Anda di halaman 1dari 24

KONSEP

DASAR IPA
TENTANG
BENDA DAN
BUNYI
KELOMPOK 3
01 02
PUTRI ESTER HUTASOIT NUR WENI H. PURBA
2301010014 2301010012

03
FITRY NOPERIANTI SIPAYUNG
2301010003
BENDA
Kata benda dalam istilah bahasa Indonesia yaitu segala sesuatu yang
memiliki bentuk, ukuran volume, dan sifat berbeda-beda yang dapat berupa
barang, alat, atau objek. Benda adalah sesuatu yang memiliki eksistensi fisik
atau materi, memiliki massa, dan dapat dilihat, diraba, atau dirasakan.
1. Perubahan Sifat Benda

• Perubahan fisik : Ini adalah perubahan yang tidak mengubah komposisi kimia benda yang terjadi ketika
sifat fisik benda berubah.

• Perubahan kimia : adalah proses perubahan komposisi kimia benda, menjadi zat baru dengan komposisi dan
sifat yang berbeda.

• Perubahan fase: Ini adalah perubahan dari satu fase materi ke fase lainnya, seperti dari padat ke cair atau
dari cair ke gas.

• Perubahan termal : Perubahan ini terkait dengan pengaruh suhu (panas atau dingin) terhadap sifat benda.

• Perubahan mekanik : Perubahan karena tekanan atau gaya pada benda sehingga mengalami perubahan fisik
atau struktural.

• Perubahan elektromagnetik : Perubahan sifat yang terjadi dalam sistem atau objek akibat ketika terpapar
radiasi elektromagnetik.
2. Perubahan Wujud Benda

• Proses pemadatan benda(pengkristalan): adalah perubahan fase dari


gas atau cair menjadi padat. Terjadi ketika suhu suatu zat turun di bawah titik
beku atau titik pendinginannya yang melibatkan pengurangan energi kinetik
partikel-partikel dalam zat sehingga mereka mengatur diri dalam susunan yang
lebih teratur. Contohnya adalah ketika air membeku dan berubah menjadi

• Perubahan Padat ke Cair (pencairan): Perubahan Ketika suhu padatan


dinaikkan di atas titik leburnya, partikel-partikel padat bergerak lebih cepat dan
tidak terikat rapat menghasilkan perubahan wujud dari padat menjadi cairan.
Contoh, ketika es mencair menjadi air pada suhu di atas titik beku.
• Perubahan Padat ke Gas(sublimasi): Perubahan langsung dari fase padat menjadi gas atau
sebaliknya tanpa melalui fase cair. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa zat
mempunyai titik lebur yang lebih rendah daripada titik sublimasi. Contohnya adalah
sublimasi es kering (karbon dioksida padat) menjadi gas karbon dioksida.

• Perubahan Cair ke Gas(penguapan/evaporasi): Ketika suhu cairan dinaikkan, partikel-


partikel cair menjadi lebih bergerak, beberapa di antaranya mendapatkan energi yang cukup
untuk melompat ke udara dalam bentuk gas. Ini menghasilkan perubahan wujud dari cairan
menjadi gas. Contoh,saat air mendidih dan berubah menjadi uap air.
• Kondensasi: Perubahan dari fase gas menjadi cair disebut kondensasi. Ini terjadi ketika
uap air di atmosfer mengembun menjadi tetesan air. Kondensasi adalah proses yang umum terjadi di
alam sehari-hari dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti meteorologi, kimia, dan
industri. Contoh umum dari kondensasi adalah ketika uap air dalam udara mengalami pendinginan dan
berubah menjadi tetesan air.
3. Sifat - Sifat Benda

a.Fisik
• Massa: Massa adalah jumlah materi dalam suatu benda dan diukur dalam
satuan kilogram (kg) atau gram (g). Ini adalah ukuran berat benda tanpa
memperhitungkan gaya gravitasi.

• Volume: Volume adalah ruang yang ditempati oleh suatu benda dan diukur
dalam liter (L), meter kubik (m³), atau satuan lainnya. Ini mencerminkan
seberapa besar atau kecil suatu benda.

• Bentuk: Bentuk mengacu pada penampilan luar suatu benda. Misalnya,


sebuah bola memiliki bentuk bulat, sementara sebuah buku memiliki bentuk
persegi.
● Kekerasan: Kekerasan adalah sifat suatu benda yang mengukur sejauh mana benda tersebut
tahan terhadap goresan atau deformasi. Material yang keras akan sulit untuk diubah
bentuknya.

● Kepadatan: Kepadatan adalah rasio antara massa dan volume suatu benda. Ini diukur dalam
satuan massa per volume seperti kilogram per meter kubik (kg/m³) atau gram per sentimeter
kubik (g/cm³).

● Konduktivitas Panas: Konduktivitas panas mengukur seberapa baik suatu benda dapat
menghantarkan panas. Benda yang baik dalam menghantarkan panas adalah konduktor panas
yang tinggi, sementara yang buruk adalah isolator panas.

● Warna: Karakteristik visual dari benda yang dilihat oleh mata manusia, dan benda bisa
memiliki berbagai warna.

● Konduktivitas termal: Sifat fisik suatu benda yang mengukur kemampuannya untuk
menghantarkan panas. Ini mengacu pada seberapa baik atau buruk suatu benda dalam
mengalirkan panas dari satu titik ke titik lainnya dalam benda tersebut.
● Konduktivitas listrik: Sifat fisik yang mengukur kemampuan suatu benda untuk
menghantarkan arus listrik. Konduktivitas listrik diukur dalam satuan seperti siemens
per meter (S/m) atau ohm per sentimeter (Ω/cm).

● Titik lebur: Suhu tertentu pada saat benda padat berubah menjadi benda cair, tergantung
pada sifat-sifat molekul atau atom penyusunnya.

● Titik didih: suhu tertentu pada saat benda cair berubah menjadi gas, digunakan untuk
mengidentifikasi dan memahami karakteristik suatu zat atau bahan.
Dinyatakan dalam derajat Celsius (°C) atau Kelvin (K).

● Kelarutan: Sifat yang mengukur sejauh mana suatu zat atau bahan dapat larut dalam
pelarut tertentu pada suhu dan tekanan tertentu.
b. Kimia

Sifat kimia adalah karakteristik benda atau zat yang berkaitan dengan cara mereka berinteraksi
dengan zat lain melalui reaksi kimia. Ini mencakup hal-hal seperti keasaman, kebasaan,
reaktivitas terhadap zat lain.
• Reaktivitas: Ini mengacu pada sejauh mana benda dapat berinteraksi dengan zat lain. Benda
dapat bersifat reaktif atau non-reaktif tergantung pada zat-zat dengan yang ia berinteraksi.
• Kemampuan untuk Bereaksi: Ini mencakup kemampuan benda untuk berubah menjadi zat lain
melalui reaksi kimia seperti oksidasi atau pembentukan senyawa baru.
• Kestabilan Kimia: Kestabilan menggambarkan seberapa tahan benda terhadap perubahan kimia.
Benda yang stabil akan cenderung tidak mengalami perubahan kimia yang signifikan dalam
kondisi tertentu.
• Keasaman dan kebasaan: Dua sifat kimia yang mengukur tingkat keasaman atau kebasaan
(alkalisitas) suatu zat atau larutan. Sifat ini diukur menggunakan skala pH (potensi hidrogen)
yang berkisar dari 0 hingga 14.
• Toksisitas: Sifat kimia atau biologis yang mengukur sejauh mana suatu zat atau bahan dapat
menjadi berbahaya atau beracun bagi organisme atau lingkungan. Toksisitas dapat ditemukan
pada bahan kimia, zat alami, obat-obatan, logam berat, dan banyak jenis bahan lainnya.
c. Mekanik

Sifat mekanik benda adalah karakteristik yang berkaitan dengan respons benda terhadap gaya dan gerakan.
• Kekuatan: Kekuatan mengukur kemampuan benda untuk menahan tekanan atau beban. Benda yang kuat akan
tahan terhadap deformasi atau pecah.
• Elastisitas: Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk aslinya setelah deformasi, seperti
karet yang elastis.
• Kekekalan: Kekekalan mengacu pada kemampuan benda untuk tetap dalam gerakan atau keadaan tertentu jika
tidak ada gaya yang bekerja padanya, seperti hukum kekekalan momentum dalam fisika.

d. Sifat optik

• Transparansi: Transparansi mengukur sejauh mana benda membiarkan cahaya melewati. Benda transparan
memungkinkan cahaya untuk melalui, sedangkan benda opak menghalangi cahaya.
• Indeks Bias: Indeks bias adalah kemampuan benda untuk membelokkan cahaya saat melalui permukaannya,
seperti dalam optik dan pembuatan lensa.
.
• Indeks Bias: Indeks bias adalah kemampuan benda untuk membelokkan cahaya saat melalui permukaannya,
seperti dalam optik dan pembuatan lensa.
e. Sifat Listrik
• Konduktivitas Listrik: Ini mengukur kemampuan benda untuk menghantarkan listrik.
Konduktor listrik seperti tembaga memiliki konduktivitas yang tinggi.
• Muatan Listrik: Muatan listrik adalah jumlah muatan listrik yang dapat dimiliki oleh
benda. Benda dapat bermuatan positif, negatif, atau netral.

f. Sifat Termal
• Konduktivitas Termal: Ini mengukur kemampuan benda untuk menghantarkan panas.
Logam umumnya memiliki konduktivitas termal yang tinggi.
• Kapasitas Kalor: Kapasitas kalor adalah kemampuan benda untuk menampung panas.
Benda dengan kapasitas kalor yang tinggi akan memerlukan lebih banyak energi panas
untuk mengubah suhunya.

g. Sifat magnetik
• Kemagnetan: Kemagnetan mengacu pada apakah benda dapat menarik benda lain
yang bersifat magnetik
4. Jenis Benda

a. Benda padat
● Benda padat adalah jenis materi yang memiliki bentuk dan volume yang tetap.

b. Benda cair
● Benda cair adalah jenis materi yang memiliki volume tetapi tidak memiliki bentuk
yang tetap.

c. Benda gas
● Benda gas adalah jenis materi yang tidak memiliki bentuk atau volume tetap.
B. BUNYI

Macam-Macam Bunyi:

1. Bunyi alam: Bunyi yang dihasilkan oleh fenomena alam, seperti angin berdesing, air mengalir, atau
guntur.
2. Bunyi buatan: Bunyi yang dihasilkan oleh manusia, seperti bicara, musik, atau suara mesin.
3. Bunyi keras: Bunyi dengan amplitudo tinggi yang terdengar keras, seperti ledakan.
4. Bunyi lembut: Bunyi dengan amplitudo rendah yang terdengar lembut, seperti bisikan.
5. Bunyi berirama: Bunyi yang memiliki pola ritmik, seperti musik.
6. Bunyi bising: Bunyi yang tidak diinginkan dan mengganggu, seperti suara lalu lintas atau mesin
industri.
7. Bunyi ultrasonik: Bunyi dengan frekuensi di atas batas pendengaran manusia, digunakan dalam
aplikasi seperti pemindaian medis. Di atas frekuensi 20.000 Hz.
8. Bunyi infrasonik: Bunyi dengan frekuensi di bawah batas pendengaran manusia, terkait dengan
gempa bumi dan aktivitas geologis lainnya. Di bawah frekuensi 20 Hz.
Fungsi Bunyi :

1. Komunikasi
2. Peringatan
3. Hiburan
4. Navigasi
5. Identifikasi

Karakteristik bunyi :

1. Dapat merambat melalui zat padat, zat cair, dan gas.


2. Dapat diserap dan dipantulkan.
3. Dapat dibiaskan,
4. Bunyi dan gelombang bunyi mengalami perpaduan.
1. Perambatan bunyi
• Perambatan Bunyi Melalui Udara
• Perambatan Bunyi Melalui Padat

2. Pemantulan Bunyi
a. Hukum pemantulan bunyi
Hukum pemantulan bunyi menyebutkan bahwa sudut datang (sudut antara arah bunyi
datang) sama dengan sudut pantul (sudut antara arah bunyi dipantulkan) terhadap
permukaan yang dipantulkan.
b. Permukaan halus dan reflektor bunyi
Permukaan yang halus dan keras, seperti dinding padat, bisa memantulkan bunyi dengan baik.
Permukaan yang kurang halus, seperti permukaan berpori atau berbentuk tidak rata, dapat
mereduksi pemantulan bunyi.

c. Gema dan waktu pantul


Gema adalah pantulan bunyi yang terdengar dengan jelas setelah bunyi asli terdengar. Gema
terjadi ketika bunyi dipantulkan kembali dari permukaan reflektif yang cukup jauh sehingga
waktu tempuh bunyi mencapai pendengar dengan jeda yang dapat dibedakan. Waktu pantul
mengacu pada interval waktu antara bunyi asli dan gema. Semakin lama waktu pantul,
semakin jelas gema terdengar.
3. Percobaan tentang Benda dan Bunyi
Percobaan 1 :

Nama percobaan: Percobaan Perambatan Bunyi


Tujuan percobaan: Membuktikan bahwa bunyi dapat merambat
melalui benda gas

Alat-alat yang dibutuhkan:


Selang plastik (panjang 2 meter atau lebih).

