Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Reksa Adi Perdana Pane

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043344005

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4436/Metode Penelitian Komunikasi

Kode/Nama UPBJJ : 022/Serang

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN
1. a. Apa yang disebut dengan penelitian eksperimen?
b. Dan apa ciri-ciri penting dalam metode eksperimen?
JAWAB:

a. Menurut Sugiyono (2012), mengungkapkan bahwa penelitian eksperimen adalah metode


penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap yang
lainnya dalam kondisi yang terkendalikan. Kemudian, menurut Arikunto (2006), mendefinisikan
bahwa penelitian eksperimen ini merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat
(kausal) antara dua faktor yang sengaja dimunculkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Lalu ada juga Solso & MacLin (2002) yang juga berpendapat bahwa penelitian eksperimen ini
adalah suatu penelitian yang di dalamnya akan ditemukan minimal satu variabel manipulasi
untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Maka dari itu, penelitian eksperimen pasti akan
berkaitan erat dengan kegiatan menguji suatu hipotesis. Hal tersebut dilakukan untuk mencari
pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahaan terhadap kelompok atau variabel yang
tengah diteliti.

b. Berikut adalah beberapa karakteristiknya menurut Sukardi (2009), yakni:

1. Memanipulasi Variabel

Karakteristik pertama yang tidak dimiliki oleh metode penelitian lain adalah tindakan
manipulasi variabel. Dalam tindakan tersebut, tidak dilakukan secara sembarangan begitu saja,
tetapi tetap harus secara terencana oleh si peneliti.

Tindakan manipulasi yang dimaksud adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh pihak
peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah dengan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka,
guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang bersangkutan. Misalnya dalam suatu
proses penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium, terdapat dua kelompok yakni
kelompok treatment dan kelompok kontrol yang diberikan tingkatan suhu pada ruangannya
berupa dingin, sedang, dan panas. Nah, ketika proses manipulasi nanti akan terdapat
perbedaan kondisi ruangan yang telah direncanakan sebelumnya supaya peneliti dapat
memperoleh hasil yang mungkin berbeda terhadap dua kelompok tersebut. Dari adanya
perbedaan yang muncul, dapat diperhitungkan sebagai akibat atas adanya manipulasi variabel
terhadap dua kelompok.

2. Mengontrol Variabel

Mengontrol adalah tindakan untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat
yang mungkin saja mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu
variabel atau subjek dalam penelitian ini tentu saja memiliki peranan penting. Hal tersebut
karena tanpa adanya tindakan kontrol secara sistematis, maka pihak peneliti tidak dapat
melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terutama pada variabel
terikat. Tujuan dari tindakan ini adalah mengatur situasi yang terjadi di dalam penelitian
eksperimen, supaya efek dari variabel tersebut dapat diteliti.

3. Melakukan Observasi

Ketika proses penelitian eksperimen ini tengah berlangsung, pihak peneliti akan melakukan
observasi terhadap dua kelompok. Tujuannya adalah supaya dapat melihat dan mencatat
fenomena apa yang muncul serta memungkinkan terjadinya perbedaan di antara dua kelompok
tersebut atas adanya kontrol dan manipulasi variabel yang telah dilakukan sebelumnya.

Dalam proses penelitian eksperimen ini, biasanya akan terdapat dua kelompok variabel, yakni
variabel bebas dan variabel terikat. Nah, pihak peneliti dianjurkan untuk lebih melakukan
pengamatan terhadap variabel terikat, sebab variabel tersebut nantinya yang akan menerima
akibat atas terjadinya perubahan secara sistematis dalam variabel bebas. [Sumber:
https://www.gramedia.com/literasi/penelitian-
eksperimen/#Pengertian_Penelitian_Eksperimen]

2. Sebutkan karakteristik penelitian studi kasus!


JAWAB:

1. Analisis Mendalam dan Detail

Salah satu ciri utama dari studi kasus adalah penggambaran yang mendalam dan detail atas
kasus yang diteliti. Seorang peneliti yang menggunakan metode studi kasus ingin mempelajari
organisasi, kelompok, isu, dan proses secara mendetail sehingga diperoleh pemahaman baru
atau pengetahuan baru. Kualitas dari suatu studi kasus salah satunya bisa dilihat dari seberapa
detail gambaran atas kasus berhasil disajikan oleh peneliti. Sebagai misal, Anda ingin melakukan
penelitian mengenai aktivitas kehumasan di kantor kepresidenan. Studi kasus yang Anda
lakukan diharapkan dapat dalam dan detail dalam menggambarkan aktivitas kehumasan
sehingga pembaca memperoleh pemahaman baru.

2. Peristiwa Nyata

Ketika menggunakan studi kasus, peneliti pada dasarnya hanya mengamati dan mencatat
peristiwa atau kasus yang diteliti. Tidak boleh ada kontrol atau perlakuan tertentu terhadap
kasus yang akan diteliti. Sebagai misal, Anda ingin meneliti mengenai perubahan di suatu
komunitas setelah kehadiran teknologi internet. Yang bisa Anda lakukan adalah mencatat dan
mengamati apa yang dilakukan oleh masyarakat dengan kehadiran internet. Karena ciri dari
studi kasus adalah berfokus pada peristiwa yang nyata, tidak diperbolehkan untuk melihat
perubahan masyarakat, Anda membuat perlakuan tertentu, seperti sengaja memperlihatkan
situs internet atau memasang internet untuk melihat tanggapan informan.

3. Peristiwa Kontemporer

Selain kasus atau peristiwa nyata, studi kasus umumnya dilakukan untuk peristiwa yang terjadi
saat ini (kontemporer). Studi kasus jarang dipakai untuk menggambarkan kasus yang terjadi di
masa lampau. Ketika Anda memilih topik penelitian mengenai aktivitas kehumasan di kantor
kepresiden, yang Anda teliti dan gambarkan adalah aktivitas yang terjadi saat ini, bukan
lembaga kepresiden di masa lampau.

4. Dibatasi Ruang dan Waktu

Studi kasus dibatasi oleh ruang dan waktu. Ketika Anda meneliti aktivitas kehumasan di kantor
kepresiden, apa yang Anda teliti dan gambarkan dalam studi kasus adalah saat Anda melakukan
penelitian. Karena itu, Anda harus mendefinisikan batasan ruang dan waktu penelitian Anda.
Hasil pengamatan Anda mungkin akan berbeda di kantor kehumasan departemen pemerintah
lain (ruang) atau di masa mendatang (waktu). Definisi yang jelas mengenai ruang dan waktu ini
juga penting untuk memahami apakah kasus yang Anda teliti akan berlaku di semua tempat dan
kondisi atau hanya berlaku untuk konteks situasi dan kondisi tertentu (Daymon & Hol1oway,
2002: 172—173).

5. Menggunakan Aneka Sumber Data

Salah satu ciri penting dan kerap dipandang sebagai kelebihan studi kasus adalah
memungkinkan digunakannya aneka sumber data. Ketika mencoba untuk memahami kasus,
Anda bisa menggunakan berbagai sumber informasi yang bisa mengantarkan Anda pada
pemahaman yang menyeluruh dan dalam atas kasus. Sebagai misal, ketika meneliti aktivitas
kehumasan di kantor kepresidenan, Anda bisa melakukan wawancara dengan pegawai di kantor
humas kepresidenan. Anda juga bisa melakukan pengamatan bagaimana mereka bekerja,
bagaimana cara mereka melakukan penanganan kalau ada kasus, bagaimana menangani media,
dan seterusnya. Anda juga dapat memanfaatkan dokumen, isi pemberitaan media, dan sumber
lain yang relevan.

3. Apa itu semiotika (tanda) dan bagaimana arti Tanda menurut Pierce?
JAWAB:

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan
tanda (sign)? Hampir tiap hari kita berhadapan dengan tanda-tanda. Gerak-gerik kita, bahasa
yang kita ucapkan, apa yang kita tulis dan gambar, atau suara yang kita keluarkan, semuanya
adalah tanda. Secara sederhana, tanda adalah segala sesuatu yang memiliki makna yang berada
di luar dirinya. Tanda ini bisa berwujud fisik (gambar, foto, sketsa, tulisan, bunyi, suara), tetapi
juga bisa tidak terwujud, seperti gagasan, pikiran, mimpi, dan sebagainya.

Titik kunci sesuatu disebut sebagai tanda adalah memiliki makna. Dari mana makna tersebut
muncul? Dari kita sebagai pengguna tanda. Pohon mawar yang ada di pekarangan sebuah
rumah belum menjadi tanda. Ia menjadi tanda ketika Anda memberi makna pemilik rumah
tersebut sebagai orang yang romantis. Mawar juga menjadi tanda ketika Anda tulis kata “m-a-
w-a-r” atau menggambarkan bunga tersebut di kertas, atau Anda mengucapkannya ke
seseorang. Ketika mawar itu ada di iklan, gambar televisi, ia juga berubah menjadi tanda. Ketika
Anda memetik mawar tersebut dan memberikan kepada seseorang yang Anda sayangi, mawar
itu sekarang menjadi tanda.

Tanda Menurut Pierce

Menurut Peirce, tanda adalah sesuatu yang menggantikan objek melalui interpretan. Tanda
selalu melibatkan tiga dimensi yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain
(Budiman, 2004: 50—52; Noth, 1990: 42—43; Chandler, 2001: 29—30). Pertama,
representamen adalah sesuatu yang bersifat inderawi atau material yang berfungsi sebagai
tanda. Kedua, interpretan yakni makna (impresi, kognisi, perasaan, dan sebagainya) yang timbul
dari sebuah tanda. Baik representamen ataupun interpretan pada dasarnya adalah tanda, yakni
sesuatu yang menggantikan sesuatu yang lain. Namun, representamen hadir lebih dahulu
sebelum interpretan, sedangkan adanya interpretan dibangkitkan oleh adanya representamen.
Ketiga, objek, yakni sesuatu yang diacu oleh tanda atau sesuatu yang kehadirannya digantikan
oleh tanda. Objek merupakan realitas yang dianggap ada, tidak harus berupa objek fisik (benda)
tetapi dapat juga gagasan atau ide.

Ilustrasi yang sederhana, kita melihat sebuah tanda berupa gambar buah apel. Melihat gambar
tersebut, yang muncul dalam benak kita (interpretan) adalah buah apel. Ketika membuat
penafsiran (interpretan), kita menghubungkan tanda yang kita lihat dengan objek yang diacu
oleh gambar tersebut, yakni buah apel sesungguhnya. Kita menggunakan pengalaman ketika
melihat buah tersebut di pasar atau konvensi yang kita terima dalam pelajaran di sekolah, buku
yang kita baca, cerita, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai