Jawablah pertanyaan berikut dengan menyertakan alasan yang dapat memperkuat keilmiahan
jawaban Anda berupa bukti kutipan dari modul atau sumber lain (internet) !
1. Bagaimana kondisi karya sastra (puisi, prosa, dan drama) pada masa Jepang? Jelaskan
masing-masing, minimal 5 kalimat!
2. Karya sastra Masa 66 dan 70 memiliki ciri khusus, apa saja perbedaannya dengan karya-
karya sebelumnya dilihat dari latar belakang kemunculannya!
Jawaban !!
1. Puisi pada masa Jepang yaitu : Genre sastra yang dominan pada masa Jepang yaitu
bentuk puisi, cerpen, dan drama. Perkembangan yang mencolok di antara ketiga
bentuk itu dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya yaitu bentuk drama. Dalam
pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia belum pernah terjadi kehidupan
drama sesubur masa Jepang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
A. Drama merupakan media propaganda yang paling tepat sehingga pemerintah Jepang
tidak segan-segan memberikan bantuan terhadap segala usaha yang berhubungan
dengan kegiatan drama.
2. Masa 66 sampai 70 didominasi oleh karya-karya yang beraliran realisme sosial kanan
(Waluyo, 1995; 62). Termasuk di dalamnya puisi-puisi demonstrasi Taufik Ismail, Mansur
Samin, Bur Rusuanto, Slamet Sukirnanto, dll. Pada masa ini karya sastra lebih banyak
dikenal adalah karya sastra berbentuk puisi, terutama puisi-puisi demonstrasi atau
protes sosial. Dengan demikian, dalam membicarakan ciri karya sastra, masa 60-an lebih
banyak berbicara tentang ciri puisi.Sehubungan dengan itu, Ajip Rosidi (1991: 175),
mengatakan “Dalam periode ini, berlainan dengan dalam lapangan puisi dan esai, kita
menyaksikan munculnya penarang-pengarang yang produktif dalam lapangan penulisan
buku-buku cerpen atau roman dan drama, tetapi hampir-hampir tak ada yang istimewa
menonjol.” Selanjutnya iya menyatakan, bahwa “Buku-buku prosa yang mejulang pada
periode ini umumnya buah tangan para pengarang yang sudah kita kenal sebelumnya.”
Berbicara tentang ciri puisi masa 60-an, Waluyo (1995:62) menyatakan bahwa “Ciri-ciri
struktur fisik puisi tersebut sama dengan puisi periode 50-an. Karena tema protes sosial
dikemukakan begitu berapi-api, maka selogan dan retrorik sangat kuat.”
a. Ciri-Ciri Puisi
Stuktur Fisik
* berbentuk balada;
Struktur Tematik
Angkatan ini di dominasi oleh karya sastra puisi, prosa dan drama
A. Puisi
Struktur Fisik
1. Puisi bergaya mantera menggunakan sarana kepuitisan berupa: ulangan kata,
frasa, atau kalimat
2. Puisi konkret sebagai eksperimen
3. Banyak menggunakan kata-kata daerah untuk member kesan ekspresif
4. Banyak menggunakan permainan bunyi
5. Gaya penulisan yang prosaic (bersifat prosa)
6. Menggunakan kata yang sebelumnya tabuh
Struktur Temantik
Kesadaran aspek bahwa manusia merupakan subjek dan bukan objek
pembangunan.
Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius
Cerita dan pelukisan bersifat alegoris atau parabel
Perjuangan hak-hak asasi manusia: kebebasan, persamaan, pemerataan, dan
terhindar dari pencemaran teknologi modern
Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka
yang lemah.
Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka
yang lemah.
Melepaskan ciri konfesional menggunakan pola sastra “absurd” dalam tema dan alur
serta tokoh maupun latar.
Menampakan ciri latar kedaerahan “warna lokal”
Struktur Temantik
Sosial: politik, kemiskinan, dll.
Kejiwaan dan Metafisik