Langkah kerja:
- Pegang salah satu ujung selang dan minta temanmu memegang
ujung lainnya.
- Dekatkan ujung selang ke telinga.
- Minta temanmu berbicara melalui ujung selang yang ia pegang.
- Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya
kepada temanmu untuk diperiksa.

Kesimpulan: Bunyi dapat merambat melalui benda gas.


4. Pembuatan Media Benda dan Bunyi

Berikut adalah beberapa aspek yang terlibat dalam pembuatan media tentang bunyi :
• Perekaman Bunyi:
Perekaman ini dapat dilakukan dengan menggunakan mikrofon yang terpasang pada
perangkat perekam suara, seperti kamera atau pemutar rekaman suara digital.

• Studio Rekaman dan Pengolahan Bunyi:


Setelah perekaman selesai, bunyi yang direkam sering kali perlu diproses dan
disempurnakan dalam studio rekaman. Proses ini melibatkan pengeditan, pengaturan
tingkat suara, penghilangan noise atau distorsi, penyesuaian frekuensi, dan efek
pengolahan lainnya untuk meningkatkan kualitas dan kejernihan bunyi.

• Desain Suara (Sound Design):


Untuk media yang lebih kompleks seperti film, video game, atau acara televisi, desain suara
adalah aspek penting dalam pembuatan media tentang bunyi. Mereka menggunakan
berbagai teknik seperti perekaman lapangan, pengolahan audio, dan sintesis suara untuk
menciptakan suara yang sesuai dengan adegan atau gambar yang diinginkan.
• Mixing dan mastering:
Setelah semua elemen audio selesai diolah, mereka harus digabungkan (mixed) secara
proporsional untuk menciptakan rasio suara yang diinginkan. Proses mixing melibatkan
penyesuaian volume, panning (posisi bunyi di dalam ruang stereo), dan efek lainnya untuk
menciptakan keseimbangan dan keselarasan audio yang diinginkan. Setelah mixing selesai,
tahap mastering dilakukan, yaitu proses finishing untuk memperbaiki kualitas audio secara
keseluruhan, membuatnya lebih konsisten, dan siap untuk didistribusikan dalam berbagai
format.

• Distribusi dan reproduksi:


Setelah media tentang bunyi selesai diproduksi, langkah terakhir adalah mendistribusikannya
dalam format yang sesuai. Ini dapat melibatkan konversi ke format file yang umum seperti
MP3, WAV, atau AAC untuk streaming atau unduhan. Media tersebut dapat disebarkan
melalui saluran online, seperti situs web, platform streaming, atau melalui media fisik seperti
CD atau DVD.
Nama Percobaan: Percobaan Sumber Bunyi
Tujuan Percobaan: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal
Alat-alat: Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)

Langkah Kerja:
1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk
memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu
menebak dengan tepat?

Hasil Percobaan:
Dari percobaan di atas dapat dinyatakan bahwa dengan mata tertutup, kita masih
dapat mendengar bunyi dengan jelas pada jarak tertentu karena bunyi merambat
melalui udara. Bunyi kemudian merambat melalui udara dan ditangkap oleh
telinga kita.

Kesimpulan:
Bunyi merambat memlui udara dari sumber bunyi ke telinga kita. Getaran bunyi
mengenai gendang telinga dan diubah menjadi pesan/ sinyal listrik di telinga
bagian dalam. Sinyal tersebut kemudian diteruskan oleh saraf pendengaran menuju
otak yang kemudian menterjemahkan jenis dari bunyi tersebut.
KESIMPULAN
Benda dan bunyi adalah dua konsep penting dalam ilmu fisika yang
memiliki keterkaitan erat. Bunyi membutuhkan medium untuk
merambat, dan berperilaku sebagai gelombang longitudinal.
Namun, dalam ruang hampa udara atau vakum, bunyi tidak dapat
merambat karena tidak ada medium. Benda berperan sebagai
sumber bunyi, dan getarannya memengaruhi sifat bunyi yang
dihasilkan. Memahami hubungan antara benda dan bunyi
membantu kita dalam berbagai aplikasi, termasuk musik, teknologi
komunikasi, ilmu pengetahuan alam, dan teknik.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai