Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

Tugas 3 Sejarah Sastra

Jawablah pertanyaan berikut dengan menyertakan alasan yang dapat memperkuat keilmiahan
jawaban Anda berupa bukti kutipan dari modul atau sumber lain (internet) !

1. Bagaimana kondisi karya sastra (puisi, prosa, dan drama) pada masa Jepang? Jelaskan
masing-masing, minimal 5 kalimat!
2. Karya sastra Masa 66 dan 70 memiliki ciri khusus, apa saja perbedaannya dengan karya-
karya sebelumnya dilihat dari latar belakang kemunculannya!

Jawaban !!
1. Puisi pada masa Jepang yaitu : Genre sastra yang dominan pada masa Jepang yaitu
bentuk puisi, cerpen, dan drama. Perkembangan yang mencolok di antara ketiga
bentuk itu dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya yaitu bentuk drama. Dalam
pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia belum pernah terjadi kehidupan
drama sesubur masa Jepang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor
sebagai berikut:

A. Drama merupakan media propaganda yang paling tepat sehingga pemerintah Jepang
tidak segan-segan memberikan bantuan terhadap segala usaha yang berhubungan
dengan kegiatan drama.

B. Film-film berbahasa Inggris dilarang dipertunjukkan sehingga pementasan drama


merupakan hiburan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Genre sastra yang
dominan pada masa Jepang yaitu bentuk puisi, cerpen, dan drama. Perkembangan yang
mencolok di antara ketiga bentuk itu dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya
yaitu bentuk drama. Dalam pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia belum
pernah terjadi kehidupan drama sesubur masa Jepang. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Drama merupakan media propaganda yang
paling tepat sehingga pemerintah Jepang tidak segan-segan memberikan bantuan
terhadap segala usaha yang berhubungan dengan kegiatan drama. b. Film-film
berbahasa Inggris dilarang dipertunjukkan sehingga pementasan drama merupakan
hiburan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

2. Masa 66 sampai 70 didominasi oleh karya-karya yang beraliran realisme sosial kanan
(Waluyo, 1995; 62). Termasuk di dalamnya puisi-puisi demonstrasi Taufik Ismail, Mansur
Samin, Bur Rusuanto, Slamet Sukirnanto, dll. Pada masa ini karya sastra lebih banyak
dikenal adalah karya sastra berbentuk puisi, terutama puisi-puisi demonstrasi atau
protes sosial. Dengan demikian, dalam membicarakan ciri karya sastra, masa 60-an lebih
banyak berbicara tentang ciri puisi.Sehubungan dengan itu, Ajip Rosidi (1991: 175),
mengatakan “Dalam periode ini, berlainan dengan dalam lapangan puisi dan esai, kita
menyaksikan munculnya penarang-pengarang yang produktif dalam lapangan penulisan
buku-buku cerpen atau roman dan drama, tetapi hampir-hampir tak ada yang istimewa
menonjol.” Selanjutnya iya menyatakan, bahwa “Buku-buku prosa yang mejulang pada
periode ini umumnya buah tangan para pengarang yang sudah kita kenal sebelumnya.”
Berbicara tentang ciri puisi masa 60-an, Waluyo (1995:62) menyatakan bahwa “Ciri-ciri
struktur fisik puisi tersebut sama dengan puisi periode 50-an. Karena tema protes sosial
dikemukakan begitu berapi-api, maka selogan dan retrorik sangat kuat.”

a. Ciri-Ciri Puisi

Stuktur Fisik

* berbentuk balada;

* menggunakan gaya repetisi;

* menggunakan gaya selogan dan retorik.

Struktur Tematik

 bercorak kedaerahan : masalah sosial; kemiskinan, penagguran, perbedaan


kaya/miskin; demonstrasi; dan keagamaan.

Ciri Ciri Sastra Angkatan 70

 Angkatan ini di dominasi oleh karya sastra puisi, prosa dan drama
 A. Puisi
 Struktur Fisik
 1. Puisi bergaya mantera menggunakan sarana kepuitisan berupa: ulangan kata,
frasa, atau kalimat
 2. Puisi konkret sebagai eksperimen
 3. Banyak menggunakan kata-kata daerah untuk member kesan ekspresif
 4. Banyak menggunakan permainan bunyi
 5. Gaya penulisan yang prosaic (bersifat prosa)
 6. Menggunakan kata yang sebelumnya tabuh
 Struktur Temantik
 Kesadaran aspek bahwa manusia merupakan subjek dan bukan objek
pembangunan.
 Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius
 Cerita dan pelukisan bersifat alegoris atau parabel
 Perjuangan hak-hak asasi manusia: kebebasan, persamaan, pemerataan, dan
terhindar dari pencemaran teknologi modern
 Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka
yang lemah.
 Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka
yang lemah.

B. Prosa dan Drama


 Sturktur Fisik

 Melepaskan ciri konfesional menggunakan pola sastra “absurd” dalam tema dan alur
serta tokoh maupun latar.
 Menampakan ciri latar kedaerahan “warna lokal”
 Struktur Temantik
 Sosial: politik, kemiskinan, dll.
 Kejiwaan dan Metafisik

Anda mungkin juga menyukai