Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Limbah cair laundry termasuk ke dalam golongan grey water. Warna abu-abu
air limbah tersebut berasal dari campuran berbagai residu bahan organik dan
anorganik yang menghasilkan perubahan warna pada air. Kandungan bahan-
bahan dalam grey water berupa minyak dan lemak, fosfor, sodium, garam,
nitrogen. Selain dampak toksik, limbah laundry dalam jumlah berlebih dapat
mencemari badan air dan menyebabkan eutrofikasi, yakni badan air menjadi kaya
nutrien terlarut, serta menurunkankan kandungan oksigen terlarut, dan
kemampuan daya dukung badan air terhadap biota air.
Air limbah laundry sendiri memiliki kandungan fosfat dalam deterjen yang
digunakan, fosfat dari deterjen pun mampu mencemari lingkungan dengan
kontribusi phosphate loading 25 - 30 %. Pada badan air, kandungan fosfat yang
berlebihan akan menyebabkan penurunan kualitas air dan terjadinya eutrofikasi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meminimalisir kadar fosfat pada
air limbah laundry sebelum dibuang ke badan air yaitu fitoremediasi.
Keberadaan fosfat pada badan air atau sungai akan menyebabkan peristiwa
eutrofikasi yaitu penambahan nutrient bagi tumbuhan air sehingga
memungkinkan terjadinya ledakan populasi tumbuhan air, akibat yang dapat
ditimbulkan diantaranya pendangkalan sungai dan punahnya ekosistem air karena
terhalangnya sinar matahari oleh tumbuhan air. Salah satu sumber pencemaran
fosfat adalah air limbah yang berasal penggunaan deterjen dalam mencuci
pakaian, dewasa ini usaha pencucian pakian sangat mudah ditemukan dirumah-
rumah penduduk yang berdekatan dengan perguruan tinggi, usaha ini biasa
disebut dengan jasa laundry. Air limbah laundry biasanya langsung dibuang ke
saluran pembuangan air limbah atau got, dimana dari got tersebut air limbah akan
sampai ke sungai dan seterusnya ke laut.
Gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal yang terdiri dari satu
atom fosforus dan empat atom oksigen. Dalam Bentuk ionik, fosfat membawa -3

17
muatan formal, dan dinotasikan dengan PO43-. Sumber fosfat terdiri di perairan
laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai
membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga
sumber fosfat di muara sungai lebih besar dari sekitarnya. Fosfat berasal dari
detergen dalam limbah cair dan pestisida serta insektisida dalam lahan pertanian.
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat, dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam
bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air.
Keberadaan Fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi,antara
lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat di adsorpsi oleh fitoplankton
dan sumber alami seperti erosi tanah,buangan dari hewan dan pelapukan
tumbuhan, dan dari laut serta sungai itu sendiri.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu air limbah laundry sebelum
filtrasi dan air limbah laundry setelah filtrasi. Setelah dilakukan percobaan analisa
kadar fosfat dalam air limbah laundry, maka diperolehlah kadar fosfat pada air
limbah laundry sebelum filtrasi dan sesudah filtrasi secara berturut-turut adalah
10 ppm dan 4 ppm. Penurunan kadar fosfat pada air limbah laundry yang terjadi
setelah dilakukan analisa yaitu sebesar 60%.
Jika dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 untuk
kadar fosfat maksimum yaitu sebesar 0,02 mg/L, Hal ini menunjukkan bahwa
kadar fosfat pada air limbah laundry sebelum dan setelah filtrasi berada di atas
batas maksimum yang telah ditetapkan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar fosfat dalam air yaitu oksigen
terlarut dan suhu. Besarnya kadar oksigen di dalam air tergantung juga pada
aktivitas fotosintesis organisme didalam air. Jika kadar DO dalam air tinggi
maka akan mengakibatkan instalasi menjadi berkarat, oleh karena itu diusahakan
agar kadar oksigen terlarutnya sebesar 0 ppm dengan melalui proses pemanasan.
Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat seperti, jumlah oksigen
terlarut didalam air menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, jumlah
kehidupan ikan dan hewan lainnya akan terganggu, jika batas suhu yang
mematikan terlampaui, ikan dan hewan lainnya akan mati.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar fosfat pada air limbah laundry sebelum filtrasi dan sesudah
filtrasi secara berturut-turut adalah 10 ppm dan 4 ppm. Penurunan
kadar fosfat pada air limbah laundry yang terjadi setelah dilakukan
analisa yaitu sebesar 60%.
2. Air limbah laundry sebelum filtrasi dan sesudah filtrasi sama-sama
tidak memenuhi standar kualitas air dimana standar menurut Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 untuk kadar fosfat maksimum adalah
sebesar 0,2 mg/L atau 0,2 ppm.
3. Metode analisis kadar fosfat menggunakan larutan Vanadate Molibdat
dilakukan secara kualitatif dengan uji warna.

5.2. Saran
Sebaiknya pada praktikum yang akan datang digunakan sampel y ang
lebih bervariasi seperti minuman kemasan yang mengandung fosfat atau
limbah cair industri agar dapat diketahui kadar perbandingan fosfat dari
kedua sampel..

Anda mungkin juga menyukai