Anda di halaman 1dari 69

SIFAT-SIFAT FLUIDA DAN PARAMETER HIDROLIKA

Hukum Newton II, juga dikenal sebagai hukum kedua gerak, menyatakan bahwa gaya total yang
diberikan pada suatu objek adalah sama dengan massa objek tersebut dikalikan dengan percepatan yang
dihasilkan oleh gaya tersebut. Dalam konteks analisis gerak fluida, hukum Newton II masih berlaku, tetapi
Anda akan menggabungkannya dengan konsep-konsep dalam hidrolika.
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH APLIKASI HUKUM NEWTON II DALAM ANALISIS GERAK FLUIDA
CONTOH PENERPAN YANG MELIBATKAN KONSEP BERAT
JENIS, RAPAT MASSA, DAN RAPAT RELATIF
BERIKUT ADALAH CONTOH SOAL YANG MELIBATKAN PERHITUNGAN KEKENTALAN
ABSOLUT (VISKOSITAS DINAMIS) ZAT CAIR:
BERIKUT ADALAH CONTOH SOAL YANG MELIBATKAN PERHITUNGAN KEKENTALAN
ABSOLUT (VISKOSITAS DINAMIS) ZAT CAIR:
BERIKUT ADALAH CONTOH SOAL YANG MELIBATKAN PERHITUNGAN KEKENTALAN
ABSOLUT (VISKOSITAS DINAMIS) ZAT CAIR:
Menentukan tegangan permukaan zat cair pada sungai dapat melibatkan berbagai
faktor, termasuk bentuk sungai, debit air, dan jenis zat cair yang ada. Di bawah ini adalah
contoh soal yang melibatkan perhitungan tegangan permukaan pada sungai:
Kapilaritas adalah kemampuan zat cair untuk naik melalui suatu medium berpori, seperti tanah, batu, atau bahan
lain, melawan gaya gravitasi. Kapilaritas umumnya diamati dalam situasi di mana cairan naik melalui tabung kecil
atau pori-pori dalam suatu bahan. Berikut adalah contoh soal yang melibatkan perhitungan kapilaritas pada zat
cair:
end
SIFAT-SIFAT FLUIDA DAN PARAMETER HIDROLIKA

Fluida memiliki beberapa sifat khusus yang membedakannya dari benda padat dan gas.
Berikut adalah beberapa sifat-sifat penting dari fluida:

Aliran: Fluida memiliki kemampuan untuk mengalir dan mengubah bentuk mereka saat diberikan gaya.
Molekul-molekul dalam fluida dapat bergeser dan meluncur satu sama lain.

Viskositas: Viskositas mengukur sejauh mana fluida tahan terhadap aliran. Cairan dengan viskositas
rendah, seperti air, mengalir dengan mudah, sementara cairan dengan viskositas tinggi, seperti madu,
mengalir lebih lambat.

Deformasi: Fluida dapat mengalami deformasi atau perubahan bentuk dengan mudah saat diberikan
gaya eksternal. Ini berbeda dari benda padat yang mempertahankan bentuknya.

Tekanan: Fluida dapat mengalami perubahan tekanan yang merambat dalam semua arah sesuai dengan
hukum Pascal. Tekanan dalam fluida merata dalam semua arah.
Distribusi Tekanan: Tekanan dalam fluida berhubungan dengan kedalaman fluida. Tekanan di bawah
permukaan cairan lebih tinggi daripada di atasnya.

Kompresibilitas (Gas): Gas memiliki sifat kompresibilitas yang memungkinkan mereka dikompresi menjadi
volume yang lebih kecil dengan meningkatkan tekanan.

Inkompresibilitas (Cairan): Cairan cenderung tidak kompresibel, artinya mereka hanya sedikit mengalami
perubahan volume saat diberikan tekanan.

Hukum Archimedes: Hukum Archimedes menyatakan bahwa fluida akan memberikan gaya ke atas terhadap
benda yang tercelup di dalamnya, sebanding dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Flotasi: Objek yang lebih ringan dari fluida dalam keadaan yang sama akan mengapung di atas permukaan
fluida.

Kecepatan Aliran: Fluida memiliki kecepatan aliran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan tekanan dan
geometri aliran.
Perpindahan Panas: Fluida memiliki kemampuan untuk mentransfer panas lebih efisien daripada padatan
karena kemampuan mereka untuk mengalir.

Erosi dan Sedimentasi: Aliran fluida, terutama air, dapat menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi,
mengubah bentuk dan topografi permukaan tanah.

Pembentukan Profil Aliran: Aliran fluida mengikuti prinsip-prinsip tertentu dalam pembentukan profil
aliran, seperti prinsip Bernoulli.

Sifat-sifat ini membuat fluida menjadi subjek penting dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan dan teknik,
termasuk hidrolika, aerodinamika, termal, teknik mesin, dan banyak lagi.
SIFAT-SIFAT ZAT CAIR
Zat cair memiliki sifat-sifat khas yang membedakannya dari zat padat dan gas. Berikut adalah beberapa sifat-
sifat utama dari zat cair:

• Volume Tetap:
Zat cair memiliki volume tetap yang lebih besar daripada gas. Mereka memiliki kemampuan untuk mengisi
bentuk wadah yang mengandung mereka, tetapi tidak akan merubah volumenya secara signifikan jika tidak ada
perubahan suhu atau tekanan yang besar.

• Bentuk yang Fleksibel:


Zat cair memiliki fleksibilitas dalam mengambil bentuk wadah yang berbeda. Mereka akan mengisi bentuk
wadah tersebut tanpa mengalami perubahan volume yang besar.

• Kohesi dan Adhesi:


Zat cair memiliki kemampuan untuk mengalir, dan ini terjadi karena sifat kohesi dan adhesi. Kohesi mengacu
pada daya tarik antara molekul-molekul yang sama jenis dalam cairan, sementara adhesi adalah daya tarik
antara molekul-molekul berbeda jenis, seperti antara zat cair dan permukaan wadah.
SIFAT-SIFAT ZAT CAIR
• Tidak Mudah Kompresibel:
Zat cair tidak mudah dikompresi (ditekan) seperti gas. Ini karena molekul-molekul dalam zat cair memiliki jarak
yang lebih dekat dan interaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan gas.

• Memiliki Titik Didih dan Leleh:


Zat cair memiliki titik didih (ketika zat cair berubah menjadi gas) dan titik leleh (ketika zat padat berubah
menjadi cair) tertentu. Titik-titik ini tergantung pada sifat molekuler zat tersebut dan tekanan lingkungan.

• Kemampuan Mengalir:
Salah satu sifat utama zat cair adalah kemampuannya mengalir, yang memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan bentuk wadah yang berbeda dan mengalir melalui saluran atau pipa.
SIFAT-SIFAT ZAT CAIR
• Densitas yang Lebih Tinggi Dibandingkan dengan Gas:
Zat cair umumnya memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas. Ini berarti bahwa mereka memiliki
massa yang lebih besar per satuan volume.

• Permukaan Muka Air:


Zat cair, khususnya air, memiliki permukaan muka yang khas di mana molekul-molekul di permukaan berinteraksi lebih
kuat satu sama lain daripada dengan molekul di dalam cairan. Ini dapat menghasilkan efek seperti kapilaritas dan
permukaan bebas.

• Konduktivitas Termal yang Baik:


Zat cair memiliki kemampuan yang baik untuk menghantarkan panas, yang berarti panas dapat bergerak dengan relatif
cepat.

• Kelarutan Zat dalam Cairan:


Zat cair memiliki kemampuan untuk melarutkan zat-zat lain, yang menghasilkan larutan. Sifat kelarutan ini memainkan
peran penting dalam berbagai proses kimia dan biologis.

Sifat-sifat ini memungkinkan zat cair untuk memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
dalam industri, lingkungan, dan biologi.
SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

Di antara sifat-sifat tersebut dalam ilmu


hidrolika , yang terpenting adalah :

• Rapat massa,

• Berat jenis dan

• Viskositas
RAPAT MASSA ZAT CAIR
Rapat massa zat cair, juga dikenal sebagai densitas, adalah ukuran kuantitatif untuk mengevaluasi seberapa
padat suatu zat cair. Rapat massa didefinisikan sebagai massa zat cair per unit volume. Dalam satuan SI, rapat
massa diukur dalam kilogram per meter kubik (kg/m³). Densitas adalah sifat intrinsik suatu zat dan dapat
memberikan informasi tentang seberapa banyak partikel (atom atau molekul) yang ada dalam suatu volume
tertentu dari zat tersebut

Persamaan umum untuk densitas adalah:

Densitas(ρ)= Massa
Volume
Di mana:
• ρ adalah densitas zat cair,
• Massa adalah massa zat cair,
• Volume adalah volume zat cair.
Beberapa contoh densitas zat cair pada suhu dan tekanan standar (0 °C dan 1 atm) adalah
sebagai berikut:
•Air: Densitas air murni adalah sekitar 1000 kg/m³.

•Minyak Sayur: Densitas minyak sayur berkisar antara 800-950 kg/m³ tergantung pada jenis
minyak dan
suhu.

•Bensin: Densitas bensin berkisar antara 720-780 kg/m³ tergantung pada jenis bensin dan
komponennya.

•Mercuryadalah
Densitas sifatDensitas
(Raksa): yang penting
raksadalam
adalahberbagai
sekitar aplikasi teknis dan ilmiah. Ini dapat mempengaruhi
13500 kg/m³.
perilaku zat cair dalam sistem aliran, perhitungan volume dan massa dalam berbagai industri, dan bahkan
memberikan informasi tentang komposisi zat cair dalam berbagai situasi.
BERAT JENIS ZAT CAIR
Berat jenis zat cair, juga dikenal sebagai densitas relatif, adalah perbandingan antara densitas zat cair
dengan densitas air pada kondisi yang sama. Berat jenis biasanya digunakan untuk mengukur seberapa
padat atau ringan suatu zat cair jika dibandingkan dengan air. Karena air memiliki densitas sekitar 1000
kg/m³ (pada suhu dan tekanan standar), berat jenis air dianggap 1. Oleh karena itu, berat jenis zat cair
akan lebih besar dari 1 jika densitasnya lebih besar dari air dan kurang dari 1 jika densitasnya lebih kecil
dari air.

Persamaan untuk menghitung berat jenis zat cair adalah sebagai berikut:

Berat Jenis(γ)= Densitas Zat Cair​


Densitas Air
Di mana:
• γ adalah berat jenis zat cair,
• Densitas Zat Cair adalah densitas zat cair,
• Densitas Air adalah densitas air pada kondisi yang sama.
Berikut adalah contoh berat jenis beberapa zat cair umum pada suhu dan tekanan standar (0 °C dan 1 atm):

• Air: Berat jenis air adalah 1.

• Minyak Sayur: Berat jenis minyak sayur bervariasi tergantung pada jenis minyaknya, tetapi umumnya
berkisar antara 0,8-0,95.

• Bensin: Berat jenis bensin bervariasi tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya berkisar antara 0,7-0,8.

• Mercury (Raksa): Berat jenis raksa adalah sekitar 13,6.

Dalam beberapa kasus, istilah "berat jenis" juga digunakan secara khusus untuk menyebutkan berat per
satuan volume (misalnya dalam pound per kaki kubik atau N/m³). Namun, dalam konteks umum, berat
jenis mengacu pada perbandingan dengan berat jenis air yang memiliki nilai 1. Berat jenis adalah konsep
penting dalam ilmu fisika dan teknik, terutama dalam perencanaan dan analisis struktur dan sistem
hidrolik.
VISKOSITAS ZAT CAIR
Viskositas adalah ukuran seberapa tebal atau kental suatu zat cair. Dalam konteks ilmiah, viskositas menggambarkan
sejauh mana zat cair mengalir dengan mudah atau sulit. Zat cair dengan viskositas rendah akan mengalir lebih mudah
seperti air, sedangkan zat cair dengan viskositas tinggi akan mengalir dengan lebih lambat seperti madu atau sirup.

Viskositas dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk suhu, tekanan, dan sifat kimia zat cair itu sendiri. Pada suhu
tertentu, zat cair tertentu dapat memiliki viskositas yang lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
lainnya. Jadi, viskositas adalah sifat yang sangat kontekstual dan dapat bervariasi.

Satuan umum yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah pascal sekon (Pa·s) dalam sistem metrik, dan centipoise
(cP) atau millipascal sekon (mPa·s) dalam sistem lainnya.

Dalam dunia praktis, pemahaman tentang viskositas sangat penting dalam berbagai bidang seperti industri makanan dan
minuman (untuk mengontrol tekstur dan aliran bahan), industri minyak dan gas (untuk merencanakan aliran fluida dalam
pipa), dan bidang ilmu lainnya seperti fisika fluida dan kimia.
Viskositas sering kali dinyatakan dalam istilah hukum Newtonian, yang menghubungkan gaya gesekan antara dua
lapisan zat cair dengan kecepatan perubahannya. Dalam konteks ini, hukum Newtonian menyatakan bahwa gaya
gesekan F antara dua lapisan zat cair adalah sebanding dengan gradien kecepatan perubahannya dan luas
permukaan yang bersinggungan:

F=η⋅A⋅du/dy
Di mana:
•F adalah gaya gesekan antara dua lapisan zat cair dalam satuan newton (N).
•η adalah viskositas zat cair dalam satuan pascal sekon (Pa·s).
•A adalah luas permukaan yang bersinggungan antara dua lapisan dalam satuan
meter persegi (m²).
•du/dy adalah gradien kecepatan perubahan dalam arah tegak lurus terhadap
permukaan (satuan 1/s atau s⁻¹).
Dalam beberapa kasus, zat cair dapat mengikuti hukum Newtonian ini, tetapi dalam kasus lain, viskositas
dapat bervariasi dengan kecepatan geseran atau gradien kecepatan. Dalam kasus non-Newtonian, model
yang lebih kompleks digunakan untuk menggambarkan hubungan antara gaya gesekan, viskositas, dan
faktor-faktor lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa rumus yang lebih spesifik tergantung pada sifat zat cair dan kondisi yang
dihadapi (misalnya, suhu, tekanan, dan perubahan kecepatan geseran). Oleh karena itu, dalam prakteknya,
pengukuran viskositas biasanya melibatkan pengujian eksperimental yang melibatkan berbagai kondisi
untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang sifat viskositas zat cair.
Kemampatan Zat Cair
Kemampatan zat cair merujuk pada sifat zat cair untuk mengalami perubahan volume dengan perubahan tekanan.
Kemampatan ini didefinisikan sebagai perubahan volume relatif terhadap perubahan tekanan. Dalam kasus zat
cair yang umum, seperti air, kemampatan biasanya sangat kecil, dan zat cair dianggap sebagai benda yang praktis
inkompressibel, artinya volumenya hampir tidak berubah dengan perubahan tekanan yang wajar.
Rumus matematis untuk menghitung kemampatan β (beta) adalah sebagai berikut:

β=−1/V(∂v/∂p)T
Di mana:
•β adalah koefisien kemampatan zat cair.
•V adalah volume zat cair.
•P adalah tekanan.
•∂v∂Vp adalah turunan parsial dari volume terhadap tekanan pada suhu konstan T.
Namun, dalam banyak kasus, kemampatan zat cair diabaikan karena efeknya yang sangat kecil. Misalnya,
pada tekanan dan suhu sehari-hari, perubahan volume air akibat perubahan tekanan hanya berada pada
urutan 10^(-10) per satuan tekanan. Oleh karena itu, pada skala kebanyakan proses yang kita hadapi dalam
kehidupan sehari-hari, zat cair umumnya dianggap sebagai benda yang praktis tidak bisa dipampatkan.

Namun, pada tekanan dan suhu yang sangat ekstrem, seperti di dalam inti planet atau dalam eksperimen
laboratorium yang sangat ekstrem, kemampatan zat cair bisa menjadi lebih signifikan.
Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah fenomena fisika di mana permukaan zat cair berperilaku seperti permukaan
elastis yang mencoba untuk meminimalkan luas permukaannya. Ini terjadi karena molekul-molekul di
permukaan cairan saling menarik ke arah dalam cairan, menghasilkan efek seperti membran yang menahan
cairan agar tidak berubah bentuk atau meresap ke dalam.

Tegangan permukaan memiliki dampak pada berbagai fenomena, seperti:

• Membentuk Tetesan: Permukaan air yang dibiarkan bebas akan membentuk tetesan karena molekul-
molekul air berusaha untuk meminimalkan kontak dengan udara, yang menghasilkan bentuk bola.
• Menyebabkan Capilaritas: Tegangan permukaan juga menyebabkan fenomena capilaritas, di mana zat cair
dapat naik atau turun dalam pipa atau tabung yang sangat sempit.
• Efek pada Aktivitas Biologi: Dalam tubuh organisme, tegangan permukaan memiliki peran penting dalam
berbagai proses biologis, termasuk pernapasan, transportasi cairan di tanaman, dan sebagainya.
Rumus matematis yang menghubungkan tegangan permukaan γ (gamma) dengan gaya yang
bekerja pada panjang garis tepi L adalah:

γ=F/
Di mana: L
• γ adalah tegangan permukaan dalam satuan gaya per panjang (misalnya, N/m atau dyn/cm).

• F adalah gaya yang bekerja pada garis tepi.

• L adalah panjang garis tepi.


Tegangan permukaan sering kali dinyatakan dalam satuan dyn/cm (dyne per sentimeter) dalam sistem
CGS atau N/m (newton per meter) dalam sistem SI.

Tegangan permukaan dapat dipengaruhi oleh sifat kimia zat cair, suhu, dan tekanan. Zat cair dengan
tegangan permukaan tinggi cenderung membentuk tetesan kecil dan padat, sementara zat cair dengan
tegangan permukaan rendah cenderung lebih "basah" dan menyebar dengan lebih baik.

Contoh soal tentang tegangan permukaan:


Sebuah tetesan air berada pada permukaan meja datar. Jika tegangan permukaan air adalah 0,072
N/m, dan radius tetesan air adalah 0,02 m, hitunglah gaya total yang bekerja pada tetesan air akibat
tegangan permukaan.

Pembahasan:
Dalam kasus ini, kita akan menggunakan rumus yang menghubungkan tegangan permukaan dengan
gaya dan luas permukaan:
F=γ⋅L
Di mana:
•F adalah gaya total yang bekerja pada tetesan air.
•γ adalah tegangan permukaan air (0,072 N/m).
•L adalah keliling tetesan air, yang dapat dihitung dengan L=2πr, di
mana r adalah radius tetesan (0,02 m).

L=2π×0,02m=0,04πm

Sekarang kita dapat menghitung gaya:

F=0,072N/m×0,04πm≈0,009πN≈0,028N

Jadi, gaya total yang bekerja pada tetesan air akibat tegangan permukaan adalah sekitar
0,028 N.
PARAMETER HIDROLIKA

Parameter hidrolika adalah nilai atau ukuran yang digunakan untuk menggambarkan
sifat-sifat aliran fluida, terutama air, dalam berbagai situasi dan lingkungan. Parameter-
parameter ini digunakan dalam perencanaan, analisis, dan pemodelan aliran fluida untuk
berbagai aplikasi teknik dan lingkungan

Kecepatan (Velocity): Kecepatan aliran fluida merupakan ukuran seberapa cepat fluida
bergerak pada suatu titik tertentu. Kecepatan ini dapat bervariasi dalam berbagai bagian
saluran atau aliran.

Debit (Flow Rate): Debit adalah volume fluida yang mengalir melewati suatu titik dalam
satu satuan waktu. Debit biasanya diukur dalam satuan volume per waktu, seperti liter
per detik atau meter kubik per detik.
Tekanan (Pressure): Tekanan dalam aliran fluida merupakan gaya per satuan luas yang diberikan
oleh fluida terhadap permukaan. Tekanan dapat berubah sepanjang aliran sesuai dengan hukum-
hukum hidrolika.

Tinggi (Head): Tinggi adalah perbedaan ketinggian antara dua titik dalam aliran fluida. Tinggi
digunakan dalam perhitungan energi potensial dalam aliran fluida.

Friction Loss: Kerugian gesekan adalah hilangnya energi yang terjadi karena gesekan antara fluida
dan permukaan saluran atau pipa. Ini mengurangi tekanan dan kecepatan aliran.

Diameter Pipa (Pipe Diameter): Diameter pipa mempengaruhi aliran fluida di dalamnya. Ukuran
pipa digunakan dalam menghitung laju aliran, kecepatan aliran, dan hilangnya energi akibat
gesekan.

Viskositas (Viscosity): Viskositas mengukur ketahanan fluida terhadap aliran. Viskositas tinggi
menghasilkan aliran lambat dan lebih sulit.

Kecepatan Aliran Kritis (Critical Flow Velocity): Kecepatan aliran di mana aliran menjadi kritis,
biasanya terjadi pada aliran melalui lubang-lubang kecil.
Reynolds Number: Angka Reynolds adalah parameter tak berdimensi yang menggambarkan
jenis aliran fluida (laminar atau turbulen) berdasarkan kecepatan, dimensi pipa, dan viskositas.

Number Froude: Angka Froude adalah parameter tak berdimensi yang menggambarkan
perilaku aliran pada permukaan bebas, seperti sungai atau saluran terbuka.

Gradient Hidrolik (Hydraulic Gradient): Gradient hidrolik adalah perubahan tinggi relatif
terhadap jarak horizontal dalam aliran fluida. Ini mempengaruhi laju aliran dan kecepatan
aliran.

Distribusi Kecepatan (Velocity Distribution): Distribusi kecepatan menggambarkan bagaimana


kecepatan aliran berubah dalam profil melintang suatu saluran atau pipa.

Prandtl Number: Parameter ini menggambarkan hubungan antara konduktivitas panas dan
viskositas fluida.

Manning's Roughness Coefficient: Koefisien kekasaran Manning digunakan dalam perhitungan


aliran di permukaan bebas, seperti sungai, untuk memperhitungkan karakteristik permukaan.
DIMENSI DAN SATUAN

1. Dimensi:

Dimensi mengacu pada karakteristik atau sifat fisik yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau mengukur suatu
objek atau fenomena. Dalam fisika, dimensi mengacu pada jenis-jenis ukuran yang dapat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana suatu besaran fisik dinyatakan dalam istilah yang lebih umum. Contohnya, panjang, massa,
waktu, dan suhu adalah beberapa dimensi dasar dalam fisika. Besaran fisik dapat digambarkan sebagai kombinasi dari
dimensi-dimensi ini. Misalnya, kecepatan memiliki dimensi panjang per waktu, yang dapat dinyatakan sebagai meter
per detik.

2. Satuan:

Satuan adalah cara kita mengukur atau mengekspresikan besaran fisik dalam nilai numerik yang dapat dibandingkan.
Satuan memberikan kerangka kerja yang konsisten untuk mengukur berbagai besaran fisik. Ada dua jenis satuan:
satuan dasar dan satuan turunan. Satuan dasar adalah satuan yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut menjadi satuan
lain. Dalam sistem metrik atau sistem internasional (SI), contoh satuan dasar adalah meter (m) untuk panjang,
kilogram (kg) untuk massa, detik (s) untuk waktu, dan lainnya. Satuan turunan adalah satuan yang didefinisikan
berdasarkan satuan dasar. Misalnya, satuan luas adalah meter persegi (m²), yang merupakan satuan turunan dari
meter (m) dikalikan dengan meter (m)
SATUAN MKS DAN SI

SATUAN MKS (METER-KILOGRAM-SEKON) adalah sistem satuan yang digunakan sebelum


adopsi SISTEM INTERNASIONAL (SI) sebagai standar internasional. SI sekarang digunakan
secara luas di seluruh dunia sebagai sistem satuan resmi untuk ilmu pengetahuan dan teknik,
tetapi satuan MKS adalah pendahulunya yang masih digunakan dalam beberapa konteks
tertentu. Berikut adalah perbandingan antara satuan MKS dan SI:

Anda mungkin juga menyukai