. Kertas plano/karton b. Kertas post-it c. Kertas HVS 2. Alat Bimtek a.
LCD Projector b. Slide Screen c. Kabel Soundcard d. Flipchart e. Spidol besar f. Spidol kecil g. Bola
berbahan kertas h. Tongkat ukuran 30 cm i. Lem cair/padat

Anda mungkin juga menyukai