1810211-110
1
INTERPRETASI OVC 2 – HIPERTENSI
KELUHAN UTAMA
Sesak (-)
Pingsan (-)
Keluhan pasien tidak menghambat supply oksigen di otak yang dapat menyebabkan pingsan
Rw. Hipertensi
Rw. HT yang dialami pasien mendukung hasil pemeriksaan TD pasien yang dilakukan secara
mandiri
Keluhan yang dialami pasien bukan berasal dari DM ataupun kolesterol yang dialami pasien
Menandakan bahwa pasien tidak pernah mengalami stroke atau sakit jantung yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut/ serius
2
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Kemungkinan keluhan & HT yang dialami pasien diturunkan secara genetik oleh orangtuanya
Keluhan yang dialami pasien bukan manifestasi dari penggunaan kortikosteroid jangka
panjang
Dapat disimpulkan bahwa obat yang dikonsumsi pasien tidak ade kuat atau tidak dapat
mengatasi keluhan pasien yang mana sumber sakit kepala tersebut tidak teratasi dengan baik
Menandakan bahwa hipertensi yang diderita pasien masuk kategori hipertensi tidak
terkontrol dan dapat bertambah parah
Meningkatkan stress dapat menyebabkan peningkatan aktvitas system saraf simpatik yang
dapat memperparah hipertensi yang di alami pasien serta dapat menyebabkan keluhan
utama pasien meningkat
Daging & fast food memiliki kandungan garam yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
volume plasma meningkat dan memperparah hipertensi yang di alami pasien
Merokok (-)
Keluhan utama pasien tidak diperparah dengan adanya rokok (keluhan utama tidak
disebabkan karena manifestasi dari kandungan dalam rokok)
HIPOTESIS
Hipertensi
Riwayat hipertensi, pemeriksaan TD mandiri, RPK, tidak mengkonsumsi obat HT secara rutin
3
Leher kaku, pusing
Tidak ditemukan photosensitive pada mata pasien, pemeriksaan leher DBN
PEMERIKSAAN FISIK
K: CM
TTV:
DBN
DBN
Thorax:
Inspeksi: DBN
Palpasi: Iktus kordis teraba 1 cm lateral LMCS
Adanya hipertrofi di area sinistra jantung
Perkusi:
o Batas jantung atas: ICS III
o Batas jantung kanan: Lin. Parasternal dex
o Batas jantung kiri: ICS VI 2 cm lateral LMCS
Didapatkan pembesaran atau hipertrofi ventrikel sinistra
Auskultasi: VBS, BJ 1 & 2 (DBN), murmur (-), S4 gallop (+), S3 gallop (-), rales/ crackles (-)
Bunyi S4 gallop dapat disebabkan karena hambatan dalam pemompaan darah dari
atrium ke ventrikel kiri akibat kekakuan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
LAD: Left axis deviation menandakan adanya hipertrofi ventrikel
LVH: Left ventricular hipertrofi menandakan bahwa terdapat hipertrofi ventrikel sinistra
Rx. Thorax:
CTR 65%
Cardiothoracic Ratio merupakan perbandingan antara diameter transversal jantung
dengan diameter transversal thorax , nilai normal <50%, apabila >50% dapat dikatakan
mengalami kardiomegali
Downward apex
Kesan: Kardiomegali
DIAGNOSIS
Hipertensi Urgensi
Rw. Hipertensi, pemeriksaan TD mandiri, RPK, tidak mengkonsumsi obat HT secara rutin, px.
TD didapatkan 200/ 120 mmHg yang menandakan sudah memasuki hipertensi urgensi
TATALAKSANA
Penatalaksanaan hipertensi yang utama adalah mengubah gaya pola hidup, dengan mengubah pola
gaya hidup akan memudahkan pengobatan hipertensi, sebaliknya jika seseorang terus
mengkonsumsi obat hipertensi tanpa mengubah pola hidup rasanya sangat di sayangkan justru
malah akan memperburuk keadaan.
Turunkan BB
o Sebulan 1 – 4 kg (kalau bisa wkwk)
Kurangi alcohol
Berhenti merokok
Aktivitas fisik teratur
Hindari stress
Kurangi asupan garam
o Asupan garam tidak lebih dari 2 gram/ hari (setara dengan 5 – 6 gram NaCl perhari
atau 1 sendok teh garam dapur)
Obat hipertensi harus selalu terus di konsumsi, jika ada yang mengatakan bahwasanya
mengkonsumsi obat-obatan secara terus menerus akan merusak ginjal maka apabila seseorang
menghentikan pengobatan hipertensinya justru malah akan merusak ginjal & meningkatkan faktor
resiko untuk mengalami berbagai komplikasi dari penyakit ginjal.
