Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KADAR FOSFAT AIR SUNGAI DI DESA BENG, GIANYAR DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
ANALYSIS PHOSPHATE CONTENT OF WATER RIVER IN BENG VILLAGE, GIANYAR
IN UV-VIS SPECTROPHOTOMETRIC METHOD
Ni Luh Putu Rista Yogiarti1, Didik Setiawan, Ida Ayu Manik Parthasutema
1STIKes Wira Medika PPNI Bali1
ABSTRAK
Fosfat merupakansenyawa fosfor yang berupa anion, hasil ikatan antara satu atom fosfor dengan empat atom oksigen
membentuk struktur tetrahedron. Ada tiga jenis fosfat yeng dikenal antara lain, ortofosfat (PO43-), pirofosfat (P2O73-),
danmetafosfat (HPO32-). Kadar fosfat yang tinggi pada air dapat meningkatkan suatu fenomena eutrofikasi pada air dan
mengakibatkan terganggunya keseimbanganekosistem dalam air.Analisis kadar fosfat dilakukan menggunakan metode
spektrofotometri uv-vis. Hasil pengukuran kadar fosfat dari 3 sampel yang berturut turut dalam satuan mg/L adalah :
1,04; 1,23;1,35. Hasil tersebut menunjukan bahwa kadar fosfat pada sampel melewati ambang batas yang ditentukan
oleh Peraturan Gubernur Bali No. 8 tahun 2007 yaitu sebesar 0,2 mg/L. Berdasarkan hasil tersebut disarankan
masyarakat di Desa Beng agar melakukan pencegahan pencemaran fosfat terhadap sungai mengingat bahaya fosfat
terhadap lingkungan maupun kesehatan.
Kata kunci: Fosfat, Spektrofotometer UV-Vis, Air Sungai
ABSTRACT
Phosphate is an anion such as phosphorus compounds, it will build binding of the bond between the phosphorus atom
with four oxygen atoms form a tetrahedron structure. There are three known types of phosphate such as, orthophosphate
(H2PO4), pyrophosphate (H2P2O7), and metaphosphoric (HPO3). High phosphate levels in water can increase the
phenomenon of eutrophication in water and lead to disruption of the balance of the ecosystem in this water.Analysis of
phosphate can be carried out by was UV-Vis spectrophotometric method The results of determination of phosphate
content of 3 samples taken each in units of mg / L are : 1.04; 1.23; 1.35. The results of the determination of phosphate
content over the threshold specified by Bali Governor Regulation Number 8 of 2007 in the amount of 0.2 mg / L. Based
on these results suggested that the Beng people in the village to prevent pollution of the river given phosphate phosphate
danger to the environment or health.
Keywords:Phosphate, UV-Vis Spectrophotometer, Water River
Alamat Korespondensi

: Jl. Pantai Maseti, Ds. Medahan, Blahbatuh, Gianyar. Kode Pos. 80581

Email

: Yogiartirista@yahoo.co.id

PENDAHULUAN
pemandangan terganggu dan timbulnya problem
kesehatan manusia lainnya (Suripin 2002).
Pencemaran air didifenisikan sebagai
perubahan langsung atau tidak langsung keadaan
air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan
penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk
hidup.Perubahan langsung dan tidak langsung

Sungai merupakan saluran pengaliran air


yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan atau dataran tinggi sampai bermuara
di laut atau danau. Sebagian besar air hujan yang
turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami
bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat,
akhirnya melimpah ke laut atau danau. Suatu alur
yang panjang di atas permukaan bumi tempat
mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur
sungai dan perpaduan antara alur sungai dan aliran
air di dalamnya disebut sungai ( Gayo, 1994).
Beberapa pencemaran air sungai
diakibatkan oleh kehidupan disekitarnya. Sebagai
contohnya, akibat buangan rumah tangga ataupun
limbah industri yang dapat menyebabkan
terganggunya ekosistem sungai. Ikan banyak yang
mati, air berubah warna, timbulnya bau,

ini dapat berupa perubahan fisik, kimia,


biologi, atau radioaktif. Kualitas air merupakan
salah satu faktor yang menentukan
kesejahteraan manusia. Kehadiran bahan
pencemar di dalam air dalam jumlah tidak
normal mengakibatkan air dinyatakan sebagai
terpolusi. Penyebab pencemaran badan air
berdasarkan sumbernya secara umum dapat
dikategorikan sebagai sumber kontaminasi
langsung dan tidak langsung (Suripin, 2002).

