Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU FISIKA FARMASI

Nama : Lailatul Fitritsani


NIM : 2302020048
Semester : 1 (Farmasi)
Dosen : Eka Nurul Qomaliyah, M.Si.
apt. Arif Arismunandar, M.Farm.

A. Pendahuluan
Sifat fisika adalah sifat yang menggambarkan ciri khas suatu zat yang dapat diukur dan
diamati tanpa mengubah zat-zat penyusunan. Sifat-sifat fisika zat tersebut, antara lain warna, bentuk,
ukuran, kepadatan, kelarutan, daya hantar listrik, kemagnetan, massa jenis, titik didih, titik lebur, dan
titik beku. Sementara sifat kimia adalah sifat yang menunjukan reaksi kimia antarzat yang
menimbulkan terjadinya pembentukan zat baru. Zat baru yang terbentuk tersebut tidak dapat kembali
ke keadaan semula melalui cara sederhana. Contoh sifat-sifat kimia adalah mudah
terbakar,berkarat,mudah meledak, dan beracun.
B. Sifat-sifat fisika suatu zat
Adapun beberapa sifat fisika suatu zat terdiri dari :
1. Titik didih Definisi:
Titik didih adalah suhu di mana zat cair mendidih atau berubah menjadi zat gas. Titik didih
suatu zat ditentukan oleh tekanan eksternal dan tekanan uap zat tersebut. Tekanan uap adalah tekanan
yang ditimbulkan oleh molekul-molekul cair yang menguap ke udara. Semakin tinggi tekanan uap
suatu zat, semakin rendah titik didihnya. Contoh zat yang memiliki tekanan uap tinggi adalah alkohol
(78,3 °C), aseton (56 °C), dan bensin (40-60 °C). Contoh zat yang memiliki tekanan uap rendah
adalah air (100 °C), gula (160-186 °C), dan garam (1413 °C)
2. Titik leleh Definisi:
Titik leleh atau titik lebur adalah suhu di mana zat padat melebur atau berubah menjadi zat
cair. Titik leleh suatu zat ditentukan oleh ikatan antarmolekul dan berat molekul zat tersebut. Contoh
zat yang memiliki titik leleh tinggi adalah besi (1538 °C), timah (231,9 °C), dan lilin (45-65 °C).
Terdapat beberapa zat yang memiliki ikatan antarmolekul yang rendah sehingga titik lelehnya
cenderung rendah juga. Dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah zat es (0 °C), mentega (32-35
°C), dan agar-agar (85 °C).
3. Kelarutan Definisi:
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Misalnya etanol di dalam air.
Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Contohnya kelarutan adalah
garam dan air. Garam merupakan zat terlarut, sedangkan air adalah pelarut.
4. Massa jenis Definisi :
Massa jenis atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
5. Daya hantar Definisi :
Konduktivitas ( daya hantar) listrik adalah pengukuran seberapa baik suatu bahan dalam
mengakomodasi transpor arus listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik
(R), Di dalam kawat penghantar arus listrik dihasilkan oleh aliran elektron. Muatan positif tidak
bergerak karena terikat kuat di dalam inti atom. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya hantar
listrik suatu larutan adalah jenis larutan elektrolit, konsentrasi larutan, jumlah ion dan kecepatan ion.
6. Kemagnetan Definisi :
Magnet merupakan benda yang dapat menarik benda-benda lain di sekitarnya seperti besi,
baja, dan kobalt. Sebuah magnet terdiri atas magnet-magnet elementer yang tersusun secara teratur.
Magnet mempunyai bagian yang paling kuat daya tariknya yaitu bagian kutub magnet, terdiri dari
kutub utara dan kutub selatan. Sifat-sifat kutub magnet adalah kutub-kutub sejenis jika didekatkan,