Amlodipin 1 x 10 mg
5
Amlodipin merupakan obat hipertensi golongan CCB (Calcium Channel Blocker) dengan
mekanisme kerja:
o Menghambat Ca+ influx ke dalam sel PD vasodilatasi
o Menghambat Ca+ influx ke miokard
CCB memiliki 2 golongan
o Golongan DHP (Dihidropiridin): Vaskuloselektif Efek vasodilatasi dominan, efek
pada jantung minimal (Amlodipin, nicardipine, nifedipine)
o Golongan non DHP: Kardioseletif Kontraktilitas & kondusi jantung menurun
(verapamil, diltiazem)
Kontraindikasi
o Gagal jantung (kecuali amlodipine)
Captopril 3 x 25 mg
6
CATATAN SINGKAT HIPERTENSI
Hipertensi Krisis
7
PATOFISIOLOGI 2 – HIPERTENSI
8
Tn. BP, 52 tahun datang dengan keluhan pusing & leher belakang kaku sejak 1 hari yang lalu
BAGIAN 1
Untuk hipertensi yang dialami pasien terdapat beberapa faktor resiko yaitu:
1. Usia pasien yang sudah memasuki 52 tahun menandakan bahwan sudah terjadi proses
degenerasi pada tubuh terkhusus pembuluh darah (PD) yang mana hal ini akan
menyebabkan elastisitas PD menurun sehingga dapat menyebabkan PD lebih kaku dan
vasodilatasi menjadi kurang efektif dan berujung pada peningkatan resistensi perifer
2. Obesitas yang dialami pasien menyebabkan hormon leptin cenderung meningkat yang mana
peningkatan hormon leptin memicu system saraf simpatik bekerja lebih berat
3. Stress yang dialami pasien juga menyebabkan aktivitas system saraf simpatik meningkat
4. Selain itu, faktor genetic yang diturunkan oleh orang tua pasien menyebabkan gen pada
pasien lebih rentan retensi natrium sehingga sensitive terhadap aktivitas SSS dan
menyebabkan peningkatan aktivitas SSS. Peningkatan SSS akan memicu pelepasan epinefrin
dan norepinefrin yang menyebabkan pengeluaran beberapa reseptor adrenergik:
Afa 1 PD yang menyebabkan PD lebih mudah vasokonstriksi
B1 juxtraglomerular pada ginjal menyebabkan produksi renin meningkat yang mana
peningkatan produksi renin akan menyebabkan banyaknya angiotensinogen yang
diproduksi oleh liver berubah menjadi angiotensin 1 (AG1), selanjutnya AG1 akan
berubah menjadi AG2 yang dibantu oleh ACE yang diproduksi oleh paru
B1 jantung menyebabkan peningkatan nodus SA & AV yang dapat menyebabkan
peningkatan detak jantung serta kontraktilitas dari jantung
5. Pola makan pasien yang lebih suka mengkonsumsi daging & fastfood yang dikenal dengan
kandungan kaya garam menyebabkan kadar natrium dalam tubuh meningkat sehingga air
pada tubuh lebih retensi yang menyebabkan peningkatan volume plasma dalam tubuh.
Apabila volume plasma meningkat, otomatis venous return juga akan meningkat yang
berujung pada peningkatan preload.
Preload yang meningkat bersamaan dengan peningkatan kontraktilitas jantung
menyebabkan stroke volume pada jantung meningkat
Kadar angiotensin 2 pada tubuh dapat menyebabkan pembuluh darah lebih mudah vasokontriksi
sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer
Selain itu juga, angiotensin akan lebih mudah mengsekresikan kelenjar pituitary untuk memproduksi
ADH sehingga kadar ADH meningkat seiring dengan peningkatan AG2
Serta pada kelenjar adrenal akan menyebabkan produksi aldosterone meningkat yang dapat
menyebabkan peningkatan reabsorpsi Natrium & air sehingga volume plasma meningkat
BAGIAN 2
Peningkatan resistensi perifer, volume plasma, heart rate, serta stroke volume yang terus meningkat
akan menyebabkan vasokonstriksi, jika hal ini terus terjadi akan menyebabkan terjadinya hipertensi
Pada keadaan fisiologis, hipertensi akan menyebabkan sel kardiomiosit khususnya ventrikel sinistra
beradaptasi, namun jika tidak teratasi dengan baik atau berada dalam kondisi seperti ini terus akan
9
menyebabkan keadaan patologis yang berujung dengan pembesaran jantung atau kardiomegali yang
terbukti pada pemeriksaan perkusi jantung yang abnormal, px radiologi yang memberi kesan
kardiomegali, s4 gallop, serta pemeriksaan EKG yang abnormal
Selain itu juga, vasokontriksi yang terus terjadi akan menyebabkan supply oksigen ke otak menurun
karena penyempitan PD tersebut sehingga otak minim mendapatkan oksigen dan berujung pada
keadaan pusing
Serta membuat PD lebih kaku yang menyebabkan PD area leher lebih kaku dan bermanifestasi leher
menjadi kaku
10