Anda di halaman 1dari 5

Tugas Merangkum

Nama : Waskito Condro Husodo


NIM : 202213028
Progdi : Ilmu Komunikasi
Makul : Kepemimpinan
Dosen : Hardi, S.E., M.M., M.Si

BAB 3
Model-Model Kontingensi : Model Sifat
Kontingensi berasal dari bahasa inggris yaitu contingency yang berarti
kemungkinan atau kebetulan. Dalam KKBI, sifat adalah rupa dan keadaan tampak
pada suatu benda; tanda lahiriah; ciri khas yang ada pada sesuatu; dasar watak
( dibawa sejak lahir); tabiat. Setiap pemimpin memiliki sifat yang berbeda-beda yang
mempengaruhi kinerjanya.

Menurut hellriegel dan slocum (1989), pendekatan kepemimpinan


dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Model sifat yang memusatkan pada karakteristik pribadi pemimpin,
2. Mode perilaku yang memusatkan pada aspek kognitif, konatif, afektif,
dan psikomotorik pemimpin
3. Model kontingensi yang menilai hubungan antara karakteristik dari
situasi dengan perilaku seorang pemimpin.

A. Model Sifat
Setiap orang telah membawa sifat-sifat tertentu yang akan mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan dalam memimpin sebuah organisasi.

Menurut Wibowo(2018:2), sifat kepemimpinan mempengaruhi perilaku


pemimpin.adapun perilaku pemimpin saling mempengaruhi variabel situasinonal
dan secara bersama memberikan dampak pada hasil efektif. Yang juga memiliki
sifat dapat dipercaya, cerdas, fokus dan empati. Keempat sifat ini ahnya
sebagian kecil sajaa dan tidak selamanya dibawa sejak lahir, tapi ditumbuhkan
dengan adanya proses pendidika formal, nonformal dan informal.

1. Dapat Dipercaya
Wibowo(2018:148) menulis, kepercayaan pada hakikatnya adalah suatu
keyakinan seseorang akan harapan positif terhadap orang lain disertai
kesediaan menerima resiko bahwa orang tersebut memanfaatkan
kesempatan.

Organisasi yang sukses ditandai dengan sumber daya manusia yang


inovatif, terlibat dalam konflik positif dan perdebatan gagasan, namun
merasakan senang dan gembira bekerja bersama. Komunikasi seperti akan
tumbuh ketika terjadi komunikasi horizontal dan vertikal yang baik,
keterbukaan dan saling mempercayai diantara sumber daya manusia dalam
organisasi(Wibowo, 2018:145)
Menurut Wibowo (2018:166), kepercayaan dapat berpengaruh pada:
 Mendorong pengambilan resiko
 Memfasilitasi berbagai informasi
 Efektivitas kelompok
 Meningkatkan produktivitas
 Kinerja, dan
 Komitmen

Rasa percaya bawahan kepada pimpinan akan melahirkan saran-saran


positif dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah lembaga.
Hal ini karena bawahan merasa dekat dan pemimpin selalu menghargai
pendapat bawahanya. Menurut Schmidt, Rosenberg, dan eagle(2019:99),
rasa percaya bukan berarti kita selalu sepakat, malahan keberadaan rasa
percaya memudahkan kita untuk menyatakan perbedaan pendapat dengan
seseorang.

2. Cerdsas

Kecerdasan menjadi syarat kepemimpinan karena seorang pemimpin


harus memahami tugas-tugasnya dengan baik. Pemimpin yang cerdas akan
menguasai permasalahan yang ada di lembaganya. Bass (1982)
mengemukakan kepemimpinan efektif memiliki sifat
 Intelegensi
 Kepribadian
 Karakter fisik
 Kemampuan supervisi

Pemimpin harus lebih cerdas dari bawahanya karena ia tidak hanya


menjadi teladan dakam sikap tetapi juga dalam pengetahuan dan
keterampilan, yang juga menjadi modal utama dalam pemecahan masalah
dalam lembaganya.

Sifat seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi kinerjanya.


Pemimpin yang tidak cerdas tidak akan memiliki wibawa, kehormatan dan
kepercayaan dari bawahanya. Ia tidak akan memahami persoalan, apalagi
menemukan solusi dari permasalahan yang ada.

Ciri seorang pemimpin adalah mampu menyederhanakan masalah yang


sulit dan besar, memudahkan hal yang rumit, dan mampu menyelesaikan
masalah organisasi tanpa menimbulkan masalah baru.

Tugas manajer adalah menggerakkan proses pengambilan keputusan


yang menjamin agar semua perspektif didengar dan dipertimbangkan, dan
jika perlu, memecah kebuntuan serta membuat keputusan (Schmidt,
Rosenberg, dan Eagle, 2019:69).

Seseorang yang cerdas akan melakukan supervisi dengan baik.


Pemimpin yang mampu menguasai inti bidang organisasinya, sehingga ia
bisa melakukan monitoring dan evaluasi yang baik. Jika tidak ia harus
didukung dengan wakil yang mumpuni atau pakar.

3. Fokus

Seorang pemimpin yang sukses dipastikan memiliki ciri bisa fokus


dalam pekerjaanya. Dia mampu mewujudkan visi organisasi bersama
timnya dan tidak mudah tergoda dengan hal hal yang tidak berhubungan
dengan pengembangan organisasinya.
Setiap pemimpin perlu mengembangkan tiga serangkai kesadaran ini
(berfokus pada diri sendiri,pada orang lain, dan pada dunia yang lebih luas),
dalam kelimpahan dan dalam keseimbangan yang tepat, karena kegagalan
untuk fokus kedalam membuat membuat anda tidak memiliki kemudi,
kegagalan untuk fokus pada orang lain membuat anda tidak tahu apa-apa,
dan kegagalan untuk fokus keluar dapat membuat anda buta(Daniel,2013)

4. Empati

Sifat lain pemimpin adalah memiliki empati. Terdapat tiga jenis empati
yang berbeda ( Goleman, 2013), masing-masing penting untuk efektivitas
kepemimpinan:

a. Empati Kognitif yaitu kemampuan untuk memahami perpsektif orang


lain
b. Empati emosional yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang orang
lain rasakan
c. Perhatian empatik yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang
dibutuhkan orang lain terhadap seorang pemimpin

Pemimpin dan bawahan harus saling memahami, tetapi yang paling


utama adalah pemimpin yang lebih memahami bawahanya. Karena seorang
pemimpin haruslha memiliki sikap yang lebih dari bawahanya. Pemimpin
juga dituntut menggunakan wewenang dan kekuasaan yang sesuai,
menerapkan gaya dan sifat kepemimpinan yang baik dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan utama seperti berkomunikasi, memotivasi, mengarahkan,
dan mendampingi anggota-anggota komunitas (mangunhardjana,2021:10).

Seorang pemimpin harus mampu mewujudkan dan mensejahterakan


orang lain, terutama bawahan dan pelangganya dibandingkan memikirkan
dirinya sendiri. Ditemukan lima sifat pemimpin yaitu kesabaran dan
ketabahan, mengantarkan masyarakat ke tujuan yang sesuai dengan
petunjuk Allah, telah membudaya pada merka kebijakan, dan beribadah
(prasetyo,2014:84-85).
BAB 4
Model Model Kontingensi : Model Perilaku

Dalam KKBI, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap


rangsangan atau lingkungan. Kualitas seorang pemimpin akan terlihat saat
memimpin karena ia akan dihadapkan pada dinamika hubunganya dengan perilaku
bawaha di satu sisi, dan dengan target organisasi di sisi lain.

Dalam kontek kepemimpinan terdapat gabungan kata diantaranya adalah


perilaku adaptif, perilaku antisosial, perilaku kolektif, perilaku korup, perilaku legal,
perilaku preventif, perilaku prososial, perilaku stimulasi diri, perilaku terampil, dan
perilaku terkait masa lalu.

Beberapa model perilaku sebagai berikut

A. Teori X dan Y Mc Gregor


Douglas Mc Gregor (1987) menyatakan, kepemimpinan berpusat pada bos
disebut teori Y, dan kepemimpinan berpusat pada bawahan disebut teori X.
Teori X, pemimpin a\yakin bahwa bawahanya akan bekerja serius jika
bawahanya mendapatkan insentif. Dibutuhkan gaya otoriter untuk
menghadapinya. Teori Y, bawahan akan bekerja keras walaupun tidak ada
insentif.

B. Teori Z William Ouchi

Menurut Gerald S. Graham(1985), ada enam prinsip terkait teori ini :


1. Orang memiliki komitmen seumur hidup terhadappara karyawan
2. Monitoring, evaluasi, dan promosi berjalan lambat
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat
4. Tanggung jawab secara kolektif
5. Pengendalian bersifat implisit dan bersifat informal
6. Perhatian secara penuh terhadap karyawanya

Dari keenam poin tersebut semua menunjukkan sifat dan perilaku positif,
kecuali nomor 2 dan 5 yang menunjukkan sifat dan perilaku negatif.

C. Model OHIO State University

Dua gaya kepemimpinan ketika memimpin organisasi yaitu :


1. Gaya penuh dengan perhatian mengandung arti bahwa pemimpin
memberikan apresiasi setinggi-tingginya diantaranya memberikan pujian
atau penghargaan terhadap bawahanya yang berhasil dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Selain itu pemimpin juga bersimpati terhadap bawahan
yang terkena musibah
2. Gaya memprakarsai sebuah struktur, mengandung arti bahwa pemimpin
memberi tugas kepada bawahanya sesuai dengan potensi dan kompetensi
yang dimiliki mereka (wijono,1998:66)
D. Model Manajerial Grid

Menurut Blake dan Mouton (1996), ada lima macam gaya kepemimpinan,
yaitu :
1. Gaya yang kurang efektif yaitu rendahnya hubungan dengan orang maupun
hasil kerja
2. Gaya yang fokus pada kepuasan individu dengan mengabaikan
penyelesaian tugas
3. Gaya moderat : memperhatikan keseimbangan antara orientasi hubungan
orang lain dan hasil kerjanya
4. Gaya yang menekankan pada hasil kerja dengan mengabaikan hubungan
dengan orang lain
5. Gaya yang berorientasi tinggi pada hasil kerja dan hubungan dengan orang
lain.

Hubungan yang terbuka dan hangat antara pemimpin dan bawahan akan
mempengaruhi kinerja staff dan capaian lembaga.

E. Model Perilaku Pemimpin Yulk

Menurut Gary Yulk (1981), ada beberapa perilaku kepemimpinan, yaitu :


1. Perhatian pada kinerja
2. Tenggang rasa
3. Inspirasi
4. Penghargaan berupa pengakuan
5. Merancang beberapa kemungkinan penghargaan
6. Partisipasi keputusan
7. Pendelegasian otonomi
8. Penjelasan peran
9. Penetapan tujuan
10. Pelatihan
11. Penyebaran informasi
12. Pemecahan masalah
13. Perencanaan
14. Pengoordinasian
15. Fasilitas kerja
16. Fasilitas interaksi
17. Pengelolaan konflik
18. kedisiplinan

Anda mungkin juga menyukai