160

Ni Luh Putu Rista Yogiarti, dkk: Analisis Kadar Fosfat Air Sungai...
Sumber langsung meliputi efluen yang
keluar dari industri, tempat pembuangan akhir
(TPA) dan sebagainnya. Sumber tidak langsung
yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari
tanah, air tanah, atau hujan, yaitu seperti residu
pupuk, residu pestisida. Beberapa senyawa yang
dapat menyebabkan pencemaran antara lain
amonia, detergen, nitrat, dan fosfat. Kontaminasi
tersebut dapat berupa pupuk. Seperti di Desa
Beng, Gianyar petani banyak menggunakan pupuk
jenis fosfat. Kadar fosfat yang diperbolehkan untuk
air sungai sebesar 0,2 mg/L ( Peraturan Gubernur
Bali No. 8 Tahun 2007 ).
Menurut Morse (1993), dalam Saefumillah
(2003), sumber fosfat dapat berasal dari 7%
industri, 10% dari proses alamiah, 17% pupuk
pertanian, 34% rumah tangga, dan 32% limbah
peternakan. Keberadaan fosfat yang berlebihan di
badan air menyebabkan suatu fenomena
eutrofikasi. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi
total fosfat dalam air 35 sampai 100 g/L. Kondisi
eutrofik tumbuhnya alga dan tumbuhan air
(contohnya eceng gondok) berukuran mikro tumbuh
berkembangbiak dengan cepat. Tumbuhan air
menyebabkan kerusakan yang terjadi diwilayah
sungai tersebut. Kerusakan tersebut meliputi : erosi
dan sedimentasi sehingga mengakibatkan
frekuensi banjir.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Satmoko Yudo mengenai Kondisi Kualitas Air
Sungai Ciliwung Di Wilayah DKI Jakarta Ditinjau
Dari Parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen,
Dan Bakteri E. Coli menyatakan bahwa kandungan
fosfat yang terjadi di wilayah sungai Ciliwung
terjadinya Booming Alga (meledaknya populasi
tanaman air). Konsentrasi fosfat meningkat setiap
tahun sepanjang sungai Ciliwung menuju ke Marina
Ancol. Kecenderungan ini memperlihatkan buangan
manusia sangat dominan mencemari sungai
Ciliwung. Tidak hanya dari limbah rumah tangga
tetapi kontribusi buangan industri cukup besar
(Satmoko Yudo, 2010).

Analisis fosfat dapat dilakukan dengan


beberapa cara seperti kimia dan fisika. Dalam
penelitian pengukuran kadar fosfat ini dilakukan
secara
spektrofotometri
UV-Vis
dengan
pertimbangan : akurat, sampel yang digunakan
sedikit, dan tidak bisa dilakukan dengan cara titrasi.
Langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi :
persiapan sampel; persiapan alat dan bahan;
persiapan larutan baku; dan pengukuran kadar
fosfat pada sampel.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
ingin menganalisis kadar fosfat di sungai yang ada
di Desa Beng, Gianyar mengingat aktivitas
masyarakat yang kompleks, terdapat sentra
produksi kuliner, pertanian, rumah produksi baju
Bali, usaha perbengkelan, rumah pemotongan
hewan serta belum memiliki pembuangan limbah
rumah tangga yang terkoordinasi. Selain itu sungai
tersebut banyak digunakan oleh masyarakat untuk
keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan
untuk irigasi persawahan.
Penelitian ini memiliki tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah
untuk mengetahui kadar fosfat dalam air sungai di
Desa Beng, Gianyar. Tujuan khusus penelitian ini
adalah untuk menganalisis apakah kadar fosfat
dalam air sungai melewati ambang batas yang
ditentukan.
Menurut PP No. 82 tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan air adalah semua air yang terdapat pada, di
atas ataupun di bawah permukaan tanah.
Termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan, air laut yang berada didarat. Air
adalah salah satu diantara pembawa penyakit yang
berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia.
Supaya air yang masuk ke tubuh manusia baik
berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan
penyakit maka pengolahan air baik berasal dari
sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah
mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya
kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit
(Situmorang, 2007).
Manfaat air bagi tubuh manusia sebagian
terdiri dari air, kira kira 60 70 % dari berat
badan nya. Untuk kelangsungan hidup manusia,
tubuh manusia memerlukan air yang jumlahnya
tergantung berat badannya. Untuk orang dewasa
kira kira memerlukan air 2.200 g setiap harinya.
Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk
proses pencernaan, kebersihan, mengatur
keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan
sampai tubuh kekeringan. Kekurangan banyak air,
dapat mengakibatkan kematian ( Sutrisno, 2004 ).

Banyaknya eceng gondok yang


bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau
disebabkan
oleh
kandungan
fosfat
berlebih.Makhluk hidup air seperti ikandan
spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik
sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikandan
hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air
menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem air.Alga boom juga menyebabkan
hilangnya
nilai
konservasi,
estetika,
rekreasional, dan pariwisata (Satmoko Yudo,
2010).

161

Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014


Hasil pengamatan yang dilakukan penulis,
dengan pertimbangan aktifitas masyarakat yang
kompleks; terdapat sentra produksi kuliner;
pertanian; rumah produksi baju Bali; usaha
perbengkelan; rumah pemotongan hewan serta
belum memiliki pembuangan limbah rumah tangga
yang terkoordinasi. Selain itu sungai tersebut
banyak digunakan oleh masyarakat untuk
keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan
untuk irigasi persawahan.