akan tolak menolak. Sedangkan kutub-kutub tidak sejenis jika didekatkan, akan tarik menarik.
Ruangan di sekitar magnet yang masih dipengaruhi adanya gaya magnet disebut medan magnet. Kuat
medan magnet ditunjukkan oleh garis garis magnet yang disebut fluks. Mengalirkan arus listrik searah
pada kawat konduktor yang dililitkan pada besi lunak. Kekuatan magnet seperti ini tergantung dari
jumlah lilitan besarnya kuat arus listrik yang mengalir. Magnet seperti ini disebut electromagnet.
7. Viskositas Definisi :
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap tekanan maupun tegangan. Semakin besar
tahanan suatu zat, maka viskositas akan semakin tinggi. Viskositas disebut juga dengan istilah
kekentalan. Kekentalan suatu zat merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi daya mengalirnya
suatu cairan. Semakin kental suatu zat, maka kecepatan mengalirnya akan semakin rendah, begitu
pula sebaliknya. Kekentalan pada zat cair ini disebabkan oleh adanya gaya kohesi, yaitu gaya tarik-
menarik antara molekul sejenis. Jadi, viskositas merupakan ukuran kemampuan tahanan dari suatu
cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, maka makin besar tahanannya.
C. Sifat fisika suatu senyawa obat
Adapun sifat fisika suatu senyawa obat yang harus diketahui oleh seoarang farmacist
diantaranya:
1. Kelarutan
Definisi : Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Contohnya adalah
garam dan air. Garam merupakan zat terlarut, sedangkan air adalah pelarut.
Alat ukur :
Dissolution test adalah salah satu alat laboratorium farmasi yang biasa digunakan untuk mengukur
kelarutan zat aktif obat pada media larutan.
1. Persiapkan media disolusi dan sample yang akan dianalisa. Pastikan juga anda sudah membaca-
baca metode yang digunakan pada alat dissolution tester.
2. Isi chamber dissolution tester dengan air atau aquades sesuai dengan batas yang telah ditentukan.
3. Pasangkan vessel pada chamber sesuai dengan kebutuhan. jika anda menggunakan dissolution
dengan jumlah chamber 6 atau 8, lakukan hingga semua terpasang dengan baik kemudian kunci
hingga rapat.
4. Naikan head unit hingga posisi paling tinggi.
5. Pasangkan gagang pengaduk(drive shaft), dayung(paddle) atau keranjang(basket) dan komponen
lainnya sesuai dengan kebutuhan analisa dengan benar.
6. Turunkan kembali head unit dengan hati-hati hingga batas yang telah ditentukan.
7. Setting posisi batang pengaduk pada posisi tengah dengan ketinggian sekitar 2,5cm. (gunakan alat
pendukung – lihat pada buku manual)
8. Masukan media disolusi dengan jumlah volume 900ml atau sesuai dengan kebutuhan.
9. Nyalakan dissolution tester dengan cara menekan tombol on. lalu setting suhu(berkisar di 37C),
kecepatan putaran dan lama waktu pengadukan.
10. Setelah suhu pada temperatur controller menunjukan di kisaran 37C, masukan obat secara
bersamaan dan tekan tombol start untuk memulai proses.
11. Tutup semua vessel untuk mencegah kotoran atau benda asing masuk kedalam vessel.
12. Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, ambil sample secara bersamaan(usahakan).
Sample yang tersebut sudah bisa digunakan untuk analisa pada alat spektrofotometer.
13. Jika anda melakukan pengambilan sample pada waktu terjeda, misal : di menit ke lima, sepuluh
dan lima belas. Pastikan menambahkan media disolusi sesuai dengan jumlah yang di ambil pada
periode sebelumnya.

2. Massa Jenis
Definisi : Massa jenis atau rapatan adalah pengukuran jisim setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Alat ukur :
Untuk mengukur massa jenis bisa menggunakan hidrometer. Satuan massa jenis berdasarkan
ketentuan Satuan Internasional (SI) adalah g/cm3 (CGS) dan kg/m3 (MKS). Prinsip kerja hidrometer
yaitu semakin rendah kerapatan zat, maka hidrometer semakin tenggelam.
Prinsip tersebut juga mengacu pada Hukum Archimedes, yang menemukan bahwa massa jenis tiap
benda berbeda-beda, tergantung volume dan massanya.
3. Rotasi Optik
Definisi : Rotasi optik , juga dikenal sebagai rotasi polarisasi atau birefringence melingkar , adalah
rotasi orientasi bidang polarisasi terhadap sumbu optik cahaya terpolarisasi linier saat melewati
material tertentu. Birefringence melingkar dan dichroism melingkar adalah manifestasi dari aktivitas
optik . Aktivitas optik hanya terjadi pada bahan kiral , bahan yang tidak memiliki simetri cermin
mikroskopis. Tidak seperti sumber birefringence lain yang mengubah keadaan polarisasi berkas,
aktivitas optik dapat diamati dalam fluida . Ini dapat mencakup gas atau larutan molekul kiral seperti
gula, molekul dengan struktur sekunder heliks seperti beberapa protein, dan juga kristal cair kiral .
Hal ini juga dapat diamati pada padatan kiral seperti kristal tertentu dengan rotasi antara bidang kristal
yang berdekatan (seperti kuarsa) atau metamaterial .
Alat ukur :
Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur rotasi optik suatu senyawa kiral. Prinsip
kerja polarimeter didasarkan pada sifat material sampel yang mengabsorpsi sinar dan memutar bidang
polarisasi cahaya. Cara kerja polarimeter dimulai dari penembakkan cahaya menuju monokromator
sehingga menghasilkan cahaya terpolarisasi. cahaya terpolarisasi kemudian diteruskan pada suatu
sampel dimana hasilnya akan terbaca oleh analisator atau detektor. Dalam hal ini, pelarut seperti air
atau pelarut lainnya digunakan sebagai pembanding (blank), dengan catatan bahwa pelarut tersebut
digunakan untuk melarutkan sampel uji dimana biasanya sampel diukur pada panjang gelombang
589.3 nm.
4. Indeks bias
Definisi : Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan cahaya
dalam ruang hampa udara dengan cepat rambat cahaya pada suatu medium. Umumnya, laju cahaya
berbeda jika memasuki material yang berbeda. Laju cahaya dalam es adalah 2,3 x108 m/s sedangkan
dalam intan adalah 1.24 x108 m/s. Oleh karena itu, perlu didefinisikan suatu besaran yang
menentukan laju cahaya dalam material. Besaran tersebut disebut indeks bias.
Alat ukur :
Refraktometer merupakan alat untuk pengukuran indeks bias. Pengukuran indeks bias menggunakan
refraktometer dapat menggunakan Hukum Snellius. Untuk penghitungan indeks bias pada larutan
dapat menggunakan rumus Lorentz-Lorenz dan persamaan Gladstone-Dale. Refraktometer dapat
digunakan dalam menentukan kadar materi terlarut dalam suatu larutan. Oleh karena itu, dalam
beberapa industri biasa menggunakan refractometer.
5. Konstanta elektrik
Definisi : Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu
fisika. Konstanta ini melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi
potensial listrik. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada
bahan tersebut bila diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa). Konstanta
dielektrik dilambangkan dengan huruf Yunani εr atau kadang-kadang kappa, K, atau Dk. Secara
matematis konstanta dielektrik suatu bahan didefinisikan sebagai varepsilon_{r} =
frac{varepsilon_{s}}{varepsilon_{0}} dimana εs merupakan permitivitas statis dari bahan tersebut,
dan ε0 adalah permitivitas vakum/. Permitivitas vakum diturunkan dari persamaan Maxwell dengan
menghubungkan intensitas medan listrik E dengan kerapatan fluks listrik D. Di vakum (ruang hampa),
permitivitas ε sama dengan ε0, jadi konstanta dielektriknya adalah 1.
Alat ukur :
Alat ukur microwave test bench digunakan mengetahui nilai dielektrik sample. Peralatan dirakit untuk
memperoleh data parameter gelombang yang digunakan menentukan nilai dielektrik.Tesis yang
menggunakan alat ini membahas pengukuran dielektrik. Nilai konstanta dielektrik perlu diketahui di
peralatan instrumentasi yang dipakai untuk menaikan kapasitas kapasitif. Penelitian ini alat yang
dipakai microwave test bench. Nilai konstanta dielektrik dihitung untuk menentukan nilai kapasitas
kapasitor.
Penelitian ini menggunakan tiga material yang berbeda setelah itu diukur nilai dielektriknya. Nilai
yang terukur dari penelitian teflon terukur 1,953 dan polistirena 2,455 dan 2,58. Untuk mengetahui
beberapa parameter gelombang yang belum terukur di analisa dengan grafik dua dimensi. Sebaran
data dalam grafik dianalisa dengan fungsi grafik. Hasil grafik untuk pendekatan nilai dielektrik pada
kisaran konstanta gelombang yang tidak terbaca. Nilai hasil penelitian dibandingkan dengan referensi
ternyata hasil pengukuran alat mendekati nilai referensi. Penggunaan alat ini akan dapat membantu
dalam mengukur konstanta yang belum diketahui nilai dielektrikanya.

Anda mungkin juga menyukai