Air bersumber dari sebagian besar (71%)


dari permukaan bumi tertutup oleh air. Sekalipun air
jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam,
melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca,
sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus
hidrologis. Dari siklus hidrologis ini dapat dilihat
adanya berbagai sumber air tawar yang dapat pula
diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara
sepintas. Sumber-sumber air tersebut adalah air
permukaan yang merupakan air sungai dan danau.
Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa
disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. Air
angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir,
seperti hujan dan salju (Situmorang, 2007).
Berdasarkan PP RI No.35 Tahun 1991
tentang sungai, sungai adalah tempat-tempat dan
wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai
dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan
dan kirinya serta sepanjang pengaliranya oleh garis
sempadan.
Sungai yaitu saluran pengaliran air yang
terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan
atau dataran tinggi sampai bermuara di laut atau
danau. Sebagian besar air hujan yang turun ke
permukaan tanah, mengalir ke tempat-tempat yang
lebih rendah dan setelah mengalami bermacammacam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya
melimpah ke laut atau danau. Suatu alur yang
panjang di atas permukaan bumi tempat
mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur
sungai dan perpaduan antara alur sungai dan aliran
air di dalamnya disebut sungai ( Gayo, 1994).
Dari sudut pandang ekologi, secara umum
wilayah sungai juga dapat dimasukkan ke dalam
bagian wilayah keairan, baik wilayah perairan diam
(tidak mengalir) dan wilayah perairan dinamis
(mengalir). Wilayah perairan tidak mengalir
misalnya danau, telaga, sungai mati, anak sungai
yang mengalir hanya pada musim penghujan, rawa
dan lain- lain. Adapun yang termasuk wilayah
perairan yang dinamis atau mengalir adalah sungai
permukaan, sungai bawah tanah dan lain-lain
(Kurniawan, 2009).
Air sungai saat ini banyak dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertaanian,
bahan baku air minum, pembangkit listrik tenaga
air, perikanan, serta berbagai pemanfaatan lainnya.
Beberapa sungai dimanfaatkan juga sebagai
sarana transportasi, sarana wisata, dan juga
sebagai sarana olahraga air (Wirawan, 1994).
Lokasi Desa Beng terletak di Kabupaten
Gianyar yaitu sebelah utara kota Gianyar, Bali.
Jarak tempuh ke Desa Beng dari Kota Denpasar
kurang lebih 35 km atau 40 menit dengan
menggunakan sepeda motor.

Pupuk adalah senyawa kimia yang


digunakan untuk mensuplai bahan organik,
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
sehingga
menjadi
lebih
baik
bagi
pertumbuhannya (Sudirja, 2007).
Bagi tanaman, pupuk sama seperti
makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk
digunakan untuk tumbuh, hidup, dan
berkembang. Jika dalam makanan manusia
dikenal ada istilah gizi, maka dalam pupuk
dikenal dengan nama zat atau unsur hara.
Kandungan hara dalam tanaman berbeda
beda, tergantung pada jenis hara, jenis
tanaman, kesuburan tanah atau jenisnya, dan
pengelolaan tanaman (Rosmarkam, 2002).
Adapun tujuan pemupukan adalah :
Menambah zat hara dalam tanah sehingga
kebutuhan makanan bagi tanaman dapat tercukupi
dan memperbaiki struktur tanah yaitu merubah zat
zat yang semula tidak mudah diserap menjadi lebih
mudah diserap oleh tanaman.

Secara umum dapat dikatakan bahwa


manfaat pupuk adalah menyediakan unsur
hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di
tanah untuk mendukung pertumbuhan
tanaman. Kandungan unsur dalam pupuk juga
akan menghasilkan warna pupuk yang
berlainan. Ada pupuk yang berwarna hitam
karena banyak mengandung humus atau
gambut, ada pupuk yang berwarna abu abu,
seperti pupuk TSP, karena diambil dari batuan
fosfat yang berwarna demikian, dan ada pula
pupuk yang berwarna putih bersih, seperti urea
sebagai hasil dari proses kimia unsur nitrogen
(Sutedjo, 2002).
Fosfat adalah senyawa fosfor yang
anionnya mempunyai atom fosfor yang dilengkapi
oleh empat atom oksigen yang terletak pada sudut
tetrahedron. Fosfat total dapat diukur langsung
dengan cara kalorimeter atau melalui proses
digestasi lebih dahulu sebelum pengukuran
sampel.

162

Ni Luh Putu Rista Yogiarti, dkk: Analisis Kadar Fosfat Air Sungai...

permukiman, maupun tingginya populasi


manusia, menjadi sumber semakin beratnya
persoalan krisis air ini. Air dikatakan eutrofik
jika konsentrasi total fosfat dalam air 35
samapai 100 g/L. Kondisi eutrofik, tumbuhnya
alga dan tumbuhan air berukuran mikro
(contohnya
eceng
gondok)
tumbuh
berkembang biak dengan cepat(Saefumillah, A,
2003). Bahaya fosfat bagi manusia : pada
manusia fosfat dapat menyebabkan kerusakan
pada ginjal dan bisa juga pada hati. Diduga
penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut
adalah masuknya fosfat kedalam peredaran
darah. luka bakar yang diakibatkan fosfat
terkenal sangat mematikan serta dapat
mengakibatkan tubuh keracunan. Jika masuk
kedalam tubuh, fosfat menempel pada jaringan
otot dan terakumulasi pada hati dan ginjal,
mengakibatkan gagalnya fungsi organ vital
(Warlina, 2005).
Penentuan fosfat melalui dua tahap.
Tahap pertama yaitu tahap destruksi (untuk
menghilangkan zat-zat pengganggu) : dengan
asam perklorat untuk contoh yang sulit,
misalnya sedimen, dengan asam nitrat dan
asam sulfat untuk contoh pada umumnya,
dengan oksidasi persulfat adalah cara yang
paling sederhana.
Tahap kedua adalah tahap penentuan
secara spektrofotometri dengan metode stano
klorida yaitu senyawa fosfat diubah menjadi
asam fosfomolibdat dengan penambahan
ammonium molibdat. Asam fosfomolibdat oleh
adanya stano klorida direduksi sehingga
berwarna biru molibdat. Warna biru terjadi
diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 400 nm (Depkes RI, 1993).

Ada 3 (tiga) jenis asam fosfat yang dikenal orang,


yaitu : asam ortofosfat (H2PO4), asam pirofosfat
(H4P2O7) dan asam metafosfat (HPO3). Ortofosfat
adalah paling stabil dan paling penting (zat-zat ini
sering disebut fosfat saja). Larutan pirofosfat dan
metafosfat berubah menjadi ortofosfat perlahanlahan pada suhu biasa, dan lebih cepat dengan
didihan. Asam ortofosfat adalah asam berbasa tiga
yang membentuk tiga deret garam. Ortofosfat
primer, misalnya NaH3PO4 ; ortofosfat sekunder,
misalnya Na2HPO4 ; dan ortofosfat tersier Na3PO4.
Setiap senyawa fosfat terdapat dalam
bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat dalam
bentuk terlarut. Dalam air limbah senyawa fosfat
dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan
pertanian. Di daerah pertanian ortofosfat berasal
dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai
melalui drainase (mengalirkan) dan aliran air hujan.
Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air
buangan
penduduk
dan
industri
yang
menggunakan bahan deterjen yang mengandung
fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan
sebagainya. Fosfat organik terdapat dalam air
buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan.
Fosfat organik dapat pula terjadi dari ortofosfat
yang terlarut melalui proses biologis karena baik
bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
pertumbuhan (Rumondang, 2009).

Sumber-sumber fosfat dapat berasal


dari batu karang fosfat dalam tanah terkikis
karena pengaruh iklim menjadi senyawasenyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah
dan dapat digunakan/diambil oleh tumbuhtumbuhan untuk kebutuhan hidupnya /
pertumbuhannnya.
Penguraian
senyawa
organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
mati serta detergen limbah rumah tangga )
menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang
dapat menyuburkan tanah untuk pertanian.
Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air
tanah akan terbawa oleh aliran air sungai
menuju ke laut atau ke danau, kemudian
mengendap pada dasar laut atau dasar danau
(Anonim, 2006).
Bahaya fosfat bagi lingkungan :
Persoalan pencemaran lingkungan akibat
limbah cair yang mengandung logam berat dan
senyawa kimia lain yang bersifat karsinogenik,
juga terjadi persoalan lain yaitu tingginya kasus
eutrofikasi yang terjadi di banyak sumber daya
air di Indonesia, dan bahkan dunia dewasa ini.
Faktor pencemaran akibat aktivitas modern,
baik dari praktik pertanian, peternakan,

Prinsip spektrofotometer adalah sebagai


berikut, pertama-tama menempatkan larutan
pembanding,blanko ke dalam sel pertama
sedangkan larutan yang dianalisis pada sel ke dua.
Kemudian memilih foto sel yang cocok 650 nm
1100 nm agar daerah yang diperlukan dapat
terliput. Dengan ruang foto sel dalam keadaan
tertutup nol galvanometer dengan menggunakan
tombol dark-current. Memilih yang diinginkan,
membuka fotosel dan melewatkan berkas cahaya
pada blanko dan nol galvanometer didapat
dengan memutar tombol sensitivitas. Menggunakan
tombol transmitasi, kemudian mengatur besarnya
pada 100%. Maka melewatkan berkas cahaya pada
larutan
sampel
yang
dianalisis.
Skala
163

Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014


monokromatis dan resolusi panjang
gelombang.
b. Filter, berfungsi untuk menyerap
warna komplementer sehingga
cahaya yang diteruskan merupakan
cahaya berwarna yang sesuai
dengan panjang gelombang yang
dipilih.
c. Prisma,
berfungsi
untuk
mendispersikan
radiasi
elektromagnetik sebesar mungkin
supaya didapatkan resolusi yang
baik dari radiasi polikromatis.
d. Kisi, fungsinya sama seperti
prisma, namun karena bentuk kisi
adalah konkaf, maka dapat
memberikan resolusi radiasi yang
lebih baik.
e. Celah keluar, tempat keluarnya
sinar
monokromatis
yang
selanjutnya
akan
diteruskan
menuju sampel
4.Detektor
Peralatan detektor telah didukung oleh
transducer yang mampu mangubah
energi radiasi menjadi isyarat listrik yang
nantinya diperkuat oleh amplifier
sehingga mampu menggerakkan jarum
pembacaan atau pena rekorder melalui
meter dalam bentuk % transmitansi (%T)
atau absorbansi. Detektor sendiri
berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang
melewati larutan.
Dikenal 2 macam detektor yaitu detektor
foton dan detektor panas. Detektor foton
termasuk (1) sel phovoltaic, (2)
phototube, (3) photomultiplier tube, (4)
detektor semi konduktor, dan (5) detektor
diode silikon. Detektor panas biasa
dipakai untuk mengukur radiasi infra
merah, termasuk thermocouple dan
bolometer.
5.Rekorder
Signal listrik dari detektor biasanya
diperkuat lalu direkam sebagai spektrum
yang berbentuk puncak-puncak. Plot
antara panjang gelombang dan
absorbansi akan dihasilkan spektrum.
Rekorder inilah yang berperan dalam
merekam hasil senyawa yang telah
masuk detektor (Wulandari, 2007).

absorbansinya menunjukan absorbansi larutan


sampel( Gandjar, 2007 ).
Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
menurut
Wulandari
(2007),
intrumentasi
dari
Spektrofotometri UV-Vis terdiri atas :
1.Sumber Sinar
Sumber sinar yang ideal untuk
spektroskopi
absorpsi
harus
memancarkan spektrum yang kontinyu,
berintensitas tinggi dan merata pada
daerah panjang gelombang yang
digunakan. Sumber sinar dapat
dibedakan menjadi dua jenis:
a. Sumber Sinar Ultraviolet
Spektrum kontinyu dalam daerah
UV dihasilkan dari eksitasi elektron
deuterium pada tekanan rendah.
Harga lampu cukup mahal dan
umur pemakaiannya relatif pendek.
b. Sumber Sinar Tampak
Sumber sinar tampak biasanya
lampu Tungsten atau pijaran kawat
Wolfram.
Lampu
ini
tidak
memerlukan perawatan khusus
karena relatif murah serta sinar
yang
dipancarkan
tidak
membahayakan.
2.Wadah Sampel
Wadah sampel yang digunakan pada
umumnya disebut sel atau kuvet. Kuvet
harus mempunyai jendela dari bahan
tembus sinar pada daerah spektra
pengamatan. Bahan yang sering
digunakan adalah gelas, kuarsa dan
plastik bergantung kebutuhan. Kuvet
adalah bagian dari jalan optik, sehingga
sifat-sifat optiknya sangat penting. Kuvet
mudah terkontaminasi oleh penguapan
pelarut, mudah terkena debu dan lemak
bila dipegang langsung dan mudah
tergores. Keadaan tersebut dapat
menurunkan sifat transmisi dan
akibatnya ketelitian menurun.
3.Monokromator
Monokromator adalah alat yang paling
umum dipakai untuk menghasilkan
berkas radiasi dengan satu panjang
gelombang. Monokromator untuk radiasi
ultra violet, sinar tampak, dan infra
merah adalah serupa yaitu mempunyai
celah (slit), lensa, cermin, dan prisma
atau grating. Pada dasarnya, komponen
monokromator terdiri dari :
a. Celah masuk, berperan penting
dalam
terbentuknya
radiasi

Metode
Spektrofotometer
UV-VIS
berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.
Sampel
menyerap
radiasi
(pancaran)

164

Ni Luh Putu Rista Yogiarti, dkk: Analisis Kadar Fosfat Air Sungai...
sendiri sebagai penghalang masuknya sinar ke
dalam botol agar tidak terjadi oksidasi pada
sampel. Selanjutnya botol diberi label sesuai
tempat pengambilan sampel. Tahap kedua yaitu
pembuatan larutan baku induk fosfat. Pembuatan
baku induk fosfatdengan cara Kalium dihidrogen
fosfat anhidrat 219,5 mg di larutkan dengan
akuades sebanyak 1000 mL. Selanjutnya dilakukan
pembuatan
reagen
ammonium
molybdat.
Pembuatan Reagen Ammonium Molybdat dengan
cara dilarutkan 25 g ammonium molybdat dalam
175 mL dengan akuades, ditambahkan 280 mL
H2SO4 pekat kedalam 400 mL akuades,
didinginkan, ditambahkan larutan ammonium
molibdat selanjutnya diencerkan sampai 1 L.
Tahap ketiga dilakukan pengukuran kadar
fosfat
dengan
spektrofotometer
UV-Vis.
Pengukuran kadar Fosfat dengan Spektrofotometer
UV-Vis yaitu Disiapkan alat dan bahan, dipipet 25
mL sampel dimasukkan pada beaker glass,
ditambahkan 1 mL H2SO4 dihomogenkan,
ditambahkan ammonium peroksidase sebanyak 0,5
gr, dipanaskan pada waterbath sampai volumenya
, didinginkan pada suhu kamar, sampel
dimasukkan pada labu ukur 25 mL, ditambahkan
akuades sampai tanda, dikocok, dituang ke dalam
beaker glass, dtuang ke dalam beaker glass,
ditambahkan ammonium molybdat sebanyak 5 mL,
diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UVVis dengan panjang gelombang 400 nm.
Data yang didapat disajikan dalam bentuk
tabel

elektromagnetik, dimana pada panjang gelombang


tertentu dapat terlihat pengukuran absorbansi
dalam spektrokopis
ultraviolet dan sinar tampak digunakan
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Dengan
mengatur kondisi alat selama operasi maka
konsentrasi fosfat dalam air sungai dapat diketahui
konsentrasinya ( Ekawati, 2010 ).
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
analitik. Penelitian ini dilakukan di Sungai yang
terdapat di Desa Beng, Gianyar selanjutnya sampel
dianalisis di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Bali dari tanggal 23 sampai tanggal 27 februari
2014.
Populasi dari penelitian ini adalah air
sungai di desa Beng Gianyar.
Sampel yang digunakan yaitu air sungai di
desa Beng, Gianyar bagian hulu, tengah, dan hilir
yang diambil di titik tengahnya.
Alat yang digunakan adalah seperangkat
Spektrofotometer UV-Vis, labu ukur 25 mL, beaker
glass 50 mL, erlenmayer 250 mL, pipet ukur 10 mL,
pipet volume 25 mL, kuvet, kertas saring whatman,
waterbath.
Bahan yang digunakan adalah sampel air,
H2SO4, aquadest, amonium molybdat, amonium
peroksidase dan kalium dihidrogen fosfat anhidrat.
Priosedur kerja dari penelitian ini dilakukan
3 tahap. Tahap pertama yaitu pengambilan sampel.
Pengambilan sampel air menggunakan botol kaca
dengan volume 600 mL yang sudah dibersihkan.
Botol yang berwarna gelap untuk menghindari
pengaruh sinar matahari. Pencucian botol
dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi. Botol
ditutup rapat serta ditutupi dengan kertas
aluminium foil. Fungsi dari kertas alumunium foil

HASIL
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali di
dapatkan hasil yang disajikan dalam tabel di bawah
ini :

Tabel 1. Kadar Fosfat Pada 3 Sampel yang Dibandingkan Dengan Peraturan GubernurBali No. 8 Tahun
2007
Sampel

absorbansi

1
2
3

0.0302
0.0348
0.0378

Kadar Fosfat sebagai P


(mg/L)
1.04
1.23
1.35

Kadar Fosfat yang


Keterngan
diperbolehkan (mg/L)
0.2
Melewati ambang batas
0.2
Melewati ambang batas
0.2
Melewati ambang batas

Kode Sampel
:
1 : Hulu.
2 : Tengah.
3 : Hilir.

165

Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014


oksidasi pada sampel. Selanjutnya botol diberi label
sesuai tempat pengambilan sampel.
Sampel selanjutnya dianalisis di laboratorium
dengan terlebih dilakukan preparasi sampel; alat;
serta reagen yang akan digunakan. Analisis
dilakukan dengan menggunakan instrument
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
400 nm yang sesuai zat yang akan diukur. Metode
Spektrofotometer UV-Vis berprinsip pada absorbsi
cahaya oleh molekul. Sampel menyerap radiasi
(pancaran) elektromagnetik, dimana pada panjang
gelombang tertentu dapat terlihat pengukuran
absorbansi dalam spektrokopis ultraviolet dan sinar
tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Prinsip penetapan kadar fosfat adalah
mereaksikan sampel dengan reagen ammonium
molybdat sehingga terjadi terbentuk warna. Warna
yang terbentuk adalah warna biru. Semakin pekat
warna biru yang terbentuk, semakin tinggi kadar
fosfat yang terdapat dalam sampel dan nilai
absorbansi juga tinggi. Intensitas warna diukur
dengan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang
gelombang 400 nm.
Kadar fosfat air sungai di desa Beng, Gianyar
dengan Spektrofotometer UV-Vis , dapat dilihat
pada Tabel 1. Pada tabel 1 menunjukkan kadar
fosfat dalam sampel melewati ambang batas yang
diperbolehkan dalam Peraturan Gubernur Bali No.
8 Tahun 2007 yaitu sebesar 0,2 mg/L. Kadar fosfat
terendah pada bagian hulu yaitu sebesar 1,04 mg/L
dan yang paling tinggi terdapat pada bagian hilir
yaitu sebesar 1,35 mg/L. Pencemaran yang terjadi
pada hilir disebabkan karena akumulasi dari
pencemaran yang berasal dari hulu dan tengah.
Selain itu terjadi karena pencemaran pupuk fosfat
terhadap air sungai terjadi secara terus-menerus
akibat pemakaian pupuk jenis fosfat pada tanah
pertanian serta akibat pembuangan limbah rumah
tangga dan industri seperti : pembuangan deterjen;
pencucian sepeda motor; limbah laundry serta
pencemaran terakumulasi pada hilir yang berasal
dari bagian hulu dan tengah.
Keberadaan fosfat yang berlebihan di badan air
pada sungai di Beng, hal ini disebabkan karena
sungai tersebut dialirkan limbah hasil indutri rumah
tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari yang
dilakukan oleh masyarakat, yang secara tidak
langsung di dalamnya terdapat senyawa fosfat
sebagai komponen penyusun limbah buangan
tersebut, demikian halnya banyaknya persawahan
di
areal sungai menyebabkan kontaminasi
senyawa fosfat tersebut sehingga kadarnya

PEMBAHASAN
Sampel diambil pada 3 titik yaitu pada
bagian hulu; tengah; dan hilir. Pengambilan sampel
tersebut dimasudkan untuk menggambarkan
keberadaan parameter kimia air yang sebenarnya.
Jika diambil pada bagian hulu pencemaran terjadi
ringan karena sedikit kontak dengan aktifitas
masyarakat, dan pada bagian tengah pencemaran
akan lebih banyak karena adanya kontak dengan
aktifitas masyarakat, sedangkan pada bagian hilir
pencemaran akan sangat banyak karena seringnya
kontak dengan aktifitas masyarakat. Pencemaran
yang terjadi pada bagian hilir terakumulasi dari
pencemaran yang berasal dari hulu dan tengah.
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari
dengan pertimbangan pada pagi pancaran sinar
matahari masih minim, pengaruh aktivitas rumah
tangga masih minim. Pengambilan sampel air
menggunakan botol kaca dengan volume 600 mL
yang sudah dibersihkan. Botol yang berwarna
gelap untuk menghindari pengaruh sinar matahari.
Pencucian botol dimaksudkan untuk menghindari
kontaminasi. Botol ditutup rapat serta ditutupi
dengan kertas aluminium foil. Fungsi dari kertas
alumunium foil sendiri sebagai penghalang
masuknya sinar ke dalam botol agar tidak terjadi
oksidasi pada sampel. Selanjutnya botol diberi label
sesuai tempat pengambilan sampel.
Sampel selanjutnya dianalisis di laboratorium
dengan terlebih dilakukan preparasi sampel; alat;
serta reagen yang akan digunakan. Analisis
dilakukan dengan menggunakan instrument
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
400 nm yang sesuai zat yang akan diukur. Metode
Spektrofotometer UV-Vis berprinsip pada absorbsi
cahaya oleh molekul. Sampel menyerap radiasi
(pancaran) elektromagnetik, dimana pada panjang
gelombang tertentu dapat terlihat pengukuran
absorbansi dalam spektrokopis ultraviolet dan sinar
tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari
dengan pertimbangan pada pagi pancaran sinar
matahari masih minim, pengaruh aktivitas rumah
tangga masih minim. Pengambilan sampel air
menggunakan botol kaca dengan volume 600 mL
yang sudah dibersihkan. Botol yang berwarna
gelap untuk menghindari pengaruh sinar matahari.
Pencucian botol dimaksudkan untuk menghindari
kontaminasi. Botol ditutup rapat serta ditutupi
dengan kertas aluminium foil. Fungsi dari kertas
alumunium foil sendiri sebagai penghalang
masuknya sinar ke dalam botol agar tidak terjadi

166

Ni Luh Putu Rista Yogiarti, dkk: Analisis Kadar Fosfat Air Sungai...
meningkat dalam air sungai menyebabkan suatu
fenomena eutrofikasi.
Kondisi eutrofik tumbuhnya alga dan tumbuhan air
(contohnya eceng gondok)tumbuh berkembangbiak
dengan cepat. Tumbuhan air menyebabkan
kerusakan yang terjadi diwilayah sungai tersebut.
Kerusakan tersebut meliputi : sedimentasidan
pengikisan tanah sehingga mengakibatkan
frekuensi banjir. Alga boom juga menyebabkan
hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional,
dan pariwisata. Pengaruh fosfat terhadap
kesehatan manusia fosfat masuk kedalam tubuh
manusia dapat menyebabkan kerusakan pada
ginjal dan bisa juga pada hati ( Satmoko Yudo,
2010).

Ekawati. 2010. Analisis Nitrit Air Sumur Bor di Desa


Dauh Puri Kaja Dengan Metode
Spektrofotometer Uv Vis.
Depkes RI. 1993. Petunjuk Pemeriksaan Air
Buangan dan Air Kolam Renang hal. 34
Darmono.2001,
Lingkungan
Hidup
dan
Pencemaran.
Bogor:
Universitas
Indonesia
Gandjar. 2007. Analisis Kadar Amonia, Nitrit, Nitrat
Dengan Metode Spektrofotometer Uv
Vis. Diakses dari http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/13944/1/
09E0239.pdf pada hari 29 oktober 2013

SIMPULAN DAN SARAN


Gayo. 1994. Analisis Kadar Amonia,Nitrit, Nitrat
Dengan Metode Spektrofotometer Uv
Vis. Diakses dari http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/13944/1/
09E0239.pdf pada hari 29 oktober 2013

Simpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel air
sungai di Desa Beng, Gianyar dengan
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, peneliti
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Kadar fosfat air sungai di Desa Beng,
Gianyar pada bagiang hulu: 1,04 mg/L, tengah:
1,23 mg/L, hilir: 1,35 mg/L.
Jadi, kadar fosfat air sungai di desa Beng,
Gianyar pada bagian hulu, tengah, maupun hilir
melebihi ambang batas yang diperbolehkan dalam
Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 yaitu
sebesar 0,2 mg/L.Kadar fosfat air sungai di desa
Beng, Gianyar pada bagian hulu, tengah, maupun
hilir melebihi ambang batas yang diperbolehkan
dalam Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007
yaitu sebesar 0,2 mg/L.

Kurniawan. 2009. Lingkungan Hidup dan


Pencemaran. Bogor : Universitas
Indonesia
Kosasih. 2004. Analisis Kadar Amonia,Nitrit, Nitrat
Dengan Metode Spektrofotometer Uv
Vis. Diakses dari http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/13944/1/
09E0239.pdf pada hari 29 oktober 2013
Mardono. 2007. Lempung Aktif Sebagai Adsorben
Ion Fosfat Dalam Air. Diakses
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
56789/13944/1/09E0239.pdf
pada
tanggal 15 Oktober 2013.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut


terhadap parameter lainnya antara lain : nitrat, nitrit,
deterjen serta BOD.Perlu dilakukan usaha
mencegah pencemaran fosfat terhadap sungai
mengingat bahaya fosfat terhadap lingkungan
maupun kesehatan.Perlu dilakukan usaha untuk
mengurangi penggunaan pupuk fosfat.

Peraturan Gubernur Bali No.8 Tahun 2007, pada


Buku Petunjuk Pemeriksaan Air
Buangan dan Air Kolam Renang hal. 34
Rosmarkam, 2002.
Lempung Aktif Sebagai
Adsorben Ion Fosfat Dalam Air. Diakses
repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/16428/4/Chapter%20II.pdf
pada
tanggal 17 juli 2014.

KEPUSTAKAAN
Anonim 2006, Analisis Kandungan Fosfat Pada Air
Danau Limboto Secara Spektrofotometri
UV-VIS, dilihat 13 November 2013,
http://www.scribd.com/doc/30512793/An
alisis-Kandungan-Fosfat-Pada-AirDanau-Limboto-SecaraSpektrofotometri-UV-VIS.

Rumondang 2009, Penentuan Kadar Fosfat Pada


Air Umpan Recovery Boiler Dengan
Metode Spektrofotometri UV-Vis Di PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk. Medan, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara.

167

Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014


Warlina. 2005. Pencemaran Air :Sumber, Dampak
dan Penanggulangannya. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream pada
23 Januari 2014
Wirawan. 1994. Kerusakan Daerah Aliran Sungai
dan Penurunan Daya Dukung Sumber
Daya Air di Pulau Jawa serta Upaya
Penanganannya

Saefumillah A. 2003. Lempung Aktif Sebagai


Adsorben Ion Fosfat Dalam Air.
Diakseshttp://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/13944/1/09E0239.pdf
pada tanggal 15 Oktober 2013.
Situmorang. 2007. Kerusakan Daerah Aliran
Sungai dan Penurunan Daya Dukung
Sumber Daya Air di Pulau Jawa serta
Upaya Penanganannya

Wulandari,N.
2007,
Validasi
Metode
Spektrofotometri Derivatif Ultraviolet
untuk Penentuan Reserpin dalam Tablet
Obat,
dilihat
November
2013,
http://www.google.co.id/urlFPROPOSAL
%2520PENELITIAN%2520VALIDASI_eJ
b.docx&ei-pdf.

Sudirja.2007. Kerusakan Daerah Aliran Sungai dan


Penurunan Daya Dukung Sumber Daya
Air di Pulau Jawa serta Upaya
Penanganannya
Sutedjo, 2002. Lempung Aktif SebagaiAdsorben
Ion Fosfat Dalam Air. Diakses
repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/16428/4/Chapter%20II.pdf
pada
tanggal 17 juli 2014.

Yudo, Satmoko. 2010. Kondisi KualitasAir Sungai


Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta Ditinjau
dari Parameter Organik, Amoniak,
Fosfat, Deterjen , dan Bakteri E. Coli .
Diakses dari http://repository.usu.ac.id/
bitstream pada 25 Januari 2014

Soebrata. 2011. Analisis Kadar Amonia,Nitrit, Nitrat


Dengan Metode Spektrofotometer Uv Vis
Diakses dari http://repository.usu.ac.id
/bitstream/123456789/13944/1/09E0239.
pdf pada hari 29 oktober 2013
Suprayatna. 2010. Analisis Kadar Amonia,Nitrit,
Nitrat Dengan Metode Spektrofotometer
Uv Vis Diakses dari http://repository.usu
.ac.id/bitstream/123456789/13944/1/09E
0239.pdf pada hari 29 oktober 2013
Sutrisno. 2004. Analisis Kadar Amonia,Nitrit, Nitrat
Dengan Metode Spektrofotometer Uv Vis
Diakses dari http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/13944/1/09E0239.
pdf pada hari 29 oktober 2013
Suripin. 2002. Penentuan Kadar Nitrit Pada
Beberapa Air Sungai Di Kota Medan
Dengan
Metode
Spektrofotometer
(Visible) Diakses dari http://repository.
usu.ac.id/bitstream pada tanggal 10
oktober 2013
Underwood. 1990. Penentuan Kadar Amoniak
Dalam Udara Dengan Metode Nessler
Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis.
Diakses dari http://repository.usu.ac.id
/bitstream pada 23 Januari 2014

168

Anda mungkin juga menyukai